Anda di halaman 1dari 56

REVIEW

Dyah Putri Aryati, M.Kep


■ Laporan pendahuluan?
■ Instrumen pengkajian?
■ Analisa program?
■ Media promkes?
STANDAR PRAKTIK
KEPERAWATAN KOMUNITAS
Dyah Putri Aryati, M.Kep
KARAKTERISTIK PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS:
KOMUNITAS SEBAGAI MITRA

 Keperawatan Kesehatan Komunitas  area spesialisasi keperawatan dengan unit


pelayanan adalah komunitas dan agregat tertentu
 Goal  peningkatan kesehatan komunitas
 Skills  ketrampilan praktik keperawatan kesehatan komunitas, a.l.: skills in
epidemiology, research, teaching, community organizing, and interpersonal
relationship care.
PELAYANAN BERORENTASI KOMUNITAS DAN
BERFOKUS PADA POPULASI

Community-Oriented:
Menggunakan keunikan:
■ Pengalaman; pengetahuan
■ Perhatian; nilai; keyakinan ; dan kultur
dari anggota komunitas

Fokus pada populasi:


Ners menggunakan populasi sebagai fokus
pelayanan
KLIEN DI KOMUNITAS

INDIVIDU :
■ Mempunyai masalah kesehatan aktual
■ Mempunyai masalah kesehatan resiko tinggi
■ Termasuk dalam kelompok rawan kesehatan
KELUARGA :
■ Memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan
■ Mempunyai anggota dengan masalah kesehatan resiko tinggi/
rawan kesehatan
■ Belum memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat
KELOMPOK :
■ Kelompok mempunyai kebutuhan kesehatan khusus
■ Kelompok rawan kesehatan/ masalah kesehatan khusus
ALIR YAN/ASKEP KOM
Klien dari Sarana Yan Kes

PUSKESMAS
Basic Six: PROMKES,KIA/KB, GIZI Askep
KES.LING, PPM & YANMED DASAR Individu
Tindak lanjut Proses Seleksi
Perawatan RS masalah
Pulang ke rumah
tdk perlu tindak
Pertemuan: Lokmin bulanan & 3 bulanan
lanjut
Askep Klp/ Yan/Askep Kom Tingkat Desa Askep klg
Kom

Evaluasi/Tindak Lanjut
PRINSIP ….
1. Menggunakan proses sistematis dan komprehensif
2. Bekerja didalam kemitraan dgn komunitas
3. Berfokus pada prevensi primer
4. Promosi lingkungan sehat
5. Target utk semua yg mungkin merasakan manfaat
6. Memberikan prioritas pada kebutuhan komunitas
7. Meningkatkan alokasi sumber yg optimal
8. Bekerjasama dgn berbagai pihak di komunitas
PERAWAT KOMUNITAS GENERALIS

■ Memiliki ketrampilan awal dalam : Pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan


evaluasi keperawatan komunitas
■ Memiliki kompetensi dalam: berfikir kritis, komunikasi, dan kolaborasi
■ Penekanan utama dalam pelayanan individu dan keluarga

www.themegallery.com
LINGKUP PRAKTIK

■ Prevensi primer: cegah sebelum terjadi sakit atau tdk berfungsi diaplikasikan pd
populasi sehat
■ Prevensi sekunder: fokus pd diagnosis dini dan intervensi utk hambat proses
patologik dan cegah keparahan penyakit
■ Prevensi tersier: mengembalikan fungsi seoptimal mungkin
MASALAH KEPERAWATAN
KOMUNITAS
■ Masalah Kep.Komunitas:
– Tidak terpenuhinya kebutuhan dasar komunitas baik bersifat individu, keluarga,
kelompok dan komunitas akibat ketidaktahuan, ketidakmauan, dan ketidak
mampuan yang dapat diatasi dengan intervensi keperawatan komunitas atau
berkolaborasi inter atau intra profesi
SIFAT DAN BENTUK INTERVENSI
KEP KOMUNITAS
■ Sifat Intervensi: Berlanjut (continuity) dan sepanjang daur kehidupan

■ Bentuk intervensi: Edukasi, direct care, advokasi,


pemberdayaan(community empowering), rujukan
MODEL BETTY
NEUMAN
 Health Care System Model
Model Sistem Kesehatan
Newman
Model Sistem
dari Betty Newman
■ Pendekatan sistem yang dinamis dan terbuka
dalam merawat klienserta memahami interaksi
klien dengan lingkungan
■ Klien  manusia, keluarga, kelompok dan
komunitas
■ ‘Wholistik’  fisiologis, psikologis, sosiokultural,
tumbuh kembang, dan spiritual
TEORI/MODEL KEP.KOMUNITAS
Betty Neuman’s Model:
Garis pertahanan
Sehat: Fleksibel
Prevensi Primer Psikologis
Sosial
Garis pertahanan
Biologis Normal
Ancaman: Core
Prevensi Sekunder Garis pertahanan
Resisten

Spiritual Kultural
Nyata/Aktual:
Prevensi Tersier

Teori/Model ini sbg landasan praktik kep. komunitas


MODEL SISTEM NEUMAN
Kep kompleks dan komprehensif
Memerlukan struktur yg luas dan fleksibel
Memungkinkan perawat utk memfokuskan
pd klien dan lingk sekitar klien dgn care
kreatif dan interaktif
Klien sbg sistem terdiri dari lima sub sistem
yg saling berinteraksi: bio-psiko-sosio-
kultural & spiritual
Sistem klien mencakup individu, klg, klp dan
kom
SISTEM KLIEN

Sbg suatu “concentric rings” terdiri dari tiga garis


pertahanan:
1. Fleksibel: pertukaran energi dg
lingkungan
2. Normal: level sehat dari sistem klien
3. Resisten: faktor-faktor mendukung
garis-garis pertahanan dan
proteksi struktur dasar
sistem klien
TUJUAN UTAMA KEP
Untuk mempertahankan sistem klien dlm keadaan stabil
mll pengkajian yg aktual, potensial stresor dilanjutkan
dg melakukan tindakan yg tepat:
- prevensi primer: memperkuat garis
pertahanan dg menekan faktor risiko &
cegah stres
- prevensi sekunder: dimulai setelah timbul tanda
dan gejala , utk memperkuat garis pertahanan
normal melalui tujuan dan intervensi relevan
- prevensi tersier: dilakukan setelah terapi,
memobilisasi klien utk cegah penyulit lebih lanjut
ANDERSON DAN
MCFARLANE
Community as Client/Partnership
Community as Partner Model

■ Model ini memberikan penekanan pada filosofi yang mendasari perawatan


kesehatan utama
■ Pada model ini terdapat dua fokus sentral yaitu fokus pada komunitas sebagai
partner yang digambarkan dengan roda pengkajian komunitas dan penggunaan
proses keperawatan
■ Model ini didasarkan pd model Neuman : pendekatan totalitas manusia utk
menggambarkan masalah klien
■ Komunitas sbg klien dikembangkan utk mengilustrasikan definisi PHN/CHN sbg
sintesis dari Concepts nursing & public health  diganti dgn komunitas sbg
mitra/partner utk menekankan PHC sbg filosofi yg mendasari dimana komunitas
turut aktif utk meningkatkan kesehatan dan mencegah atau mengatasi masalah
Gambar Model CAP
COM. AS CLIENT ….

■ Fokus : komunitas sbg partner dan penggunaan proses


keperawatan didalam praktik CHN
■ Core (inti) : demografi, nilai, keyakinan, dan riwayat komunitas
■ Sbg anggota komunitas akan dipengaruhi oleh delapam subsistem
komunitas
■ Delapan subsistem komunitas: lingkungan fisik, pendidikan,
keamanan & transportasi, politik & pemerintahan, pelayanan
kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi, dan rekreasi
COM. AS CLIENT ….

■ Fokus : komunitas sbg partner dan penggunaan proses


keperawatan didalam praktik CHN
■ Core (inti) : demografi, nilai, keyakinan, dan riwayat komunitas
■ Sbg anggota komunitas akan dipengaruhi oleh delapam subsistem
komunitas
■ Delapan subsistem komunitas: lingkungan fisik, pendidikan,
keamanan & transportasi, politik & pemerintahan, pelayanan
kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi, dan rekreasi
PROSES BELAJAR
MENGAJAR DI KOMUNITAS
Dyah Putri Aryati, M.Kep
Pengertian

■ Secara umum belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,


pandangan, dan keterampilan yang diperlukan untuk menghasilkan sikap dan
perilaku tertentu, ketika menghadapi suatu keadaan. Perubahan perilaku yang
terjadi disebabkan proses belajar sehingga relative menetap.
■ Mengajar adalah suatu proses mengajak orang lain untuk memilki pengetahuan,
pandangan, keterampilan tertentu yang diajukan dalam suatu sikap dan perilaku
tertentu yang direncanakan sebelumnya. Seorang promoter kesehatan dalam
melakukan tugasnya penting memiliki kemampuan mengajar agar mampu
mengajak orang lain untuk berperilaku sehat.
Proses Belajar

■ Latihan: Merupakan penyempurnaan potensi tenaga yang ada dengan mengulang-


ulang aktivitas tersebut. Proses ini menghasilkan tindakan yang tanpa disadari,
cepat dan tepat. Dalam kegiatan itu, tampak adanya gerakan berulang-ulang untuk
mencapai kesempurnaan.
■ Menambah atau Memperoleh Tingkah Laku Baru
Belajar sebenarnya adalah suatu usaha untuk memperoleh hal-hal baru dalam
tingkah laku (pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan nilai-nilai) dengan
aktivitas kejiwaan sendiri. Sifat khas dari proses belajar adalah memperoleh
sesuatu yang baru, yang dulu belum ada sekarang menjadi ada, yang belum
diketahui menjadi diketahui.
Teori Stimulus Respon

1. Trial and error learning. Saat menerima stimulus tertentu, respons (perilaku) yang
ditampilkan bersikap coba-coba dan akan diperbaiki jika dianggap menemui
kesalahan. Secara umum, perilaku masyarakat termasuk kategori ini (misalnya,
perilaku merokok dan perilaku penyalahgunaan obat)
2. Conditioning. Jika menerima rangsangan tertentu, individu akan melakukan
respons tertentu pula. Mendidik pada dasarnya memberikan stimulus tertentu yang
menimbulkan respons yang dinginkan. Agar hubungan stimulus dan respons
menjadi kuat, hal tersebut harus dilakukan berulang-ulang.
3. Imitasi dan identifikasi. Perilaku timbul karena meniru orang lain atau
pengidentifikasian terhadap orang lain (misalnya, meniru perilaku tokoh idolanya).
Perubahan dalam proses belajar

1. Perubahan kognitif (bertambahnya pengetahuan)


2. Perubahan motivasi (lebih suka atau tidak suka)
3. Perubahan group belongingness atau ideologi kelompok (sering menyangkut
budaya)
4. Perubahan kemampuan mengatur pengarahan dan otot-otot tubuh (belajar
berbicara atau mengendalikan diri)
Tipe/Situasi Belajar
■ Required. Situasi yang membutuhkan suatu tindakan atau sikap tertentu untuk
dipelajari. Dalam situasi ini, proses pendidikan dapat berlangsung cepat karena
masyarakat tidak diberi alternative lain, disamping yang diberi pendidik sehingga
mereka harus menerima apa saja yang diberikan. Pada situasi belajar ini, perubahan
perilaku atau tindakan tertentu benar-benar dibutuhkan individu atau kelompok individu
(misalnya, pendidikan dalam institusi pendidikan atau kelompok masyarakat yang
diserang wabah
■ Recommended. Situasi belajar yang menyarankan peserta didik untuk mempelajari
perilaku tertentu. Hal ini berarti masyarakat tidak diharuskan menerima perilaku yang
disarankan, masyarakat boleh menerima atau menolak. Tujuan program ini adalah
memberikan informasi, menyadarkan, menasehati orang dan mendorong masyarakat
menilai sendiri program yang disarankan
■ Self-directive. Dalam situasi belajar ini, masyarakat telah mengetahui pentingnya
masalah kesehatan yang terjadi. Oleh sebab itu, masyarakat atau sasaran pendidikan
sendiri yang menentukan tujuan yang harus dicapai. Tugas petugas dalam program ini
adalah membantu masyarakat dalam mencari informasi, mengevaluasi, merencanakan,
dan menyusun program mereka sendiri. Bantuan ini berupa petunjuk, pengarahan,
bimbingan, dan daran kepada masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar
■ Faktor materi. Bahan pelajaran yang digunakan dalam proses belajar. Materi untuk
pengetahuan, sikap, dan keterampilan substansinya akan berbeda.
■ Faktor lingkungan. Mencakup lingkungan fisik (suhu, cuaca, penerangan,
kebisingan, dan kondisi tempat belajar). Dan lingkungan sosial (manusia dengan
segala interaksi dan statusnya).
■ Faktor instrumental. terdiri atas perangkat keras atau hardware (perlengkapan
belajar dan alat peraga), dan perangkat lunak atau software (kurikulum, pengajar
dan metode belajar).
■ Faktor individu atau subjek belajar. Yaitu kondisi individual subjek belajar yang
terdiri atas kondisi fisiologis (gizi, dan pancaindra terutama pendengaran dan
penglihatan), dan kondisi psikologis (intelegensi, pengamatan, daya tangkap,
ingatan, motivasi, bakat, sikap, daya kreativitas, dan persepsi).
Tujuan pendidikan kesehatan

■ Secara umum, tujuan dari pendidikan kesehatan ialah


mengubahperilakuindividu/masyarakat di bidang kesehatan (WHO). Tujuanini dapat
diperinci lebih lanjut menjadi :
– Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat.
– Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
mengadakankegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat
Metode pendidikan kesehatan
■ Metode pendidikan Individual (perorangan). Bentuk dari metode individual ada 2 (dua)
bentuk :
– Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling), yaitu ;
■ Kontak antara klien dengan petugas lebih intensif
■ Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya.
■ Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran, penuh
pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku)

– Interview (wawancara)
■ Merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan
■ Menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk
mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar
pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.
■ Metode pendidikan Kelompok, harus memperhatikan apakah kelompok itu besar
atau kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya pun akan tergantung
pada besarnya sasaran pendidikan.
– Kelompok besar
■ Ceramah ; metode yang cocok untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun
rendah.
■ Seminar ; hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau
beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap
hangat di masyarakat.
– Kelompok kecil
■ Diskusi kelompok
■ Curah pendapat (Brain Storming) ; Merupakan modifikasi diskusi kelompok, dimulai
dengan memberikan satu masalah, kemudian peserta memberikan
jawaban/tanggapan, tanggapan/jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam
flipchart/papan tulis.
■ Memainkan peranan (Role Play) Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai
pemegang peranan tertentu untuk memainkan peranan tertentu, misalnya sebagai
dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dll, sedangkan anggota lainnya
sebagai pasien/anggota masyarakat.
Media pendidikan kesehatan

■ Media cetak:
– Booklet : untuk menyampaikan pesan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.
– Leaflet : melalui lembar yang dilipat, isi pesan bisa gambar/tulisan atau keduanya.
– Flyer (selebaran) ; seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan.
– Flip chart (lembar Balik) ; pesan/informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya
dalam bentuk buku, dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan di baliknya
berisi kalimat sebagai pesan/informasi berkaitan dengan gambar tersebut.
– Rubrik/tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenai bahasan suatu masalah
kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
– Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan- pesan/informasi kesehatan, yang biasanya
ditempel di tembok-tembok, di tempat-tempat umum, atau di kendaraan umum.
– Foto, yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.
■ Media elektronik
– Televisi
– Radio
– Video Compact Disc (VCD)
– Slide
■ Media papan
Perilaku Kesehatan
■ Yaitu suatu respon seseorang (organisme) terhadapstimulus yang berkaitan dengan
sakit danpenyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan.
■ Perilaku kesehatan mencakup 4 aspek
– Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana manusia
merespons, baik pasif (mengetahui, mempersepsi penyakit dan rasa sakit yang
ada pada dirinya maupun di luar dirinya, maupun aktif (tindakan) yang dilakukan
sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut.
– Perilaku terhadap pelayanan kesehatan, baik pelayanan kesehatan tradisional
maupun modern. Perilaku ini mencakup respons terhadap fasilitas pelayanan, cara
pelayanan, petugas kesehatan, dan obat- obatan, yang terwujud dalam
pengetahuan, persepsi, sikap dan pengguanaan fasilitas, petugas dan obat-
obatan.
– Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior), yakni respons seseorang terhadap
makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan, meliputi pengetahuan,
persepsi, sikap dan praktek kita terhadap makanan serta unsur-unsur yang
terkandung di dalamnya/zat gizi, pengelolaan makanan, dll.
– Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health behavior) adalah
respons seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia.
TERAPI KOMPLEMENTER
DALAM KEPERAWATAN
KOMUNITAS
Dyah Putri Aryati, M.Kep
Pengertian

■ Cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada


Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar
Pengobatan Medis yang Konvensional.
■ Menurut WHO, pengobatan komplementer adalah pengobatan non-konvensional
yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan.
■ Pengobatan tradisional adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu
digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara >> JAMU
(untuk Indonesia)
Klasifikasi
■ Terapi jiwa-raga
– Intervensi menggunakan berbagai teknik utk menguatkan kemampuan jiwa
mempengaruhi fungsi dan gejala tubuh.
– Contoh Imagery, Meditasi, Yoga, terapi musik, Berdoa Membuat jurnal
Biofeedback, Humor , Taichi dan terapi seni
■ Terapi berbasiskan biologic: Terapi menggunakan zat yg ditemukan di alam
– Contoh preparat berasal dari tumbuhan (herbal dan minyak ) diet khusus,
kedokteran orthomolecular (nutrisi dan suplemen makanan) produk lain
■ Terapi manipulatif dan berbasiskan tubuh: Terapi berdasarkan manipulasi atau
menggerakkan satu atau lebih bagian tubuh
– Contoh: kedokteran chiropractic, Masase /pijitan /urut, Latihan tubuh rolfing
■ Terapi energi: terapi berfokus pada lapangan energi spt magnetik, danbiofield yg diyakini
melingkungi tubuh dan menembus tubuh
– Contoh : sentuhan penyembuhan, Reiki, qi gong , magnet
Implikasi keperawatan

■ Memberi pedoman dlm mendapat riwayat kesehatan dan mengkaji pasien


■ Menjawab pertanyaan dasar ttg penggunaan terapi komplementer dan merujuk
pasien ke sumber informasi yg handal
■ Merujuk pasien ke terapis yg kompeten
■ Memberi sejumlah terpilih terapi komplementer
■ Alasan yang paling umum orang menggunakan terapi
komplementer adalah untuk meningkatkan kesehatan
dan kesejahteraan/wellness.
■ Wellness mencakup kesehatan optimum seseorang,
baik secara fisik, emosional, mental dan spiritual.
■ Fokus terapi komplementer adalah kesejahteraan
yang berhubungan dengan tubuh, pikiran dan spirit.
TUJUAN TERAPI KOMPLEMENTER

■ untuk mengurangi stres, meningkatkan


kesehatan, mencegah penyakit, menghindari
atau meminimalkan efek samping, gejala-
gejala, dan atau mengontrol serta
menyembuhkan penyakit.
PERMENKES NOMOR. 1109/MENKES/PER/IX/2007

>> Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer – Alternatif di Fasilitas


Pelayanan Kesehatan
■ SESUAI KOMPETENSI
■ ADA TENAGA AHLI
■ ATURAN BAGI TENAGA ASING
■ ALAT YANG AMAN
■ MENULISKAN EFEK SAMPING
■ DLL
ANALISA PROGRAM
PUSKESMAS
Dyah Putri Aryati, M.Kep
■ BAGI MENJADI 5 KELOMPOK
– KELOMPOK 1: HIPERTENSI
– KELOMPOK 2: DM
– KELOMPOK 3: REUMATIK
– KELOMPOK 4: ASAM URAT
– KELOMPOK 5: CA MAMAE

 MASING-MASING KELOMPOK MEMBUAT INSTRUMEN PENGKAJIAN KOMUNITAS


 MASING-MASING ANGGOTA DI TIAP KELOMPOK MEMBUAT MEDIA PROMKES
 TANGGAL 29 OKTOBER 2019 DIPRESENTASIKAN.

Anda mungkin juga menyukai