Community-Oriented:
Menggunakan keunikan:
■ Pengalaman; pengetahuan
■ Perhatian; nilai; keyakinan ; dan kultur
dari anggota komunitas
INDIVIDU :
■ Mempunyai masalah kesehatan aktual
■ Mempunyai masalah kesehatan resiko tinggi
■ Termasuk dalam kelompok rawan kesehatan
KELUARGA :
■ Memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan
■ Mempunyai anggota dengan masalah kesehatan resiko tinggi/
rawan kesehatan
■ Belum memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat
KELOMPOK :
■ Kelompok mempunyai kebutuhan kesehatan khusus
■ Kelompok rawan kesehatan/ masalah kesehatan khusus
ALIR YAN/ASKEP KOM
Klien dari Sarana Yan Kes
PUSKESMAS
Basic Six: PROMKES,KIA/KB, GIZI Askep
KES.LING, PPM & YANMED DASAR Individu
Tindak lanjut Proses Seleksi
Perawatan RS masalah
Pulang ke rumah
tdk perlu tindak
Pertemuan: Lokmin bulanan & 3 bulanan
lanjut
Askep Klp/ Yan/Askep Kom Tingkat Desa Askep klg
Kom
Evaluasi/Tindak Lanjut
PRINSIP ….
1. Menggunakan proses sistematis dan komprehensif
2. Bekerja didalam kemitraan dgn komunitas
3. Berfokus pada prevensi primer
4. Promosi lingkungan sehat
5. Target utk semua yg mungkin merasakan manfaat
6. Memberikan prioritas pada kebutuhan komunitas
7. Meningkatkan alokasi sumber yg optimal
8. Bekerjasama dgn berbagai pihak di komunitas
PERAWAT KOMUNITAS GENERALIS
www.themegallery.com
LINGKUP PRAKTIK
■ Prevensi primer: cegah sebelum terjadi sakit atau tdk berfungsi diaplikasikan pd
populasi sehat
■ Prevensi sekunder: fokus pd diagnosis dini dan intervensi utk hambat proses
patologik dan cegah keparahan penyakit
■ Prevensi tersier: mengembalikan fungsi seoptimal mungkin
MASALAH KEPERAWATAN
KOMUNITAS
■ Masalah Kep.Komunitas:
– Tidak terpenuhinya kebutuhan dasar komunitas baik bersifat individu, keluarga,
kelompok dan komunitas akibat ketidaktahuan, ketidakmauan, dan ketidak
mampuan yang dapat diatasi dengan intervensi keperawatan komunitas atau
berkolaborasi inter atau intra profesi
SIFAT DAN BENTUK INTERVENSI
KEP KOMUNITAS
■ Sifat Intervensi: Berlanjut (continuity) dan sepanjang daur kehidupan
Spiritual Kultural
Nyata/Aktual:
Prevensi Tersier
1. Trial and error learning. Saat menerima stimulus tertentu, respons (perilaku) yang
ditampilkan bersikap coba-coba dan akan diperbaiki jika dianggap menemui
kesalahan. Secara umum, perilaku masyarakat termasuk kategori ini (misalnya,
perilaku merokok dan perilaku penyalahgunaan obat)
2. Conditioning. Jika menerima rangsangan tertentu, individu akan melakukan
respons tertentu pula. Mendidik pada dasarnya memberikan stimulus tertentu yang
menimbulkan respons yang dinginkan. Agar hubungan stimulus dan respons
menjadi kuat, hal tersebut harus dilakukan berulang-ulang.
3. Imitasi dan identifikasi. Perilaku timbul karena meniru orang lain atau
pengidentifikasian terhadap orang lain (misalnya, meniru perilaku tokoh idolanya).
Perubahan dalam proses belajar
– Interview (wawancara)
■ Merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan
■ Menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk
mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar
pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.
■ Metode pendidikan Kelompok, harus memperhatikan apakah kelompok itu besar
atau kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya pun akan tergantung
pada besarnya sasaran pendidikan.
– Kelompok besar
■ Ceramah ; metode yang cocok untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun
rendah.
■ Seminar ; hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau
beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap
hangat di masyarakat.
– Kelompok kecil
■ Diskusi kelompok
■ Curah pendapat (Brain Storming) ; Merupakan modifikasi diskusi kelompok, dimulai
dengan memberikan satu masalah, kemudian peserta memberikan
jawaban/tanggapan, tanggapan/jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam
flipchart/papan tulis.
■ Memainkan peranan (Role Play) Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai
pemegang peranan tertentu untuk memainkan peranan tertentu, misalnya sebagai
dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dll, sedangkan anggota lainnya
sebagai pasien/anggota masyarakat.
Media pendidikan kesehatan
■ Media cetak:
– Booklet : untuk menyampaikan pesan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.
– Leaflet : melalui lembar yang dilipat, isi pesan bisa gambar/tulisan atau keduanya.
– Flyer (selebaran) ; seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan.
– Flip chart (lembar Balik) ; pesan/informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya
dalam bentuk buku, dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan di baliknya
berisi kalimat sebagai pesan/informasi berkaitan dengan gambar tersebut.
– Rubrik/tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenai bahasan suatu masalah
kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
– Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan- pesan/informasi kesehatan, yang biasanya
ditempel di tembok-tembok, di tempat-tempat umum, atau di kendaraan umum.
– Foto, yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.
■ Media elektronik
– Televisi
– Radio
– Video Compact Disc (VCD)
– Slide
■ Media papan
Perilaku Kesehatan
■ Yaitu suatu respon seseorang (organisme) terhadapstimulus yang berkaitan dengan
sakit danpenyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan.
■ Perilaku kesehatan mencakup 4 aspek
– Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana manusia
merespons, baik pasif (mengetahui, mempersepsi penyakit dan rasa sakit yang
ada pada dirinya maupun di luar dirinya, maupun aktif (tindakan) yang dilakukan
sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut.
– Perilaku terhadap pelayanan kesehatan, baik pelayanan kesehatan tradisional
maupun modern. Perilaku ini mencakup respons terhadap fasilitas pelayanan, cara
pelayanan, petugas kesehatan, dan obat- obatan, yang terwujud dalam
pengetahuan, persepsi, sikap dan pengguanaan fasilitas, petugas dan obat-
obatan.
– Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior), yakni respons seseorang terhadap
makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan, meliputi pengetahuan,
persepsi, sikap dan praktek kita terhadap makanan serta unsur-unsur yang
terkandung di dalamnya/zat gizi, pengelolaan makanan, dll.
– Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health behavior) adalah
respons seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia.
TERAPI KOMPLEMENTER
DALAM KEPERAWATAN
KOMUNITAS
Dyah Putri Aryati, M.Kep
Pengertian