Anda di halaman 1dari 10

LAMPIRAN IV

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Perawatan Perianal


Sasaran : ibu (orangtua) yang anak nya dirawat dengan diare
Waktu : 20 Menit
Tempat : RS Awal Bros Tangerang
Hari/tgl : November-Desember 2016

A. Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan ini, diharapkan ibu dapat memberikan perawatan
perianal yang baik dan benar.

B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang perawatan perianal, diharapkan ibu dapat:
1. Mengetahui pengertian diare
2. Mengetahui komplikasi diare
3. Mengetahui pengertian ruam popok
4. Mengetahui penyebab ruam popok
5. Mengetahui tanda dan gejala ruam popok
6. Mengetahui pengertian perawatan perianal
7. Mengetahui tujuan perawatan perianal
8. Mengetahui masalah yang timbul bila tidak dilakukan perawatan perianal
9. Mengetahui bagaimana cara perawatan perianal

C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

D. Media
1. Leaflet
E. Kegiatan Penyuluhan

Tahap K e g i a t an
Waktu
kegiatan Penyuluh Sasaran
5 menit Pembukaan 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam kepada 2. Memperhatikan
sasaran 3. Mendengarkan penyuluh
2. Perkenalan menyampaikan topik
3. Menyampaikan topik dan dan tujuan.
tujuan pendidikan kesehatan 4. Menyetujui kesepakatan
kepada sasaran waktu pelaksanaan
4. Kontrak waktu untuk pendidikan kesehatan
kesepakatan pelaksanaan
penkes dengan sasaran
10 menit Kegiatan inti Pelaksanan - Memperhatikan
- Apersepsi - Mengemukakan
- Mengkaji pengetahuan klein pendapat
dan keluarga tentang
pengertian diare - Mendengarkan dan
- Memberi reinforcement memperhatikan
positif - Mendengarkan dan
- Menjelaskan pengertian diare memperhatikan
- Mengkaji pengetahuan klien - Mengungkapkan
dan keluarga tentang pendapat
komplikasi diare
- Memberi reinforcement - Mendengarkan dan
positif memperhatikan
- Menjelaskan pengertian
komplikasi diare - Mendengarkan dan
- Mengkaji pengetahuan klein memperhatikan
dan keluarga tentang ruam
popok
- Memberi reinforcement
positif
- Menjelaskan tentang ruam
popok
- Mengkaji pengetahuan klein
dan keluarga tentang etiologi
ruam popok
- Memberi reinforcement
positif
- Menjelaskan tentang etiologi
ruam popok
- Mengkaji pengetahuan klein
dan keluarga tentang tanda
dan gejala ruam popok
- memberi reinforcement
positif
- Menjelaskan cara tanda dan
gejala ruam popok
- Mengkaji pengetahuan klein
dan keluarga tentang
perawatan perianal
- memberi reinforcement
positif
- Menjelaskan tentang
perawatan perianal
- Mengkaji pengetahuan klein
dan keluarga tentang tujuan
perawatan perianal
- memberi reinforcement
positif
- Menjelaskan tentang tujuan
perawatan perianal
- Mengkaji pengetahuan klein
dan keluarga tentang masalah
yang timbul akibat tidak
dilakukan perawatan perianal
- memberi reinforcement
positif
- Menjelaskan tentang masalah
yang timbul akibat tidak
dilakukan perawatan perianal
5 menit Evaluasi/ 1. Memberikan pertanyaan 1. Menjawab pertanyaan
penutup kepada sasaran tentang materi yang diajukan penyuluh
yang sudah disampaikan 2. Mendengarkan
penyuluh penyampaian
2. Menyimpulkan materi kesimpulan
penyuluhan yang telah 3. Mendengarkan penyuluh
disampaikan kepada sasaran menutup acara dan
3. Menutup acara dan menjawab salam
mengucapkan salam serta
terima kasih kepada sasaran.

F. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya Jawab

Jenis pertanyaan:
1. Sebutkan pengertian dari diare dengan bahasa sendiri?
2. Sebutkan 2 komplikasi diare?
3. Jelaskan apa itu ruam popok dengan bahasa sendiri?
4. Sebutkan 2 penyebab ruam popok?
5. Sebutkan tanda dan gejala ruam popok?
6. Sebutkan pengertian perawatan perianal dengan bahasa sendiri?
7. Sebutkan 3 tujuan perianal?
8. Sebutkan masalah yang timbul bila tidak dilakukan perawatan perianal?
9. Bagaimana cara perawatan perianal dengan bahasa sendiri?
MATERI

PERAWATAN PERIANAL

A. Pengertian diare

Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih cair

dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Diare merupakan penyakit

yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme meliputi bakteri, virus, parasit, protozoa,

dan penularan nya secara fekal-oral.

B. Komplikasi diare

1. Dehidrasi (tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan-sedang, dehidrasi berat (WHO 2005)).

2. Syok hipovolemik

3. Gangguan metabolisme dan elektrolit

4. Gangguan penyerapan susu, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan

mukosa usus halus

5. Kejang

6. Berkurangnya kalori dan protein, karena selain diare dan muntah penderita juga

mengalami kelaparan
7. Komplikasi lain yang bisa didapat pada saat anak diare, selain ketidaknyamanan

adalah ruam popok (artikel kesayangan bunda, 2015).

C. Pengertian ruam popok

Ruam popok adalah istilah lain dari Diaper Rash, yaitu pada saat ada nya gangguan pada

kulit yang tertutup oleh popok. dermatitis popok atau diaper dermatitis adalah dermatitis

yang terjadi pada daerah yang tertutup popok, biasanya disebabkan iritasi oleh urine dan

feces.

D. Etiologi ruam popok

1. Kelembapan kulit

Popok bersifat menutupi kulit sehingga menghambat penguapan dan menyebabkan

kulit menjadi lembab. Kulit yang lembab akan mudah dilalui oleh bahan-bahan yang

dapat menyebabkan iritasi (bahan iritan) dan lebih mudah terserang oleh jamur

maupun kuman. Selain itu kulit yang lembab juga lebih rentan terhadap gesekan

sehingga membuat kulit mudah lecet.

2. Urine dan feses

Urine akan menambah kelembapan kulit yang tertutup oleh popok sehingga

meningkatkan kerentanan kulit. Amonia yang terbentuk dari urine dan enzim yang

berasal dari feces akan meningkatkan pH kulit sehingga kulit menjadi lebih sensitif

terhadap bahan iritan. Pada saat terkena diare dan pH feses berubah menjadi lebih
asam, akan mengiritasi bagian yang tertutupi popok sehingga menyebabkan lecet atau

ruam popok yang lebih parah.

3. Jamur dan kuman

Jamur candida albicans adalah jamur yang normal yang terdapat di kulit dalam

jumlah sedikit. Pada keadaan kulit yang lembab akibat pemakaian popok, jamur

tersebut akan tumbuh lebih banya dari biasanya yang akan menyebabkan kulit

menjadi radang, begitu pula dengan bakteri.

4. Pengetahuan

Kurangnya pengetahuan terhadap bagaimana cara perawatan pada ruam popok atau

disebut dengan perawatan perianal sangat mempengaruhi timbulnya ruam popok.

banyak orang tua yang tidak mengetahui bagaimana cara perawatan perianal yang

baik untuk anaknya. Maka, orang tua harus diberikan edukasi, pelatihan, atau

pemberian ilmu mengenai ruam popok dan pencegahannya (perawatan perianal).

E. Tanda dan gejala

1. Gejala yang dapat dilihat pada ruam popok oleh kontak dengan iritan yaitu

kemerahan yang meluas dan berkilat, seperti luka bakar, timbul bintik bintik merah,

lecet atau luka seperti bersisik, basah dan bengkak pada daerah yang paling lama

kontak dengan popok, seperti pada bagian dalam dan lipatan paha.

2. Gejala yang terlihat akibat gesekan yang berulang pada tepi popok, yaitu bercak

kemerahan membentuk garis di tepi batas popok pada paha dan perut.
3. Gejala ruam popok disebabkan oleh jamur ditandai dengan bercak atau bintil

kemerahan berwarna merah terang, basah dengan lecet-lecet pada selaput lendir dan

kulit sekitar anus, lesi berbatas tegas dan terdapat lesi lainnya di sekitarnya.

F. Perawatan Perianal

Pencegahan ruam popok dapat dilakukan dengan cara perawatan perianal, yaitu

tindakan yang dilakukan untuk merawat bagian yang tertutup popok pada anak-anak yang

masih memakai popok.

Menurut YF Manullang (2010) perawatan perianal adalah sebagai berikut:

1) Ganti popok usai mengompol

Ruam kulit bisa timbul akibat penumpukan urine dan feces di dalam popok.

Penggantian popok dilakukan 3-4 jam sekali, kecuali pada saat BAB penggantian

popok segera dilakukan.

2) Kulit senantiasa kering

Usahakan kulit anak dalam keadaan kering, basuh dengan menggunakan was lap atau

kapas dengan air hangat. Keringkan dengan kain yang lembut atau dengan menepuk-

nepuk. Bila perlu oleskan salep kulit atau krim di daerah lipatan paha dan pantat.

Tidak perlu menambahkan bedak karena tidak cocok untuk menangani ruam popok.

salep kulit/krim bisa mengurangi rasa gatal dan merah-merah yang timbul.

3) Pakai sabun khusus


Gunakan sabun khusus yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Hindari pemakaian

pada daerah yang terkena peradangan.

4) Longgarkan popok

Jangan mengeratkan popok terlalu kuat. Hindari juga penggunaan popok/celana yang

terbuat dari plastik, karet, nilon atau bahan lain yang tidak menyerap cairan.

5) Beri udara bebas

Sesekali biarkan daerah alat kelamin terkena udara bebas, untuk beberapa saat (2-3

jam dalam sehari) tanpa menggunakan popok.

G. Tujuan Perawatan Perianal

Tujuan dilakukannya perawatan perianal adalah:

1) Untuk mencegah terjadinya ruam popok.

2) Untuk penyembuhan luka akibat ruam popok yang sudah terjadi.

3) Untuk kebersihan daerah perianal.

H. Masalah Yang Timbul Akibat Tidak Dilakukan Perawatan Perianal

Masalah yang timbul akibat tidak dilakukan perawatan perianal:

1) Timbulnya infeksi akibat dari jamur, bakteri.

2) Terjadinya ruam popok.


3) Anak rewel.

I. Perawatan perianal

Menurut Nottingham Children Hospital (2013) SOP perawatan perianal adalah sebagai

berikut:

1. Mengurangi waktu penggunaan popok (3-4 jam) atau segera setelah anak buang air

besar dan popok penuh.

2. Basuh area perianal menggunakan air, atau menggunakan lap lembut/kapas dengan

air. Tidak disarankan untuk memakai tissue yang menggunakan pewangi atau

alkohol.

3. Basuh area perianal dengan cara dari atas (bagian kemaluan) kearah bawah (bagian

lubang anus) untuk mengurangi infeksi akibat tercemar oleh kotoran.

4. Oleskan salep atas rekomendasi dari dokter untuk mengurangi iritasi.

5. Tidak disarankan menggunakan bedak, karena akan membuat iritasi kulit dan

mengganggu sistem pernafasan.

6. Sebelum popok dipakai kembali, biarkan bagian perianal terbuka untuk memberikan

udara dan mengurangi iritasi (2-3 jam dalam sehari)

7. Memakaikan kembali popok yang sesuai ukuran, tidak boleh terlalu ketat ataupun

longgar (berikan jarak dua jari).

8. Mencuci tangan setelah mengganti popok.

Anda mungkin juga menyukai