PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Filariasis atau lebih dikenal elephantiasis (kaki gajah) adalah penyakit akibat
nematoda yang seperti cacing yaitu Wuchereria banchrofti. Brugia malayi dan brugia
timori yang dikenal sebagai filaria. Infeksi ini biasanya terjadi pada saat kanak-kanak
dan manifestasi yang dapat terlihat muncul belakangan, menetap dan menimbulkan
ketidakmampuan menetap. (Yuliana elin, 2011)
Penyakit kaki gajah / filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
cacing filarial yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Seperti kita ketahui
bersama, penyakit ini hampir tersebar luas diseluruh propinsi di indonesia.
Berdasarkan hasil survei pada tahun 2000 tercatat 1553 desa yang tersebar di 231
kabupaten dan propinsi, dengan jumlah kasus kronis 6233 orang.
Ketua komite ahli pengobatan filariasis di indonesia (KAPFI) purwantyastuti di
jakarta menambahkan, pervalensi mikrofilaria (telur cacing) sebesar 19% dari total
penduduk indonesia. Artinya, terdapat kurang lebih dari 40 juta penduduk indonesia
yang tubuhnya mengandung mikrofilraria.
Sampai saat ini DEC merupakan satu satunya obat penyakit kaki gajah yang
efekitf, aman dan relaitf murah. Pada pengobatan perorangan bertujuan untuk
menghancurkan parasit dan mengeleminasi, guna mengurangi atau mencegah rasa
sakit. Aturan dosis yang di anjukran untuk 6mg/kg berat badan/hari selama 12 hari
diminum sesudah makan, dalam sehari 3 kali. Pada pengobatan massal, di gunakan
pemberian DEC dosis rendah dengan jangka waktu pemberian yang lebih lama,
misalnya dalam bentuk garam DEC 0,2%-0,4% selama 9-12 bulan. Untuk orang
dewasa digunakan 100mg/minggu selama 40 hari.
1 | K M B K A J I A N P E N YA K I T T R O P I S : F I L A R I A S I S
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini
adalah KAJIAN PENYAKIT TROPIS : FILARIASIS. Untuk memberi kejelasan
makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini
masalahnya dibatasi pada :
1. Apa pengertian filariasis?
2. Bagaimana epidemiologi filariasis?
3. Bagaimana etiologi dan penularan filariasis?
4. Bagaimana patofisiologi filariasis?
5. Bagaimana manifestasi filariasis?
6. Bagaimana pencegahan pada filariasis?
7. Bagaimana pemeriksan penunjang pada filariasis?
8. Bagaimana penatalaksanan filariasis?
9. Apa saja masalah yang lazim muncul pada penyakit filariasis?
1.3.
Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah KMB.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan filariasis
2. Untuk dapat mengetahui epidemiologi pada filariasis
3. Untuk dapat mengetahui etiologi dan penularan
4. Untuk dapat mengetahui patofisiologi pada filariasis
5. Untuk dapat mengetahui manifestasi pada filariasis
6. Untuk dapat mengetahui bagaimana pencegahan pada filariasis
7. Untuk dapat mengetahui pemeriksaan penunjang pada filariasis
8. Untuk dapat mengetahui penatalaksanaan pada filariasis
9. Untuk dapat mengetahui masalah yang lazim muncul pada filariasis
1.4.
1.5.
Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bagian, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, ruang lingkup penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORI, yang terdiri dari pengertian filariasis, epidemiologi pada
filariasis, etiologi dan penularan pada filariasis, patofisiologi filariasis, manifestasi
2 | K M B K A J I A N P E N YA K I T T R O P I S : F I L A R I A S I S
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.
Definisi Filariasis
3 | K M B K A J I A N P E N YA K I T T R O P I S : F I L A R I A S I S
Filariasis atau lebih dikenal elephantiasis (kaki gajah) adalah penyakit akibat
nematoda yang seperti cacing yaitu Wuchereria banchrofti. Brugia malayi dan brugia
timori yang dikenal sebagai filaria. Infeksi ini biasanya terjadi pada saat kanak-kanak
7ketidakmampuan menetap. (Yuliana elin, 2011)
Walaupun penyakit ini jarang menyebabkan kematian, tetapi dapat
menurunkan produktivitas penderitanya karena timbulnya gangguan fisik. Akibat
paling fatal bagi penderita adalah kecacatan permanen yang sangat mengganggu
produktivitas.
2.2. Epidemiologi Filariasis
Di daerah-daerah endemik, 80% penduduk dapat mengalami infeksi tetapi
hanya sekitar 10% hingga 20% populasi yang menunjukkan gejala klinis. Infeksi
parasit ini tersebar di daerah tropis dan subtropis seperti Afrika, Asia, Pasifik Selatan,
dan Amerika Selatan. Telah diketahui lebih dari 200 spesies filaria. Dari 200 spesies
tersebut hanya sedikit yang menyerang manusia. Masyarakat yang berisiko terserang
adalah mereka yang bekerja pada daerah yang terkena paparan menahun oleh nyamuk
yang mengandung larva. Diseluruh dunia, angka perkiraan infeksi filaria mencapai
250 juta orang. Di Asia, filaria endemik terjadi di Indonesia, Myanmar, India, dan Sri
Lanka.
2.3. Etiologi dan Penularan
Beberapa spesies filaria yang menyerang manusia diantaranya adalah
Wuchereria banchrofti, Brugia malayi, Brugia timori dan Onchocerca volvulus. W.
banchrofti dan B. Timori banyak ditemukan di Asia Selatan, Asia Tenggara dan
Afrika. Sedangkan O. volvulus banyak terdapat di Afrika.
W. banchrofti merupakan cacing dewasa berwarna putih, kecil seperti benang.
Cacing jantan berukuran 40 mm x 0,1 mm, sedangkan cacing betina berukuran dua
kali cacing jantan yaitu 80 100 mm x 0,2 0,3 mm. (Sumarmo, 2002).
Siklus hidup W. banchrofti dan B. malayi dimulai dari saat filaria betina
dewasa dalam pembuluh limfe manusia memproduksi sekitar 50.000 mikrofilaria
perhari ke dalam darah. Nyamuk kemudian menghisap mikrofilaria pada saat
menggigit manusia, selanjutnya larva tersebut akan berkembang dalam tubuh
nyamuk, dan ketika nyamuk menggigit manusia, larva infektif akan masuk ke
dalam tubuh manusia. Larva akan bermigrasi ke saluran limfe dan berkembang
menjadi bentuk dewasa. Mikrofilaria dapat ditemukan dalam darah tepi setelah 6
bulan 12 bulan setelah terinfeksi menyebabkan kerusakan dan pembesaran
pembuluh darah limfe, dan dapat bertahan 5 10 tahun. Vektor utama filaria adalah
4 | K M B K A J I A N P E N YA K I T T R O P I S : F I L A R I A S I S
nyamuk Anopheles, Culex, Mansonia, dan Aedes. Filaria dewasa hidup beberapa
tahun di tubuh manusia. Selama periode tersebut filarial berkembang menghasilkan
jutaan mikrofilaria (umur 3-36 bulan) yang belum masak, beredar di daerah perifer
dan dapat dihisap oleh nyamuk yang kemudian menularkan ke manusia lain.
Karena filariasis banchrofti dapat berlangsung selama beberapa tahun, maka
dapat mempunyai perputaran klinis yang berbeda-beda. Reaksi pada manusia terhadap
infeksi filarial berbeda-beda tidak mungkin stadium ini dibatasi dengan pasti,
sehingga seringkali pembagiannya atas dasar akibat infeksi filariasis yaitu : bentuk
tanpa gejala, filariasis dengan peradangan, filariasis dengan penyumbatan.
(Sudoyo Aru, dkk 2009).
Pengisapan microfilaria
dari darah/jaringan oleh
serangga penghisap darah
Metamorphosis microfilaria
didalam horpes perantara
serangga (nyamuk)
Microfilia berkembangbaik
dan meninggalkan induk
Proses inflamasi
Menembus dinding
pembuluh limfe
Hipertemi
Nyeri
Penyumbatan saluran
Menuju pembuluh
darah/terbawa saluran
limfe kedalam aliran
Salah satunya menuju ke
ginjal
Membentuk larva
rabditiform
Demam
Stadium menahun
Hematuria
Proteinuria
Anemia
Semakin membesar
(elephantiasis)
Gangguan aktivitas
6 | K M B K A J I A N P E N YA K I T T R O P I S : F I L A R I A S I S
7 | K M B K A J I A N P E N YA K I T T R O P I S : F I L A R I A S I S
8 | K M B K A J I A N P E N YA K I T T R O P I S : F I L A R I A S I S
9 | K M B K A J I A N P E N YA K I T T R O P I S : F I L A R I A S I S
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Filariasis atau lebih dikenal elephantiasis (kaki gajah) adalah penyakit akibat
nematoda yang seperti cacing yaitu Wuchereria banchrofti. Brugia malayi dan brugia
timori yang dikenal sebagai filaria. Infeksi ini biasanya terjadi pada saat kanak-kanak
7ketidakmampuan menetap. (Yuliana elin, 2011).
Di daerah-daerah endemik, 80% penduduk dapat mengalami infeksi tetapi
hanya sekitar 10% hingga 20% populasi yang menunjukkan gejala klinis. Infeksi
parasit ini tersebar di daerah tropis dan subtropis seperti Afrika, Asia, Pasifik Selatan,
dan Amerika Selatan.
Beberapa spesies filaria yang menyerang manusia diantaranya adalah
Wuchereria banchrofti, Brugia malayi, Brugia timori dan Onchocerca volvulus. W.
banchrofti dan B. Timori banyak ditemukan di Asia Selatan, Asia Tenggara dan
Afrika. Sedangkan O. volvulus banyak terdapat di Afrika.
Pencegahan filariasis meliputi pengobatan masal, pengendalian vektor dan
peran serta masyarakat.
3.1. Saran
Pada dasarnya penyakit kaki gajah atau filariasis disebabkan oleh
ketidakbersihan manusia dalam menjaga lingkungan. Sehingga menimbulkan sarang
nyamuk yang ditularkan oleh kotoran hewan lalu dibawa oleh nyamuk sehingga dapat
ditularkan ke manusia. Untuk itu pentingnya menjaga lingkungan agar terhindar dari
penyakit dan tidak membuat sarang nyamuk.
10 | K M B K A J I A N P E N Y A K I T T R O P I S : F I L A R I A S I S
DAFTAR PUSTAKA
https://smials.wordpress.com/2010/12/20/penyakit-kaki-gajah
https://www.scribd.com/doc/71124312/FILARIASIS
www.beritaklik.com/berita-627-diethyl-carbamazine-citrate-dec-.
11 | K M B K A J I A N P E N Y A K I T T R O P I S : F I L A R I A S I S