MAKALAH
Oleh :
Vitri Lutvia Arum (1601100048)
Savira Dwi Rahmalita (1601100053)
Candra Mring Cahyani (1601100054)
Diah Febianty (1601100063)
Ardiansyah Ainur (1601100068)
Taufik Mustofa (16011000)
Qurril Dyah Mustikawati (1601100081)
Farrah Fathia (1601100088)
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya kepada penulis dan tidak pula shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik yang berjudul “Pemasangan Orofaring Airway ”.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis tidak akan berhasil sedemikian rupa tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu. Oleh karena itu, dalam
kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang
tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan maklaah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Apa pengertian dari Oropharyngeal Airway (OPA)?
1.3.2. Organ apa yang bisa dipasang Oropharyngeal Airway (OPA)?
1.3.3. Apa indikasi pemasangan Oropharyngeal Airway (OPA)?
1.3.4 Apa kontraindikasi dari pemasangan Oropharyngeal Airway (OPA)?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Oropharyngeal Airway (OPA) adalah suatu alat biasanya terbuat dari plastik
yang dirancang untuk dimasukkan ke dalam rongga faring posterior di sepanjang
lidah. Pemasangan alat ini bertujuan untuk membebaskan jalan napas, ketika teknik
head tilt chin lift dan jaw thrust belum mampu membuka jalan napas secara adekuat.
Selain itu, alat ini juga dapat mencegah lidah jatuh kebelakang atau tertelan.
Oropharyngeal airway (OPA) adalah alat yang berfungsi membantu ventilasi
dengan cara mencegah lidah jatuh ke belakang dan menutup saluran nafas. Walau
demikian penempatan OPA kurang justru dapat mendorong lidah kearah hipofaring
dan menjadi obstruksi, karena berada di dalam mulut, OPA hanya digunakkan pada
pasien tanpa reflex batuk maupun muntah.
2.3 Indikasi
Oropharyngeal airway (OPA) adalah alat yang digunakan untuk membantu ventilasi
dengan cara mencegah lidah jatuh ke belakang dan menutup saluran nafas. Pemasangan
Oropharyngeal airway (OPA) ini berfungsi untuk mencegah lidah jatuh kebelakang yang
menutup saluran nafas dan membuka jalan pernafasan karena lidah yang sudah terlanjur
menutup saluran nafas. Oropharyngeal Airway (OPA) digunakan pada pasien tidak sadar
untuk mencegah lidah supaya tidak jatuh ke belakang faring yang dapat menutupi jalan napas
dan Oropharyngeal Airway (OPA) sebaiknya tidak dilakukan pada korban yang terstimulus
oleh reflek muntah, karena dapat beresiko aspirasi.
Oropharyngeal Airway (OPA) memiliki ukuran yang bervariasi, maka dari itu sebelum
memasang OPA harus diukur terlebih dahulu, pengukuran OPA yaitu dari ujung mulut
hingga ujung daun telinga. Ukuran yang terlalu kecil dapat mengakibatkan lidah terdorong ke
orofaring. Sedangkan ukuran yang terlalu besar dapat menyumbat trakea. Pemasangan
Oropharyngeal Airway (OPA) yang kurang tepat justru dapat menyumbat jalan napas, hal ini
terjadi apabila OPA mendorong lidah ke tenggorokan selain itu, pemasangan OPA yang
kurang tepat juga dapat menyebabkan komplikasi seperti trauma mulut, gigi, lidah, dan
mukosa mulut, muntah atau aspirasi, obstruksi jalan napas.
3.2 Saran
America Academy of pediatric (AAP). Pediatric for Prehospital Professional (2bd ed).
Boston : Jones dan Bartlet.
American Heart Association (AHA). (2005). Textbook of advanced life support. Dallas :
Autor.
Vrocher, D & Hopson, L. 2004. Basic Airway Management and Decision-Making. J.R
Robbert & J.R. Hedges (Eds), Clinical in Emergency Medicine (4th ed., pp. 53-68).
Philadelphia : Saunders.
Clark, D.Y. 2009. “Oral Airway Insertion” in Proehl, J.A., Emergency Nursing Procedure.
Saunders, an imprint of Elseiver Inc. St Louis, Missouri.
Edwards, G.J. 2005, “Airway Management” in Newberry, Lorene, Criddle, Laura. Sheehy’s
Manual of Emergency Care. –Ed. 6-. Missouri : Elseveir Mosby
Wilson WC, Grande CM, Heyt DB. Trauma Emergency Resuscitation Perioprative
Anesthesia Surgical Management Volume 1. Informa Health care, New York 2007.
Rushman GB, Davies NJH, Cashman JN. Lee Synopsis of Anesthesia 12 th edition.
Butterworth Heineman, Oxford, 2000
Prasenohadi, 2010. Manajemen Jalan Napas; Pulmonologi Intervensi dan Gawat Darurat
Napas. FK UI, Jakarta.
Student Course Manual, Advance Trauma Life Support, Edisi 8. American College Surgeon,
1997.
Buku Panduan Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut edisi 2011, PERKI 2011