BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Oksigen merupakan kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup.
Tingkat oksigen darah normal adalah pengukuran saturasi oksigen dalam
darah. Tingkat oksigen dalam tubuh dapat diukur dengan bantuan berbagai
metode. Cara yang paling umum untuk menentukan apakah tingkat kejenuhan
oksigen yang sehat, adalah dengan bantuan tes darah digunakan untuk
memeriksa gas darah arteri. Cara lain yang mudah untuk memeriksa tingkat
oksigen dalam darah adalah dengan menggunakan oksimeter (Kaprawi et al,
2016)
Dalam memberikan dugaan klinis tidak ada cara yang reliable
untuk menguji kecukupan oksigenasi tanpa mengukur oksigenasi darah.
Status mental. nadi, pola napas, dan tanda klinis lainnya merupakan
petunjuk yang tidak reliable untuk menentukan oksigenasi. Berbagai
kondisi pasien yang dirawat di intensive care unit (ICU) mempunyai
resiko mengalami hipoksemia antara lain pada kondisi pasien dengan
SIRS, gagal napas akut, pasien dengan ventilasi mekanik. Kondisi ini
memerlukan pengukuran O2 dan saturasi oksigen secara kontinyu untuk
monitoring terjadinya hipoksemia. Selain pemeriksaan analisa gas darah
(AGD), pasien dengan keadaan kritis yang dirawat di ICU juga dilakukan
monitoring dengan menggunakan alat pulse oximetry (SpO2) untuk
memantau kadar oksigen selama pasien dirawat. Di ICU SpO 2 telah
menjadi sebuah alat monitoring standar terhadap saturasi oksigen dan
intervensi sering didasarkan pada nilai SpO2. Pulse oximetry (SpO2) adalah
cara non invansif untuk mengukur saturasi oksigen yang relative tidak
mahal, tidak menimbulkan rasa nyeri, dapat diukur secara
berkesinambungan. SpO2 digunakan hampir secara umum dalam
manajemen pasien kritis yang dirawat di ICU. Pemantauan saturasi
oksigen arteri (SaO2) secara berkesinambungan sangat dibutuhkan oleh
pasien di ICU dan SaO2 90% merupakan target untuk oksigenasi pasien
dengan kondisi kritis (Effendi et., all 2009).
Namun berdasarkan keadaan yang sering terjadi di ICU adalah
sering ditemukan alat pulse oksimetry yang sering terlepas dikarenakan
kebanyakan pasien di ICU dalam keadaan penurunan kesadaran. Pasien
dalam keadaan penurunan kesadaran sering terjadi pergerakan pada
ekstremitas yang tidak disadari oleh pasien itu sendiri, sehingga hal ini
memudahkan alat pulse oksimetry sering terlepas dan saturasi tidak
terpantau.
Berdasarkan masalah yang sering terjadi maka perlu adanya suatu
alat yang mampu digunakan untuk mempertahankan oksimetri tetap
terpasang agar saturasi tetap terpantau secara berkesinambungan. Sehingga
alat ini mampu memudahkan perawat maupun dokter untuk mengetahui
status saturasi oksigen pada pasien.
2. Tujuan
Tujuan dilakukan pembuatan inovasi ini adalah sebagai berikut :
a. Memudahkan perawat dalam memantau saturasi oksigen yang
berkesinambungan.
b. Sebagai penunjang keberhasilan pelayanan asuhan keperawatan.
BAB II ISI
1. Konsep Inovasi
Oksigen merupakan kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup.
Tingkat oksigen darah normal adalah pengukuran saturasi oksigen dalam
darah. Tingkat oksigen dalam tubuh dapat diukur dengan bantuan berbagai
metode. Cara yang paling umum untuk menentukan apakah tingkat kejenuhan
oksigen yang sehat, adalah dengan bantuan tes darah digunakan untuk
memeriksa gas darah arteri. Cara lain yang mudah untuk memeriksa tingkat
oksigen dalam darah adalah dengan menggunakan oksimeter (Kaprawi et al,
2016)
Pulse oximetry (SpO2) adalah cara non invansive untuk mengukur
saturasi oksigen yang relative tidak mahal, tidak menimbulkan rasa nyeri,
dapat diukur secara berkesinambungan. SpO2 digunakan hampir secara
umum dalam manajemen pasien kritis yang dirawat di ICU. Pemantauan
saturasi oksigen arteri (SaO2) secara berkesinambungan sangat dibutuhkan
oleh pasien di ICU dan SaO2 90% merupakan target untuk oksigenasi
pasien dengan kondisi kritis (Effendi et., all 2009).
Pasien sakit kritis di ICU membutuhkan pemantauan dan
tunjangan hidup khusus yang harus dilakukan oleh suatu tim, termasuk
diantaranya dokter yang mempunyai dasar pengetahuan, keterampilan
teknis, komitmen waktu dan secara fisik selalu berada ditempat untuk
melakukan perawatan titrasi dan berkelanjutan. Perawatan ini harus
berkelanjutan dan bersifat proaktif, yang menjamin pasien dikelola secara
aman, manusiawi dan efektif dengan menggunakan sumber daya yang ada,
sedemikian rupa sehingga memberikan kualitas pelayanan yang tinggi dan
hasil optimal. Berikut adalah klasifikasi pekayanan di ICU.
12 - Melakukan Melakukan
hemodialysis hemodialysis
intermiten dan intermiten dan
kontinyu kontinyu
2. Prosedur Pelaksanaan
Tatacara Monitoring Saturasi Oksigen Yang Telah Dilengkapi Elastis
Ring Di Ruang ICU RSUD dr Soehadi Prijonegoro
PENGERTIAN Monitor saturasi oksigen merupakan teknik
monitoring non invasif untuk mengukur saturasi
oksigen arteri dan fungsi hemoglobin. Nilai normal
98 – 100 %.
TUJUAN 1. Menilai data dasar saturasi oksigen
yang merupakan bagian pengkajian
oksigenasi .
2. Deteksi dini terhadap perubahan
saturasi yang sering berubah terutama pada
keadaan kritis.
3. Mengevaluasi respon pasien terhadap
aktivitas oksigenasi pasien seperti suction,
reposisi, merubah konsentrasi O2, merubah
PEEP, dll
PROSEDUR 1. Persiapan alat
PELAKSANAAN a. Pulse oximeter beserta sensornya
b. Elastis ring
c. Kassa alcohol
2. Cara kerja
a. Cuci tangan
b. Lokasi tenpat sensor dibersihkan dari
kotoran
c. Pilih sensor yang tepat sesuai lokasi
tempat sensor
d. Sambungkan oximeter ke sumber
listrik dan kabel sensor ke pasien
e. Hidupkan oximeter dengan menekan
tombol power on/off
f. Set alarm secara tepat dan cek fungsi
lainnya
g. Untuk mematikan tekan kembali
power on/off
h. Sambungkan sensor lempeng/klip
pada tangan/kaki/telinga
i. Masukkan elastis ring ke alat alat
sensor pada pasien*
3. Hasil
Berdasarkan uji coba yang kelompok lakukan terhadap tiga orang pasien
dengan diagnosa medis stroke dan tingkat kesadaran coma dan somnolent
menggunakan dua bahan berbeda yaitu torniquet, pita perekat dan elastis
ring pada tanggal 23 Oktober 2018 di Ruang ICU RSUD dr Soehadi
Prijonegoro didapatkan hasil sebagai berikut.
Hasil dengan menggunakan torniquet menunjukkan perubahan saturasi
yang menurun dari 98 ke 20 % diakibatkan terlalu kuatnya torniquet dalam
mengunci oximeter sehingga menghambat pembuluh darah dan
menyebabkan oximeter tidak dapat mendeteksi saturasi oksigen dijari
pasien. Namun, jika dilepaskan/dikendorkan maka sama halnya dengan
tidak menggunakan alat apa-apa. Sehingga kelompok memilih bahan yang
kedua yaitu pita perekat.
Pada saat uji coba dengan menggunakan pita perekat, hasil saturasi
menunjukkan angka stabil 98 – 99 % namun mudah terlepas dikarenakan
permukaan bawah pita tersebut licin. Maka jika pasien mengalami
pergerakan yang tidak terduga dapat menyebabkan terlepasnya pita dan
alat saturasi akan lepas kembali. Selanjutnya kelompok beralih ke alat
yang ketiga yaitu elastis ring.
Uji coba dengan menggunakan elastis ring menunjukkan hasil yang stabil
pada angka saturasi oksigen 98 – 100 %. Lalu pasienpun kelompok
rangsang untuk melakukan pergerakan dan tetap menunjukkan hasil yang
stabil di angka yang sama. Hal ini disebabkan karena elastis ring terbuat
dari bahan elastis karet yang dapat mengunci oximeter pada pasien, namun
tidak menghambat pembuluh darah karena karet tidak terlalu kuat seperti
torniquet sehingga aliran darah di pembuluh tetap seimbang walaupun
pasien bergerak sekalipun. Elastis ring juga berbahan dasar kain yang
nyaman jika digunakan oleh pasien, tidak menciderai maupun merusak
struktur kulit dan fungsi alat oximeter yang digunakan.
4. Pembahasan
Analisa SWOT
Faktor SWOT Pembuatan Pita Perekat Alat Saturasi Oksigen
2. Saran
a. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Diharapkan projek inovasi keperawatan ini menjadi sumbangan ilmu
di bidang penelitian keperawatan serta memberikan tambahan referensi
dalam berinovasi bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
b. Bagi RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen
Diharapkan projek inovasi keperawatan ini digunakan sebagai alat
tambahan dalam rangka meningkatkan pemberian asuhan keperawatan
pada pasien kritis diruangan ICU bagi RSUD dr Soehadi Prijonegoro
Sragen.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan projek inovasi keperawatan ini sebagai bahan acuan dan
pedoman bagi projek inovasi keperawatan selanjutnya dengan topik
permasalahan yang sama tetapi mengambil bahan, alat dan tempat
yang berbeda.
d. Bagi Profesi Keperawatan
Diharapkan projek inovasi keperawatan ini dapat menjadi alat
pelengkap asuhan keperawatan yang berkaitan dengan kepatenan
saturasi oksigen pasien kritis di RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen.
DAFTAR PUSTAKA