Disusun oleh:
Shafiyyah Al Atsariyah 2110721100 Parida Pebruanti 2110721118
Mustika Widiyastuti 2110721101 Riska Hidayatullah 2110721119
Indah Fitri Amelia 2110721103 Nadia Syaripah Hanum 2110721120
Fijri Reski Nendareswari 2110721106 Risma Dianty Kusuma Putri 2110721121
Peren Dita Sanli 2110721108 Isfia Aunilah Soleha 2110721122
Windu Syawalina W. 2110721109 Nabilah Tiani Rachman 2110721125
Ega Shafira Pradanawati 2110721112 Ester Novia Angelia A 2110721126
Tri Andhika Dessy Wahyuni 2110721116 Endang Setia Asih 2110721127
A. Topik
Menurunkan nyeri sendi dengan teknik kompres hangat
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan terapi aktivitas kelompok tentang
kompres hangat diharapkan lansia dapat melakukan kompres hangat pada daerah
persendian yang sakit secara mandiri.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan terapi aktivitas kelompok tentang teknik
kompres hangat diharapkan lansia mampu:
a. Dapat mengerti tentang teknik kompres hangat
b. Dapat menyediakan alat-alat yang dibutuhkan secara mandiri
c. Dapat mempraktekkan kompres hangat secara mandiri
C. Latar Belakang
Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupan. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan mengalami suatu proses yang disebut
Aging Process atau proses penuaaan. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk
hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada
manusia, penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang, jantung,
pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainnya. Dengan kemampuan regeneratif
yang terbatas, mereka lebih rentan terkena berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan
dibandingkan dengan orang dewasa lain.
Prevalensi nyeri persendian bertambah sesuai dengan bertambahnya usia, dan pada usia 65
tahun merupakan faktor resiko yang menonjol untuk terjadinya Arthralgia atau nyeri sendi.
Penyakit ini apabila dibiarkan begitu saja, akan mengakibatkan prognosis penyakit ke arah yang
buruk misalnya dapat terjadi kekakuan, nyeri, dan pembengkakan pada persendian. Banyak
terapi yang bisa diberikan untuk mengurangi nyeri persendian baik farmakologis maupun non-
farmakologis. Salah satunya yaitu dengan pemberian kompres hangat pada persendian yang
sakit.
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh perawat dilingkungan daerahnya masing-
masing. Didapatkan data bahwa ada 16 lansia yang mengeluh pegal-pegal dan sakit persendian
terutama pada bagian lutut. Beberapa lansia juga mengeluhkan sakit kepala disertai nyeri
tengkuk. Untuk itu berdasarkan dari pengkajian yang diperoleh, pada TAK pertemuan kali ini
maka akan diajarkan teknik kompres hangat guna mengurangi nyeri atau radang pada
persendian.
D. Landasan Teoritis
1. Pengertian
Terapi aktifitas kelompok merupakan tindakan keperawatan untuk memberikan sebuah
stimulus untuk pengobatan kepada klien yang memilih latar belakang dan masalah yang
sama. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi
yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok.
Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian
masalah.
2. Jenis terapi aktifitas kelompok
Terapi aktifitas kelompok dibagi menjadi empat yaitu sebagai berikut:
- Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan. Kemampuan persepsi klien
dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan proses ini, diharapkan respon klien
terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif. Stimulus yang
disediakan dapat berupa membaca artikel, majalah, buku, puisi, menonton acara
televisi.
- Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori
Terapi ini digunakan sebagai stimulus sensori klien. Kemudian diobservasi reaksi
sensori klien terhadap stimulus yang disediakan berupa ekspresi perasaan secara
nonverbal (ekspresi wajah, gerakan tubuh). Aktifitas yang digunakan sebagai stimulus
adalah musik, seni, menyanyi dan menari.
- Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien yaitu diri sendiri, orang
lain yang ada disekeliling klien dan lingkungan yang pernah mempunyai hubungan
dengan klien. Aktifitas dapat berupa orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada
disekitar dan semua kondisi nyata.
- Terapi aktifitas kelompok sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar klien.
3. Klien
1. Kriteria:
a. Klien yang kooperatif dengan riwayat artritis/radang sendi
b. Klien dengan gangguan sendi
c. Klien yang sehat secara fisik dan bertoleransi terhadap aktivitas
d. Klien dapat membaca dan menulis dengan baik
e. Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya dan menyetujui
f. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteri
4. Pengorganisasian
1. Waktu
Hari/tanggal : Rabu, 6 Oktober 2021
Jam : 09.00 s/d selesai
Tempat : Rumah masing-masing (Zoom Meeting)
2. Tim terapis
a. Leader
Uraian tugas:
- Mengkoordinasi seluruh kegiatan
- Menyiapkan materi/PPT yang akan dijelaskan kepada peserta
- Memimpin jalannya terapi kelompok
- Menetralisir masalah- masalah yang timbul pada saat pelaksanaan
b. Co-leader
Uraian tugas:
- Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
- Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
- Menyampaikan infomasi jalannya kegiatan
- Menggantikan leader jika terhalang tugas
c. Observer
Uraian tugas:
- Mengobservasi respon klien selama proses kegiatan.
- Mencatat perilaku klien selama dinamika kelompok.
- Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok dengan
evaluasi kelompok
d. Fasilitator
Uraian tugas:
- Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
- Menyiapkan media yang akan dibagikan kepada peserta
- Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
- Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
- Membimbing kelompok selama permainan diskusi
- Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
- Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
e. Dokumentasi
Uraian tugas:
- Mendokumentasikan jalannya TAK
- Memberi instruksi untuk foto bersama
3. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Demonstrasi
d. Tanya jawab
4. Media
a. Laptop
b. PPT
c. Leaflet/poster
d. Alat demonstrasi (handuk, air hangat, baskom, kantung kompres, botol minum)
e. Evaluasi dan dokumentasi
5. Setting tempat
Setting tempat dilakukan di rumah masing-masing. Peserta dan terapis berada pada
ruangan yang sunyi dan tidak bising agar tidak mengganggu jalannya kegiatan. Khusus
untuk terapis sebaiknya memiliki koneksi yang stabil agar jalannya kegiatan dapat sesuai
dengan jadwal yang telah dibuat.
6. Pembagian tugas
a. Peran Leader
- Memimpin jalannya kegiatan
- Menyiapkan materi/PPT yang akan dijelaskan kepada peserta
- Menyampaikan tujuan dan waktu kegiatan
- Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
- Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
- Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
- Memberi reinforcement positif pada klien
- Menyimpulkan kegiatan
b. Peran Co-Leader
- Membantu tugas leader
- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
- Mengingatkan leader tentang kegiatan
- Bersama leader menjadi contoh kegiatan
c. Peran Observer
- Mengobservasi jalannya acara
- Mencatat jumlah klien yang hadir
- Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
- Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
- Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas
- Membuat laporan hasil kegiatan
d. Peran Fasilitator
- Memfasilitasi jalannya kegiatan
- Menyiapkan media yang akan dibagikan kepada peserta
- Memfasilitasi klien yang kurang aktif
- Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
- Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar kelompok
e. Peran dokumentasi
- Mendokumentasikan jalannya TAK
- Memberi instruksi untuk foto bersama
7. Peran klien
- Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi
- Aktif dalam berdiskusi maupun tanya jawab
- Tertib dan tidak mengganggu anggota lainnya
5. Proses pelaksanaan
No Waktu
Tahap Kegiatan Metode
.
1 Pembukaan 1. Membuka/ memulai Ceramah 5 menit
kegiatan dengan mengucapkan
salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
dari terapi dan kontrak waktu
4. Menyebutkan materi
dan demonstrasi dari terapi
5. Bertanya kepada klien
apakah sudah mengetahui teknik
kompres hangat
2 Pelaksanaan Penjelasan materi:
1. Menjelaskan pengertian
kompres hangat
2. Menjelaskan manfaat dari
kompres hangat
3. Menjelaskan alat dan bahan dari
Ceramah
teknik kompres hangat
Diskusi 25 Menit
4. Menjelaskan prosedur dari
Demonstrasi
kompres hangat
6. Rundown Kegiatan
No Waktu Kegiatan
Penanggung Jawab
.
Dokumentasi:
Ega Shafira Pradanawati
Risma Dianty Kusuma
Putri
Fijri Reski Nendareswari
3. 09.05 – 09.15 WIB Materi kompres hangat Leader:
Tri Andhika Dessy
Wahyuni
Fasilitator:
Mustika Widiyastuti
Peren Dita Sanli
Endang Setia Asih
Nabilah Tiani Rachman
Parida Pebruanti
Windu Syawalina W.
Observer:
Indah Fitri Amelia
Shafiyyah Al Atsariyah
Riska Hidayattullah
Isfia Aunillah Rahma S.
Esther Novita
Dokumentasi:
Ega Shafira Pradanawati
Risma Dianty Kusuma
Putri
Fijri Reski Nendareswari
4. 09.15 – 09.20 WIB Tanya jawab terkait materi Leader:
kompres hangat Tri Andhika Dessy
Wahyuni
Co-Leader:
Nadia Syaripah Hanum
Fasilitator:
Mustika Widiyastuti
Peren Dita Sanli
Endang Setia Asih
Nabilah Tiani Rachman
Parida Pebruanti
Windu Syawalina W.
Observer:
Indah Fitri Amelia
Shafiyyah Al Atsariyah
Riska Hidayattullah
Isfia Aunillah Rahma S.
Esther Novita
Dokumentasi:
Ega Shafira Pradanawati
Risma Dianty Kusuma
Putri
Fijri Reski Nendareswari
5. 09.20 – 09.30 WIB Demontrasi teknik kompres hangat Co-Leader:
Nadia Syaripah Hanum
Fasilitator:
Mustika Widiyastuti
Peren Dita Sanli
Endang Setia Asih
Nabilah Tiani Rachman
Parida Pebruanti
Windu Syawalina W.
Observer:
Indah Fitri Amelia
Shafiyyah Al Atsariyah
Riska Hidayattullah
Isfia Aunillah Rahma S.
Esther Novita
Dokumentasi:
Ega Shafira Pradanawati
Risma Dianty Kusuma
Putri
Fijri Reski Nendareswari
6. 09.30 – 09.40 WIB Re-demonstrasi oleh klien/lansia Leader:
Tri Andhika Dessy
Wahyuni
Co-Leader:
Nadia Syaripah Hanum
Fasilitator:
Mustika Widiyastuti
Peren Dita Sanli
Endang Setia Asih
Nabilah Tiani Rachman
Parida Pebruanti
Windu Syawalina W.
Observer:
Indah Fitri Amelia
Shafiyyah Al Atsariyah
Riska Hidayattullah
Isfia Aunillah Rahma S.
Esther Novita
Dokumentasi:
Ega Shafira Pradanawati
Risma Dianty Kusuma
Putri
Fijri Reski Nendareswari
7. 09.40 – 09.45 WIB Penutupan Leader:
Tri Andhika Dessy
Wahyuni
Dokumentasi:
Ega Shafira Pradanawati
Risma Dianty Kusuma
Putri
Fijri Reski Nendareswari
TAK TEKNIK KOMPRES HANGAT MENGONTROL NYERI SENDI
A. Tujuan
1. Dapat mengerti tentang teknik kompres hangat
2. Dapat menyediakan alat-alat yang dibutuhkan secara mandiri
3. Dapat mempraktekkan kompres hangat secara mandiri
B. Setting
1. Klien berada di ruangan yang tenang
2. Klien masuk zoom meeting dengan teratur
3. Klien mematikan mic agar tidak agar tidak terganggu apabila sedang penyampaian materi
C. Alat
1. Laptop
2. PPT
3. Leaflet/poster
4. Alat demonstrasi (handuk, air hangat, baskom, kantung kompres, botol minum)
5. Evaluasi dan dokumentasi
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
4. Tanya jawab
E. Tata Tertib
1. Peserta TAK mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan selesai
2. Apabila ada yang ingin meninggalkan kegiatan TAK, harus meminta izin kepada
fasilitator dengan memberitahu melalui room chat atau menekan opsi raise hand terlebih
dahulu
3. Peserta TAK harus duduk dengan tegak dan tertib
4. Peserta menyimak apa yang disampaikan oleh pemimpin TAK
5. Peserta dapat menanyakan hal yang kurang dimengerti terkait yang disampaikan perawat
saat sesi pertanyaan
F. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan gangguan sendi atau
radang sendi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
4. Terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota kelompok
b. Rencana tindak lanjut
Terapis menganjurkan kepada peserta jika mengalami nyeri atau radang sendi dapat
melakukan teknik kompres hangat secara mandiri.
c. Kontrak yang akan datang
- Terapis membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK berikutnya yaitu
belajar melakukan terapi relaksasi otot progresif
- Terapis membuat kesepakatan dengan klien waktu dan tempat TAK
berikutnya
PROFESI NERS
UPN VETERAN
JAKARTA
1. PENGERTIAN Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada
daerah tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang
menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.
2. TUJUAN 1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Menurunkan suhu tubuh
3. Mengurangi rasa sakit
4. Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien
3. INDIKASI 1. Klien hipertermi (suhu tubuh yang tinggi)
2. Klien dengan perut kembung atau nyeri perut.
3. Klien yang mempunyai penyakit peradangan, seperti
radang persendian.
4. Spasme otot.
5. Adanya abses.
4. KONTRAINDIKASI 1. Trauma 12-24 jam pertama
2. Perdarahan/edema
3. Gangguan vascular
4. Pleuritis
Keterangan:
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat
( )
Keterangan:
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat
( )
Lampiran 3
Keterangan:
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat
( )
FORMAT PENILAIAN PERAN: FASILITATOR
Fasilitator
No. Aspek yang Dinilai
1 2 3 4 5
1 Memfasilitasi jalannya kegiatan
2 Memfasilitasi klien yang kurang
aktif
3 Mampu memotivasi klien untuk
kesuksesan acara
4 Dapat mengatasi hambatan-
hambatan yang terjadi dari
dalam/ luar kelompok
TOTAL
Keterangan: Fasilitator:
1. Kurang 1. Mustika Widiyastuti
2. Cukup 2. Peren Dita Sanli
3. Baik 3. Endang Setia Asih
4. Sangat 4. Nabilah Tiani Rachman
5. Parida Pebruanti
6. Windu Syawalina Wahyuningsih
( )
Keterangan: Dokumentasi:
1. Kurang 1. Ega Shafira Pradanawati
2. Cukup 2. Risma Dianty Kusuma Putri
3. Baik 3. Fijri Reski Nendareswari
4. Sangat
( )