Anda di halaman 1dari 30

Pengertian Warfarin

Warfarin adalah golongan obat antikoagulan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah yang
membahayakan kesehatan dan jiwa seseorang, misalnya pembekuan darah di kaki pada penderita
trombosis vena dalam, di paru-paru pada penderita emboli paru, dan di jantung pada penderita
fibrilasi atrium dan serangan jantung. Selain itu, warfarin juga dapat mencegah terjadinya
pembekuan darah akibat operasi jantung.
Proses pembekuan darah di dalam arteri dipengaruhi oleh vitamin K. Warfarin bekerja dengan
cara mengurangi efek dari vitamin tersebut.
Karena warfarin dapat mencegah pembekuan darah, maka hindarilah aktivitas fisik yang
memiliki risiko tinggi terjadinya luka atau cedera pada tubuh saat Anda sedang mengonsumsi
obat ini.
Tentang Warfarin
Golongan Antikoagulan
Kategori Obat resep
Manfaat Mencegah pembekuan darah
Dikonsumsi oleh Dewasa
Bentuk obat Tablet
Peringatan:
Bagi wanita yang sedang hamil, tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi warfarin. Sedangkan
bagi wanita yang sedang menyusui boleh mengonsumsi obat ini, namun dosisnya harus
disesuaikan dengan anjuran dokter.
Harap berhati-hati bagi penderita hipertensi, gangguan ginjal, gangguan hati, tukak lambung,
stroke, dan endokartitis atau infeksi pada jantung.
Harap berhati-hati juga bagi mereka yang sedang menunggu pemulihan pascaoperasi.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Warfarin
Untuk dosis awal atau induksi, warfarin biasanya diberikan hingga 10 mg per hari selama dua
hari. Untuk dosis berikutnya atau dosis perawatan, biasa diberikan sebesar 3-9 mg per hari.
Dosis yang diberikan pada tiap penderita berbeda-beda dan didasari kepada hasil tes darah di
laboratorium untuk mengukur kemampuan darah dalam menghambat pembekuan. Tes yang
diukur dengan satuan International Normalised Ratio (INR) ini harus dilakukan secara rutin.
Tujuannya agar dosis yang diberikan tepat, cukup efektif, dan tidak menimbulkan masalah
pendarahan.
Mengonsumsi Warfarin dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan warfarin sebelum mulai
mengonsumsinya.
Konsumsi warfarin pada waktu yang sama tiap hari agar level obat ini di dalam darah tetap
terjaga. Waktu yang disarankan untuk mengonsumsi obat ini adalah tiap pukul 18.00. Ini juga
supaya Anda tidak lupa mengonsumsi obat Anda.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi warfarin disarankan untuk segera meminumnya begitu
teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis warfarin
pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Pengobatan dengan warfarin berlangsung secara jangka panjang, yaitu sekitar satu setengah
hingga tiga bulan. Bahkan pada beberapa kasus bisa melebihi jangka waktu tersebut. Jangan
menghentikan penggunaan obat ini atau mengubah dosisnya tanpa bertanya terlebih dahulu
kepada dokter untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.
Jauhi minuman keras dan minuman atau makanan yang mengandung buah cranberry selama
menjalani pengobatan dengan warfarin karena dapat mengubah kadar obat ini di dalam tubuh
dan mengganggu kinerja warfarin.
Tanyakan terlebih dahulu kepada dokter jika Anda berniat melakukan program penurunan berat
badan, terutama program yang mengharuskan Anda mengonsumsi lebih banyak sayuran.
Saat menjalani pengobatan dengan warfarin, jangan lupa untuk tetap rutin memeriksakan diri ke
dokter agar mereka dapat memonitor perkembangan kondisi Anda. Selain itu, dokter juga perlu
melakukan pengecekan darah secara berkala untuk menyesuaikan dosis warfarin agar tetap
efektif dan aman.
Karena warfarin merupakan obat pengencer darah, maka hindari aktivitas fisik yang berisiko
tinggi membuat Anda terluka atau cedera. Hal ini untuk menghindari terjadinya pendarahan
berlebihan.
Jika ingin mengonsumsi obat atau suplemen tertentu bersamaan dengan warfarin, konsultasikan
terlebih dahulu dengan dokter. Ini untuk memastikan warfarin tidak berinteraksi dengan obat-
obat lain yang Anda konsumsi.
Gunakan metode kontrasepsi selama mengonsumsi warfarin untuk mencegah kehamilan. Ini
karena warfarin berpotensi berdampak negatif pada janin.
Sebelum menjalani prosedur medis apapun, beritahu ahli medis bahwa Anda sedang
mengonsumsi warfarin.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Warfarin
Beberapa efek samping yang berpotensi muncul setelah mengonsumsi obat antikoagulan ini
adalah:
Mual
Ruam kulit
Rambut rontok
Diare
Sakit kepala
Mimisan
Demam
Jika Anda mendapati darah pada urine atau tinja, memar, ruam, jari kaki terasa sakit atau
berubah warna, pendarahan, sakit kuning dan sakit pada perut, segera temui dokter.
Pengertian Heparin
Heparin adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan menangani penggumpalan darah. Obat
ini akan menurunkan kemampuan pembekuan darah sehingga tidak terjadi penggumpalan.
Heparin tidak bisa menghancurkan penggumpalan darah, melainkan berfungsi mencegah
penggumpalan tidak membesar hingga menyebabkan masalah yang lebih serius.
Beberapa komplikasi yang dapat ditangani sekaligus dicegah dengan heparin, meliputi trombosis
vena dalam (deep vein thrombosis/DVT), embolisme paru-paru, serta penggumpalan darah pada
proses dialisis, bedah jantung, dan transfusi darah. Komplikasi setelah serangan jantung juga
dapat dicegah dengan obat ini.
Tentang Heparin
Golongan Antikoagulan
Kategori Obat resep
Manfaat Mencegah dan mengobati penggumpalan darah
Langkah pencegahan: Dewasa
Dikonsumsi oleh
Langkah pengobatan: Dewasa dan anak-anak
Bentuk Obat suntik
Peringatan:
Wanita yang sedang hamil dianjurkan untuk mendiskusikannya dengan dokter sebelum
menggunakan heparin.
Harap berhati-hati bagi lansia, orang yang akan menjalani prosedur pungsi lumbal atau lumbar
puncture dan orang yang akan diberikan bius lokal. Begitu juga bagi orang-orang yang akan
menjalani operasi, berpenyakit mata, sedang atau rentan mengalami pendarahan, rentan
mengalami memar tanpa alasan jelas, mengonsumsi minuman keras dalam jumlah banyak,
menderita gangguan sirkulasi darah, diabetes, hemofilia, gangguan jantung, gangguan ginjal,
gangguan hati, gangguan metabolisme, sepsis, tuberkulosis, dan trombositopenia.
Pengguna heparin sebaiknya tidak mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat berat
karena obat ini menyebabkan pusing atau sakit kepala pada sebagian orang.
Hindari konsumsi minuman keras, penggunaan obat antiinflamasi non-steroid (seperti ibuprofen)
selama menggunakan heparin.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Heparin
Takaran penggunaan heparin berbeda-beda bagi tiap penderita. Penentuan dosis ini tergantung
kepada jenis kondisi yang diderita. Tabel berikut ini menjelaskan dosis heparin yang umumnya
diberikan kepada pasien dewasa berdasarkan jenis penyakit.
Jenis Penanganan dan Penyakit Dosis (units) Frekuensi
5.000 dosis pertama
Pencegahan DVT dan embolisme paru-paru tiap 8-12 jamselama
5.000
7-10 hari
5.000-10.000 dosis pertama
Pengobatan DVT dan embolisme paru-paru
10.000-20.000 tiap 12 jam
Pengobatan angina tidak stabil dan oklusi arteri 5.000 dosis pertama
perifer akut 1.000-2.000 tiap 1 jam
tiap 12 jamselama
Pencegahan trombus mural setelah serangan jantung 12,500
setidaknya10 hari
1.000-5.000 dosis pertama
Hemodialisis dan hemofiltrasi
1.000-2.000 tiap 1 jam
Untuk proses cardiopulmonary bypass, dosis heparin akan ditentukan dengan
mempertimbangkan berat badan pasien dewasa. Dosis yang umumnya diberikan adalah 300
units/kg berat badan. Takaran kemudian akan disesuaikan dengan aktifasi waktu pembekuan
darah atau activated clotting time (ACT) yang berkisar antara 400-500 detik.
Mengonsumsi Heparin dengan Benar
Pemberian heparin umumnya dilakukan oleh petugas medis di rumah sakit karena kondisi pasien
juga membutuhkan pemantauan dengan seksama.
Anda dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan darah serta fisik secara rutin selama
menggunakan heparin, khususnya yang melebihi dari lima hari. Proses ini akan membantu dokter
untuk memantau keefektifan obat serta kondisi Anda.
Pastikan Anda menghindari konsumsi minuman keras, serta rokok selama menggunakan
antikoagulan ini. Sama halnya dengan konsumsi obat anti inflamasi non-steroid seperti
ibuprofen. Kandungan alkohol dalam minuman keras akan meningkatkan risiko efek samping,
sementara kandungan nikotin dalam rokok berpotensi mengurangi keefektifan heparin.
Antikoagulan seperti heparin akan mencegah pembekuan darah. Karena itu, harap berhati-hati
agar Anda tidak terjatuh atau terluka untuk menghindari pendarahan berlebihan.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Heparin
Semua obat berpotensi menyebabkan efek samping. Begitu juga dengan heparin. Beberapa efek
samping yang mungkin terjadi saat mengonsumsi antikoagulan ini meliputi:
Pusing atau sakit kepala.
Pendarahan pada gusi saat menyikat gigi.
Sakit perut atau pembengkakan pada perut.
Sakit punggung.
Konstipasi.
Sendi yang terasa sakit, nyeri, atau kaku.
Darah pada urine.
Mimisan.
Menstruasi dengan volume pendarahan yang berlebihan.
Segera temui dokter jika Anda mengalami efek samping serius, seperti pendarahan atau memar
tanpa alasan jelas, darah pada urine serta tinja, dan bintik-bintik merah pada kulit.
Pengertian Vitamin K
Vitamin K termasuk golongan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin ini dapat ditemukan
dalam berbagai bahan makanan, misalnya bayam, brokoli, kacang kedelai, daging, telur, stroberi,
sereal, serta minyak sayur. Kecukupan asupan vitamin K berperan penting dalam proses
pembekuan darah dan kesehatan tulang.
Kekurangan vitamin K jarang terjadi pada orang dewasa, melainkan sering dialami oleh bayi
yang baru lahir. Defisiensi ini dapat memicu terjadinya perdarahan yang sulit dihentikan.
Merek dagang: Prohem, Vitadion, Vitka Infant
Tentang Vitamin K
Golongan Vitamin
Kategori Bebas dan resep
Mencegah atau mengobati defisiensi vitamin K
Manfaat
Mengobati perdarahan yang disebabkan oleh obat antikoagulan
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Bentuk obat Tablet dan suntik
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya
Kategori kehamilan efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada
dan menyusui wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Vitamin K yang berfungsi sebagai suplemen dapat dibeli secara bebas. Sedangkan untuk jenis
vitamin K yang digunakan di rumah sakit guna menangani perdarahan memerlukan pantauan dan
resep dari dokter.
Peringatan:
Wanita yang merencanakan kehamilan, baru melahirkan, atau sedang menyusui sebaiknya
bertanya pada dokter sebelum mengonsumsi suplemen vitamin K. Sementara itu, ibu hamil
hanya boleh mengonsumsinya dengan anjuran dokter.
Jangan mengonsumsi vitamin K melebihi durasi yang ditentukan oleh dokter.
Harap berhati-hati mengonsumsi suplemen vitamin K jika menggunakan Anda sedang
menggunakan obat antikoagulan, menderita gangguan ginjal, serta menderita gangguan hati.
Jika terjadi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Vitamin K
Pada umumnya, dosis untuk mengobati defisiensi vitamin K pada orang dewasa adalah 10-40 mg
per hari. Sedangkan pada anak-anak, silakan tanya kepada dokter. Penentuan dosis suplemen
vitamin K tergantung pada tingkat keparahan defisiensi serta respons tubuh terhadap suplemen
ini.
Sementara itu, untuk mengatasi perdarahan, dosis vitamin K akan ditentukan oleh dokter yang
menangani kasus tersebut di rumah sakit.
Mengonsumsi Suplemen Vitamin K dengan Benar
Gunakanlah suplemen vitamin K sesuai keterangan pada kemasan. Jika Anda ragu, tanyakanlah
pada dokter.
Suplemen vitamin K boleh dikonsumsi sebelum atau setelah makan. Vitamin ini akan diserap
oleh tubuh bersama dengan lemak dari makanan.
Selama menggunakan suplemen vitamin K, beri tahu dokter sebelum menjalani penanganan
medis apa pun. Suplemen ini akan memengaruhi proses pembekuan darah Anda.
Anda juga dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan rutin ke dokter apabila mengalami defisiensi
vitamin K. Ini dilakukan untuk memantau perkembangan kondisi serta keefektifan suplemen ini.
Bagi yang lupa mengonsumsi suplemen vitamin K, disarankan untuk segera melakukannya jika
jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan
jangan menggandakan dosis.
Interaksi Vitamin K dan Obat Lain
Terdapat sejumlah obat yang berpotensi menimbulkan reaksi tidak diinginkan jika dikonsumsi
bersamaan dengan vitamin K. Beberapa di antaranya meliputi:
Antibiotik.
Antikoagulan.
Salisilat.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Vitamin K
Beberapa efek samping yang mungkin saja terjadi setelah menggunakan suplemen vitamin K
adalah:
Berkeringat.
Pusing.
Perubahan pada indera pengecap.
Kulit (terutama pada wajah dan leher) terasa merah, panas, atau kesemutan.
Segera ke rumah sakit terdekat atau temui dokter apabila muncul gejala:
Merasa seperti mau pingsan.
Sulit bernapas.
Bibir membiru.
Meski demikian, suplemen vitamin K umumnya tidak menyebabkan efek samping jika
digunakan sesuai dengan takaran yang direkomendasikan.
Pengertian Dekongestan
Dekongestan adalah obat yang bisa digunakan untuk meredakan kongesti nasal atau hidung
tersumbat yang umumnya disebabkan oleh:
Flu
Pilek
Sinusitis
Alergi
Cara menggunakan dekongestan tergantung dari produknya. Ada yang dihirup dan ada juga yang
diminum. Dekongestan hirup adalah yang paling umum digunakan.
Dekongestan bekerja dengan cara meredakan pembengkakan pembuluh darah di dalam hidung
yang disebabkan oleh kondisi-kondisi yang disebutkan di atas sehingga saluran napas menjadi
terbuka dan napas menjadi lega.
Contoh-contoh dekongestan yang beredar di Indonesia adalah oxymetazoline, pseudoephedrine,
ephedrine, ipratropium bromide, dan phenylephrine.

Tentang Dekongestan
Golongan Pelega pernapasan
Kategori Obat resep
Meredakan hidung tersumbat yang disebabkan oleh flu, pilek, sinusitis,
Manfaat
atau alergi
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak usia 6 tahun ke atas.
Bentuk obat Obat hirup, kapsul, tablet, sirup, bubuk
Peringatan:
Bagi wanita yang sedang hamil atau menyusui, pemakaian dekongestan hanya jika dianjurkan
oleh dokter.
Dekongestan tidak boleh digunakan oleh anak-anak berusia enam tahun ke bawah.
Harap berhati-hati bagi penderita gangguan ginjal, gangguan hati, gangguan jantung, gangguan
sirkulasi, hipertensi, diabetes, pembengkakan prostat, glaukoma, dan hipertiroidisme.
Jangan menggunakan dekongestan bersamaan dengan obat-obatan lainnya tanpa petunjuk dari
dokter karena dikhawatirkan dapat menyebabkan efek samping yang membahayakan. Salah satu
contohnya adalah peningkatan tekanan darah apabila dekongestan digunakan bersamaan dengan
obat penghambat monoamin oksidase (obat antidepresan).
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan dekongestan, segera temui dokter.
Dosis Dekongestan
Dosis dekongestan berbeda-beda tergantung dari cara pemakaian atau usia penderita. Untuk jenis
dekongestan hirup, dosis yang dianjurkan biasanya 5-7 kali sehari. Dekongestan hirup tidak
boleh digunakan lebih dari tujuh kali dalam sehari. Terapi dekongestan diberikan paling lama
seminggu. Pemakaian dekongestan yang lebih dari 1 minggu dapat memperparah penyakit yang
diderita.
Sedangkan pada jenis dekongestan oral, dosis yang biasanya dianjurkan adalah 30 mg sebanyak
4-6 kali sehari (6-12 tahun) dan 60 mg sebanyak 4-6 kali sehari (12 tahun ke atas).
Menggunakan Dekongestan Dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan produk dekongestan sebelum
menggunakannya.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk
menggunakan  dekongestan pada jam yang sama tiap hari untuk memaksimalkan efeknya.
Bagi pasien yang lupa menggunakan dekongestan, disarankan segera melakukannya begitu
teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis pada jadwal
berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Dekongestan
Sama seperti obat-obatan lain, penggunaan dekongestan juga bisa menyebabkan efek samping
meskipun tergolong jarang. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan
obat ini adalah:
Iritasi pada lapisan hidung
Mulut terasa kering
Mual
Sakit kepala
Tremor atau gemetar
Merasa gelisah
Sulit buang air kecil (pada pria)
Sulit tidur
Ruam (reaksi alergi)
Jantung berdebar
Efek samping yang lebih serius seperti syok anafilaktik dan halusinasi juga bisa timbul walaupun
kasus demikian sangat jarang terjadi.
Pengertian Diphenhydramine
Diphenhydramine adalah salah satu antihistamin yang dapat digunakan untuk mengatasi gejala-
gejala alergi dan flu, misalnya hidung mampet atau beringus, bersin-bersin, mata berair, mata
atau hidung yang gatal.
Obat ini bekerja dengan cara menghalangi kinerja senyawa histamin alami tubuh yang
menyebabkan munculnya gejala alergi. Selain gejala alergi, obat diphenhydramine juga dapat
digunakan untuk menekan batuk, menangani mabuk perjalanan, serta sebagai obat tidur.
Tentang Diphenhydramine
Golongan Antihistamin
Kategori Obat bebas
Manfaat Meredakan gejala alergi dan flu
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak berusia 12 tahun ke atas
Bentuk obat Tablet, kapsul, dan obat cair
Diphenhydramine tersedia dalam berbagai merek dan dapat dibeli secara bebas di apotek. Anak-
anak di bawah 12 tahun dilarang mengonsumsi obat ini.
Peringatan:
Bagi wanita hamil dan menyusui, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan
diphenhydramine.
Jika mengalami rasa kantuk setelah mengonsumsi obat ini, jangan mengemudi atau
mengoperasikan alat berat.
Harap berhati-hati bagi yang menderita asma, glaukoma, batuk berdahak, gangguan ginjal,
gangguan hati, hipertensi, kejang-kejang, hipertiroidisme, diabetes, serta pembengkakan prostat.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera hubungi dokter.
Dosis diphenhydramine
Dosis penggunaan diphenhydramine berbeda-beda untuk tiap pasien. Dokter akan menyesuaikan
takaran sesuai bentuk diphenhydramine yang digunakan, kondisi kesehatan, usia dan riwayat
kesehatan pasien.
Takaran umum diphenhydramine cair yang dianjurkan untuk pasien dewasa adalah 28 mg
dengan frekuensi empat kali sehari. Jangan melebihi takaran yang dianjurkan.
Mengonsumsi Diphenhydramine dengan Benar
Baca keterangan pada kemasan obat sebelum mulai mengonsumsinya. Pastikan Anda
mengonsumsi obat ini sesuai dengan petunjuk pada kemasan dan tanyakan pada dokter jika Anda
ragu. Diphenhydramine dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.
Jika Anda mengonsumsi obat ini dalam bentuk cair, gunakan takaran dengan sendok khusus
yang disertakan dalam kemasan. Jangan menggunakan sendok makan biasa karena kemungkinan
takarannya berbeda. Anda juga sebaiknya menghindari konsumsi minuman keras selama
menggunakan obat ini karena dapat memicu potensi efek samping obat antihistamin ini.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi diphenhydramine, disarankan untuk segera meminumnya
begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis
diphenhydramine pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Diphenhydramine
Diphenhydramine berpotensi menyebabkan efek samping, sama seperti semua obat. Beberapa
efek samping di antaranya yang mungkin terjadi saat mengonsumsi antihistamin ini adalah:
Mengantuk.
Pusing atau sakit kepala.
Lelah.
Mulut kering.
Sulit buang air kecil.
Pastikan untuk membaca bahan yang terkandung pada tiap obat. Jangan mengonsumsi lebih dari
satu obat yang mengandung diphenhydramine pada waktu yang sama untuk menghindari
overdosis.
Penggunaan
Untuk apa doxylamine?
Doxylamine adalah sebuah antihistamine, digunakan untuk mengurangi gejala alergi, alergi
serbuk bunga, dan pilek. Obat ini bekerja dengan menghalangi zat alami tertentu (histamine,
acetycholine) yang dibuat tubuh Anda. Efeknya membantu mengurangi gejala alergi/pilek seperti
mata berair, hidung berair, dan bersin.
Produk batuk pilek belum terbukti aman atau efektif pada anak-anak kurang dari 6 tahun. Oleh
karena itu, jangan gunakan produk ini untuk mengatasi gejala pilek pada anak-anak kurang dari 6
tahun kecuali diarahkan khusus oleh dokter. Jangan berikan tablet 25 mg pada anak-anak kurang
dari 12 tahun, kecuali diarahkan dokter Anda. Tanyakan pada dokter atau apoteker Anda untuk
detail lebih lanjut tentang penggunaan produk dengan aman.
Produk ini tidak menyembuhkan atau memperpendek jarak pilek dan dapat menyebabkan efek
samping serius. Untuk mengurangi risiko efek samping serius, ikuti dengan baik semua petunjuk
obat. Jangan gunakan produk ini untuk membuat anak tidur. Jangan berikan obat batuk pilek lain
yang dapat mengandung bahan yang sama atau mirip (lihat juga bagian Interaksi Obat).
Tanyakan dokter atau apoteker Anda tentang cara lain untuk mengurangi gejala batuk dan pilek
(seperti minum cukup cairan, menggunakan pelembap, atau tetes hidung saline).
Bagaimana cara penggunaan doxylamine?
Gunakan obat ini melalui mulut dengan atau tanpa makanan. Ikuti petunjuk penggunaan obat
pada label, atau gunakan sesuai petunjuk dokter Anda. Obat ini dapat digunakan dengan
makanan atau susu jika terjadi sakit perut.
Jika Anda menggunakan bentuk kunyah, kunyah sepenuhnya dan kemudian telan.
Jika Anda menggunakan bentuk cairan, ukur dosis dengan baik menggunakan alat
pengukur/sendok khusus. Jangan gunakan sendok rumahan karena Anda mungkin tidak
mendapatkan dosis yang tepat.
Jangan gunakan obat lebih dari yang direkomendasikan atau menggunakannya lebih sering tanpa
berkonsultasi dengan dokter. Dosis Anda berdasarkan usia, kondisi medis, dan respon terhadap
terapi.
Bagaimana cara penyimpanan doxylamine?
Obat ini sebaiknya disimpan di dalam lemari pendingin. Jangan dibekukan. Merek lain dari obat
ini dapat memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada
kemasan produk Anda, atau tanyakan kepada apoteker Anda. Jauhkan obat-obatan dari
jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila
diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak
diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal
mengenai bagaimana cara aman membuang produk Anda.
Dosis
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. SELALU konsultasikan
pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.
Bagaimana dosis doxylamine untuk orang dewasa?
Dosis Biasa Dewasa untuk Alergi Rhinitis
Doxylamine 5 mg tablet oral, bisa dikunyah:
10 mg secara oral setiap 4-6 jam tidak melebihi 6 obat setiap hari.
Dosis Biasa Dewasa untuk Alergi Konjungtivitis
Doxylamine 5 mg tablet oral, bisa dikunyah:
10 mg secara oral setiap 4-6 jam tidak melebihi 6 obat setiap hari.
Dosis Biasa Dewasa untuk Insomnia
12 tahun dan lebih tua: 25 mg secara oral 30 menit sebelum tidur
Dosis maksimal: Gunakan sekali setiap hari atau sesuai petunjuk dokter
Catatan: Jangan gunakan 25 mg doxylamine pada anak-anak di bawah 12 tahun
Bagaimana dosis doxylamine untuk anak-anak?
Dosis Biasa Anak-anak untuk Alergi Rhinitis
Doxylamine 5 mg tablet oral, bisa dikunyah:
12 tahun atau lebih tua: 10 mg secara oral setiap 4-6 jam tidak melebih 6 obat setiap hari
6 -12 tahun: 5 mg secara oral setiap 4-6 jam tidak melebihi 6 obat setiap hari
Dosis Biasa Anak-anak untuk Alergi Konjungtivitis
12 tahun atau lebih tua: 10 mg secara oral setiap 4-6 jam tidak melebih 6 obat setiap hari
6 -12 tahun: 5 mg secara oral setiap 4-6 jam tidak melebihi 6 obat setiap hari
Dalam dosis apakah doxylamine tersedia?

Efek Samping
Efek samping apa yang dapat dialami karena doxylamine?
Cari bantuan medis segera jika Anda mengalami tanda-tanda reaksi alergi berikut ini: gatal-gatal,
kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Segera hubungi dokter Anda jika Anda memiliki:
bingung, halusinasi
pusing berat atau ngantuk
buang air kecil sedikit atau tidak bisa
Efek samping umum bisa termasuk:
penglihatan kabur
mulut, hidung, atau tenggorokan kering
sembelit
pusing ringan atau ngantuk
Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek samping
yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu,
konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Pencegahan & Peringatan
Apa saja yang harus diketahui sebelum menggunakan doxylamine?
Sebelum menggunakan doxylamine,
katakan pada dokter dan apoteker jika Anda alergi terhadap doxylamine atau obat lainnya
katakan pada dokter atau apoteker apa obat resep dan nonresep, vitamin, suplemen nutrisi, dan
produk herbal yang Anda gunakan atau berencana gunakan. Pastikan untuk menyebutkan: obat
pilek, serbuk bunga, atau alergi; obat depresi; perelaksasi otot; obat narkotika untuk nyeri; obat
penenang; obat tidur; dan penenang
katakan pada dokter jika Anda memiliki atau pernah memiliki asma, emfisema, bronchitis
kronis, atau masalah pernafasan lainnya; glaucoma (kondisi di mana meningkatnya tekanan pada
mata yang menyebabkan hilangnya penglihatan secara bertahap); penyakit jantung, tekanan
darah tinggi, kejang-kejang, atau kelenjar tiroid berlebihan
katakan pada dokter Anda jika Anda hamil, berencana hamil, atau menyusui. Jika Anda hamil
ketika menggunakan doxylamine, hubungi dokter Anda
jika Anda melakukan operasi, termasuk operasi gigi, katakana pada dokter atau dokter gigi
bahwa Anda menggunakan doxylamine
Anda seharusnya mengetahui bahwa obat ini dapat membuat Anda mengantuk. Jangan menyetir
mobil atau menggunakan mesin sampai Anda tahu bagaimana obat ini memengaruhi Anda
ingat bahwa alkohol bisa membuat Anda bertambah ngantuk karena obat ini. Hindari minuman
beralkohol ketika menggunakan obat ini
Apakah doxylamine aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau
menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat
dan risiko sebelum menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori
_ menurut US Food and Drugs Administration (FDA).
Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA :
     A= Tidak berisiko,
     B=Tidak berisiko pada beberapa penelitian,
     C=Mungkin berisiko,
     D=Ada bukti positif dari risiko,
     X=Kontraindikasi,
     N=Tidak diketahui
Doxylamine dapat masuk ke ASI dan dapat membahayakan bayi yang menyusu. Antihistamine
juga dapat memperlambat produksi ASI. Jangan gunakan obat ini tanpa nasihat dokter jika Anda
sedang menyusui.
Interaksi
Obat-obatan apa yang mungkin berinteraksi dengan doxylamine?
Tanyakan dokter atau apoteker sebelum menggunakan obat ini jika Anda juga menggunakan
obat lain apapun, termasuk obat resep dan nonresep, vitamin, dan produk herbal. Beberapa obat
bisa menyebabkan efek yang tidak diinginkan atau berbahaya ketika digunakan bersama. Tidak
semua kemungkinan interaksi terdaftar dalam petunjuk pengobatan ini.
Menggunakan obat ini dengan obat lain yang membuat Anda tidur atau memperlambat
pernafasan dapat memperburuk efeknya. Tanyakan dokter Anda sebelum menggunakan
doxylamine dengan pil tidur, obat narkotik nyeri, perelaksasi otot, atau obat untuk cemas,
depresi, atau kejang-kejang.
Apakah makanan atau alkohol dapat berinteraksi dengan doxylamine?
Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan pada saat makan atau saat makan makanan tertentu
karena interaksi obat dapat terjadi. Mengonsumsi alkohol atau tembakau dengan obat-obatan
tertentu juga dapat menyebabkan interaksi terjadi. Diskusikan penggunaan obat Anda dengan
makanan, alkohol, atau tembakau dengan  penyedia layanan kesehatan Anda.
Kondisi kesehatan apa yang dapat berinteraksi dengan doxylamine?
Tanyakan dokter atau apoteker apakah aman bagi Anda menggunakan obat ini jika Anda
memiliki kondisi medis, khususnya:
glaukoma
pembesaran prostat
masalah dengan buang air
asma, bronkitis, emfisema, atau penyakit pernafasan kronis lainnya
Overdosis
Apa yang harus saya lakukan pada keadaan gawat darurat atau overdosis?
Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat darurat lokal (112)
atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.
Apa yang harus saya lakukan bila melewatkan satu dosis?
Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin. Namun bila sudah
mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis
yang biasa. Jangan menggandakan dosis.
Beberapa contoh obat antiangina dari golongan nitrat:
1. Isosorbid mononitrat
Generik: –
Merek dagang (brand name):
Distributor dari Indonesia: Elantan® (Pharos) tablet 20 mg, 40 mg; Monecta* (Pratama Nirmala)
tablet 10 mg, 20 mg; Pentacad® (Darya Varia) tablet 20 mg.
Distributor dari luar negeri: Imdur® ( Astra pharmaceuticals-Australia) tablet pelepasan lambat
60 mg; Mono Mack® (Heinrich Mack Nachf-Jerman) tablet 40 mg dan tablet pelepasan lambat
50 mg; Mono Mack® 50 D (Heinrich Mack Nachf-Jerman) tablet pelepasan lambat 50 mg dan
Drops 40 mg.
Indikasi: profilaksis angina, tambahan pada gagal jantung kongestif.
Kontraindikasi: hipersensitif terhadap nitrat, hipotensi dan hipovolemia, kardiopati obstruktif
hipertrofik, stenosis aorta, tamponade jantung, perikarditis konstriktif, stenosis mitral, anemia
berat, trauma kepala, pendarahan otak, dan glaukoma sudut sempit.
Dosis dan aturan pakai: dosis awal 20 mg, 2-3 kali sehari atau 40 mg, 2 kali sehari (10 mg, 2 kali
sehari pada pasien yang belum pernah menerima nitrat sebelumnya), bila perlu sampai 120 mg
sehari dalam dosis terbagi.
Efek samping: sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing hipotensi postural, takikardi (dapat
terjadi bradikardi paradoksial).
Risiko khusus:
– Kehamilan : faktor risiko C
– Menyusui : ekskresi melalui air susu tidak diketahui
– Gagal ginjal : obat dapat memperparah kerusakan ginjal karena obat selain diekskresi melalui
feses juga dieksresi melalui urin, akantetapi pengubahan dosis obat tidak dibutuhkan pada pasien
usia lanjut yang mengalami gangguan fungsi ginjal.
– Kelainan hepar : obat dapat memperparah kerusakan hati karena obat dimetabolisme di hati,
akantetapi pengubahan dosis obat tidak dibutuhkan pada pasien usia lanjut yang mengalami
gangguan fungsi hepar.
2. Isosorbid dinitrat
Generik: Isosorbid Dinitrat tablet sublingual 5 mg, 10 mg.
Merek dagang (brand name):
Distributor dari Indonesia: Isoket® (Pharos) tablet 5 mg, 10 mg; Isoket Retard® (Pharos) tablet
pelepasan lambat 20 mg, 40 mg, cairan injeksi 1 mg/ml, aerosol 25 mg/ml, krim 100 mg/g;
Farsorbid® (Pratama Nirmala) tablet sublingual 5 mg, 10 mg; Cedocard® (Darya Varia) tablet 5
mg, 10 mg, 20 mg; Cedocard Retard® (Darya Varia) tablet pelepasan lambat 20 mg.
Distributor dari luar negeri: Isomack Retard® (Heinrich Mack Nachf-Jerman) kapsul 20 mg;
Isomack Spray® (Heinrich Mack Nachf-Jerman) buccal spray 13,9 mg/ml; Td. Spray Iso Mack
(Heinrich Mack Nachf-Jerman) spray transdermal 96,7 mg/ml; Vascardin (Nicholas) tablet 5 mg,
10 mg.
Indikasi: profilaksis dan pengobatan angina, gagal jantung kiri.
Kontraindikasi: lihat Isosorbid mononitrat.
Dosis dan aturan pakai: oral, sehari dalam dosis terbagi, angina 30-120 mg; gagal jantung kiri
40-160 mg sampai 240 mg bila perlu. Infus intravena 2-10 mg/jam, dosis lebih tinggi sampai 20
mg/ jam mungkin diperlukan.
Efek samping: lihat isosorbid mononitrat
Risiko khusus:
– Kehamilan : faktor risiko C
– Menyusui : ekskresi melalui air susu tidak diketahui
– Gagal ginjal : obat dapat memperparah kerusakan ginjal karena obat selain diekskresi melalui
feses juga dieksresi melalui urin, sehingga dosis obat perlu diturunkan.
– Kelainan hepar : obat dapat memperparah kerusakan hati karena obat dimetabolisme di hati,
sehingga dosis obat perlu diturunkan.
3. Gliseril trinitrat
Generik: –
Merek dagang (brand name):
Distributor dari Indonesia: –
Distributor dari luar negeri: Glyceryl Trinitrate® (Davil Bull Lab-Australia) cairan injeksi 5
mg/ml; Nitro Mack Retard® (Heinrich Mack Nachf-Jerman) kapsul pelepasan lambat 2,5 mg, 5
mg; Minitran® (3M Pharmaceutical Pty Ltd-Australia) tansdermal 0,2 mg/jam, 0,4 mg/jam;
Nitradisc® (Searle Pharmaceutical Inc-U.S.A) transdermal 16 mg, 32 mg; Nitro-Dur® (Key-
U.S.A) transdermal 2,5 mg/24 jam, 5 mg/24 jam, 7,5 mg/24 jam, 10 mg/24 jam; Nitrocin®
(Schwarz-West Germany) cairan injeksi 1 mg/ml; Nitroderm Tts® (Novartis-Switzerland)
transdermal 250 mg, 500 mg, 750 mg; Nitrodisc® (Novartis-Switzerland) 160 mg; Nitrostat
(Parke Davis-Australia) tablet 0,3 mg, 0,6 mg.
Indikasi: profilaksis dan pengobatan angina, gagal jantung kiri.
Kontraindikasi: lihat Isosorbid mononitrat.
Dosis dan aturan pakai: sublingual, 0,3-1 mg, bila perlu diulang; oral profilaksis angina, 2,6-2,8
mg 3 kali sehari atau 10 mg 2-3 kali sehari; infus intravena 10-200 mcg/menit.
Efek samping: lihat isosorbid mononitrat
Risiko khusus:
– Kehamilan : faktor risiko C
– Menyusui : ekskresi melalui air susu tidak diketahui
– Gagal ginjal : obat dapat memperparah kerusakan ginjal karena obat selain diekskresi melalui
feses juga dieksresi melalui urin, sehingga dosis obat perlu diturunkan.
– Kelainan hepar : obat dapat memperparah kerusakan hati karena obat dimetabolisme di hati,
sehingga dosis obat perlu diturunkan.
Verapamil digunakan untuk pengobatan angina, hipertensi, dan aritmia. Obat ini merupakan
antagonis kalsium dengan kerja inotropik negatif yang poten, mengurangi curah jantung,
memperlambat denyut jantung, dan mengganggu konduksi AV. Dengan demikian verapamil
dapat mencetuskan gagal jantung, memperburuk gangguan konduksi, dan menyebabkan
hipotensi pada dosis tinggi. Karena itu obat ini tidak boleh digunakan bersama dengan beta
bloker. Efek samping utamanya berupa konstipasi.
Nifedipin merelaksasi otot polos vaskular sehingga mendilatasi arteri koroner dan perifer. Obat
ini lebih berpengaruh pada pembuluh darah dan kurang berpengaruh pada miokardium dari pada
verapamil. Tidak seperti verapamil, nifedipin tidak mempunyai aktivitas antiaritmia. Nifedipin
jarang menimbulkan gagal jantung, karena efek inotropik negatifnya diimbangi oleh
pengurangan kerja ventrikel kiri. Sediaan nifedipin kerja pendek tidak dianjurkan untuk
pengobatan jangka panjang hipertensi, karena menimbulkan variasi tekanan darah yang besar
dan refleks takikardia.
Nikardipin memiliki efek serupa dengan nifedipin, dengan menghasilkan sedikit pengurangan
kontraktilitas miokard.
Amlodipin dan felodipin menunjukkan efek yang serupa dengan nifedipin dan nikardipin, tidak
mengurangi kontraktilitas miokard dan tidak menyebabkan perburukan pada gagal jantung. Obat
ini mempunyai masa kerja yang lebih panjang, dan dapat diberikan sekali sehari. Nifedipin,
nikardipin, amlodipin, dan felodipin digunakan untuk pengobatan angina atau hipertensi.
Semuanya bermanfaat pada angina yang disertai dengan vasospasme koroner. Efek samping
akibat efek vasodilatasinya adalah muka merah dan sakit kepala, dan edema pergelangan kaki
(yang hanya memberikan respons parsial terhadap diuretika).
Diltiazem efektif untuk sebagian besar angina. Selain itu, sediaan kerja panjangnya juga
digunakan untuk terapi hipertensi. Senyawa ini dapat digunakan untuk pasien yang karena
sesuatu sebab tidak dapat diberikan beta bloker. Efek inotropik negatifnya lebih ringan dibanding
verapamil dan jarang terjadi depresi miokardium yang bermakna.
Meskipun demikian, karena risiko bradikardinya, tetap diperlukan kehati-hatian bila digunakan
bersama beta bloker.
Angina tidak stabil. Antagonis kalsium tidak mengurangi risiko infark miokard pada angina
tidak stabil. Penggunaan diltiazem atau verapamil dicadangkan bagi pasien yang resisten
terhadap beta bloker.
Putus obat. Terdapat bukti bahwa penghentian antagonis kalsium yang mendadak dapat
menyebabkan memburuknya angina.
Monografi: 
AMLODIPIN
Indikasi: 
hipertensi, profilaksis angina.
Peringatan: 
lihat kehamilan (lampiran 4), gangguan fungsi hati (lampiran 2).
Interaksi: 
lihat lampiran 1 (antagonis kalsium).
Kontraindikasi: 
syok kardiogenik, angina tidak stabil, stenosis aorta yang signifikan, menyusui (lampiran 5).
Efek Samping: 
nyeri abdomen, mual, palpitasi, wajah memerah, edema, gangguan tidur, sakit kepala, pusing,
letih;
Jarang terjadi, gangguan saluran cerna, mulut kering, gangguan pengecapan, hipotensi, pingsan,
nyeri dada, dispnea, rhinitis, perubahan perasaan, tremor, paraestesia, gangguan kencing,
impoten, ginekomastia, perubahan berat badan, mialgia, gangguan penglihatan, tinitus, pruritus,
ruam kulit (termasuk adanya laporan eritema multiform), alopesia, purpura dan perubahan warna
kulit;
Sangat jarang, gastritis, pankreatitis, hepatitis, jaundice, kolestasis, hiperplasia pada gusi, infark
miokard, aritmia, vaskulitis, batuk, hiperglikemia, trombositopenia, angioedema dan urtikaria.
Dosis: 
hipertensi atau angina, dosis awal 5 mg sekali sehari; maksimal 10 mg sekali sehari.
DILTIAZEM HIDROKLORIDA
Indikasi: 
pengobatan angina pektoris; profilaksis angina pektoris varian; hipertensi esensial ringan sampai
sedang.
Peringatan: 
kurangi dosis pada pasien gangguan fungsi hati dan ginjal; gagal jantung atau gangguan
bermakna fungsi ventrikel kiri yang bermakna , bradikardi (hindarkan jika berat), blokade AV
derajat satu, atau perpanjangan interval PR.
Interaksi: 
lihat  antagonis kalsium (lampiran 1).
Kontraindikasi: 
bradikardi berat, gagal jantung kongesti (denyut jantung di bawah 50 denyut/menit); gagal
ventrikel kiri dengan kongesti paru, blokade AV derajat dua atau tiga (kecuali jika digunakan
pacu jantung), sindrom penyakit sinus (sinus bradikardi, sinus ares, sinus atrial); kehamilan;
menyusui (lampiran 4); hipersensitif terhadap diltiazem.
Efek Samping: 
bradikardi, blokade sinoatrial, blokade AV, jantung berdebar, pusing, hipotensi, malaise,
asthenia, sakit kepala, muka merah dan panas, gangguan saluran cerna, edema (terutama pada
pergelangan kaki); jarang terjadi ruam kulit (termasuk eritema multiforme dan torn dermatitis),
fotosensitif; dilaporkan juga hepatitis, gynaecomastia, hiperplasia gusi, sindrom ekstrapiramidal,
dan depresi.
Dosis: 
aritmia, 60 mg tiga kali sehari (usia lanjut awalnya dua kali sehari) jika perlu tingkatkan hingga
360 mg sehari disesuaikan dengan usia dan gejala;
hipertensi esensial ringan sampai sedang, dewasa oral 100-200 mg satu kali sehari;
angina varian, dewasa oral 100 mg sekali sehari, jika tidak ada perubahan maka dapat
ditingkatkan hingga 200 mg satu kali sehari.
FELODIPIN
Indikasi: 
hipertensi, angina.
Peringatan: 
hentikan bila terjadi nyeri iskemik; gangguan hati; menyusui; hindari sari buah grapefruit
(mempengaruhi metabolisme).
Interaksi: 
lihat lampiran1 (antagonis kalsium).
Kontraindikasi: 
kehamilan.
Efek Samping: 
muka merah, sakit kepala, palpitasi, pusing, fatigue, edema kaki, ruam kulit dan gatal,
hiperplasia, demam, impoten.
Dosis: 
hipertensi, dosis awal 5 mg (usia lanjut 2,5 mg) sehari pada pagi hari; dosis penunjang lazim 5-
10 mg sekali sehari; jarang diperlukan dosis di atas 20 mg sehari.
Angina, dosis awal 5 mg sehari pada pagi hari, jika perlu tingkatkan sampai 10 mg sekali sehari.
ISRADIPIN
Indikasi: 
hipertensi.
Peringatan: 
sindrom sinus (jika penggunaan pacemaker tidak sesuai); hindari minuman grapefruit (dapat
mempengaruhi metabolisme); kurangi dosis pada gangguan fungsi ginjal atau hati; kehamilan
(lampiran 4).
Interaksi: 
lihat lampiran 1 (antagonis kalsium).
Kontraindikasi: 
syok kardiogenik; stenosis aorta sempit atau simptomatik; penggunaan dalam 1 bulan setelah
serangan infark miokard; angina tidak stabil, menyusui (lampiran 5).
Efek Samping: 
sakit kepala, wajah memerah, pusing, takikardi dan palpitasi, edema perifer terlokalisir;
hipotensi, tidak lazim; jarang terjadi, berat badan bertambah, letih, rasa tidak nyaman pada
abdomen, ruam kulit.
Dosis: 
2,5 mg dua kali sehari (1,25 mg dua kali sehari pada lansia, gangguan fungsi ginjal atau hati);
jika perlu dapat ditingkatkan setelah 3-4 minggu menjadi 5 mg dua kali sehari (hingga 10 mg dua
kali sehari); dosis penunjang 2,5 atau 5 mg satu kali sehari.
LASIDIPIN
Indikasi: 
hipertensi.
Peringatan: 
abnormalitas konduksi jantung; volume jantung rendah; hentikan penggunaan jika terjadi nyeri
iskemik yang terjadi segera setelah awal penggunaan atau jika terjadi syok kardiogenik, hindari
sari buah grapefruit (dapat mempengaruhi metabolisme); gangguan fungsi hati (Lampiran 2).
Interaksi: 
lihat lampiran 1 (antagonis kalsium).
Kontraindikasi: 
stenosis aorta; hindari penggunaannya 1 bulan setelah serangan infark miokard; kehamilan
(lampiran 4); menyusui (lampiran 5).
Efek Samping: 
sakit kepala, wajah memerah, edema, pusing, palpitasi; juga astenia, ruam kulit (termasuk
pruritus dan eritema), gangguan saluran cerna, hiperplasia pada gusi, kram otot, poliuria, nyeri
dada (lihat peringatan), gangguan perasaan.
Dosis: 
Awal, 2 mg sebagai dosis tunggal per hari, diminum pada pagi hari; ditingkatkan setelah 3-4
minggu menjadi 4 mg sehari, jika perlu dapat ditingkatkan lagi menjadi 6 mg per hari.
LERKANIDIPIN
Indikasi: 
pengobatan hipertensi essensial ringan sampai sedang.
Peringatan: 
Pasien dengan sick sinus syndrome, pasien dengan disfungsi LV, peningkatan risiko
kardiovaskular pada pasien dengan penyakit jantung iskemik, kehamilan dan menyusui.
Interaksi: 
ketokonazol, itrakonazol, ritonavir, eritromisin, troleandomisin dan siklosporin dapat
meningkatkan kadar plasma lerkanidipin sehingga harus dihindari. Pemberian bersamaan dengan
midazolam 20 mg dapat meningkatkan absorpsi lerkanidipin. Harus diperhatikan pemberian
bersamaan dengan terfenadin, astemizol, amiodaron dan kuinidin. Pemberian dengan fenitoin,
karbamazepin, rifampisin dapat mengurangi efek antihipertensi dan tekanan darah harus
dimonitor lebih sering. Interaksi dengan makanan: tidak boleh diberikan bersamaan dengan sari
buah grapefruit karena dapat meningkatkan efek hipotensif.
Kontraindikasi: 
hipersensitif, kehamilan dan menyusui.
Efek Samping: 
Umum: kemerahan, edema perifer, palpitasi, takikardia, sakit kepala, pusing, asthenia;
Tidak umum: fatigue, gangguan pencernaan seperti dispepsia, mual, muntah, sakit perut dan
diare, poliuria, ruam, somnolence, mialgia;
Jarang: hipotensi dan gingival hiperplasia.Beberapa dihidropiridin dapat menyebabkan sakit
precordial dan angina pektoris.
Dosis: 
Dosis yang dianjurkan 10 mg secara oral sekali sehari minimal 15 menit sebelum makan. Dosis
dapat ditingkatkan hingga 20 mg tergantung respon tiap individu.
NIFEDIPIN
Indikasi: 
profilaksis dan pengobatan angina; hipertensi.
Peringatan: 
hentikan jika terjadi nyeri iskemik atau nyeri yang ada memburuk dalam waktu singkat setelah
awal pengobatan; cadangan jantung yang buruk; gagal jantung atau gangguan fungsi ventrikel
kiri yang bermakna (memburuknya gagal jantung teramati); hipotensi berat; kurangi dosis pada
gangguan hati; diabetes mellitus; dapat menghambat persalinan; menyusui; hindari sari buah
grapefruit (mempengaruhi metabolisme).
Interaksi: 
lihat lampiran 1 (antagonis kalsium).
Kontraindikasi: 
syok kardiogenik; stenosis aorta lanjut; kehamilan (toksisitas pada studi hewan); porfiria.
Efek Samping: 
pusing, sakit kepala, muka merah, letargi; takikardi, palpitasi; juga edema kaki, ruam kulit
(eritema multiform dilaporkan), mual, sering kencing; nyeri mata, hiperplasia gusi; depresi
dilaporkan; telangiektasia dilaporkan.
Dosis: 
angina dan fenomena Raynaud, sediaan konvensional, dosis awal 10 mg (usia lanjut dan
gangguan hati 5 mg) 3 kali sehari dengan atau setelah makan; dosis penunjang lazim 5-20 mg 3
kali sehari; untuk efek yang segera pada angina: gigit kapsul dan telan dengan cairan.
Hipertensi ringan sampai sedang dan profilaksis angina: sediaan lepas lambat, 30 mg sekali
sehari (tingkatkan bila perlu, maksimum 90 mg sekali sehari) atau 20 mg 2 kali sehari dengan
atau setelah makan (awalnya 10 mg 2 kali sehari, dosis penunjang lazim 10-40 mg 2 kali sehari).
NIKARDIPIN
Indikasi: 
krisis hipertensi akut selama operasi, hipertensi dalam keadaan darurat.
Peringatan: 
pasien dengan gangguan fungsi hati atau ginjal, pasien dengan stenosis aorta. Tekanan darah dan
denyut jantung harus terus dimonitor selama menggunakan obat ini.
Interaksi: 
beta bloker (propranolol, dll), fentanil, digoksin, dantrolen natrium, tandospiron sitrat,
nitrogliserin, relaksan otot (pankuronium bromida, vekuronium bromida, dll), immunosupresan
(siklosporin, takrolimus hidrat, dll), fenitoin, rifampisin, simetidin, intravena-protease inhibitor
(sakuinavir, ritonavir, dll), antifungi azol (itrakonazol, dll), obat-obat hipotensif lainnya.
Kontraindikasi: 
pasien dengan hemostasis tidak lengkap yang diikuti dengan perdarahan intrakranial, pasien
dengan tekanan intrakranial meningkat pada tahap akut stroke serebral, hipersensitif.
Efek Samping: 
ileus paralitik, hipoksemia, edema paru, dispnea, nyeri angina, trombositopenia, gangguan fungsi
hati dan jaundice, takikardia, perubahan EKG, hipotensi; pada pasien dengan gagal jantung akut:
meningkatkan tekanan arteri paru, penurunan indeks jantung, takikardia ventrikel dan sianosis;
palpitasi, muka merah, extrasistol ventrikel, blokade atrioventrikel, malaise menyeluruh,
disfungsi hati (peningkatan GOT dan GPT), peningkatan BUN atau kreatinin, erupsi, sakit
kepala, peningkatan suhu tubuh, penurunan volume urin, penurunan kadar kolesterol dalam
darah, rigor (kaku), back pain, peningkatan kadar serum kalium, flebitis.
Dosis: 
Nikardipin injeksi diencerkan dahulu dengan injeksi glukosa 5% atau larutan salin fisiologis
hingga diperoleh 0,01%-0,02% larutan nikardipin hidroklorida (0,1-1,2 mg/mL). Untuk krisis
hipertensi akut selama operasi, secara intra vena, dosis 2-10 mcg/kg bb/menit sampai tercapai
tekanan darah yang diinginkan, dapat ditingkatkan dengan tetap memantau tekanan darah. Untuk
pengurangan tekanan darah yang lebih cepat, dosis 10-30 mcg/kg bb/menit dapat digunakan.
Hipertensi dalam keadaan darurat, secara intravena, dosis 0,5 mcg /kg bb/menit sampai tercapai
tekanan darah yang diinginkan, dapat ditingkatkan dengan tetap memantau tekanan darah.
NIMODIPIN
Indikasi: 
pencegahan dan pengobatan gangguan neurologik iskemik setelah aneurism perdarahan
subarachnoid.
Peringatan: 
edema serebral atau tekanan intrakarnial meningkat sangat tinggi; hipotensi; hindari pemberian
bersama tablet dan infus nimodipin, antagonis kalsium lain, atau beta bloker; pemberian bersama
obat nefrotoksik, kehamilan; hindari sari buah grapefruit (dapat mempengaruhi metabolisme),
fungsi hati terganggu, fungsi ginjal terganggu.
Interaksi: 
lihat lampiran 1 (antagonis kalsium), alkohol (hanya pada infus).
Kontraindikasi: 
selama 1 bulan mengalami infark miokard, angina tidak stabil.
Efek Samping: 
hipotensi, frekuensi jantung bervariasi, muka merah, sakit kepala, gangguan saluran cerna, mual,
berkeringat, rasa hangat; dilaporkan trombositopenia dan ileus.
Dosis: 
pencegahan, oral 60 mg setiap 4 jam (dosis total sehari 360), mulai dalam waktu 4 hari setelah
aneurism perdarahan subarachnoid dan teruskan selama 21 hari.

Pengobatan, secara infus intravena melalui kateter sentral awalnya 1 mg/jam (sampai 500
mg/jam jika berat badan kurang dari 70 kg atau jika tekanan darah tidak stabil), tingkatkan
setelah 2 jam menjadi 2 mg/jam asalkan tidak terjadi penurunan tekanan darah hebat dan harus
dilanjutkan paling sedikit 5 hari (maksimal 14 hari); jika dilakukan pembedahan selama
pengobatan, lanjutkan paling sedikit 5 hari setelah pembedahan; waktu penggunaan maksimal 21
hari.

ASEBUTOLOL
Indikasi: 
hipertensi; angina; aritmia.
Peringatan: 
lihat Propanolol.
Kontraindikasi: 
lihat Propanolol.
Efek Samping: 
lihat Propanolol.
Dosis: 
hipertensi, dosis awal 400 mg sekali sehari atau 200 mg 2 kali sehari, jika perlu tingkatkan
setelah dua minggu sampai 400 mg 2 kali sehari. Angina, dosis awal 400 mg sekali sehari atau
200 mg 2 kali sehari; 300 mg 3 kali sehari; pada angina berat, sampai 1,2 g sehari telah
digunakan. Aritmia, 0,4-1,2 g sehari dalam 2-3 dosis terbagi.
ATENOLOL
Indikasi: 
hipertensi; angina; aritmia.
Peringatan: 
lihat Propanolol; kurangi dosis pada gangguan ginjal.
Kontraindikasi: 
lihat Propanolol; kurangi dosis pada gangguan ginjal.
Efek Samping: 
lihat Propanolol; kurangi dosis pada gangguan ginjal.
Dosis: 
Oral, hipertensi 50 mg sehari (dosis lebih tinggi tidak lagi perlu dipertimbangkan).
Angina, 100 mg sehari dalam 1 atau 2 dosis. Aritmia, 50-100 mg sehari
Injeksi intravena, aritmia, 2,5 mg dengan kecepatan 1 mg/menit, ulangi pada interval 5 menit
sampai maksimal 10 mg.
Catatan. Bradikardi yang berlebihan dapat diatasi dengan injeksi intravena atropin sulfat 0,6-2,4
mg dalam dosis terbagi 0,6 mg setiap kali, untuk overdosis lihat penanganan keracunan.
Infus intravena, aritmia, 150 mcg/kg bb selama 20 menit, jika perlu ulangi setiap 12
jam. Intervensi awal dalam waktu 12 jam setelah infark, injeksi intravena diatas 5 menit; 5 mg
sehari kemudian oral 50 mg setelah 15 menit, 50 mg setelah 12 jam, kemudian 100 mg sehari; 5-
10 mg secara injeksi intravena lambat, kemudian oral 50 mg setelah 15 menit, 50 mg setelah 12
jam, kemudian 100 mg sehari.
BETAKSOLOL
Indikasi: 
hipertensi; glaukoma.
Peringatan: 
lihat propanolol; kurangi dosis pada gangguan ginjal.
Kontraindikasi: 
lihat propanolol; kurangi dosis pada gangguan ginjal.
Efek Samping: 
lihat propanolol; kurangi dosis pada gangguan ginjal.
Dosis: 
20 mg sehari (usia lanjut 10 mg), jika perlu tingkatkan sampai 40 mg.
BISOPROLOL FUMARAT
Indikasi: 
hipertensi dan angina, gagal jantung kronik.
Peringatan: 
lihat propranolol hidroklorida; pada gagal jantung pantau status klinis selama 4 jam sesudah
pemberian awal (dengan dosis rendah) dan pastikan gagal jantung tidak berbahaya sebelum
meningkatkan dosis; psoriasis; gangguan hati.
Interaksi: 
lihat propanolol hidroklorida.
Kontraindikasi: 
lihat propranolol hidroklorida; keadaan akut atau gagal jantung dekompensasi yang
menghendaki pemberian inotropik intravena; blok sino-atrial.
Efek Samping: 
lihat propranolol.
Dosis: 
Hipertensi dan angina. Satu tablet 5 mg sehari sekali pada pagi hari sebelum atau sesudah
makan. Dalam kasus sedang/tidak terlalu berat, satu tablet sehari mungkin cukup. Kebanyakan
kasus dapat terkontrol dengan pemberian 2 tablet/hari (10 mg), kecuali pada sejumlah kecil kasus
memerlukan dosis 4 tablet/hari (20 mg). Pada pasien dengan disfungsi ginjal atau disfungsi hati
berat, maksimum dosis per hari adalah 2 tablet/hari (10 mg);
Gagal Jantung Kronik (CHF). 1,25 mg sehari sekali untuk satu minggu, jika dapat ditoleransi
dengan baik dapat ditingkatkan menjadi 2,5 mg sehari sekali untuk minggu berikutnya, jika
dapat ditoleransi dengan baik dapat ditingkatkan menjadi 3,75 mg sehari sekali untuk minggu
berikutnya, jika dapat ditoleransi dengan baik dapat ditingkatkan menjadi 5 mg sehari sekali
untuk 4 minggu berikutnya, jika dapat ditoleransi dengan baik dapat ditingkatkan menjadi 7,5
mg sehari sekali untuk 4 minggu berikutnya, jika dapat ditoleransi dengan baik dapat
ditingkatkan menjadi 10 mg sehari sekali untuk terapi pemeliharaan. Setelah pemberian awal
1,25 mg, pasien harus diamati selama lebih kurang 4 jam (terutama berkaitan dengan tekanan
darah, detak jantung, gangguan konduksi, tanda-tanda memburuknya gagal jantung).
KARVEDILOL
Indikasi: 
hipertensi esensial sebagai terapi tunggal atau kombinasi dengan antihipertensi lain terutama
diuretika tiazid, gagal jantung kongestif: tidak sebagai terapi tunggal tetapi sebagai terapi
kombinasi bersama terapi standar dengan digitalis, diuretika dan penghambat ACE.
Peringatan: 
lihat propanolol, sebelum meningkatkan dosis, pastikan bahwa fungsi ginjal dan gagal janin
tidak memburuk: gagal jantung parah, hindarkan pada gagal jantung akut atau terdekompensasi
yang memerlukan obat inotropik secara intravena.
Interaksi: 
Penggunaan bersama beta bloker, diltiazem, digoksin, klonidin, insulin, hipoglikemi oral.
Kontraindikasi: 
lihat propanolol, gagal hati kronik yang berat, kerusakan hati.
Efek Samping: 
hipotensi postural, pusing, sakit kepala, letih, bradikardi, gangguan saluran cerna; kadang-
kadang penurunan sirkulasi perifer; gejala-gejala mirip influenza, edema perifer dan nyeri pada
anggota gerak, mulut kering, mata kering, iritasi mata atau gangguan pandangan, impotensi;
jarang: angina, AV block, eksaserbasi klaudikasio intermiten atau fenomena Raynaud; reaksi
alergi kulit, ekserbasi psoriasis, hidung tersumbat, bersin-bersin, perasaan dipresi, gangguan
tidur, parestesia, gagal jantung, perubahan enzim hati, trombositopenia, leukopenia juga
dilaporkan.
Dosis: 
hipertensi, dewasa dosis awal 12,5 mg sehari, tingkatkan setelah 2 hari ke dosis lazim 25 mg
sehari, jika perlu dapat ditingkatkan lebih lanjut dengan interval sekurang-kurangnya 2 minggu
sampai maksimal 50 mg/ hari sebagai dosis tunggal atau terbagi; usia lanjut dosis awal 12,5 mg
sehari, jika respon dapat ditingkatkan setelah 2 minggu menjadi dosis maksimum 50 mg/ hari;
gagal jantung kongestif, dosis individual dan dipantau ketat selama titrasi dosis, dosis awal yang
dianjurkan 3,125 mg 2 kali sehari selama 2 minggu ditingkatkan menjadi 12,5 mg sampai 25 mg
2 kali sehari setelah 2 minggu. Dosis maksimum yang dapat ditoleransi adalah 2 kali 25 mg/hari
pada pasien dengan berat badan kurang dari 85 kg dan 2 kali 50 mg/hari pada pasien dengan
berat badan lebih dari 85 kg.
LABETALOL HIDROKLORIDA
Indikasi: 
hipertensi (termasuk hipertensi pada kehamilan, hipertensi dengan angina, dan hipertensi setelah
infark miokard akut); krisis hipertensi; mendapatkan hipotensi yang terkendali pada anestesia.
Peringatan: 
lihat propanolol; mengganggu uji laboratorium untuk katekolamin; kerusakan hati (lihat di
bawah).
Kerusakan hati. Kerusakan sel-sel hati yang berat dilaporkan setelah pengobatan jangka pendek
maupun jangka panjang. Uji laboratorium yang sesuai diperlukan pada saat pertama kali muncul
gejala disfungsi hati. Jika ada bukti kerusakan (atau jika terjadi sakit kuning), labetalol harus
dihentikan dan tidak dimulai lagi.
Kontraindikasi: 
lihat propanolol.
Efek Samping: 
hipotensi postural (hindari posisi tegak selama pemberian intravena dan 3 jam berikutnya),
kelelahan, rasa lemah, sakit kepala, ruam kulit, "scalp tingling", kesulitan berkemih, nyeri
epigastrik, mual, muntah; kerusakan hati (lihat di atas); ruam lichenoid (jarang).
Dosis: 
oral, dosis awal 50 mg sehari (usia lanjut 25 mg) 2 kali sehari dengan makanan, tingkatkan
dengan interval 14 hari sampai ke dosis lazim 100 mg 2 kali sehari; sampai dengan 400 mg
sehari dalam 2 dosis terbagi (jika lebih tinggi dalam 3-4 dosis terbagi).
Injeksi intravena, 50 mg selama paling tidak 1 menit, jika perlu ulangi setelah 5 menit; maksimal
200 mg.
Catatan. Bradikardi yang berlebihan dapat diatasi dengan injeksi intravena atropin sulfat 0,6-2,4
mg dalam dosis terbagi 0,6 mg setiap kali; untuk overdosis lihat penanganan darurat keracunan.
Infus intravena, 2 mg/menit; kisaran lazim 50-200 mg, (tidak dianjurkan untuk feokromositoma).
Hipertensi pada kehamilan, 20 mg/jam, lipatkan dua setiap 30 menit; maksimal 160 mg/jam.
Hipertensi setelah infark, 15 mg/jam, sedikit demi sedikit tingkatkan sampai maksimal 120
mg/jam.
METOPROLOL TARTRAT
Indikasi: 
hipertensi, angina, aritmia; profilaksis migren; tirotoksikosis.
Peringatan: 
lihat propanolol; kurangi dosis pada gangguan hati.
Interaksi: 
lihat propanolol.
Kontraindikasi: 
lihat propanolol.
Efek Samping: 
lihat propanolol.
Dosis: 
oral, hipertensi, awalnya 50 mg sehari, penunjang 50-100 mg sehari dalam 1-2 dosis terbagi;
Angina, 50-100 mg 2-3 kali sehari; Aritmia, biasanya 50 mg 2-3 kali sehari; bila perlu sampai
dengan 300 mg sehari dalam dosis terbagi; Profilaksis migren, 100-200 mg sehari dalam dosis
terbagi; Tirotoksikosis, (tambahan), 50 mg 4 kali sehari.
Injeksi intravena, aritmia, sampai dengan 5 mg dengan kecepatan 1-2 mg/menit, jika perlu
diulangi setelah 5 menit, dosis total 10-15 mg.
Catatan. Bradikardi yang berlebihan dapat diatasi dengan injeksi intravena atropin sulfat 0,6 -
2,4 mg dalam dosis terbagi 0,6 mg setiap kali; untuk dosis lazim lihat penanganan darurat
keracunan. Pada pembedahan, 2-4 mg secara injeksi intravena lambat pada induksi atau untuk
mengendalikan aritmia yang terjadi selama anestesi; dosis 2 mg dapat diulang sampai maksimal
10 mg. Intervensi awal dalam waktu 12 jam setelah infark, 5 mg lewat injeksi intravena setiap 2
menit sampai maksimal 15 mg, lanjutkan setelah 15 menit dengan 50 mg secara oral setiap 6 jam
selama 48 jam; penunjang 200 mg sehari dalam dosis terbagi.
NADOLOL
Indikasi: 
hipertensi, angina, aritmia, profilaksis migrain, tirotoksikosis.
Peringatan: 
lihat propanolol.
Interaksi: 
lihat propanolol.
Kontraindikasi: 
lihat propanolol.
Efek Samping: 
lihat propanolol.
Dosis: 
hipertensi, 80 mg sehari bila perlu, tingkatkan dengan interval satu minggu; maksimal 240 mg
sehari.
Angina, 40 mg sehari; jika perlu tingkatkan dengan interval satu minggu, maksimal 160 mg
sehari.
Aritma, dosis awal 40 mg sehari; bila perlu tingkatkan sampai 160 mg; kurangi sampai 40 mg
jika terjadi bradikardi; Profilaksis migren, dosis awal 40 mg sehari, tingkatkan dengan 40 mg
dengan interval satu minggu; dosis penunjang lazim 80-160 mg sehari; Tirotoksikosis
(tambahan), 80-160 mg sehari.
NEBIVOLOL
Indikasi: 
hipertensi esensial.
Peringatan: 
Peringatan ini berlaku secara umum untuk golongan antagonis beta adrenergik.
Hati-hati penggunaan pada anastesi. Observasi diperlukan pada penggunaan bersama obat
anastetik yang menyebabkan depresi miokardial, pencegahan reaksi vagal dapat dilakukan
dengan pemberian atropin intravena.
Hati-hati penggunaan pada: pasien dengan gangguan sirkulasi perifer, sindrom Raynaud,
Klaudikasio intermitten, blok jantung derajat 1, pasien dengan angina Prinzmetal’s.
Dapat menutupi gejala hipoglikemia (takikardi, palpitasi) pada pasien diabetes bila obat ini
digunakan bersama insulin dan oral anti diabetik (OAD).
Hati hati penggunaan pada pasien PPOK, dapat timbul gejala konstriksi jalan nafas.
Dapat meningkatkan sensitivitas terhadap alergen dan meningkatkan derajat keparahan reaksi
anafilaksis. Belum ada data khasiat keamanan pada anak-anak, remaja dan gangguan fungsi
ginjal.
Interaksi: 
Tidak dianjurkan penggunaan antagonis beta adrenergik dengan: anti aritmia kelas I (kuinidin,
hidrokuinidin, sibenzolin, flekainid, disopiramid, lidokain, meksiletin, propafenon), antagonis
kalsium channel tipe verapamil/diltiazem, anti-hipertensi kerja sentral (klonidin, guanfasin,
moksonidin, metildopa, rilmenidin).
Hati-hati penggunaan antagonis beta adrenergik dengan anti aritmia kelas III (amiodaron),
anestesi halogenasi mudah menguap, insulin dan antidiabetes oral.
Penggunaan antagonis beta adrenergik dengan glikosida digitalis; antagonis kalsium tipe
dihidropiridin(amlodipin, felodipin, lasidipin, nifedipin, nikardipin, nimodipin, nitrendipin);
antipsikosis, antidepresi (trisiklik, barbiturat dan fenotiazin);obat anti inflamasi non-steroid
(AINS) dan simpatomimetik agen perlu dipertimbangkan.
Kontraindikasi: 
lihat propanolol.
Efek Samping: 
sakit kepala, pusing, parestesia, dispnea, sembelit, mual, diare, letih, oedema, depresi, gangguan
penglihatan, bradikardi, gagal jantung, menurunkan blok/konduksi AV, bronkospasme,
dispepsia, flatulen, muntah, pruritus, ruam kemerahan, impoten, pingsan, halusinasi, psikosis,
bingung, ekstremitas dingin/cyanotic, fenomena Raynaud, mata kering dan toksisitas oculo-
mucocutaneous tipe practolol.
Dosis: 
Satu tablet (5 mg) sehari diberikan pada waktu yang sama setiap harinya di waktu makan.
Tekanan darah akan turun setelah 1-2 minggu pengobatan. Efek optimal biasanya dicapai setelah
4 minggu. Beta bloker dapat digunakan dalam bentuk tunggal atau bersamaan dengan
antihipertensi lain. Penambahan antihipertensi yang telah diamati adalah Nebivolol 5 mg dengan
hidroklorotiazid 12,5–25 mg.
Penderita di atas umur 65 tahun dosis dimulai 2,5 mg/hari. Bila diperlukan dosis dapat dinaikkan
sampai 5 mg.
OKSPRENOLOL HIDROKLORIDA
Indikasi: 
hipertensi, angina, aritmia, gejala ansietas,
Peringatan: 
lihat propanolol.
Interaksi: 
lihat propanolol.
Kontraindikasi: 
lihat propanolol.
Efek Samping: 
lihat propanolol.
Dosis: 
Hipertensi, 80-160 mg sehari dalam 2-3 dosis terbagi, tingkatkan bila diperlukan dengan interval
1-2 minggu; maksimal 480 mg sehari.
Angina, 40-160 mg 3 kali sehari.
Aritmia, dosis awal 20-40 mg 3 kali sehari, tingkatkan bila diperlukan.
Gejala ansietas (penggunaan jangka pendek), dosis awal 40 mg 2 kali sehari, jika perlu
tingkatkan sampai 160 mg sehari dalam dosis terbagi.
PINDOLOL
Indikasi: 
hipertensi, angina.
Peringatan: 
lihat propanolol; kurangi dosis pada gangguan ginjal.
Kontraindikasi: 
lihat propanolol.
Efek Samping: 
lihat propanolol.
Dosis: 
hipertensi, dosis awal 5 mg 2-3 kali sehari atau 15 mg sekali sehari, tingkatkan bila diperlukan
dengan interval satu minggu; dosis penunjang lazim 15-30 mg sehari; maksimal 45 mg sehari.
Angina, 2,5-5 mg sampai dengan 3 kali sehari.
PROPRANOLOL HIDROKLORIDA
Indikasi: 
hipertensi; feokromositoma; angina; aritmia, kardiomiopati obstruktif hipertrofik, takikardi
ansietas, dan tirotoksikosis (tambahan); profilaksis setelah infark miokard; profilaksis migren
dan tremor esensial.
Peringatan: 
hindari putus obat yang mendadak, terutama pada penyakit jantung iskemi, blok AV derajat
pertama, hipertensi portal (risiko memburuknya fungsi hati); diabetes; riwayat penyakit paru
obstruktif; miastenia gravis; pada anafilaksis respons terhadap adrenalin berkurang.
Interaksi: 
lihat lampiran 1 (beta bloker).
Kontraindikasi: 
asma, gagal jantung yang tak terkendali, bradikardi yang nyata, hipotensi, sindrom penyakit
sinus, blok AV derajat dua atau tiga, syok kardiogenik; feokromositoma.
Bronkospasme. Beta bloker, termasuk yang dianggap kardioselektif, seharusnya tidak diberikan
kepada pasien dengan riwayat asma atau bronkospasme. Namun, pada situasi yang sangat jarang
dimana beta bloker harus diberikan pada pasien demikian, dapat diberikan beta bloker yang
kardioselektif dengan sangat hati-hati dan di bawah pengawasan spesialis.
Efek Samping: 
bradikardi, gagal jantung, hipotensi, gangguan konduksi, bronkospasme, vasokonstriksi perifer,
gangguan saluran cerna, fatigue, gangguan tidur, jarang ruam kulit dan mata kering (reversibel
bila obat dihentikan), eksaserbasi psoriasis.
Dosis: 
oral, hipertensi, dosis awal 80 mg 2 kali sehari, tingkatkan dengan interval mingguan bila perlu;
dosis penunjang 160-320 mg sehari. Hipertensi portal, dosis awal 40 mg 2 kali sehari, tingkatkan
sampai 80 mg 2 kali sehari sesuai dengan frekuensi jantung; maksimal 160 mg 2 kali sehari.
Feokromositoma (hanya bersama alfa bloker), 60 mg sehari selama 3 hari sebelum pembedahan
atau 30 mg sehari pada pasien yang tidak cocok untuk pembedahan.
Angina, dosis awal 40 mg 2-3 kali sehari; dosis penunjang 120-240 mg sehari.
Aritmia, kardiomiopati obstruktif hipertropik, takikardi ansietas, dan tirotoksikosis (tambahan),
10-40 mg 3-4 kali sehari.
Ansietas dengan gejala-gejala seperti palpitasi, berkeringat, tremor, 40 mg 4 kali sehari selama 2-
3 hari, kemudian 80 mg 2 kali sehari, mulai 5-21 hari setelah infark.
Profilaksis migren dan tremor esensial, dosis awal 40 mg 2-3 kali sehari; dosis penunjang 80-160
mg sehari.
Injeksi intravena, aritmia dan krisis tirotoksik, 1 mg selama 1 menit; jika perlu ulang dengan
interval 2 menit; maksimal 10 mg (5 mg dalam anestesia).
Catatan. Bradikardi yang berlebihan dapat diatasi dengan injeksi intravena atropin sulfat 0,6-2,4
mg dalam dosis terbagi 0,6 mg setiap kali. Overdosis: lihat penanganan darurat keracunan.
SOTALOL HIDROKLORIDA
Indikasi: 
aritmia yang mengancam jiwa termasuk takiaritmia ventrikel, takiaritmia ventrikel simtomatik
yang tidak terus-menerus, profilaksis takikardi atrium paroksismal atau fibrilasi atrium, takikardi
AV kambuhan paroksismal, takikardi supraventrikel paroksismal setelah bedah jantung,
mempertahankan irama sinus setelah kardioversi fibrilasi atau fluter atrium. Catatan. Penggunaan
sotalol harus dibatasi untuk pengobatan aritmia ventrikel atau profilaksis aritmia supraventrikel
(lihat di atas). Obat ini tidak boleh lagi digunakan untuk angina, hipertensi, tirotoksikosis, atau
untuk pencegahan sekunder setelah infark miokard. Bila menghentikan sotalol untuk indikasi
tersebut, dosis harus dikurangi sedikit demi sedikit.
Peringatan: 
lihat propanolol; kurangi dosis pada gangguan ginjal (hindarkan bila berat); koreksi hipokalemia,
hipomagnesemia, atau gangguan elektrolit lainnya; diare yang parah atau yang lama.
Interaksi: 
lihat lampiran 1 (beta bloker).
Kontraindikasi: 
lihat propranolol; sindrom QT panjang kongenital atau yang baru diperoleh; torsades de pointes;
gagal ginjal.
Efek Samping: 
lihat propranolol; efek aritmogenik (proaritmik) (torsades de pointes-risiko meningkat pada
wanita).
Dosis: 
oral dengan pemantauan EKG dan pengukuran interval QT, aritmia, dosis awal 80 mg sehari
dalam 1-2 dosis; tingkatkan sedikit demi sedikit dengan interval 2-3 hari sampai dosis lazim 160-
320 mg sehari dalam 2 dosis terbagi; dosis lebih tinggi 480-640 mg sehari untuk aritmia
ventrikel yang mengancam jiwa dibawah pengawasan dokter.
Injeksi intravena selama 10 menit, aritmia akut, 20-120 mg dengan pemantauan EKG, jika perlu
ulangi dengan interval 6 jam diantara injeksi.
Catatan. Bradikardi yang berlebihan dapat diatasi dengan injeksi intravena atropin sulfat 0,6-2,4
mg dalam dosis terbagi 0,6 mg setiap kali; untuk dosis lazim lihat penanganan darurat keracunan.

Obat - obat Gangguan Sistem Pencernaan


Yang dibahas dalam obat gangguan sistem pencernaan adalah :
1. Antasida
Antasida adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk menetralisir kelebihan asam lambung yg
menyebabkan timbulnya sakit maag.
Tujuan pengobatan adalah menghilangkan gejala, mempercepat penyembuhan, dan mencegah
komplikasi lebih lanjut.

Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat antasida digolongkan menjadi 2 golongan yaitu :


Anti Hiperasiditas
Obat dengan kandungan aluminium atau magnesium bekerja secara kimiawi mengikat kelebihan
HCl dalam lambung. Sediaan yang mengandung magnesium  menyebabkan diare karena bersifat
pencahar, sedangkan sedangkan sediaan yang mengandung aluminium dapat menyebabkan
sembelit maka biasanya kedua senyawa ini dikombinasikan. Persenyawaan molekul antara Mg
dan Al disebut hidrotalsit.

Obat dengan kandungan natrium bikarbonat merupakan antasida yang larut dalam air, dan
bekerja cepat. Tetapi dapat menyebabkan sendawa. Obat dengan kandungan bismut dan kalsium
dapat membentuk lapisan pelindung pada luka dilambung tetapi sebaiknya dihindari karna
bersifat neurotoksik sehingga dapat menyebabkan kerusakan otak. Obat dengan kandungan
sukralfat, aluminium hidroksida dan bismuth koloida dpat digunakan untuk melindungi tukak
lambung agar tidak teriiritasi oleh asam lambung.

Perintang reseptor H2 ( antagonis reseptor H2)


Bekerja dengan cara mengurangi sekresi asam. contoh obatnya adalah ranitidin dan simetidin.

Adapun penggolongan obat - obat antasida, antara lain :


a. Antasida 
Aluminium Hidroksida
Al Oksida
Magnesium Karbonat
Mg Trisilikat
Mg Oksida
Mg Hidroklorida
Natrium Karbonat
Bismuth Subnitrat
Bismuth Subsitrat
Kalsium Karbonat
Hidrotalsite ( Mg, Al, Hidroksi Karbonat )
b. Antagonis Reseptor H2 ( H2 Bloker )
Ranitidin
Simetidin
Famotidin
Nizatidin
# Bekerja dengan cara mngurangi sekresi asam lambung sebagai akibat hambatan reseptor H2.
c. Penghambat Pompa Proton
Omeprazol
Lansoprazol
Pantoprazol
# Bekerja dengan cara menghambat asam lambung dengan cara menghambat sistem enzim
adenosin trifosfat hidrogen-kalium (pompa proton dari sel parietal lambung)
d. Anti Kolinergik / anti muskarinik
Pirenzepin
Fentonium
Ekstrak Belladon
# Bekerja dengna menghambat sekresi asam melalui reseptor muskarindan melawan kejang
e. Analog Prostaglandin
Misoprostol
# Anti sekresi dan proteksi
f. Pelindung mukosa 

Sukralfat 
# Melindungi mukosa dari serangan pepsin dan asam
g. Penguat motilitas
Metoklorpramid
Domperidon
h. Zat pembantu
Dimetikon (Dimetilpolisiloksan)
# Memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga mudah di serap dan dapat mencegah masuk
angin, kembung dan kentut
i. Penenang
Diazepam
Klordiazepoksida
# menekan stress yg dapat memicu asam lambung

2. Digestiva
 Digestiva adalah obat yang digunakan untuk membantu proses pencernaan lambung-usus
terutama pada keadaan difensiensi zat pembantu pencernaan. 

Obat digestiva antara lain :


a. Pankreatin (enzim pencernaan) : Amylase, Tripsin, Lipase # Fungsinya membantu proses
pencernaan
b. Pepsin (enzim lambung)
c. Ox-bile (empedu sapi) # Fungsinya mempertinggi daya kerja lipase, merangsang pengeluaran
empedu dari hati
d.Bromealin

3. Anti Diare
Anti diare adalah obat yg digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri,
kuman, virus, cacing, atau keracunan makanan. Gejala diare adalah BAB berulang kali disertai
banyaknya cairanyg keluar kadang-kadang dengan mulas dan berlendir atau berdarah.

Diare terjadi karena adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga
menimbulkan reflek mempercepat peristaltik usus. Rangsangannya dapat ditimbulkan oleh :
infeksi oleh bakteri patogen misalnya bakteri colie 
infeksi oleh kuman thypus dan kolera
infeksi oleh virus
akibat dari penyakit cacing
keracunan makanan dan minuman
gangguan gizi
pengaruh enzim
pengaruh syaraf
 Obat anti diare :
a. Adsorben : kaolin, karbo adsorben, attapulgit #nyerap racun
b. Anti motilitas : loperamid hidroklorida, kodein fosfat, morfin #menekan perstaltik usus
c. Adstringen : tannin/ tanalbumin #menciutkan selaput usus
d. Pelindung : Mucilago #melindungi selaput lendir usus yang luka 

4. Laksativa
Laksativa adalah obat-obat yang dapat mempercepat peristaltik usus sehingga mempermudah
BAB.
Obat pencahar digunakan untuk :
Pada keadaan sembelit
pada pasien penderita penyakit jantung dan pembuluh
pada pasien dengan resiko pendarahan rektal
untuk membersihkan saluran cerna
untuk pengeluaran parasit
Obat Laksativa :
a. Perangsang dinding usus (meningkatkan motilitas usus)
Bisakodil
Dankron
Rhei
Sennae
Aloe
b. Memperbesar isi Usus
Magnesium Sulfat / garam inggris
Natrium fosfat
Agar-agar
CMC (carboksi metil cellulose)
Tylose 
# menahan cairan dalam usus secara osmosis
c. Pelicin / Pelunak tinja
Paraffin cair
gliserin (supositoria)
larutan sabun (klysma)

5.Anti Spasmodika
Anti Spasmodika adalah at yang digunakan untuk mengurangi  atau melawan kejang - kejang
otot.
Obat Anti Spasmodika :
Atropin Sulfat
Alkaloida belladona
Hiosin Butil Bromida
Papaverin HCl
Mebeverin HCl
Propantelin Bromida
Pramiverin HCl
Cisaprid
# Mengurangi atau melawan kejang otot

6. Kolagoga 
Kolagoga adalah obat yang digunakan untuk peluruh batu empedu. 
Obat Kolagoga adalah :
Asam Kenodeoksikolat
Asam Ursodeoksikolat
Asam Kenat
# membantu melarurkan batu empedu

8. Protektor Hati
Protektor htai adalah obat yang digunakan sebagai vitamin tambahan untuk meringankan,
mengurangi  bahkan melindungi gangguan funsi hati. Obat protektor Hati adalah :
1. Curcuma rhizoma domestica
2. Curcuma XAnthorrizae
3.Sylimarin
4. Mekonin

Anda mungkin juga menyukai