Anda di halaman 1dari 7

Skenario kasus 7 : KEJANG DEMAM

Seorang balita dibawah ke rumah sakit karena mengalami demam tinggi . setelah di
periksa di periksa suhu anak tersebut 400C. Dokter yang merawatnyapun telah memberikan
resep obat penurun panas. Beberapa saat suhu tubuh anak itu pun menurun. Namun beberapa
saat kemudian demamnya naik lagi dan sempat beberapa kali mengalami kejang. Beberapa
jam kemudian, pamannya datang membawa daun-daunan dan menempelkannya kedahi anak
tersebut. Perawat melihat situasi tersebut melarangnya karena menjadi kotor dan beranggapan
bahwa hal tersebut dapat menyebabkan munculnya Hospital Aquired Infections (HAIs) /
infeksi nosokomial. Paman anak itupun menjelaskan bahwa ia ingin membantu
keponakannya agar cepat menurunkan panasnya.

1. Analisa pengkajian kasus tersebut berdasarkan fenomena lintas budaya terkait


komunikasi, ruang, waktu, variasi biologis, pengendalian lingkungan dan organisasi
sosial?

2. Jawablah pertanyaan pada sesuai kasus diatas?


Teori Assessment Model dari Giger dan Davidhizar ini mendiskripsikan enam fenomena
budaya yang harus diperhatikan dan dijadikan sebagai alat untuk melakukan
pengkajian tentang nilai budaya yang dianut klien yaitu aspek komunikasi, ruang, variasi
biologi, pengendalian lingkungan, waktu dan organisasi sosial.

1. Komunikasi

(Bahasa yang digunakan, kualitas suara, pengucapan, bahasa diam/isyarat, dan komunikasi
non verbal)

Analisa:

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk


memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan atau langsung
ataupun tidak langsung atau melalui media (Effendy, 1960). Jadi jika hal ini tidak berjalan
semestinya biasanya akan terjadi miskomunikasi, hal ini yang sering menjadi masalah
dipelayanan kesehatan terutama di rumah sakit karena klien tidak berasal dari budaya yang
sama dengan petugas kesehatanan atau perawat sehingga perselisihan dapat timbul dari
berbagai situasi.

Berdasarkan kasus di atas, komunikasi tidak berjalan dengan baik, karena terjadi
misskomunikasi antara keluarga pasien dan perawat.

Kasus :

Pada kasus di atas, perawat melihat keluarga pasien yaitu pamannya membawa daun-daunan
dan menempelkannya ke dahi anak tersebut. Perawat melihat situasi tersebut dan
melarangnya karena menjadi kotor dan beranggapan bahwa hal tersebut dapat menyebabkan
munculnya Hospital Acquired Infections (HAIs)/ infeksi nosokomial.

Dilihat dari sisi Paman anak tersebut, sebaiknya ia bertanya terlebih dahulu kepada perawat
apakah memberikann obat tradisional seperti dedaunan dan menempelkannya langsung di
dahi pasien akan menimbulkan dampak atau tidak.

Jika dilihat dari sisi perawat, perawat tidak menjalankan perannya sebagai edukator. Karena
seharusnya perawat memberikan edukasi pada pasien dan keluarganya pada saat awal masuk
Rumah Sakit. Sehingga tidak ada misskomunikasi antara perawat dan keluarga.
2. Ruang

(Observasi derajat kenyamanan, kedekatan dengan orang lain, gerakan tubuh,


persepsi terhadap ruang).

Analisa:

Menurut saya kita selaku perawat memang harus tetap memberikan space atau
ruang khusus kepada klien yang mencakup perilaku individu dan sikap yang
ditunjukan pada ruang di sekitar mereka. Hanya saja akan sedikit mengalami
kendala ketika klien dirawat diruang bangsal dimana dalam satu ruangan bangsal
terdiri dari beberapa pasien dan kelurga yang menadampingi, dalam kondisi seperti
ini kita selaku perawat akan sedikit sulit untuk memberikan ruang gerak atau space
khusus untuk klien dan keluarga atau orang yang terdekat dengan klien karena
kondisi ruangan tempat perawatan. Walaupun dengan kondisi tersebut space ini
tetap menjadi hak bagi pasien, maka kita tetap memberikan space (teritorial klien)
untuk mempertahankan kondisi yang nyaman bagi klien tetapi harus memperhatikan
batasan sesuai dengan ketentuan atau standart dimana klien dirawat.

Teritorialitas adalah suatu sikap yang ditujukan pada suatu area seseorang
yang diklaim dan dipertahankan atau bereaski secara emosional ketika orang lain
memasuki area tersebut. Perawat harus mencoba untuk menghargai territorial
pasien, terutama ketika melakukan tindakan keperawatan. Perawat juga harus
menyambut anggota keluarga pasien yang mengunjungi pasien. Hal ini akan tetap
mengingatkan pasien seperti di rumahnya sendiri, menurunkan efek isolasi dan syok
akibat pelayanan atau tindakan keperawatan di rumah sakit.

3. Variasi biologi

(Struktur tubuh yang terkait adalah warna kulit, tekstur rambut, dan karakteristik
fisik lainnya, variasi enzimatik dan genetik, pola elektrokardiografi, kerentanan
terhadap penyakit; preferensi gizi dan kekurangan, dan karakteristik psikologis,
mekanisme koping dan dukungan sosial)

Analisa:

Melakukan penilaian fisik seperti struktur dan bentuk tubuh, warna kulit,
perubahan warna kulit yang tidak biasa, warna dan distribusi rambut, berat badan,
tinggi badan, variasi enzimatik dan genetik. Hal ini akan membantu kita
mengidentifikasi beberapa ciri dimana seseorang dari satu kelompok budaya
berbeda secara biologis.

Selama ini ditempat pelayanan kita baik dirumah sakit atau pelayanan lainya
variasi biologi yang disebutkan diatas semuanya sudah dilakukan pengkajian kepada
klien, hanya saja belum dikaitkan secara mendalam dengan latar belakang budaya
yang klien miliki. Jadi menurut saya kedepannya kita memang harus mengkaji lebih
dalam bahwa tampilan fisik atau variasi biologi klien baik dalam kondisi sehat dan
terutama pada kondisi yang kurang sehat ada kaitanya dengan pola kebiasaan, nilai
dan kebudayaan mereka.

Contoh Salah satu kebudyaan masyarakat yang lebih menyukai makanan yang
tidak dimasak terlebih dahulu untuk dikonsumsi, maka menurut saya hal ini akan
membeikan tampilan fisik atau masalah kesehatan yang khusus terkait dengan
fisiknya karena pengaruh dari kebiasaan atau budaya masyarakatnaya tersebut.
Begitu juga apakah ada perbedaan enzimatik atau hasil pemeriksaan EKG antara
orang kulit hitam dengan orang yang berkulit putih dan variasi biologi yang lainnya
dapat kita kaji dengan kaiatannya atau pengaruhnya terhadap kesehatan seseorang.

4. Pengendalian lingkungan
Praktek budaya kesehatan, definisi kesehatan dan penyakit, Orientasi nilai; percaya
pada sihir, doa untuk perubahan kesehatan).
Kasus :
Beberapa saat suhu tubuh anak itupun menurun. Namun beberapa saat kemudian
demamnya naik lagi dan sempat beberapa kali mengalami kejang. Beberapa jam
kemudian pamannya datang membawa daun-daunan dan menempelkannya ke dahi
anak tersebut
Analisis :
Kontrol lingkungan (environmental control), mengacu pada kemampuan
anggota kelompok budaya tertentu untuk merencanakan aktivitas yang mengontrol
sifat dan faktor lingkungan langsung. Termasuk di dalamnya adalah sistem
keyakinan tradisional tentang kesehatan dan penyakit, praktek pengobatan
tradisional, dan penggunaan penyembuhan tradisional.
Sebagai perawat kita juga harus memahami apakah keyakinan yang dianut
klien untuk mengatasi masalah kesehatan sesuai untuk mendukung proses
penyembuhan atau mengarah kepada peningkatan kondisi kesehatan yang lebih baik
atau tidak.
Selagi hal tersebut sejalan dengan tujuan kesembuhan atau perawatan
pasien  dan dapat diterima oleh logika kesehatan menurut kontrol lingkungan
seperti itu tetap dapat dijalankan. Kecuali jika bertentangan dengan upaya
kesembuhan dan peningkatan kondisi kesehatan klien. Seperti kasus diatas , budaya
yang dianut keluarga tersebut menimbulkan infeksi nosokomial karena daun-daunan
yang tidak bersih.
Hal ini seseuai dengan teori of culture care yang dikemukan oleh Madeleine
Leininger bahwa budaya yang dibawa klien atau pasien tersebut harus
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan ataupun tindakan keperawatan
sehingga dapat mengkategorikan pada 3 hal pokok ini apakah budaya tersebut
sesuai, bertentangan atau ada yang berpengaruh secara positif ada juga hal yang
negatifnya.        
Selagi hal tersebut sejalan dengan tujuan kesembuhan atau perawatan pasien  dan
dapat diterima oleh logika kesehatan menurut kontrol lingkungan seperti itu tetap
dapat dijalankan. Kecuali jika bertentangan dengan upaya kesembuhan dan
peningkatan kondisi kesehatan klien. Seperti kasus diatas , budaya yang dianut
keluarga tersebut menimbulkan infeksi nosokomial karena daun-daunan yang tidak
bersih
Hal ini sesuai dengan teori of culture care yang dikemukan oleh Madeleine
Leininger bahwa budaya yang dibawa klien atau pasien tersebut harus
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan ataupun tindakan keperawatan
sehingga dapat mengkategorikan pada 3 hal pokok ini apakah budaya tersebut
seseuai, bertentangan atau ada yang berpengaruh secara positif ada juga hal yang
negatifnya.
Berikut 3 hal pokok tersebut :
• Culture care preservation and/or maintenance
Prinsip membantu,memfasilitasi atau memperhatikan fenomena budaya guna
membantu individu menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup yang diinginkan
• Culture care accommodation and/or Negotiation
Prinsip membantu,memfasilitasi dan merefleksasikan cara cara untuk
beradaptasi,bernegosiasi atau mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya hidup
individu.
• Culture care restructuring and/or repatterning
Prinsip merekonstruksi atau mengubah desain untuk membantu memperbaiki
kondisi kesehatan dan pola hidup individu kea rah yang lebih baik

5. Waktu

(Penggunaan waktu, durasi waktu, mendefinisikan waktu, waktu bersosial, orientasi


watu kedepan, saat ini atau masa lalu)

Analisa:

Konsep berlalunya waktu, durasi waktu, dan definisi dalam waktu. Negara-
negara seperti Inggris dan Cina tampaknya berorintasi masa lalu. Mereka
menghargai tradisi, melakukan hal-hal yang selalu dilakukan. Individu dari negara-
negara ini mungkin enggan untuk mencoba prosedur baru begitu juga dengan upaya
untuk  kesehatan.

Orang-orang dari budaya yang berorientasi saat ini, cendrung berfokus pada
disini dan sekarang. Mereka mungkin relatif tidak peduli dengan masa depan,
mereka akan menghadapinya ketika masa itu datang. Amerika latin, penduduk asli
Amerika, dan Timur Tengah yang berorientasi budaya masa depan dan dapat
mengabaikan langkah-langkah preventif perawatan kesehatan.

Waktu atau orientasi waktu beragam di antara kelompok budaya yang


berbeda, dan perawat mempunyai satu sikap yang ditujukan saat menemukan
kesulitan untuk memahami dan merencanakan asuhan pada pasien dengan orientasi
waktu yang berbeda.

Kasus:

Seorang balita dibawah ke rumah sakit karena mengalami demam tinggi .


setelah di periksa di periksa suhu anak tersebut 400C. Dokter yang merawatnyapun
telah memberikan resep obat penurun panas. Beberapa saat suhu tubuh anak itu pun
menurun. Namun beberapa saat kemudian demamnya naik lagi dan sempat beberapa
kali mengalami kejang. Beberapa jam kemudian, pamannya datang membawa daun-
daunan dan menempelkannya kedahi anak tersebut.

Pada kasus di atas, paman anak tersebut masih menggunakan obat-obatan


tradisional berbeda dengan zaman sekarang yang sudah menggunakan obat-obatan
seperti obat penurun panas yang diberikan oleh dokter. Sehingga hal itu menunjukan
perbedaan waktu pada zaman dahulu dengan zaman sekarang.

6. Organisasi sosial
Lingkungan sosial di mana seseorang dibesarkan dan bertempat tinggal
memainkan peran penting dalam perkembangan dan identitas kultural mereka.
Anak-anak belajar tentang respons terhadap peristiwa kehidupan dari keluarga
mereka dan dari kelompok etnoreligi. Proses sosialisasi ini adalah suatu bagian
warisan yang diturunkan(cultural, agama, dan latar belakang etnik). Organisasi
social mengacu pada unit keluarga ( keluarga kecil, orang tua tunggal, atau keluarga
besar ) dan organisasi kelompok social ( keagamaan atau etnik ) yang dapat
diidentifikasi oleh klien atau keluarga.
 
Analisa :
Budaya tidak hanya ditentukan oleh etnistitas tetapi oleh faktor seperti
geografi, usia, agama, jenis kelamin, orientasi, seksual dan status ekonomi.
Memahami faktor usia dan siklus hidup harus diperhatikan dalam interaksi dengan
semua individu dan keluarga.
Organisasi sosial atau social organizations, lingkungan sosial di mana
seseorang dibesarkan dan bertempat tinggal merupakan peran penting dalam
perkembangan dan identitas budaya mereka.
Kasus:
Dalam fenomena budaya ini, lingkungan sosial di mana seseorang dibesarkan
dan bertempat tinggal merupakan peran penting dalam perkembangan dan identitas
budaya mereka. Pada kasus di atas, Paman dari anak tersebut datang membawa
daun-daunan dan menempelkannya ke dahi anak tersebut. Karena, di lingkungan
tempat tinggalnya masih memiliki kebiasaan memakai pengobatan tradisional
seperti dedaunan untuk menurunkan panas.
Sebagai perawat, kita harus mengetahui latar belakang budaya pasien dan
keluarganya seperti dimana ia tinggal, bagaimana tradisi, kebiasaan, dan
kebudayaan di lingkungan tempat tinggalnya. Jadi kita sebagai perawat harus
menghormati budaya pasien tersebut.

Anda mungkin juga menyukai