Anda di halaman 1dari 36

 Asuhan keperawatan adalah suatu proses

atau rangkaian kegiatan pada praktik


keperawatan yang diberikan kepada klien
sesuai dengan latar belakang budayanya.
 Yang ditujukan memandirikan individu
sesuai dengan budaya klien. Strategi yang
digunakan dalam asuhan keperawatan
adalah perlindungan/mempertahankan
budaya, mengakomodasi/negosiasi
budaya dan mengubah/mengganti
budaya klien (Leininger, 1991)
 Mempertahankan budaya dilakukan
bila budaya pasien tidak
bertentangandengan kesehatan.
Perencanaan dan implementasi
keperawatan diberikansesuai dengan
nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki
klien sehinggaklien dapat meningkatkan
atau mempertahankan status
kesehatannya,misalnya budaya
berolahraga setiap pagi.
 Dilakukan untuk membantu klien
beradaptasi terhadap budaya tertentu
yang lebihmenguntungkan kesehatan.
Perawat membantu klien agar dapat
memilih dan menentukan budaya lain
yang lebih mendukung peningkatan
kesehatan, misalnya klien sedang hamil
mempunyai pantang makan yang berbau
amis, maka ikan dapat diganti dengan
sumber protein hewani yang lain.
 Restrukturisasi budaya klien dilakukan
bila budaya yang dimiliki merugikan
status kesehatan. Perawat berupaya
merestrukturisasi gayahidup klien yang
biasanya merokok menjadi tidak
merokok.
 Pengkajian adalah proses
mengumpulkan data untuk
mengidentifikasi
masalah kesehatan klien sesuai dengan
latar belakang budaya klien
(Giger and Davidhizar, 1995).
1. Mencari budaya pasien dan pola
kesehatan dihubungkan dengan
pandangan, gaya hidup, nilai budaya,
kepercayaan dan faktor sosial
2. Mendapatkan informasi budaya sebagai
dasar dari pembuatan keputusan dan
tindakan
3. Mencari pola dan spesifikasi budaya, arti
dan nilai yang dapat digunakan untuk
membedakan keutusan tindakan
keperawatan bahwa nilai dan gaya hidup
pasien dapat dibantu secara profesional.
4. Mencari area yang berpotensi menjadi konflik budaya,
kelalaian dan perbedaan secara keseluruhan dan
spesifik sesuai untuk pasien
5. Mengidentifikasi secara keseluruhan dan spesifik pola
keperawatan budaya yang sesuai untuk pasien
6. Mengidentifikasi perbandingan informasi keperawatan
budaya diantara pasien yang berbeda untuk
pembelajaran dan penelitian
7. Mengidentifikasi dua persamaan atau perbedaan
dalam pemberian kualitas perawatan
8. Menggunakan teori dan pendekatan risetuntuk
pengetahuan keperawatan transkultural
1. Faktor teknologi (tecnological factors)
 Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk
memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan
masalah dalam pelayanankesehatan.
 Perawat perlu mengkaji : persepsi sehat sakit,
kebiasaan berobat atau mengatasi masalah
kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan,
alasan klien memilih pengobatan alternatif dan
persepsi klien tentang penggunaan dan
pemanfaatan teknologi untuk mengatas
ipermasalahan kesehatan saat ini.
 Agama adalah suatu simbol yang
mengakibatkan pandangan yangamat
realistis bagi para pemeluknya. Agama
memberikan motivasi yangsangat kuat
untuk menempatkan kebenaran di atas
segalanya, bahkan diatas kehidupannya
sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh
perawatadalah : agama yang dianut,
status pernikahan, cara pandang
klienterhadap penyebab penyakit, cara
pengobatan dan kebiasaan agama
yangberdampak positif terhadap
kesehatan.
Perawat pada tahap ini harus mengkaji
faktor-faktor : nama lengkap, nama
panggilan, umur dan tempat tanggal
lahir, jenis kelamin,status, tipe keluarga,
pengambilan keputusan dalam
keluarga, danhubungan klien dengan
kepala keluarga.
 Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang
dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut
budaya yang dianggap baik atau buruk.
Norma-norma budaya adalah suatu kaidah
yang mempunyai sifat penerapan
terbataspada penganut budaya terkait. Yang
perlu dikaji pada faktor ini adalah:posisi dan
jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga,
bahasa yangdigunakan, kebiasaan makan,
makanan yang dipantang dalam kondisisakit,
persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas
sehari-hari dan kebiasaanmembersihkan diri.
 Kebijakan dan peraturan rumah sakit
yang berlaku adalah segala sesuatu
yang mempengaruhi kegiatan individu
dalam asuhankeperawatan lintas
budaya . Pada tahap ini hal-hal yang
dikaji meliputi : peraturan dan kebijakan
yang berkaitan denganjam berkunjung,
jumlah anggota keluarga yang boleh
menunggu, cara pembayaran untuk
klien yang dirawat.
 Klien yang dirawat di rumah sakit
memanfaatkan sumber-sumbermaterial
yang dimiliki untuk membiayai sakitnya
agar segera sembuh.Faktor ekonomi yang
harus dikaji oleh perawat diantaranya :
pekerjaanklien, sumber biaya pengobatan,
tabungan yang dimiliki oleh keluarga,biaya
dari sumber lain misalnya asuransi,
penggantian biaya dari kantoratau
patungan antar anggota keluarga
 Latar belakang pendidikan klien adalah
pengalaman klien dalammenempuh jalur
pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin
tinggipendidikan klien maka keyakinan klien
biasanya didukung oleh buktibuktiilmiah yang
rasional dan individu tersebut dapat belajar
beradaptasiterhadap budaya yang sesuai
dengan kondisi kesehatannya. Hal yangperlu
dikaji pada tahap ini adalah : tingkat
pendidikan klien, jenispendidikan serta
kemampuannya untuk belajar secara aktif
mandiritentang pengalaman sakitnya
sehingga tidak terulang kembali
 Diagnosa keperawatan adalah respon
klien sesuai latar belakangbudayanya yang
dapat dicegah, diubah atau dikurangi
melalui intervensi keperawatan. (Giger and
Davidhizar, 1995).
 Dx Keperawatan transkultural merupakan
respon klien yang ditegakkan oleh perawat
dengan cara mengidentifikasi budaya
yang mendukung kesehatan, budaya yang
pantang dilanggar dan yang
bertentangan.
 Dx keperawatan sudah ditentukan dan
diklasifikasikan namun bisa berubah dan
berkembang melalui hasil riset
keperawatan.
 Dx keperawatan merupaka respon disfungsi
misalnya cemas, pola nafas tidak efektif,
nutrisi kurang, dsb.
 Dx keperawatan transkultural dapat
dimodifikasi dan dikembangkan sesuai
dengan kondisi alasan normativ atau
empiris
 Struktur atau rumusan diagnosa
keperawatan terdiri dari 3 komponen
yaitu PES
P : Problem
E : Etiologi
S : Simptom dan sign (komponen ini bisa
juga tidak dicantumkan pada rumusan
diagnosa dan bisa diaplikasikan dalam
keperawatan transkultural)
 Contoh :
Gangguan komunikasi verbal
berhubungan dengan perbedaan kultur

Ketidakpatuhan dalam pengobatan


berhubungan dengan sistem nilai yang
diyakini
 Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang
sering ditegakkan dalam asuhan
keperawatan transkultural yaitu :
1. Gangguan komunikasi verbal
berhubungan dengan perbedaan kultur
2. Gangguan interaksi sosial berhubungan
disorientasi sosiokultural
3. Ketidakpatuhan dalam pengobatan
berhubungan dengan sistem nilai yang
diyakini
1. Ketidakefektifan individu terhadap system pelayanan
kesehatan b/d aturan kunjungan keluarga

2. Takut b/d ketidakmengertian penggunaan ruang,


jarak, waktu terhadap pemberi yankes

3. Resti infeksi b/d penggunaan obat traditional sbg


pengganti obat farmakologik (medikamentosa)

4. Kurang pengetahuan b/d kepercayaan ttg efektifitas


perilaku prokes (contoh : tidak percaya jika olahraga
dapat meningkatkan kesehatan)

5. Ketidakpatuhan terhadap teknologi kesehatan b/d


nilai individu atau budaya
1. Gggn nutrisi b/d kepercayaan tentang nilai budaya
terhadap makanan

2. Sindrom stress relokasi (pindah rumah, pindah negara)


b/d kehilangan suasana kekeluargaan atau negara asal

3. Isolasi sosial b/d ketidakmampuan komunikasi


menggunakan bahasa yg biasa dipakai

4. Distress spiritual/ggn spiritual b/d batasan atau


pencegahan praktik ritual keagamaan atau budaya di
RS

5. Persepsi nyeri b/d tindakan invasif dari tenaga kesehatan


(perawat, dokter dsb)
Ibu Mumtaza, usia 65 tahun, warga negara
Pakistan, datang ke IGD dgn keluhan sesak
napas dan nyeri dada. TD : 150/70 mmHg,
Nadi : 82x/menit, HP: 22x/menit. Saat ini ibu M
berkunjung untuk pertama kalinya ke Amerika,
beliau mengunjungi suaminya yg kebetulan
kelahiran Amerika. Ibu M bisa berbahasa
Inggris meskipun tidak terlalu fasih. Ketika akan
diperiksa TD dan rekam ECG oleh perawat
yang kebetulan laki-laki semua, ibu M tidak
bersedia melepas baju dan jilbabnya.
Keluarga tidak bisa membantu sebab
alasannya ibu M tidak terbiasa melepas jilbab
didepan orang-orang yg bukan muhrim.
1. Isolasi sosial b/d ketidakmampuan
komunikasi menggunakan bahasa yg biasa
dipakai
2. Sindrom stress relokasi (pindah rumah,
pindah negara) b/d kehilangan suasana
kekeluargaan atau negara asal
3. Takut b/d ketidakmengertian penggunaan
ruang, jarak, waktu terhadap pemberi
yankes
4. Ketidakpatuhan terhadap teknologi
kesehatan b/d nilai individu atau budaya
 Bapak Kartofa, 62 tahun, suku Jawa,
dirawat di RS dengan Dx medis NHS, nama
panggilan Karto dan bahasa yang
digunakan sehari-hari adalah bahasa
Jawa. Pak Karto masuk RS karena terjatuh
di kamar mandi akibat vertigo dan
menyebabkan luka di pelipis kiri. Ketika
perawat akan menyuntikkan Neurobion
5000/IM, pasien menolak dengan alasan
bahwa pada hari Jumat tidak boleh
disuntik. Pasien juga menambahkan
ramuan diatas balutan luka yang katanya
sudah diberi doa oleh orang pintar.
 Bagaimana melakukan
clustering/pengelompokan dan analisa
data pada kasus tersebut?
 Dapat dilakukan dengan pengklasteran
berdasarkan human respond
 Intervensi dan Implementasi
Perencanaan dan pelaksanaan dalam
keperawatan trnaskultural adalah suatu
proses keperawatan yang tidak dapat
dipisahkan. Perencanaan adalah suatu
proses memilih strategi yang tepat dan
pelaksanaan adalahmelaksanakan
tindakan yang sesuai dengan latar
belakang budaya klien.
1. Masalah atau Dx keperawatan
2. Kriteria hasil yang diharapkan
3. Apa yang akan dilakukan
(perencanaan) untuk mencapai kriteria
hasil
1. Menentukan prioritas tindakan sesuai
masalah atau dx kep utama
2. Menentukan tujuan atau hasil dari
askep dari tiap dx
3. Memilih langkah keperawatan yang
spesifik
 Ada tiga pedoman yang ditawarkan
dalam intervensi keperawatan transkultural
yaitu : mempertahankan budaya yang
dimiliki klien bila budaya klien tidak
bertentangan dengan kesehatan,
mengakomodasi budaya klien bila budaya
klien kurang menguntungkan kesehatan
dan merubah budaya klien bila budaya
yang dimiliki klien bertentangan dengan
kesehatan.
 Identifikasi perbedaan konsep antara
klien dan perawat tentang
proses melahirkan dan perawatan bayi
 Bersikap tenang dan tidak terburu-buru
saat berinterkasi dengan klien
 Mendiskusikan kesenjangan budaya
yang dimiliki klien dan perawat
 Gunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh klien
 Libatkan keluarga dalam perencanaan
perawatan
 Apabila konflik tidak terselesaikan,
lakukan negosiasi dimana
kesepakatan berdasarkan pengetahuan
biomedis, pandangan klien
dan standar etik
 Beri kesempatan pada klien untuk memahami
informasi yang
diberikan dan melaksanakannya
 Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat
dirinya dari budaya
kelompok
 Gunakan pihak ketiga bila perlu
 Terjemahkan terminologi gejala pasien ke
dalam bahasa kesehatan
yang dapat dipahami oleh klien dan orang
tua
 Berikan informasi pada klien tentang sistem
pelayanan kesehatan
 Perawat dan klien harus mencoba untuk
memahami budaya masing masing melalui
proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan budaya yang
akhirnya akan memperkaya budaya-budaya
mereka. Bila perawat tidak memahami
budaya klien maka akan timbul rasa tidak
percaya sehingga hubungan terapeutik
antara perawat dengan klien akan terganggu.
Pemahaman budaya klien amat mendasari
efektifitas keberhasilan menciptakan
hubungan perawat dan klien yang bersifat
terapeutik.
 Evaluasi asuhan keperawatan transkultural
dilakukan terhadap keberhasilan klien
tentang mempertahankan budaya yang
sesuai dengankesehatan, mengurangi
budaya klien yang tidak sesuai dengan
kesehatan atau beradaptasi dengan
budaya baru yang mungkin sangat
bertentangan dengan budaya yang
dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat
diketahui asuhan keperawatan yang sesuai
dengan latar belakang budaya klien.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai