Anda di halaman 1dari 20

PRINSIP DAN PENERAPAN KONSEP

PEKA BUDAYA DALAM PRATIK


KEPERAWATAN

KELOMPOK 6
TEAM
1 Dihan Purnama Alam 4 Siti Ismaniar

2 Nilla Shania 5 Vivi Anggraeni

3 Reviani Aura Indana 6 Yuni Dwi Safitri


01
PRINSIP
Prinsip-prinsip pengkajian budaya :

1. jangan menggunakan asumsi

2. jangan membuat streotip bisa terjadi konflik misal: orang padang pelit,
orang jawa halus menerima dan memahami metode komunikasi

3. menghargai perbedaan individual mengahargai kebutuhan personal dari


setiap individu

4. tidak beleh membeda-bedakan keyakinan klien

5. menyediakn ptivacy terkait kebutuhan pribadi


Terdapat 7 prinsip etik keperawatan yaitu;
1. otonomi (menghormati hak pasien)

2. non  malficience (tidak merugikan pasien)

3. beneficience (melakukan yang terbaik bagi pasien)

4. justice (bersikap adil kepada semua pasien)

5. veracity (jujur kepada pasien dan keluarga)

6. fidelity (selalu  menepati janji kepada pasien dan keluarga)

7. confidentiality (mampu menjaga rahasia pasien).


02
KONSEP
KONSEP UTAMA
Konsep utama keperawatan transkultural Leininger (2002), beberapa asumsi yang
mendasari konsep transkultural berasal dari hasil penelitian kualitatif tentang kultur,
yang kemudian teori ini dipakai sebagai pedoman untuk mencari culture care yang akan
diaplikasikan.

a. Human caring merupakan fenomena yang universal dimana ekspresi, struktur


danpolanya bervariasi diantara culture satu tempat dengan tempat yang lainnya.

b. Caring act dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan
kepada individu secara utuh. Perilaku caring semestinya diberikan pada manusia sejak
lahir, masa perkembangan, masa pertumbuhan, masa pertahanan sampai dikala
meninggal.
LANJUT……
c. Caring adalah esensi dari keperawatan dan membedakan, mendominasi serta
mempersatukan tindakan keperawatan. Keperawatan adalah fenomena transkultural
dimana perawat berinteraksi dengan klien, staff dan kelompok lain.

d. Identifikasi universal dan nonuniversal kultur dan perilaku caring profesional,


kepercayaan dan praktek adalah esensi untuk menemukan epistemology dan ontology
sebagai dasar dari ilmu keperawatan.

e. Culture adalah berkenaan dengan mempelajari, membagi dan transmisi nilai,


kepercayaan norma dan praktek kehidupan dari sebuah kelompok yang dapat terjadi
tuntunan dalam berfikir, mengambil keputusan, bertindak dan berbahasa.
LANJUT……
f. Cultural care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,
kepercayaan dan pola ekspresi yang mana membimbing, mendukung atau memberi
kesempatan individu lain atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan,
meningkatkan kondisi kehidupan atau kematian serta keterbatasan.

g. Nilai kultur berkenaan dengan keputusan/kelayakan yang lebih tinggi atau jalan yang
diinginkan untuk bertindak atau segala sesuatu yang diketahui yang mana biasanya
bertahan dengan kultur pada periode tertentu.h. Perbedaan kulturdalam keperawatan
adalahvariasidari pengertian pola, nilai atau simbol dari perawatan,kesehatan atau untuk
meningkatkan kondisi manusia, jalan kehidupan atau untuk kematian.i. Culture care
universality berkenaan dengan hal umum, merupakan bentuk dari pemahaman terhadap
pola, nilai atau simbol dari perawatanyang mana kiltur mempengaruhi kesehatan atau
memperbaiki kondisi manusia.
03
PENERAPAN
Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu proses
keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih
strategi yang tepat dan pelaksanaan adalahmelaksanakan tindakan yang sesuai
denganlatar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman
yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu:
1.mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan
dengan Kesehatan

2.mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan

3. merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
Lanjut……..

a. Cultural care preservation/maintenance/ Mempertahankan budaya Mempertahankan


budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan
dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang
telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status
kesehatannya,misalnya budaya berolahraga setiap pagi.1) Identifikasi perbedaan konsep
antara klien dan perawat tentangproses melahirkan dan perawatan bayi2) Bersikap
tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien 3) Mendiskusikan
kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat.
b. Cultural careaccomodation/negotiation /Negosiasi budaya Intervensi dan
implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untukmembantu klien beradaptasi
terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien
agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan
kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis,
maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yanglain.
1) Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien

2) Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan

3) Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimanakesepakatan


berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan klien dan standar etik
c. Cultual care repartening/reconstruction /Restrukturisasi budaya Restrukturisasi budaya
klien dilakukan bila budaya yang dimilikimerugikan status kesehatan. Perawat berupaya
merestrukturisasi gayahidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola
rencanahidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai
dengankeyakinan yang dianut.

1) Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yangdiberikan dan


melaksanakannya
2) Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budayakelompok
3) Gunakan pihak ketiga bila perlu
4) Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatanyang dapat
dipahami oleh klien dan orang tua
5) Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan Perawat dan klien
harus mencoba untuk memahami budaya
masingmasing melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan
dan perbedaan budaya yang akhirnya akan memperkaya budaya budaya mereka.
Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidakpercaya
sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien akanterganggu.
Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilanmenciptakan
hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.
04
Proses
Proses
Proses keperawatan transkulturalModel konseptual yang dikembangkan oleh Leininger
dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam
bentuk matahari terbit (Sunrise Model) seperti yang terdapat pada gambar 1. Geisser
(1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai
landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew and Boyle,
1995). Pengelolaan asuhan keperawatandilaksanakan dari mulai tahap pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi1. PengkajianPengkajian
adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien
sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Pengkajian
dirancang berdasarkan beberapa komponen yang ada pada "Sunrise Model" yaitu:
PENERAPAN
A. Faktor teknologi (tecnological factors)Teknologi kesehatan memungkinkan individu
untuk memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan
kesehatan. Perawat perlu mengkaji: persepsi schat sakit, kebiasaan berobat atau
mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih
pengobatan alternatif dan persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi
untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.

b. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors) Agama adalah
suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi para pemeluknya.
Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di atas
segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh
perawat adalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap
penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yangberdampak positif
terhadap kesehatan.
PENERAPAN
C. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors) Perawat pada tahap
ini harus mengkaji faktor-faktor nama lengkap, nama panggilan, umur dan tempat
tanggal lahir. jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam
keluarga, dan hubungan klien dengan kepala keluarga.

D. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways) Nilai-nilai budaya
adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang dianggap
baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat
penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini
adalah : posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan,
kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai