Anda di halaman 1dari 18

Transkurtural dalam praktik keperawatan

kelompok 5
Febiola amelia s 1914401017
Tria maylin 1914401020
Muhammad taufiq 1914401025
dafa ardiansyah 1914401032
nadila carnelia 1914401040
safira widyatami 1914401042
made ayu widia p 1914401048
caesaria arrohmah 1914401049
Perspektif Transkultural dalam Keperawatan

Keperawatan Transkultural dan Globalisasi dalam Pelayanan Kesehatan

Sebelum mengetahui lebih lanjut keperawatan transkultural, perlu kita ketahui apa arti
kebudayaanterlebih dahulu. Kebudayaan adalah suatu system gagasan, tindakan, hasil karya manusia
yangdiperoleh dengan cara belajar dalam rangka kehidupan masyarakat. (koentjoroningrat, 1986)

Wujud-wujud kebudayaan antara lain :

1. Kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma dan peraturan


2. Kompleks aktivitas atau tindakan
3. Benda-benda hasil karya manusia
Keperawatan transkultural adalah ilmu dengan kiat yang humanis yang difokuskan pada
perilakuindividu/kelompok serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atausakit
secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya. Sedangkan menurut Leinenger(1978),
keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada analisadan studi
perbandingan tentang perbedaan budaya.
Tujuan dari transcultural nursing adalah untuk mengidentifikasi, menguji, mengerti dan menggunakan
norma pemahaman keperawatan transcultural dalam meningkatkan kebudayaan spesifik dalam asuhan
keperawatan. Asumsinya adalah berdasarkan teori caring, caring adalahesensi dari, membedakan,
mendominasi serta mempersatukan tindakan keperawatan. Perilakucaring diberikan kepada manusia sejak
lahir hingga meninggal dunia. Human caring merupakan fenomena universal dimana, ekspresi, struktur
polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya.
Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Transkultural
 

Konsep dalam transcultural nursing adalah :

a. Budaya

Norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dibagi serta memberi petunjuk dalam


berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.

b. Nilai budaya

Keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau suatu tindakan yang dipertahankan pada suatu
waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan 

c. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan

 Merupakan bentuk yang optimal dalam pemberian asuhan keperawatan


d. Etnosentris

Budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain adalah persepsi yang dimiliki individu menganggap budayanya
adalah yang terbaik  

e. Etnis

Berkaitan dengan manusia ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan menurut cirri-ciridan kebiasaan
yang lazim

f. Ras

Perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal manusia. Jenisras umum
dikenal kaukasoid, negroid,mongoloid. 

g. Etnografi: Ilmu budaya

Pendekatan metodologi padapenelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkankesadaran


yang tinggi pada pemberdayaan budaya setiap individu.
h. Care

Fenomena yang berhubungan dengan bimbingan bantuan, dukungan perilaku pada individu,keluarga dan kelompok
dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan
kualitas kehidupan manusia 

i. Caring

Tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan mengarahkan individu,keluarga atau
kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia

j. Culture care

Kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi digunakan untukmembimbing,
mendukung atau member kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat dan
berkembang bertahan hidup dalam keterbatasan danmencapai kematian dengan damai

k. Cultural imposition

Kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktek dan nilai karena percaya bahwa ide yang
dimiliki oleh perawat lebih tinggi dari kelompok lain.

 
Konsepsentral Keperawatan
Paradigma transcultural nursing (Leininger 1985) , adalah cara pandang, keyakinan, nilai-nilai,konsep-konsep
dalam asuhan keperawatan yang sesuai latar belakang budaya, terhadap 4 konsepsentral keperawatan yaitu :

Manusia

Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilaidan norma-norma yangdiyakini
dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan. Menurut Leininger (1984)manusia memiliki
kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and
Davidhizar, 1995).

Sehat

Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi kehidupannya, terletakpada rentang
sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan
untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari.
Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang
sehat-sakit yang adaptif (Andrewand Boyle, 1995).
Lingkungan

Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan,kepercayaan dan


perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimanaklien dengan budayanya saling
berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosialdan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan
alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti
rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan
sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke
dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan
yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang
menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang
digunakan.

Keperawatan 

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan kepada


klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai
dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan/mempertahankan
budaya,mengakomodasi/negosiasi budaya dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).
Pengkajian Asuhan Keperawatan Budaya
Tindakan keperawatan yang diberikan harus memperhatikan 3 prinsip asuhan keperawatan yaitu:

Cara I : Mempertahankan budaya

Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan.Perencanaan
dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevanyang telah dimiliki klien
sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan statuskesehatannya, misalnya budaya
berolahraga setiap pagi.

Cara II : Negosiasi budaya

Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klienberadaptasi
terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantuklien agar dapat
memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatankesehatan, misalnya klien sedang
hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis, makaikan dapat diganti dengan sumber protein
hewani yang lain.
Cara III : Restrukturisasi budaya

Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan.Perawat
berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana
hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuaidengan keyakinan yang dianut.

Model konseptual yang di kembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatandalam
konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise Model). Geisser (1991)menyatakan
bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berpikir danmemberikan solusi
terhadap masalah klien (Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan asuhankeperawatan dilaksanakan dari
mulai tahap pengkajian,diagnosakeperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan kliensesuai
dengan latar belakang budaya klien ( Giger and Davidhizar, 1995).

Pengkajian dirancang berdasarkan tujuh komponen yang ada pada”Sunrise Model” yaitu:

1) Faktor teknologi (technological factors) 


2) Faktor agama dan falsafah hidup ( religious and philosophical factors )
3) Faktor sosial dan keterikatan keluarga ( kinshop and Social factors ) 
4) Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways )
5) Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors ) 
6) Faktor ekonomi (economical factors)

7) Faktor Pendidikan (educational factors)


Prinsip-prinsip pengkajian budaya

a. Jangan menggunakan asumsi.


b. Jangan membuat streotif bisa menjadi konflik misalnya: orang Padang pelit,orang Jawa
halus.
c. Menerima dan memahami metode komunikasi.
d. Menghargai perbedaan individual.
e. Tidak boleh membeda-bedakan keyakinan klien.
f. Menyediakan privacy terkait kebutuhan pribadi.
Instrumen Pengkajian Budaya
Sejalan berjalnnya waktu,Transkultural in Nursing mengalami perkembangan oleh beberapa
ahli,diantaranya:

a. Sunrise model (Leininger)

Yang terdiri dari komponen:

1. Faktor teknbologi (Technological Factors)


2. Faktor agama atau falsafah hidup (Religious & Philosophical factors)
3. Faktor sosial dan keterikatan kelluarga (Kinship & Social Factors)
4. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (Cultural value and lifeways) 
5. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (Political & legal Factors) 
6. Faktor ekonomi (Economical Factors)
7. Faktor Pendidikan (Educational Factors)
Keperawatan transkultural model Giger & Davidhizar 

Dalam model ini klien/individu dipandang sebagai hasil unik dari suatu
kebudayaan,pengkajiankeperawatan transkultural model ini meliputi:

1. Komunikasi (Communication)
2. Space (ruang gerak)
3. Orientasi social (social orientastion)
4. Waktu (time)
5. Kontrol lingkungan (environmental control)
6. Variasi biologis (Biological variation) 
 
Keperawatan transkultural model Andrew & Boyle

Komponen-komponenya meliputi:

1. Identitas budaya
2. Ethnohistory
3. Nilai-nilai budaya
4. Hubungan kekeluargaan
5. Kepercayaan agama dan spiritual
6. Kode etik dan moral
7. Pendidikan
8. Politik 
9. Status ekonomi dan social
10. Kebiasaan dan gaya hidup
11. Faktor/sifat-sifat bawaan
12. Kecenderungan individu
13. Profesi dan organisasi budaya
Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang dapatdicegah, diubah
atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995).Terdapat tiga diagnose
keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu :

a. gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur


b. gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural

c. ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.


Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu proses keperawatan yang
tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih strategiyang tepat dan pelaksanaan
adalah melaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar belakangbudaya klien (Giger and Davidhizar,
1995). Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995)
yaitu :

1. mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan,
2. mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan
3. merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
Evaluasi

Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien tentangmempertahankan


budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidaksesuai dengan kesehatan atau
beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangatbertentangan dengan budaya yang dimiliki klien.
Melalui evaluasi dapat diketahui asuhankeperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.

Anda mungkin juga menyukai