2.1 Study Kasus Seorang ayah tampak marah dan tidak terima pada saat anaknya dikatakan mengidap Diabetes Melitus (DM) atau dikenal dengan kencing manis. Dengan lantang dia berkata “seumur-umur saya dan istri saya tidak pernah kencing manis. Demikian juga keluarga besar saya tidak ada keturunan penyakit kencing manis ! Mana mungkin anak sekecil itu kena kencing manis, yang bener aja dok …. ! Itu adalah reaksi yang normal bagi orang tua yang anaknya mengidap DM. Marah, kecewa, menyangkal bahkan berpindah-pindah dokter untuk memastikan bahwa apakah anaknya benar- benar mempunyai penyakit diabetes. 2.2 Kasus 1. Dari kasus diatas bahas secara konseptual dari Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi, beneficience, justice, non maleficience, moral right, nilai dan norma masyarakat. 2. Bagaimana issue etik dalam praktik kep b.d transplantasi organ pancreas 2.3 Pengertian Etika Keperawatan Etika (Yunani kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep sepertibenar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Prinsip-prinsip etik 1. Otonomi Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat keputusan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang dihargai. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesioanal merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak hak pasien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya. Dalam kasus ini ayah pasien merasa kecewa, marah, dan menyangkal bahkan berpindah-pindah dokter untuk memastikan bahwa pernyataan dokter mengenai anaknya yang menderita DM tidak benar. Pada kasus tersebut ayah pasien berhak untuk menyangkal dan marah bahkan berpindah-pindah dokter untuk memastikan lagi apa anaknya benar-benar terkena DM. Tetapi sebagai seorang perawat kita juga mempunyai hak untuk memberikan motifasi dan penjelasan bagaimana orang tua pasien untuk menyikapi permasalahan tersebut. 2. Berbuat baik (Beneficience) Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadang dalam situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi. Pada kasus tersebut perawat seharusnya memberikan pengarahan kepada orang tua pasien agar lebih tenang sehingga bisa menemukan jalan terbaik untuk masalah yang sedang dihadapi. Sehingga orang tua pasien tidak perlu berpindah-pindah dokter untuk memastikan penyakit anaknya. 3. Keadilan (Justice) Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Orang tua pasien menyangkal untuk meminta keadilan atas pernyataan dokter mengenai penyakit DM yang diderita anaknya. Karena orang tua pasien yakin bahwa riwayat penyakit keluarga tidak ada yang menderita penyakit DM. Degan adanya kasus yang terjadi di atas perawat seharusnya bisa menyikapi dan mengerti atas masalah yang sedang di hadapi orang tua pasien misalnya perawat membantu memberikan dukungan danmemebrikan rasa nyaman dan tenang pada psikologis orang tua pasien 4. Tidak Merugikan (Nonmaleficience) Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak menimbulkan bahaya / cedera secara fisik dan psikologik. Adanya penolakan dan kurangnya pengetahuan orang tua pasien terhadap penyakit yang di derita anaknya bisa mengakibatkan psikologi orang tua psien terganggu. Atas adanya kasus di atas wajar apabila orang tua menolak pernaytaan dokter apa lagi orang tau pasien tidak begitu mengetahui tentang penyakit DM. tetapi kita sebagai seorang perawat bisa memberikan asuhan keperawatan untuk menenangkan orang tua pasien agar pesikologi orang tua pasien bisa terkendali sehingga pengobatan untuk anaknya tidak terganggu dan sekaligus memberikan hed edukasi untuk menambah pengetahuan penyakit DM pada orang tua pasien.. 5. Moral rights Teori moral mencakup bentuk pengetahuan yang kompleks dan luas yang melebihi cakupan pendahuluan ini pada etik perawatan kesehatan. Namun, terdapat teori moral dasar yang memainkan peran penting dalam proses pertimbangan. Teori pertama, seringkali dikenal sebagai deontologi, lebih berfokus pada tindakan atau kewajiban yang harus dilakukan daripada hasil atau konsekwensi dari tindakan itu sendiri. Pemikiran seperti ini mengarahkan seseorang untuk mempertimbangkan kebenaran dan kesalahan bawaan dari suatu tindakan dan kewajiban tersebut. Kemudian jika tindakan tersebut salah, tidak akan dilakukan dan jika tindakan tersebut benar atau baik, seseorang akan memiliki kewajiban moral untuk melakukannya. Teori kedua, teori teleologis. Teori teologis umumnya mempertimbangkan konsekwensi suatu tindakan. Teori moral semacam ini “memulai” sesuatu yang baik dengan melihat pada situasi untuk menentukan apa yang harus dilakukan, berdasarkan konsekwensi apa yang dialami orang yang terlibat jika tindakan tersebut dilakukan. Seseorang yang menggunakan pertimbangan teologis mungkin akan berpendapat bahwa situasi tertentu akan membuat kematian seseorang dapat diterima jika hasilnya akan lebih menguntungkan, seperti dalam kasus dimana seseorang yang kompeten meminta bantuan karena kematiannya telah dekat dan menyebabkan rasa sakit yang tidak tertahankan. Adanya kurangnya pengetahuan, pemikiran dan pendapat yang berbeda, dalam kasus ini mengakibatkan konflik atau permasalahan baru yang akan timbul. Seperti tindakan orang tua pasien untuk berpindah-pndah dokter sehingga dapat mengganggu proses pengobatan pasien. Walupun orang tua pasien berhak untuk berpidah-pindah dokter untuk memastikan apakan anaknya benar-benar terkena penyakit DM namun tindakan tersebut juga bisa menimbulkan orang tua pasien menjadi putus asa apabila hasilnya sama.sehingga akan mengakibatkan pesikologi terganggu. Seorang perawat berhak menyarankan kepada orang tua pasien untuk mendengarkan penjelasan lebih lanjut agar orang tua pasien tidak berpindah-pindah dokter sehingga orang tua pasien tidak lebih kecewa apabila hasilnya sama. 6. Nilai dan Norma Masyarakat Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat nilai dan norma masyarakat sangat penting dan perlu ada pada diri masing-masing.malah masyarakat yang sadar tentang nilai dan norma masyarakat berusaha keras dalam mengukuhkan nilai-nilai masyarakat. Setiap individu tidak boleh hidup bersendirian, oleh itu seseorang itu perlu bergaul bagi memenuhi keperluan dalam kehidupan. Oleh itu seseorang itu perlu bersedia agar dapat bertindak dan berfungsi dalam masyarakat. Bagi seseorang itu dapat berfungsi dan bertindak dalam masyarakat seseorang itu perlu memahami nilai- nilai masyarakat dan kelakuan norma masyarakat yang telah disahkan masyarakat itu sendiri. a. Nilai Keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran atau keinginan mengenai ide-ide, objek, atau perilaku khusus. Individu tidak lahir dengan membawa nilai- nilai (values).Nilai-nilai ini diperoleh dan berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai mana yang benar dan mana yang salah.
Materi Tentang Resiko Dan Hazard K3 Dalam Keperawatan Sangat Menarik Bagi Saya Karena Dengan Mempelajari Resiko Dan Hazard K3 Dalam Keperawatan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Merupakan Suatu Pemikiran Dan Upaya Untuk Menj