Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN

PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA


REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMA NEGERI 1
PAJANGAN BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :
Ratna Devi Astuti
1610104391

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL
HYGIENE DENGAN PERILAKU PERSONAL
HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA
REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMA
NEGERI 1 PAJANGAN BANTUL1
Ratna Devi Astuti2, Istri Utami3

INTISARI

Latar Belakang: Pada saat menstruasi darah dan keringat keluar serta
menempel pada vulva dapat menyebabkan daerah genetalia menjadi lembab.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul 2013, jumlah remaja yang
dilayani dalam program kesehatan reproduksi terdapat 89815 jiwa, remaja yang
terinfeksi penyakit menular seksual (PMS) sebanyak 45%. Rendahnya pengetahuan
tentang kesehatan reproduki akan memungkinkan perempuan tidak berperilaku hygiene
pada saat menstruasi yang dapat membahayakan kesehatan reproduksinya sendiri.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan personal hygiene dengan
perilaku personal hygiene saat menstruasi pada remaja putri kelas XI di SMA Negeri 1
Pajangan Bantul.
Metode Penelitian: Desain penelitian dengan studi korelasi. Metode
pendekatan waktu yang digunakan adalah cross sectional. Tehnik pengambilan sampling
secara proportional stratified random sampling. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak
45 responden siswi kelas XI di SMA Negeri 1 Pajangan Bantul. Uji statistik
menggunakan uji kendal tau.
Hasil: Untuk variabel pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene
didapatkan kriteria baik sebanyak 34 responden (75,6%), cukup sebanyak 9 responden
(20%), dan kurang sebanyak 2 responden (4,4%). Untuk variabel perilaku remaja putri
tentang personal hygiene saat menstruasi didapatkan kriteria baik sebanyak 32
responden (71,1%), cukup sebanyak 11 responden (24,4 %), dan kurang sebanyak 2
responden (4,4 %). Dari hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara pengetahuan
personal hygiene dengan perilaku personal hygiene pada saat menstruasi pada remaja
putri kelas XI di SMA Negeri 1 Pajangan Bantul dengan hasil nilai p- value sebesar
0,001< 0,05.
Simpulan dan Saran: Ada hubungan pengetahuan personal hygiene dengan
perilaku personal hygiene saat menstruasi pada remaja putri kelas XI di SMA N 1
Pajangan Bantul. Saran: Remaja putri diharapkan untuk lebih menjaga kebersihan diri
pada saat menstruasi agar terhindar dari berbagai masalah pada organ reproduksi.

Kata Kunci : Pengetahuan, Perilaku Menstruasi, Personal Hygiene


Kepustakaan : 38 buku, 6 Jurnal, 3 keaslian penelitian (2005-2016)
1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
THE CORRELATION BETWEEN PERSONAL HYGIENE
KNOWLEDGE AND PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR
DURING MENSTRUATION ON ADOLESCENTS
GRADE XI OF SENIOR HIGH SCHOOL
1 PAJANGAN BANTUL1

Ratna Devi Astuti2, Istri Utami3

ABSTRACT

Background: At the time of menstruation, the blood and sweat flow out and
attach to the vulva that can cause the genetalia become moist. Based on data from Bantul
District Health Office 2013, the number of adolescents served in the reproductive health
program is 89815 people, adolescents infected with sexually transmitted diseases (STDs)
as much as 45%. The low knowledge of reproductive health will enable women not to
behave hygiene during menstruation that can endanger their own reproductive health.
Objective: To know the corelation between personal hygiene knowledge and
personal hygiene behavior during menstruation on adolescents grade XI of SMA Negeri 1
Pajangan Bantul.
Method: Design research with correlation studies. The time approximation method
used was cross sectional. Proportional sampling technique was stratified random
sampling. The number of samples of this study was as many as 45 respondents of
students grade XI of SMA Negeri 1 Pajangan Bantul. Statistical test was using kendal tau
test.
Results: For the female teenagers' knowledge about personal hygiene, there were 34
respondents (75,6%), enough 9 respondents (20%), and less than 2 respondents (4.4%).
For the behavioral variable of adolescent girls about personal hygiene during
menstruation, good criteria were obtained as much as 32 respondents (71,1%), enough 11
respondents (24,4%), and less than 2 respondents (4,4%). From the research result
obtained p-value equal to 0,001 <0,05.
Conclusion and suggestion : There is a corelation between personal hygiene
knowledge with personal hygiene behavior during menstruation on adolescent of grade
XI of SMA N 1 Pajangan Bantul. Advice: Young women are expected to better maintain
personal hygiene at the time of menstruation to avoid the various problems in the
reproductive organs.

Keywords : Behavior Menstruation, Knowledge, Personal hygiene


References : 38 books, 6 journals, 3 authenticity research (2005-2016)
1
Thesis Title
2
Student of Diploma IV Midwifery Program Faculty of Health Sciences ‘Aisyiyah
Yogyakarta University
3
Lecturer of Health Sciences Faculty ‘Aisyiyah Yogyakarta University
LATAR BELAKANG pernah mengalami keputihan minimal
Personal hygiene saat satu kali dalam hidupnya dan 45%
menstruasi adalah tindakan untuk
memelihara kesehatan dan kebersihan diantaranya bisa mengalami
pada daerah kewanitaan pada saat keputihan sebanyak dua kali atau
menstruasi (Sulistyo, 2012). Bila saat lebih kejadian keputihan banyak
menstruasi tidak menjaga hygienitas disebabkan oleh bakteri candiadosis
yang baik akan berisiko mengalami vulvavagenitis (Sartje, 2014).
infeksi alat reproduksi. Hal ini Berdasarkan data statistic tahun 2009
disebabkan oleh peristiwa menstruasi jumlah remaja putri di DIY yaitu 2,9
yang mengeluarkan darah kotor, Pada juta jiwa berusia 15-24 tahun 68%
saat menstruasi, pembuluh darah mengalami keputihan patologi.
dalam rahim sangat mudah terkena Berdasarkan data dari Dinas
infeksi karena darah dan keringat Kesehatan Kabupaten Bantul 2013,
keluar serta menempel pada vulva jumlah remaja yang dilayani dalam
dapat menyebabkan daerah genetalia program kesehatan reproduksi
menjadi lembab Jika pada saat itu terdapat 89815 jiwa, remaja yang
tidak menjaga kebersihan genetalia terinfeksi penyakit menular seksual
dengan benar, maka dalam keadaan (PMS) sebanyak 45% (DINKES DIY,
lembab, jamur dan bakteri yang 2013).
berada di daerah genetalia akan Persentase remaja putri di Asia
tumbuh subur sehingga menyebabkan Selatan yang mengalami dampak
rasa gatal dan infeksi pada daerah negatif dari infeksi alat reproduksi
tersebut. Salah satu keluhan yang saat menstruasi sekitar 97,5% serta di
dirasakan pada menstruasi adalah rasa Indonesia sekitar 1% dari semua
gatal yang disebabkan oleh jamur remaja putri yang menstruasi
kandida yang akan subur tumbuhnya membawa masalah bakteri
pada saat haid serta dapat staphylococcus aureus dalam vagina
menyebabkan keputihan yang bisa mereka. Berdasarkan data dari Dinas
disebabkan karena pemakaian Kesehatan Kota Yogyakarta tahun
pantyliner yang tidak 2009, jumlah remaja putri yang
berkesinambungan (Andira, 2010). terinfeksi alat reproduksi sebanyak
Menurut (WHO, 2010) bahwa 0,013% (12 jiwa). Menurut sumber
sekitar 75% perempuan remaja di bidan daerah kecamatan pajangan
Dunia pasti akan mengalami mengatakan remaja putri mengalami
keputihan paling tidak sekali seumur infeksi pada alat genitalnya karena
hidupnya, dan sebanyak 45% akan kebiasaan cebok yang salah. Infeksi
mengalami dua kali atau lebih, itu bisa karena jamur, bakteri, kuman
sedangkan wanita Eropa yang atau patogen lainnya (Wulandari,
mengalami keputihan sebesar 25% 2013).
(Linda, 2014). Dari Data Badan Akibat dari keputihan sangat
Kordinasi Keluarga Berencana fatal bila lambat ditangani. Tidak
Nasional (BKKBN, 2009), di hanya bisa mengakibatkan
Indonesia sebanyak 75% wanita kemandulan dan hamil diluar
kandungan dikarenakan terjadi
penyumbatan pada saluran tuba, membasuh vagina dengan arah depan
keputihan juga bisa merupakan gejala kebelakang anus, vagina dikeringkan
awal dari kanker leher rahim yang dengan tisu atau handuk agar tidak
merupakan pembunuh nomor satu lembab. Pemakaian celana dalam
bagi wanita dengan angka insiden yang baik terbuat dari bahan yang
kanker servik mencapai 100 per mudah menyerap keringat (Elmart,
100.000 penduduk pertahun yang bisa 2012).
berujung dengan kematian (Allaily, Di SMA N 1 Pajangan Bantul
2016). mempunyai jumlah siswa perempuan
Vulva hygiene saat menstruasi kelas XI sebanyak 100 siswa.
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan Berdasarkan studi pendahuluan yang
tentang kesehatan reproduksi. dilakukan pada bulan Januari 2017 di
Rendahnya pengetahuan tentang SMA N 1 Pajangan dengan cara
kesehatan reproduki akan wawancara langsung kepada 10 siswi
memungkinkan perempuan tidak didapatkan hasil bahwa 6 remaja putri
berperilaku hygiene pada saat dapat menjawab pertanyaan tentang
menstruasi yang dapat bagaimana cara personal hygiene baik
membahayakan kesehatan pada saat menstruasi dan mempunyai
reproduksinya sendiri (Indriastuti, perilaku benar tentang personal
2009). hygiene pada saat menstruasi
Salah satu fenomena perilaku disebabkan mereka mendapatkan
hygiene remaja pada saat menstruasi informasi dari orang tua, media
masih rendah, diperlihatkan oleh massa, dan pelayanan kesehatan,
penelitian Widyantoro yang dikutip sedangkan 4 siswa belum menjawab
oleh Yulianti (2012), mengenai dengan benar dan perilakunya masih
higienitas menstruasi pada perempuan salah dalam melakukan personal
pengunjung rumah sakit di Subang hygiene pada saat menstruasi
dan Tanggerang (N=305) disebabkan kurangnya informasi yang
mengungkapkan bahwa sebagian didapatkan baik dari orang tua
besar 77,5% di Tanggerang dan maupun program penyuluhan di
68,3% di Subang mempunyai status sekolah.
higienitas menstruasi yang buruk. Dalam PERMENKES RI NO
Dalam hal higienitas individu, masih 1464/MENKES/PER/X/2010 Pasal 9
terdapat responden yang salah dalam huruf c, peran tenaga kesehatan
mencuci alat kelaminnya yaitu dari khususnya bidan dalam hal ini sangat
arah belakang ke depan 20,1% pada dibutuhkan oleh remaja terutama
hari biasa dan 19,8% pada saat remaja putri. sebagaimana dalam
menstruasi. tugasnya bidan memberikan
Personal hygiene saat penyuluhan dan mengajarkan
menstruasi dapat dilakukan dengan personal hygiene saat menstruasi,
cara mengganti pembalut setiap 4 jam berguna untuk menjaga kesehatan
sekali atau 4 sampai 5 kali dalam reproduksi remaja. Pembinaan
sehari, cuci pembalut sebelum di kesehatan reproduksi remaja
buang dan pakai pembalut yang dilakukan untuk memberikan
nyaman dan aman atau pembalut informasi dan pengetahuan yang
herbal, setelah mandi atau buang air, berhubungan dengan perilaku hidup
sehat bagi remaja, disamping kelas XI di SMA Negeri 1 Pajangan
mengatasi masalah yang ada. Dengan Bantul. sebanyak 70 responden
pengetahuan yang memadai dan dengan dengan beberapa kriteria yang
adanya motivasi untuk menjalani diteliti pada saat penelitian
masa remaja secara sehat, para remaja berlangsung. Teknik sampling yang
diharapkan mampu memelihara digunakan dalam penelitian ini
kesehatan dirinya agar dapat proportional stratified random
memasuki masa kehidupan keluarga sampling sehingga didapatkan sampel
dengan reproduksi yang sehat sebanyak 45 responden. Variabel
(Permatasari, 2015). dalam penelitian ini adalah
Dalam mewujudkan remaja pengetahuan personal hygiene saat
sehat, salah satu upaya pemerintah menstruasi sebagai variabel bebas
adalah dengan pembentukan Program dan perilaku personal hygiene saat
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja menstruasi sebagai variabel terikat.
(PKPR). Program ini dapat Analisa univariat menggunakan
dilaksanakan di puskesmas, rumah distribusi frekuensi, analisis bivariat
sakit atau sentral-sentral dimana menggunakan Kendall-Tau.
remaja berkumpul seperti mall
(Depkes, 2011). Dalam pelaksanaan HASIL DAN PEMBAHASAN
PKPR di puskesmas, remaja diberikan Hasil Analisis Univariat
pelayanan khusus melalui perlakuan Pengetahuan personal hygiene saat
khusus yang disesuaikan dengan menstruasi
keinginan, selera dan kebutuhan Tabel. 4.1
remaja. (Sistiarani, 2013). Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Berdasarkan latar belakang Personal Hygiene Saat Menstruasi
diatas, maka penulis tertarik pada Siswi SMA Negeri 1 Pajangan
melakukan penelitian dengan judul, Bantul Tahun 2017
“Hubungan Pengetahuan Tentang
Personal Hygiene Dengan Perilaku No Pengetahuan Frekuensi
Personal Hygiene Saat Menstruasi
Pada Remaja Putri Kelas XI Di SMA N %
Negeri 1 Pajangan Bantul”. 1. Kurang 2 4,4%
2. Cukup 9 20%
METODE PENELITIAN 3. Baik 34 75,6%
Penelitian ini menggunakan Total 45 100%
metode penelitian survey analitik
dengan pendekatan waktu cross Berdasarkan pada tabel. 4.1 diatas
sectional rancangan penelitian yang dapat diketahui bahwa dari 45
dilakukan untuk mengetahui responden siswi SMA N 1 Pajangan
hubungan variable independen dan Bantul yang mempunyai
dependen dimana pengukurannya pengetahuan yang baik terhadap
dilakukan pada waktu yang sama. personal hygiene pada saat mentruasi
Penelitian ini telah dilakukan pada berjumlah 34 responden (75,6%),
tanggal 20 Maret – 20 April 2017. responden yang mempunyai
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 pengetahuan cukup baik terhadap
Pajangan Bantul. Populasi dalam personal hygiene pada saat
penelitian ini adalah seluruh siswi menstruasi berjumlah 9 responden
(20%), sedangkan responden yang
mempunyai pengetahuan kurang Berdasarkan pada tabel. 4.2 diatas
baik terhadap personal hygiene pada dapat diketahui bahwa dari 45
saat menstruasi berjumlah 2 responden siswi SMA N 1 Pajangan
responden (4,4%). Bantul yang mempunyai perilaku
Perilaku personal hygiene saat yang baik terhadap personal
menstruasi hygiene pada saat mentruasi
Tabel. 4.2 berjumlah 32 responden (71,1%),
Distribusi Frekuensi Perilaku responden yang mempunyai
Personal Hygiene Saat Menstruasi perilaku cukup baik terhadap
pada Siswi SMA Negeri 1 Pajangan personal hygiene pada saat
Bantul Tahun 2017 menstruasi berjumlah 11 responden
(24,4%), sedangkan responden yang
No Perilaku Frekuensi mempunyai perilaku kurang baik
terhadap personal hygiene pada
N % saat menstruasi berjumlah 2
1. Kurang 2 4,4% responden (4,4%).
2. Cukup 11 24,4%
3. Baik 32 71,1%
Total 45 100%

Hasil Analisis Bivariat


Tabel. 4.3
Hubungan Pengetahuan Personal Hygiene dengan Perilaku Personal
Hygiene Saat Menstruasi pada Siswi SMA Negeri 1 Pajangan Bantul
Tahun 2017

Perilaku
Tabulasi silang
Perilaku personal Total
hygiene saat menstruasi P-value
Kurang Cukup Baik
Pengetahuan
F % F % F % F %
Kurang 0 0 2 4,4 0 0 2 4,4
Cukup 2 4,4 4 8,9 3 6,7 9 20 0,001
Baik 0 0 5 11,1 29 64,4 34 75,6
TOTAL 2 4,4 11 24,4 32 71,1 45 100

Berdasarkan table 4.3 di atas perilakunya kurang sebanyak 2


menunjukkan bahwa responden responden (4,4%), responden
dengan pengetahuan kurang dengan pengetahuan cukup
perilakunya cukup sebanyak 2 perilakunya cukup sebanyak 4
responden (4,4%), responden responden (8,9%), responden
dengan pengetahuan cukup dengan pengetahuan cukup
perilakunya baik sebanyak 3 pengetahuan seseorang antara
responden (6,7%), sedangkan lain sebagai berikut: pendidikan,
responden dengan pengetahuan baik pekerjaan, usia, minat,
perilakunya cukup sebanyak 5 pengalaman, kebudayaan
responden (11,1%), dan responden lingkungan sekitar dan informasi.
dengan pengetahuan baik Pada penelitian ini
perilakunya baik sebanyak 29 menggambarkan bahwa remaja
responden (64,4%). Berdasarkan putri kelas XI di SMA Negeri 1
hasil penelitian ini diperoleh harga Pajangan Bantul masih ada
koefisien hubungan pengetahuan responden yang pengetahuannya
personal hygiene dengan perilaku kurang tentang personal hygiene
personal hygiene saat menstruasi saat menstruasi sebanyak 2
pada remaja putri mempunyai nilai responden (4,4%) dan
p- value sebesar 0,001< 0,05. Dari pengetahuan cukup 9 responden
hasil tersebut dapat disimpulkan (20%). Hal ini karena
bahwa ada hubungan pengetahuan dipengaruhi oleh pemahaman
personal hygiene dengan perilaku yang masih salah sehingga
personal hygiene saat menstruasi kemampuan untuk dipraktekan
pada remaja putri kelas XI di SMA berada pada kondisi yang tidak
Negeri 1 Pajangan Bantul. benar dan pengalaman orang
sekitar dimana melaksanakan
PEMBAHASAN personal hygiene menstruasi
1. Pengetahuan Personal Hygiene masih kurang atau tidak benar
Saat Menstruasi seperti mencuci organ
Dengan pengetahuan kewanitaan dengan cairan
manusia dapat menjawab pembersih vagina, tidak sering
permasalahan dan memecahkan mengganti pembalut, cara
masalah yang dihadapi. membasuh organ genetalia
Seseorang yang memiliki eksternal yang dari belakang ke
pengetahuan yang baik dan depan dan sebagainya, sehingga
tinggi, maka ia akan mampu pengetahuan para siswi kurang
untuk berfikir lebih kritis dalam lengkap dan hanya pada kategori
memahami segala sesuatu. cukup saja. Kurangnya
Seseorang yang berpengetahuan pengetahuan siswi tentang
baik tidak menjamin akan personal hygiene organ
mempunyai sikap dan perilaku reproduksi, dimungkinkan karena
yang positif. Karena seseorang siswi kurang memperoleh
dalam menentukan sikap dan informasi dari berbagai sumber
perilaku yang utuh selain seperti media cetak dan elekronik
ditentukan oleh pengetahuan, serta kurangnya sosialisasi dan
juga dipengaruhi oleh pikiran, penyuluhan tentang personal
keyakinan dan emosi yang hygiene organ reproduksi
memegang peranan penting disekolah-sekolah khususnya di
(Notoadmodjo, 2010). Menurut SMA Negeri 1 Pajangan Bantul.
Mubarak dan Chayatin (2009), Sedangkan yang mempunyai
ada 7 faktor yang mempengaruhi pengetahuan baik 34 responden
(75,6%). Dilihat dari hasil dimiliki seseorang akan sangat
penelitian terhadap 45 responden berpengaruh pada tingkah
remaja putri usia 15-18 tahun lakunya (Notoatmodjo, 2010).
tentang pengetahuan personal Pengetahuan tentang
hygiene menunjukan bahwa personal hyigiene sangat penting
75,6% remaja putri memiliki karena pengetahuan yang baik
pengetahuan baik. dapat meningkatkan kesehatan.
Penelitian ini sesuai Pengetahuan tentang pentingnya
dengan Maidartati (2016), hygiene dan kendati demikian
didapatkan bahwa pada siswi pengetahuan itu sendiri tidaklah
kelas VIII dan IX di SMPN 30 cukup, seseorang juga harus
Bandung, penelitian ini termotivasi untuk memelihara
menemukan hampir setengahnya personal hygiene. Individu
mempunyai pengetahuan baik dengan pengetahuan tentang
(39,75%), setengahnya pentingnya personal hygiene
mempunyai pengetahuan cukup akan selalu menjaga kebersihan
(50%), dan sebagian kecil dirinya untuk mencegah dari
responden mempunyai kondisi atau keadaan sakit
pengetahuan kurang (11,25%). (Pratiwi, 2008).
Dilihat dari hasil penelitian Jika menstruasi disertai
terhadap 80 responden remaja dengan pengetahuan yang benar,
putri usia 13-15 tahun tentang remaja putri akan merespon
pengetahuan vulva hygiene menstruasi dengan hal-hal atau
menunjukan bahwa setengahnya perilaku yang positif. Kurangnya
50% remaja putri memiliki pengetahuan tentang personal
pengetahuan cukup. hygiene saat menstruasi pada
Menurut Notoatmodjo sebagian remaja putri
(2010), pengetahuan dapat mengindikasikan bahwa
diperoleh baik dari pengalaman selayaknya para remaja putri
langsung maupun melalui memperoleh informasi tentang
pengalaman orang lain. menstruasi. Pendekatan yang bisa
Pengetahuan merupakan hasil dilakukan diantaranya melalui
tahu yang terjadi setelah orang keluarga, kelompok sebaya,
melakukan pengindraan terhadap institusi sekolah, serta kelompok
suatu objek tertentu. kegiatan remaja yang peduli
Penginderaan terjadi melalui terhadap masa puber.
panca indra manusia yang terdiri 2. Perilaku personal hygiene saat
dari indera penglihatan, menstruasi
pendengaran, penciuman, rasa Perilaku adalah suatu
dan raba. Sebagian diperoleh kegiatan atau aktivitas makhluk
melalui penglihatan dan hidup yang bersangkutan.
pendengaran. Pengetahuan Sehingga dapat disimpulkan
merupakan dominan yang sangat bahwa yang dimaksud perilaku
penting dalam terbentuknya (manusia) adalah semua kegiatan
tindakan seseorang jadi besar atau aktivitas manusia, baik yang
kecilnya pengetahuan yang dapat diamati langsung, maupun
yang tidak dapat diamati oleh memegang peranan penting
pihak luar (Notoatmodjo, 2010). (Notoadmodjo, 2010). Perilaku
Hasil penelitian personal hygiene dalam
menunjukkan bahwa remaja putri penelitian ini dinilai dari cara
kelas XI di SMA Negeri 1 melakukan, alat dan bahan yang
Pajangan Bantul masih ada digunakan untuk melakukan
responden yang perilaku personal personal hygiene. Dari hasil
hygienenya kurang saat penelitian ini selaras dengan apa
menstruasi sebanyak 2 responden yang diungkapkan mereka
(4,4%), perilaku personal memiliki perilaku kebersihan alat
hygienenya cukup baik saat kelamin, cara merawat, dan
menstruasi sebanyak 11 menjaga alat kelamin merupakan
responden (24,4%), sedangkan hal yang harus dilakukan karena
perilaku personal hygienenya dengan menjaga, merawat secara
baik saat menstruasi sebanyak 32 benar dapat menghindari dan
responden (71,1%). Dilihat dari mencegah penyakit organ
hasil penelitian terhadap 45 reproduksi wanita.
responden remaja putri usia 15- Menurut Laksmana
18 tahun tentang perilaku (2010), Langkah-langkah
personal hygiene saat menstruasi melakukan personal hygiene
menunjukan bahwa 71,1% pada daerah kewanitaan antara
remaja putri memiliki perilaku lain mencuci bagian luar organ
personal hygiene yang baik saat seksual setiap buang air kecil
menstruasi. ataupun buang air besar
Penelitian ini sesuai membasuh dari arah depan ke
dengan Puji (2016), penelitian ini belakang, menggunakan air yang
menunjukkan bahwa rata-rata bersih untuk mencuci organ
perilaku responden tentang reproduksi, mengganti celana
personal hygiene organ dalam sehari 2 kali, memakai
reproduksi di SMP N 3 kendal pakaian dalam berbahan katun,
berjumlah 12 item soal dan 213 untuk mempermudah penyerapan
responden, diperoleh dalam keringat dan mengganti pembalut
kategori baik dengan persentase secara teratur 3-4 kali per hari
rata-rata 81%. Hal ini berarti atau setiap 6 jam sekali dan
perilaku responden tentang membiasakan diri mencukur
personal hygiene organ rambut disekitar daerah
reproduksi disikapi dengan baik. kemaluan, untuk menghindari
Seseorang berpengetahuan tumbuhnya bakteri yang
baik tidak menjamin akan menyebabkan gatal pada daerah
mempunyai sikap dan perilaku reproduksi.
yang positif karena seseorang Remaja putri umumnya
dalam menentukan sikap dan kurang memahami bahwa
perilaku yang utuh selain menstruasi adalah peristiwa yang
ditentukan oleh pengetahuan, normal yang terjadi pada wanita.
juga dipengaruhi oleh pikiran, Mereka tidak mengetahui hal-hal
keyakinan dan emosi yang yang mendasar yang berkaitan
dengan menstruasi antara lain Pada penelitian ini
adalah pengertian, mekanisme didapatkan bahwa remaja putri
terjadinya menstruasi, dan siklus kelas XI di SMA Negeri 1
menstruasi. Perilaku tertutup Pajangan Bantul, siswi dengan
tersebut menyebabkan mereka pengetahuan kurang perilakunya
kurang mendapat informasi cukup sebanyak 2 responden
mengenai menstruasi, (4,4%), siswi dengan
Seharusnya remaja putri pengetahuan cukup perilakunya
memiliki perilaku terbuka supaya kurang sebanyak 2 responden
dapat menerima berbagai (4,4%), siswi dengan
informasi mengenai kesehatan pengetahuan cukup perilakunya
reproduksi khususnya menstruasi cukup sebanyak 4 responden
(Tarigan, 2013). (8,9%), siswi dengan
3. Hubungan pengetahuan dengan pengetahuan cukup perilakunya
perilaku personal hygiene pada baik sebanyak 3 responden
saat menstruasi (6,7%), sedangkan siswi dengan
pengetahuan baik perilakunya
Pengetahuan seseorang cukup sebanyak 5 responden
berhubungan dengan perilakunya (11,1%), dan siswi dengan
disebabkan dengan pengetahuan pengetahuan baik perilakunya
yang benar akan personal baik sebanyak 29 responden
hygiene saat menstruasi maka (64,4%). Setelah data diolah dari
akan merubah sikap responden hasil penelitian didapatkan
dan mempengaruhi perilaku saat bahwa harga koefisien hubungan
menstruasi. Pengetahuan baik pengetahuan personal hygiene
mendorong perilaku yang baik dengan perilaku personal
dan benar pula sedangkan hygiene saat menstruasi pada
pengetahuan yang kurang atau remaja putri mempunyai nilai p-
salah akan mengakibatkan value sebesar 0,001< 0,05. Dari
perilaku yang tidak benar juga. hasil tersebut dapat disimpulkan
Pengetahuan dan perilaku bahwa ada hubungan
seseorang dapat mempengaruhi pengetahuan personal hygiene
bagaimana seseorang untuk dengan perilaku personal
melakukan hal yang lebih baik. hygiene saat menstruasi pada
Pengetahuan remaja tentang remaja putri kelas XI di SMA
hygiene organ reproduksi Negeri 1 Pajangan Bantul.
merupakan domain yang sangat
penting dalam menentukan Penelitian yang sejalan
perilaku personal. Apabila dengan penelitian ini adalah
pengetahuan tentang hygiene penelitian yang dilakukan oleh
organ reproduksi telah dipahami Maidartati (2016), hasil
maka akan timbul suatu perilaku penelitiannya menunjukan bahwa
yang baik. Semakin tinggi terdapat hubungan pengetahuan
pengetahuan seseorang tentang dengan perilaku vulva hygiene
hygiene organ reproduksi pada saat menstruasi pada remaja
semakin baik pula tingkat putri usia 13-15 tahun di SMPN
perilakunya (Maidartati, 2016).
30 Bandung dengan hasil p mengganggu fungsi organ
value sebesar 0,000. reproduksi (Indriastuti, 2009).
Pengetahuan yang baik
dari responden secara langsung Kurangnya pengetahuan
membuat perilaku responden tentang personal hygiene saat
baik juga. Pada penelitian ini menstruasi pada sebagian remaja
didapatkan pengetahuan tentang putri mengindikasikan bahwa
personal hygiene yang baik selayaknya para remaja putri
mendorong responden untuk memperoleh informasi tentang
berperilaku baik dan benar saat menstruasi. Maka setelah
menstruasi karena responden pengisian kuesioner selesai
mengetahui pentingnya menjaga penulis memberikan penyuluhan
personal hygiene saat menstruasi. mengenai personal hygiene yang
benar saat menstruasi agar semua
Peneliti berasumsi bahwa siswi bisa mengetahui apa saja
semakin tinggi tingkat yang harus mereka lakukan
pengetahuan remaja putri tentang disaat menstruasi karena dengan
personal hygiene pada saat pengetahuan personal hygiene
menstruasi maka semakin tinggi yang baik maka perilaku siswi
pula remaja putri tersebut dalam melakukan personal
berperilaku baik terhadap hygiene saat menstruasi juga baik
personal hygiene nya pada saat sehingga remaja siswi bisa
menstruasi dan sebaliknya. terhindar dari masalah-masalah
Sesuai teori Notoatmodjo (2012), pada organ reproduksi.
mengatakan bahwa berdasarkan
pengalaman dan penelitian Untuk meningkatkan
ternyata perilaku yang didasari pengetahuan siswi tentang
pengetahuan akan lebih langgeng personal hygiene saat mentruasi
dari pada perilaku yang tidak terutama dilingkungan sekolah
didasari oleh pengetahuan. bisa dilakukan dengan cara para
pendidik (guru) untuk
Hygiene pada saat memberikan bimbingan yang
menstruasi merupakan hal lebih baik agar para siswi
penting dalam menentukan mempunyai pengetahuan yang
kesehatan organ reproduksi lebih baik dari sebelumnya dan
remaja putri, khususnya terhindar memberikan pengertian
dari infeksi alat reproduksi. Oleh pentingnya personal hygiene
karena itu pada saat menstruasi pada saat menstruasi untuk
seharusnya perempuan benar- kesehatan diri siswi pribadi.
benar dapat menjaga kebersihan
organ reproduksi dengan baik, SIMPULAN DAN SARAN
terutama pada bagian vagina,
karena apabila tidak dijaga Berdasarkan hasil penelitian
kebersihannya, maka akan mengenai hubungan pengetahuan
menimbulkan mikroorganisme personal hygiene dengan
seperti bakteri, jamur dan virus perilaku personal hygiene saat
yang berlebih sehingga dapat menstruasi pada remaja putri
kelas XI di SMA Negeri 1 penyuluhan baik individu atau
Pajangan Bantul tahun 2017 kelompok, membaca buku
dapat ditarik kesimpulan sebagai bacaan tentang bagaimana
berikut : cara pelaksanaan personal
1. Pengetahuan personal hygiene hygiene saat menstruasi
saat menstruasi didapatkan diperpustakaan, internet,
pengetahuan yang baik 34 mading, serta mendatangkan
responden (75,6%), narasumber untuk berdiskusi
pengetahuan cukup baik tentang pelaksanaan personal
berjumlah 9 responden (20%), hygiene genitalia saat
pengetahuan kurang baik menstruasi. Sehingga siswi
berjumlah 2 responden dapat mengetahui tentang
(4,4%). personal hygiene yang benar
2. Perilaku personal hygiene saat saat menstruasi.
menstruasi didapatkan yang 2. Remaja putri diharapkan
mempunyai perilaku baik untuk lebih menjaga
berjumlah 32 responden kebersihan diri pada saat
(71,1%), perilaku cukup baik menstruasi dengan cara
berjumlah 11 responden membersihkan alat kelamin
(24,4%), dan perilaku kurang dari depan kebelakang,
baik berjumlah 2 responden mengganti pembalut setiap 3-4
(4,4%). jam, mengganti celana dalam
3. Terdapat hubungan apabila sudah terkena noda
pengetahuan personal hygiene darah serta membuang bekas
dengan perilaku personal pembalut dengan benar agar
hygiene saat menstruasi pada terhindar dari berbagai
remaja putri kelas XI di SMA masalah pada organ
N 1 Pajangan Bantul. Dilihat reproduksi.
dari harga koefisien hubungan 3. Puskesmas Pajangan Bantul
nilai p- value sebesar 0,001< diharapkan bisa memberikan
0,05. pendidikan kesehatan dengan
Adapun saran, yang penulis melakukan penyuluhan
dapat rekomendasikan dari hasil langsung ke sekolah tentang
penelitian adalah: personal hygiene pada saat
1. SMA Negeri 1 Pajangan menstruasi minimal 3 bulan
Bantul diharapkan agar dapat sekali agar pemahaman siswi
memberikan lebih banyak tentang personal hygiene pada
informasi untuk meningkatkan saat menstruasi dapat
pengetahuan siswi tentang bertambah dengan baik
bagaimana pelaksanaan sehingga akan mampu
personal hygiene saat bersikap dan berperilaku lebih
menstruasi dan memanfaatkan baik lagi terhadap personal
fasilitas-fasilitas sekolah hygiene pada saat menstruasi.
seperti PIK-KRR yang dapat 4. Peneliti selanjutnya
diadakan ± sekali seminggu, diharapkan dapat
melaksanakan kegiatan mengembangkan penelitian
yang sudah ada, khususnya Dinas Kesehatan
tentang personal hygiene pada Pemerintah Kota
saat menstruasi dengan Yogyakarta.
pendekatan yang lebih detail Dinas Kesehatan Bantul. (2015).
yang ditinjau dari segi Profil Kesehatan Tahun
variabel, sampel dan tempat 2015. Dinas Kesehatan
penelitian yang lebih luas Kabupaten Bantul.
serta membahas lebih lanjut Elmart. (2012). Gambaran
mengenai faktor-faktor apa Pengetahuan Remaja
saja yang yang menyebabkan Putri Tentang Vulva
pelaksanaan personal hygiene Hygiene Pada Saat
saat menstruasi yang tidak Menstruasi Di Madrasah
baik agar didapat hasil Aliyah Negeri 1
penelitian yang bervariasi. Surakarta. Skripsi tidak
diterbitkan. Surakarta:
DAFTAR PUSTAKA Universitas Surakarta.
Allaily. (2016). Gambaran Indriastuti, D. (2009). Hubungan
Tingkat Pengetahuan Antara Pengetahuan
Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi
Kebersihan Organ dengan Perilaku Higienis
Genitalia Eksterna Di Remaja Putri Pada Saat
SMAN 90 Jakarta. Skripsi Menstruasi. Skripsi tidak
Diterbitkan. Jakarta: diterbitkan. Surakarta:
Universitas Islam Negeri Universitas
Syarif Hidayatullah. Muhammadiyah
Andira, D. (2010). Seluk Beluk Surakarta.
Kesehatan Reproduksi Laily dan Sulistyo. (2012).
Wanita. Yogyakarta: A- Personal Hygiene
Pluss. Books ; 2010. Konsep, Proses dan
Badan Koordinasi Keluarga Aplikasi dalam Praktik
Berencana Nasional. Keperawatan.
(2009). Penanggulangan Yogyakarta: Graha Ilmu.
Masalah Kesehatan Laksmana, (2010). Kebutuhan
Reproduksi. Jakarta. Dasar Manusia. Jakarta:
Depkes RI. (2011). Riset Gramedia Pustaka.
Kesehatan Dasar 2010. Linda. (2014). Hubungan Tingkat
(online), Pengetahuan Dan
(http://www.litbang.depk Tindakan Remaja Putri
es.go.id/sites/download/b Smk Tentang Keputihan
uku_laporan/lapnas_riske Di SMP Assanadiyah
sdas2010/Laporan_riskes Palembang Tahun 2014.
das_2010.pdf). diakses 17 Jurnal Ilmu pendidikan.
Januari 2017. (online),(http://download.
Dinas Kesehatan Yogyakarta. assanadiyah.ac.id/files/jo
(2013). Profil Kesehatan urnal/JURNAL%20LIND
DIY 2013. Yogyakarta:
A%20KEPUTIHAN.pdf). Negeri 3 Kendal. Jurnal
Diakses 15 Febuari 2017. Ilmu Kesehatan, Vol.6
No.1, Januari 2016.
Maidartati, (2016). Hubungan Sartje. (2014). Gambaran Tingkat
Pengetahuan dan Pengetahuan Ibu Tentang
Perilaku Vulva Hygiene Keputihan Di Poliklinik
Pada Saat Menstruasi Obstetri/Ginekologi RSU.
Remaja Putri. Jurnal Ilmu Pancaran Kasih Gmim
Keperawatan, Vol. IV Manado Tahun 2014.
No.1 April 2016. Jurnal UNSRAT.
Notoatmodjo, S. (2010). Konsep Sistiarani, C. (2013). Peran Kader
Perilaku Kesehatan. dalam Penggunaan Buku
Dalam: Promosi Kesehatan Ibu dan Anak.
Kesehatan Teori & Jurnal Kesehatan
Aplikasi edisi revisi. Masyarakat, 8(2): 88-94.
Jakarta: Rineka Cipta. Tarigan, W. (2013). Gambaran
. (2012). Promosi tentang Hubungan
Kesehatan & Ilmu Pengetahuan dan Sikap
Perilaku. Jakarta: Rineka dengan Praktek Hygiene
Cipta. Menstruasi Pada Remaja
Permatasari. (2015). Hubungan kelas VII DAN VIII di
Pengetahuan Remaja SMPN 141 Jakarta
Putri Kelas X Tentang Selatan. Skripsi
Menstruasi Dengan Diterbitkan. Jakarta:
Perilaku Personal FKM UI.
Hygiene Saat Meantruasi Wulandari, O. (2013). Hubungan
Di SMKN 02 Bangkalan. Peran Orang Tua Dalam
Skripsi tidak diterbitkan. Pendidikan Kesehatan
Bangkalan: STIKES Reproduksi Dengan
Insan Seagung. Perilaku Hygiene
PKBI DIY. (2009). Kesehatan Menstruasi Pada Siswi
pada alat reproduksi. Kelas VII SMP Negeri 3
(Online), Pajangan Bantul
(http://en.wikipedia.org/w Yogyakarta. Skripsi tidak
iki/kesehatan alat diterbitkan. Yogyakarta:
reproduksi), diakses pada Universitas ‘Aisyiyah
tanggal 20 Januari 2017. Yogyakarta.
Pratiwi, S. (2008). Mikrobiologi Yulianti, V. (2012). Hubungan
Farmasi. Yogyakarta: Pengetahuan Remaja
Penerbit Erlangga. Putri Tentang Kesehatan
Puji, L. (2016). Hubungan Reproduksi Dengan
Tingkat Pengetahuan Perilaku Higienis Remaja
Remaja Putri Dengan Putri Saat Menstruasi Di
Perilaku Personal Perkampungan Kedaung
Hygiene Organ Wetan RT.04 RW.04
Reproduksi Di SMP Tanggerang Banten.
Skripsi diterbitkan.
Jakarta: Universitas Esa
Unggul.

Anda mungkin juga menyukai