Anda di halaman 1dari 43

STIKes Santa Elisabeth Medan 1

PROPOSAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU


MAHASISWI PRODI NERS TINGKAT I DALAM
MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN REPRODUKSI
SAAT MENSTRUASI DI STIKES
SANTA ELISABETH MEDAN
TAHUN 2021

Oleh :

Citra Tiur Rotua


NIM. 032017035

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH
MEDAN
2021

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 2

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan usia mahasiswi prodi ners tingkat I berada di rentang remaja

akhir yang usianya 18-21 tahun. Mahasiswi yang tergolong dalam usia tersebut

akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan pada sistem organ reprduksi,

salah satunya yaitu terjadinya proses menstruasi. Menurut World Health

Organization (WHO), Kesehatan reproduksi dapat dikatakan sehat bila kondisi

kesehatan terjadi secara menyeluruh baik fisik, sosial dan mental, yang utuh dan

berkaitan dengan fugsi, peran dan proses dari berlangsungnya kesehatan

reproduksi. Dalam meningkatkan kesehatan reproduksi pada perempuan dapat

dilakukan dengan menjaga kebersihan organ reproduksi disekitar vagina (WHO,

2019).

Menstruasi merupakan

Menstruasi merupakan perdarahan yang terjadi secara berulang yang

perosesnya terjadi dari rahim sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat

terlepasnya lapisan endometrium uterus. Kondisi ini terjadi karena tidak ada

pembuahan sel telur oleh sperma sehingga lapisan dinding rahim (endometrium)

yang sudah menebal untuk persiapan kehamilan menjadi luruh. Jika seorang

wanita tidak mengalami kehamilan, maka siklus menstruasi akan terjadi setiap

bulannya. Normal siklus menstruasi yang dialami oleh wanita pada umumnya

adalah 28-35 hari dan lamnya durasi haid antara 3-7 hari. Siklus menstruasi yang

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 3

tidak normal pada wanita jika siklus haidnya kurang dari 21 hari atau lebih dari 40

hari (Lorita, 2017).

Organ reproduksi perempuan terdiri dari ovarium, tuba falopi, uterus,

vagina, selaput darah, labia mayaora dan minora, klitoris dan saluran kemih.

Ovarium berfungsi mengeluarkan sel telur, tuba falopi berfungsi sebagai tempat

berjalannya sel telur dari ovarium menuju rahim saat ovulasi dan juga merupakan

tempat bertemunya antara sel telur dengan sperma saat perubahan, uterus

berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya bayi, vagina berfungsi

sebagai mengalirnya cairan menstruasi, jalan lahirnya bayi dan sebagai tempat

prosesnya ejakulasi saat berhubungan intim. Hymen merupakan lapisan tipis yang

berada didalam lubang kecil didaerah kemaluan yang dapat mengelilingi atau

menutupi bagian dari vagina yang fungsi utama klitoris adalah merangsang dan

meningkatkan seksual. Saluran kemih berguna untuk mngeluarkan air kencing

yang posisinya berada diantara klitoris dan mulut vagina (Hasanah, 2016).

Dalam kehidupan perempuan setiap harinya menjaga keberihan reproduksi

sangatlah penting dan harus di perhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi

kesehatan dan psikologis seseorang. Untuk itu kebersihan sangat dipengaruhi oleh

nilai yang dimiliki atau yang diyakini dalam diri individu dan kebiasaan yang

nantinya akan dibawa hingga tua nanti. Jika seseorang sakit biasanya masalah

kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena individu menganggap

bahwa masalah kebersihan organ reproduksi adalah hal yang biasa, padahal jika

hal tersebut dibiarkan terus menerus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum

(Pemiliana, 2019).

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 4

Fahmi (2019), menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi

adalah tindakan untuk memelihara kesehatan dan kebersihan organ reproduksi

perempuan. Pada saat perempuan dalam masa mentruasi, pembuluh dalam rahim

sangat mudah terkena infeksi karena darah dan kringat menempel di vulva dan

dapat menyebabkan organ reproduksi kita menjadi lembab. Jika pada saat itu

perempuan tidak menjaga kebersihan organ reproduksinya dengan baik dan benar,

bakteri akan tumbuh dan berkembang biak didalamnya, maka akan menimbulkan

berbagai jenis penyakit seperti kanker serviks, keputihan, iritasi kulit genitalia,

bau, alergi, peradangan dan berbagai jenis penyakit infeksi saluran reproduksi

lainnya. (Samaria et al., 2019).

Menurut Moeliono, yang menjadi faktor mempengaruhi kesehatan organ

reproduksi perempuan adalah faktor kepribadian, pengetahuan, sikap, lingkungan.

Permasalahan utama kesehatan reproduksi di indonesi adalah kurangnya dalam

menjaga kebersihan mengenai kesehatan reproduksi, masalah perilaku seksual

remaja, pelayanan kesehatan yang buruk serta perundang-undangan yang tidak

mendukung. Permasalahan tersebut banyak terjadi karena kurangnya pengetahuan

tentang kesehatan reproduksi remaja itu sendiri (Irawan, 2016).

Perempuan dalam kelompok usia remaja akhir sering mengalami

gangguan terkait dengan masalah menstruasi yaiitu sebanyak (75%), masalah

lainnya yaitu beresiko terhadap Infeksi Saluran Reproduksi (ISR). Penyebab

utama Infeksi Saluran Reproduksi (ISR), yaitu imunitas yang lemah (10%),

perilaku personal hygiene kurang saat menstruasi (30%), dan lingkungan yang

tidak bersih serta pnggunaan pembalut yang kurang baik (50%). Menurut World

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 5

Health Organization (WHO), Angka kejadian ISR di dunia pada usia remaja

menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 35%-42% dan pada usia dewasa muda

sebesar 27%-33%. Prevalensi ISR pada remaja di dunia antara lain kandidiasis

sebesar 25%-50%, vaginosis bakterial sebesar 20%-40% dan trikomoniasis

sebesar 5%-15%.4 Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun

2018 terdapat`425 kasus bacterial vaginitis dan kandidiasis serta 4 kasus

trikomoniasis (Nisa, 2020).

Salah satu upaya pencegahan kebersihan organ reproduksi perempuan saat

menstruasi adalah membersihkan daerah kewanitaan dengan benar yaitu dari

aarah depan (vagina) kebelakang (anus), yang perlu diperhatikan yaitu arahnya

tidak boleh dilakukan dari arah belakang (anus) kemudian ke arah depan (vagina),

atau dilakuan bolak-balik dari anus ke vagina, tidak dianjurkan penggunaan sabun

yang berbahan kimia, hindari vagina dari kelembaban, dianjurkan untuk mncukur

bulu yang ada pada area vagina bilasudah panjang, hindari pemakaian celana

dalam yang terbuat dari bahan katun atau bahan yang meresap keringat (Yusiana,

2016).

Perilaku seseorang tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan

seseorang, dimana pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk

kembali kejadian yang pernah dialami baik sengaja maupun tidak disengaja dan

ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek

tertentu. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Mubarak, 2012).

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 6

Perilaku yang kurang dalam melakukan kebersihan organ reproduksi saat

menstruasi adalah malas mengganti pembalut dan menyebabkan bakteri akan

berkembang pada pembalut. Perawatan diri yang benar dan baik ketika sedang

menstruasi sebaiknya pembalut diganti 4-6 kali sehari dan tidak boleh dipakai

lebih dari 6 jam kemudian pembalut harus diganti bila sudah terasa penuh oleh

darah menstruasi. Menjaga kebersihan organ reproduksi perempuan yang burruk

menjadi salah satu faktor predisposisi terjadinya kanker serviks. Berdasarkan hasil

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI, 2017), perilaku remaja putri

dalam menjaga kebersihan pada saat menstruasi, kategori kurang (56,4%), dan

buruk (63,9%), sebagian besar penyebabnya karena kurang pengetahuan dan

informasi tentang personal hygiene pada saat menstruasi (Avianty, 2020).

Pengetahuan yang dimiliki oleh perempuan sangat berpengaruh terhadap

perilaku dalam menjaga dan membersihkan alat reproduksi, karena semakin tinggi

pengetahuan, maka diharapkan timbul sikap positif dalam menjaga personal

hygiene, yang menjadi dasar terbentuknya perilaku menjaga kebersihan organ

reproduksi sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh astuti dkk, 2016

ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja putri tentang organ reproduksi

dengan perilaku personal hygiene organ reproduksi di SMP N 3 Kendal.

Kurangnya pengetahuan tentang menstruasi menyebabkan sikap negatif

dan kesalah pahaman tentang proses fisiologis ini alami dan mungkin memiliki

efek kesehatan yang merugikan. Memiliki disfungsi menstruasi adalah umum di

antara mahasiswa dan penelitian sebelumnya menyoroti pentingnya pendidikan

kesehatan untuk deteksi dini masalah ini seperti penyimpangan strual siklus, hiper

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 7

atau hipomenorea, poli- atau Oligomenorrehoa, dismenore, dan sindrom

pramenstruasi (PMS) (karout, 2016).

Pengetahuan yang dimiliki oleh perempuan mengenai masalah kebersihan

dan kesehatan organ reproduksi memberikan pengaruh terhadap perilaku dalam

penanganan masalah kebersihan organ reproduksi tersebut. Jika pengetahuan yang

dimiliki baik, maka perilakunya akan baik pula, begitu juga sebaliknya apabila

pengetahuan buruk, maka perilakunya juga akan buruk. Untuk menghindari atau

mengurangi terjadinya infeksi pada organ genetalia dapat dilakukan dengan rutin

dalam menerapkan perilaku terkait hygine atau kebersihan individu yang benar.

Pengetahuan perempuan yang dinilai baik akan mempengaruhi perilaku untuk

berusaha menjaga kebersihan genetalia atau organ reproduksi (Katarina Canggih

Pythagoras, 2017).

Hasil penelitian oleh Maharani (2018), dengan judul faktor yang

berhubungan dengan perilaku personal hygiene saat menstruasi pada santriwati di

MTS Pondok Pesantren Dar El Hikmah Pekanbaru bahwa dari 148 responden,

yang memiliki perilaku tidak baik pada saat melakukan kebersihan organ

reproduksi saat menstruasi sebanyak 79,1%, yang berpengetahuan rendah

terhadap personal hygiene saat menstruasi sebanyak 58,8%, sedangkan yang tidak

memiliki informasi mengenai personal hygiene saat menstruasi sebanyak 64,9%.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pythagoras (2015) tentang “Personal

Hygiene Remaja Putri Ketika Menstruasi” yang hasilnya menunjukkan bahwa

terdapat 54,6 % remaja putri dalam kategori kurang dalam melakukan praktek

menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 8

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik dan berkeinginan untuk

melakukan penelitian tentang :hubungan pengetahuan dengan perilaku mahasiswi

prodi ners tingkat I dalam menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi di

STIKes Santa Elisabeth Medan Tahun 2021.”

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu apakah ada hubungan

pengetahuan dengan perilaku mahasiswi prodi ners tingkat I dalam menjaga

kebersihan organ reproduksi saat menstruasi di STIKes Santa Elisabeth Medan

tahun 2021?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku mahasiswi

prodi ners tingkat I dalam menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi di

STIKes Santa Elisabeth Medan Tahun 2021.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi pengetahuan mahasiswi prodi ners tingkat I dalam

menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi di StIKes Santa

Elisabeth Medan Tahun 2021.

2. mengidentifikasi perilaku mahasiswi prodi ners tingkat I dalam menjaga

kebersihan organ reproduksi saat menstruasi di STIKes Santa Elisabeth

Medan Tahun 2021.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 9

3. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan perilaku mahasiswi prodi

ners tingkat I dalam menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi

di STIKes Santa Elisabeth Medan Tahun 2021.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan atau

informasi sehingga mau dan sadar untuk melakukan kebersihan organ reproduksi

saat menstruasi pada perempuan dan untuk dijadikan sebagai bahan acuan atau

materi bagi perguruan tinggi sebagai sumber atau referensi pada penelitian

selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktisi

1. Bagi intitusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada

mahasiswi keperawatan dalam meningkatkan pengetahuan terkait dengan

organ reproduksi sehingga mahasiswi mau untuk melakukan da menjaga

kebersihan organ reproduksi saat menstruasi.

2. Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

perilaku mahasiswi prodi ners tingkat I dalam menjaga kebersihan organ

reproduksi saat menstruasi di STIKes Santa Elisabeth Medan Tahun 2021.

3. Bagi peneliti

Diharapkan memberikan wawasan maupun pengalaman setelah melakukan

penelitian mengenai pengetahuan dan perilaku dalam menjaga kebersihan

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 10

organ reproduksi saat menstruasi di STIKes Santa Elisabeth Medan Tahun

2021.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 11

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pengetahuan

2.1.1 Defenisi pengetahuan

Menurut (Wahyoe, 2015), pengetahuan merupakan suatu pemahaman yang

dimiliki oleh seseorang dalam memahami suatu materi yang hendak dipelajari.

Pengetahuan merupakan suatu kemampuan seseorang dalam mendapatkan,

mempertahankan, dan menggunakan informasi yang dipengaruhi oleh pengalaman

dan keterampilan. Sebagian besar dari pengetahuan yang dimiliki seseorang

berasal dari pendidikan baik formal dan informal, pengalaman pribadi maupun

orang lain, lingkungan, serta media massa (Siltrakool, 2017).

Pengetahuan merupakan sesuatu yang timbul dari penginderaan manusia

mengenai kehidupan yang nyata dalam sesuatu hal kemudian dikembangkan oleh

pikiran individu tersebut. Pengetahuan bisa mencurahkan pikiran seseorang dalam

memperoleh segala informasi yang sebelumnya belum pernah diketahui (Bolisani

& Bratianu, 2018).

2.1.2 Jenis pengetahuan

1. Pengetahuan yang dianut

Pengetahuan yang dianut adalah pengetahuan yang tergantung pada

keterampilan teoritis dan kemampuan kognitif individu. Pengetahuan ini

adalah pengetahuan formal, abstrak (mengetahui) atau teoritis.

Pengetahuan yang dianut dapat dialihkan karena diterapkan pada situasi

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 12

yang berbeda dangan kumpulan fenomena yang luas. Pengetahuan ini

diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang ditentukan.

2. Pengetahuan yang terwujud

Pengetahuan yang terwujud membutuhkan kontak tatap muka, perasaan,

sentuhan dan masukan sensorik lainnya. Pengetahuan ini memiliki

komponen otomatis dan sukarela yang tangguh. Pengetahuan ini muncul,

berubah-ubah dan terkhusus untuk orang.

3. Pengetahuan tersandi

Pengetahuan tersandi telah dikodifikasi dan diakumulaikan dalam

proposal, tanda terima, informasi tertulis, dokumen dan proses.

Pengetahuan ini diilustrasikan oleh metode ilmiah untuk menyimpan

catatan pengalaman para pekerja dan keterampilan mereka kedalam

pengetahuan ilmiah yang objektif. Pengetahuan ini cenderung menciptakan

pola perilaku.

4. Pengetahuan yang berbudaya

Pengetahuan yang berbudaya merupakan prosedur untuk mendapatkan

pemahaman timbal balik dan terpesona dalam pengaturan budaya.

Pengetahuan ini tergantung pada bahasa untuk mediasi konstruksi sosial.

5. Pengetahuan tertanam

Pengetahuan tertanam adalah pengetahuan yang aman dalam aturan,

manual, produk, budaya organisasi, rutinitas, sistem perilaku, moral,

artefak, atau struktur. Pengetahuan yang terakumulasi yang berada dalam

jadwal organisasi dan bentuk bersama (Mohajan, 2016).

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 13

2.1.3 Domain pengetahuan

Menurut Arikunto, (2009) dalam (Effendi, 2017) tujuan pendidikan dibagi

kedalam iga bagian, yitu:

1. Ranah Kognitif (Cognitive Domain)

Perilaku yang menekan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian

dan keterampilan dari cara berpikir.

2. Ranah Afektif (Affective Domain)

Perilaku yang menekan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap,

dan cara penyesuaian diri.

3. Ranah Psikomoor (Psychomotor Domain)

Perilaku yang menekan aspek keterampilan motoric seperti tulisan tangan,

mengetik, berenang, dan melakukan pekeraan lainnya.

2.1.4 Tingkat pengetahuan

Menurut Bloom, (1956) dalam (Phillips, 2014), pengetahuan yang dicakup

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan pada tahap kemampuan seseorag dalam mengingat apa yang

pernah dipelajari sebelumnya seperti pengetahuan tentang fidik, khusus,

konvensi, kecendrungan dan urutan, klasifikasi dan kategori. Tahap ini

merupakan tingkatan rendah dan menjadi persyaratan pada tahap

berikutnya.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 14

2. Pemahaman (Comprehension)

Tahap ini suatu kemampuan seseorang dalam memahami seseuatu ha

tertentu yang telah dipelajari, kemampuan tersebut sebagai berikut :

1. Translasi (suatu kemampuan mengganti symbol dari satu bentuk ke

bentuk yang lain).

2. Interpretasi (suatu kemampuan menjelaskan materi)

3. Ekstrapolasi (suatu kemampuan seseorag dalam mengembangkan

arti).

3. Penerapan (Application)

Tahap ini merupakan suatu kemampuan seseorang dalam menerapkan

informasi pada situasi fakta, serta menerapkan suatu hal pada situasi yang

baru dan tidak pernah dilakuan atau diterapkan oleh individu tersebet

sebelumnya.

4. Analisis (Analysis)

Pada tahap ini suatu kemampua seseorang untuk menjelaskan suatu

informasi atau menemukan ide serta pemikiran dan membedakan antara

argument dan fakta serta menemukan hbungan penyebab dan akibatnya.

5. Sintesis (Synthesisi)

Pada tahap ini merupakan suatu kemampuan seseorang dalam

memproduksi dan mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk

suatu struktur yang unik.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 15

6. Evaluasi (Evaluation)

Pada tahap evaluasi ini merupakan suatu kemampuan seseorang dalam

memberi penilaian sesuatu hal sesuai dengan katgori yang sudah benar-

benar jelas. Pada tahap ini setiap individu dapat mendapatkan ilmu baru,

pengertian dan pemahaman yang tinggi dan memiliki cara yang baru

dalam menganalisis suatu hal, jenis evaluasi berdasarkan bukti internal dan

evaluasi berdasrkan bukti eksternal.

2.1.5 Proses Penyerapan Ilmu Pengetahuan

Menurut Mubarak (2012), sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di

dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu:

1. Kesadaran (Awareness), yaitu subjek menyadari atau mengetahui terlebih

dahulu tentang stimulus.

2. Ketertarikan (Interest) yaitu subjek merasa tertarik terhadap stimulus atau

obyek tersebut.

3. Evaluasi (Evaluation) yaitu subjek mempertimbangkan baik dan tindaknya

stimulus tersebut bagi dirinya-hal ini menunjukkan kemampuan sikap

responden.

4. Percobaan (Trial), yaitu subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5. Adopsi (Adoption) yaitu dimana subjek telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 16

2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Budiman dan Riyanto dalam Retnaningsih, (2016) faktor-faktor

yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut :

6. Pendidikan

Pengetahuan ssangat berpengaruh dengan pendidikan, seseorang yang

memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, individu tersebut akan memiliki

wawasan luas yang tinggi dan semakin luas pengetahuan yang

didapatkannya. Seseorang yang memiliki pendidikan yang rendah bukan

berarti pengetahuan individu tersebut rendah. Tingkat pengetahuan

seseorang sepenuhnya didapatkan dari pendidikan formal dan dapat

diperoleh pada pendidikan nonformal. Pengetahuan seseorang tetntang

sesuatu objek memiliki dua perspektif yaitu perspektif positif dan negatif.

Kedua perspektif ini akan menentukan perilaku seseorang terhadap objek

terentu.

7. Informasi media/massa

Informasi-informasi yang didapatkan melalui pendidikan formal dan

nonformal bisa memberikan pengaruh dalam waktu singkat (immediate

impact) sehingga mendapatkan inovasi atau peningkatan pengetahuan.

Teknologi yang semakin berkembang dan media media massa yang

beragam-ragam akan memberi pengaruh pada pengetahuan masayarakat

mengenai perubahan atau inovasi-inovasi baru.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 17

8. Sosial budaya dan ekonomi

Kebudayaan atau kebiasaan seseorang yang dilakukan tanpa adanya

perimbangan apakah yang dilakukannya buruk atau baik. Setiap individu

pengetahuannya akan bertambah walaupun tidak melakukan. Status

ekonomi seseorang akan menentukan kesediaan suatu sarana yang

diperlukan untuk kegiatan tersebut sehingga status ekonomi sosial akan

mempengaruhi pengetahuan seeorang.

9. Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh yang ada disekeliling individu tersebut

baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Lingkungan berdampak

pada individu pada saat terjadi proses masuknya pengetahuan dalam

individu tersebut, dampak tersebut terjadi karena adanya hubungan timbal

balik ataupun tidak antara individu dan lingkungan dalam memberi respon.

10.Pengalaman

Pengalaman seseorang belajar pada saat bekerja yang akan diperluasnya

akan memberi dampak dalam pengembangan pengetahuan individu

tersebut seta ketrampilan profesional, dan pengalaman belajar selama

bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan

yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan

etik yang bertolak dari amsalah nyata dalam bidang kerjanya.

11. Umur

Umur mempengaruhi kemampuan pemahaman seseorang dan cara

berpikir. Semakin bertambah usia akan semakin meningkat maka

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 18

kemampuan pemahaman seseorang dan cara berpikir sehingga

pengetahuan yang didapatkan semakin membaik (Gunawan, 2017).

2.2. Konsep Perilaku

2.2.1. Defenisi Perilaku

Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang yang muncul

karena adanya impuls atau dorongan, baik yang bisa diperhatikan secara langsung

maupun yang dilihat secara tidak langsung (Dudi Hartono, 2016).

Perilaku kesehatan adalah respon individu terhafap obyek yang berkaitan

denga sehat sakit, penyakit dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat sakit

(kesehatan) seperti lingkungan , makanan, minuman, dan pelayanaan kesehatan.

Artinya perilaku kesehatan adalah kegiatan seseorang baik yang bisa diamati atau

tidak bisa dilihat yang berhubungan dengan peningkatan kesehatan. Notoadmojo,

dalam Rosidin et al.,( 2020).

2.2.2. Faktor yang mempengaruhi

Menurut Green dalam Juditha, (2020), faktor – faktor yang memengaruhi

perilaku adalah:

1. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi atau faktor internal yang ada pada diri individu,

kelompok, dan masyarakat. Faktor seperti pengetahuan, sikap,

kepercayaan, nilai-nilai dan budaya yang memudahkan individu

berperilaku. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang berhubungan

dengan perilaku. Domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang atau over behavior adalah pengetahuan atau kognitif.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 19

2. Faktor pendukung

Faktor ini dapat diwujudkan dalam lingkungan fisik, yaitu tersedia atau

tidak tersedianya fasilitas/sarana.

3. Faktor pendorong

Faktor ini yang dapat diwujudkan dalam sikap dan perilaku petugas yang

merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

2.2.3. Jenis perilaku

1. Perilaku tertutup (Convert behavior)

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus

ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan

sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum

dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (Overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh

orang lain.(Irwan, 2017).

2.2.4 Perilaku Kebersihan organ reproduksi wanita

Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk kebersihan organ-organ seksual

atau reproduksi, merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan tubuh secara

umum. Kebersihan di area vagina sering diabaikan kaum hawa, padahal jika

berlarut-larut akan lebih rentan terinfeksi virus berbahaya. Menurut Kissanti

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 20

(2009), secara umum menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal ini

berlaku bagi kesehatan organ–organ seksual, termasuk vagina. Berikut adalah cara

membersihkan vagina :

1. Selalu mencuci tangan sebelum menyentuh vagina.

2. Membersihkan vagina dengan cara membasuh bagian diantara vulva (bibir

vagina) secara hati–hati menggunakan air bersih dan sabun yang lembut

setiap buang air kecil, buang air besar dan ketika mandi. apabila alergi

dengan sabun lembut sekalipun, anda bisa membasuhnya dengan air

hangat, yang penting adalah membersihkan bekas keringat dan bakteri

yang ada disekitar vulva diluar vagina.

3. Cara membasuh yang benar adalah dari arah depan (vagina) ke belakang

(anus), jangan terbalik, karena akan menyebabkan bakteri yang ada

disekitar anus terbawa masuk ke vagina. Setelah itu, sebelum pakai celana

lagi keringkan dulu menggunakan handuk atau tisu yang tidak berfarfum.

Penggunaan deodoran, sabun antiseptik yang keras, atau cairan pewangi

(parfum) untuk menghilangkan bau didaerah alat kelamin bukanlah

tindakan yang bijaksana, bahkan malah bisa berbahaya untuk kesehatan.

4. Kebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga dengan sering mengganti

pakaian dalam, paling tidak sehari dua kali di saat mandi, apalagi pada

wanita yang aktif dan mudah berkeringat untuk menjaga vagina dari

kelembaban yang berlebihan.

5. Menggunakan celana dalam yang bersih dan terbuat dari bahan katun

(100%). Bahan lain misalnya nilon dan poliester akan membuat gerah dan

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 21

panas sehingga vagina menjadi lembab. Kondisi ini sangat disukai bakteri

dan jamur untuk berkembang biak.

6. Hindari juga menggunakan handuk atau washlap orang lain untuk

mengeringkan vagina.

7. Memotong sebagian dari rambut kemaluan untuk menghindari

kelembaban yang berlebihan di daerah vagina.

2.2.5 Akibat tidak menjaga kebersihan organ reproduksi pada wanita.

Sebagai Negara yang berkembang, yang suhunya cukup panas seing

membuat tubuh berkeringat, keringat ini meningkatkan kadar kelembaban tubuh,

terutama sekali pada organ seksual dan reproduksi yang tertutup dan berlipat.

Akibatnya bakteri mudah berkembang biak dan ekosistem vagina terganggu

sehingga menimbulkan bau tak sedap dan infeksi. Ekosistem vagina adalah

lingkaran kehidupan yang ada di vagina dan dipengaruhi oleh dua faktor utama

yaitu : Estrogen dan Laktobasilus (bakteri baik). Jika keseimbangan ini terganggu,

bakteri laktobasilus akan mati dan bakteri patogen akan tumbuh sehingga tubuh

akan rentan terhadap infeksi. Dalam keadaan normal, vagina mampu mempunyai

bau yang khas. Tetapi bila ada infeksi dapat menimbulkan bau yang mengganggu

seperti bau yang tidak sedap, menyengat dan amis yang disebabkan jamur, bakteri

atau kuman lainnya. Jika infeksi di vagina ini dibiarkan bisa masuk sampai

kedalam Rahim.

Menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap kering

dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang

menyerap keringat, hindari pemakaian celana yang terlalu ketat. Menjaga

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 22

kebersihan pada saat menstruasi gunakan pembalut berbahan yang lembut,

menyerap dengan baik, tidak mengandung bahan yang bisa membuat alergi

(misalnya parfum atau gel) dan merekat dengan baik pada celana dalam. Pembalut

ini perlu diganti sekitar 4 sampai 5 kali dalam sehari untuk menghindari

pertumbuhan bakteri yang berkembang biak pada pembalut tersebut kedalam

vagina (Yusiana et al., 2016).

2.2.6 Komponen perilaku

Menurut Benyamin Bloom dalam Fitriany et al., (2016) dalam proses

pembentukan perilaku, membagi 3 tingkat ranah perilaku sebagai berikut:

1. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

pancaindra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).

2. Sikap (attitude)

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu, yang sudah melibatkan factor pendapat dan emosi yang

bersangkutan (senang – tidak senang, setuju – tidak setuju, baik – tidak

baik, dan sebagainya). Sikap juga mempunyai tingkat tingkat berdasarkan

intensitasnya, sebagai berikut: menerima (receiving), menanggapi

(responding), menghargai (valuing), bertanggung jawab (responsible),

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 23

tindakan atau praktik (practice), praktik terpimpin (guided response),

praktik secara mekanisme (mechanism), dan adopsi (adoption)

3. Perilaku sehat

Menurut Becker (1979) konsep perilaku sehat ini merupakan

pengembangan dari konsep perilaku yang dikembangkan Bloom

menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan

kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude)

dan praktik kesehatan (health practice)

2.2.7 Klasifikasi perilaku kesehatan

Menurut Becker, dalam Fitriany et al., (2016) mengklasifikasikan perilaku

kesehatan menjadi tiga dimensi yaitu :

1. Pengetahuan kesehatan

Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa yang diketahui oleh

seseorang terhadap cara cara memelihara kesehatan, seperti pengetahuan

tentang penyakit menular, pengetahuan tentang faktor faktor yang terkait

dan atau mempengaruhi kesehatan, pengetahuan tetntang fasilitas

pelayanan kesehatan dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan.

2. Sikap terhadap kesehatan

Sikap yang sehat dimulai dari diri sendiri, dengan memperhatikan

kebutuhan kesehatan dalam tubuh dibanding keinginan.

3. Praktik kesehatan

Praktik kesehatan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktifitas

orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan terhadap

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 24

penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap faktor faktor yang

terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, tindakan tentang fasilitas

pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari kecelakaa (Irwan,

2017).

2.3. Konsep Menstruasi dan Hygiene Menstruasi

2.3.1 Defenisi menstruasi

Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada setiap perempuan.

Menstruasi merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa

organ kandungnya telah berfungsi dengan matang. Pada umumnya, perempuan

akan mengalami dating bulan pertama pada usia 12 tahun sampai dengan usia 16

tahun. periode ini akan mengubah perilak dari beberapa aspek, misalnya psikologi

dan lain sebagainya. Siklus menstruasi normal terjadi setiap 22-35 hari, dengan

lamanya menstruasi selama 2-7 hari.

Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus

disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Menstruasi bukanlah suatu

penyakit. Menstruasi merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi

pada seorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa dan sebagian tanda ia

sudah mampu hamil. Menstruasi adalah pengeluaran darah, mukus, dan debris sel

dari mukosa uterus secara berkala.

2.3.2 Fisiologi Menstruasi

Proses terjadinya menstruasi pada perempuan terjadi karena perempuan

memiliki indung telur (ovarium) yang mengandung ribuan telur belum matang.

Berkat rangsangan kelenjar hipofise, telur yang belum matang tersebut

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 25

berkembang setiap bulannya dalam lingkaran sel. Telur yang melingkarinya

secara bertahap tumbuh membentuk gelembung kecil disebut follikel degraaf

yang menghasilkan estrogen. Jika telur itu berkembang menjadi matang dan

mendapat rangsang dari kelenjar hipofise akan pecah dan telurnya dibebaskan dari

ovarium, pembebasan itu disebut ovulasi. Telur yang telah di bebaskan kemudian

masuk dalam saluran fallopi (saluran sel telur) kemudian melanjutkan 10 menuju

rahim(uterus) selama 14 hari, Setiap bulan akan terbentuk sel telur di dalam salah

satu indung telur pada tubuh wanita.

Pada waktu sel tersebut meninggalkan indung telur ia akan membuka jalan

menuju ke saluran fallopi, dan ketika sel telur dibuahi oleh sperma laki-laki pada

saat berlangsungnya hubungan seks antara pria dan wanita maka sel yang dibuahi

itu akan menuju kedalam rahim, lalu menempel pada dindingnya, di sini sel telur

yang telah bercampur dalam sperma itu mulailah menjalani proses perubahan

yang rumit, sehingga menjadi janin, yakni cikal bakal seorang manusia. untuk

mempersiapkan proses yang unik itulah dinding rahim membesar dengan

kandungan darah sebagai makanan bagi janin yang baru terbentuk itu. Jika tidak

terjadi pembuahan pada sel telur oleh sperma, Maka rahim tidak membutuhkan

darah tersebut, yang kemudian di buangnya berupa darah haid.

Proses terjadinya menstruasi menurut Silvia terjadi karena perubahan

hormonal ketika peluruhan selaput dinding rahim yang mengalami penebalan dan

terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang

berulang setiap bulan tersebuut pada akhirnya akan membentuk siklus menstruasi.

Siklus menstruasi yang matang adalah kejadian berulang-ulang yang melibatkan

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 26

hipofisis, hipotalamus, ovarium dan uterus. Interaksi hormonal menginduksi

siklus kematangan folikel di dalam ovarium. Pada saat yang sama, siklus

pelengkap kejadian ini diinduksi di dalam uterus, sebagai persiapan untuk

menerima dan memberi nutrisi pada ovarium yang telah dibuahi.

Lamanya haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah

sedikit-sedikit kemudian. Dan ada juga yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita

biasanya lama menstruasi itu tetap. Jumlah darah yang keluar ± 16 cc. Pada

wanita lebih tua biasanya keluar lebih banyak.

2.3.3 Siklus Menstruasi

Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodic setiap 28 hari ( ada

pula yang terjadi setiap 21 dan 30 hari), yaitu pada 1-14 hari yang terjadi

pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormone

FSH. Pada saat tersebut, sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum

haploid. Saat folikel berkembag menjadi folikel de graf yang masak, folikel ini

juga akan menghasilkan hormone ekstrogen yang merangsangnya keluarnya LH

dari hipofisis. Ekstrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding

uterus,

2.3.4 Faktor-faktor mempengaruhi menstruasi

1. Faktor hormone

Hormon-hormon yang mempengaruhi terjadinya haid pada seorang wanita

yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang dikeluarkan oleh

hipofisis, esterogen yang akan dihasilkan oleh ovarium, Luteinizing

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 27

Hormone (LH) yang akan dihasilkan oleh hipofisis, serta progesterone

yang dihasilkan oleh ovarium.

2. Faktor enzim

Enzim hidrolik yang ada pada endometrium akan merusak sel yang

berperan dalam sintesis protein, yang mengganggu metabolism sehingga

mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan.

3. Faktor vascular

Saat fase proliferasi, terjadi pembentukan system vaskularisasi dalam

lapisan fungsional endometrium. Dalam pertumbuhan endometrium akan

ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena, dan hubungan di antara

keduanya. Dengan regresi endometrium, akan timbul statis dalam vena-

vena serta saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan

akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematoma,

baik dari arteri maupun vena.

4. Faktor prostaglandin

Endometrium mengandung prostaglandin E@ dan F2. Dengan adanya

desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan

kontraksi miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan

pada haid.

Beberapa tanda adanya masalah dalam menstruasi yang juga perlu

dikonsultasikan kepada dokter atau tim kesehatan lainnya yang ahli dalam bidang

tersebut, antara lain:

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 28

1. Apabila haid tidak pernah teratur sejak semula walu telah melewati tahun-

tahun “belajar” menarche (haid yang pertama.

2. Timbul nyeri hebat terutama jika baru timbul kemudian yang diperkirakan

ada gangguan pada organ reproduksi, terutama jika rasa nyeri semakin

bertambah intensitasnya.

3. Satu hal yang perlu diwaspadai adalah jika darah mengalir sangat

berlebihan sehingga membutuhkan pembalut lebih dari selusin dalam

sehari.

4. Panjang hari haid lebih Sembilan hari

5. Muncul noktah darah antara dua siklus haid (Spotting).

6. Warna darah kehliatan tidak seperti biasa, menjadi lebih kecoklatan atau

merah darah segar.

2.3.5 Aspek-aspek Menstruasi

Kebersihan saat menstruasi berawal dari kebersihan diri, terutama

kebersihan reproduksi. Udara panas cenderung lembab dan berkeringat membuat

tubuh menjadi lembab, terutama didaerah alat reproduksi yang menyebabkan

bakteri mudah berkembang biak, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap

dan mudah menimbulkan penyakit.

2.3.6 Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Dalam Menjaga Kebersihan

Reproduksi Saat Mentruasi.

Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat

kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja

dan ini dilakukan setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 29

suatu objek tertentu. Pengetahuan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng daripada prilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Mubarak, 2012).

Menurut BKKBN (2003 dalam Indriastuti, 2009) seseorang yang tidak

memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang cukup, akan cenderung

mengabaikan kesehatan reproduksinya dan pada akhirnya ia akan melakukan

tindakan yang membahayakan bagi dirinya sendiri. Pengetahuan tentang

kesehatan reproduksi merupakan faktor penting dalam menentukan perilaku

higienis perempuan pada saat menstruasi. Rendahnya pengetahuan tentang

kesehatan reproduki akan memungkinkan perempuan tidak berperilaku higienis

pada saat menstruasi.

Hasil penelitian Rahmatika (2010), dengan judul Pengaruh Pengetahuan

Dan Sikap Tentang Personal Hygiene Menstruasi Terhadap Tindakan Personal

Hygiene Remaja Puteri Pada Saat Menstruasi Di SMK Negeri 8 Medan,

menunjukkan bahwa pengetahuan responden tergolong baik sebesar (77%), dan

tindakan terbesar (54%) yaitu sedang. Dari analisa multivariat di temukan ada

pengaruh pengetahuan tentang personal hygiene menstruasi terhadap tindakan

personal hygiene remaja puteri pada saat menstruasi (p=0,022).

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 30

BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar

variabel, (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti) menghubungkan

hasil penemuan dengan teori (Nursalam, 2014). Kerangka konsep pada penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui “Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku

Mahasiswi Prodi Ners Tingkat I Dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi

Saat Menstruasi Di STIKes Santa Elisabeth Medan Tahun 2021.

Bagan 3.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Mahasiswi Prodi Ners

Tingkat 1 Dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Saat

Menstruasi Di STIkes Santa Elisabeth Medan Tahun 2021.

Variabel independen variabel dependen

Pengetahuan (Gunawan, Perilaku Juditha, (2020).


2017).

1.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 31

Keterangan :

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

= Hubungan dua variabel

Dalam penelitian ini, variabel independennya adalah pengetahuan dalam

teori Taksonomi Bloom ranah Koognitif, yaitu; pengetahuan ((Knowledge),

pemahaman (Comprehension), penerapan (Application), analisis, sintesis dan

evaluasi. Variabel dependennya adalah perilaku dalam menjaga kebersihan organ

reproduksi saat menstruasi yang terdiri dari Individu, Lingkungan, dan

Pengetahuan. Hubungan dari kedua variabel ini, jika pengetahuan yang dimiliki

oleh individu baik maka akan menunjang tingginya perilaku mahasiswi dalam

menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi.

3.2 Hipotesa Penelitian

Hipotesa penelitian adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian. Hipotesis disusun sebelum penelitian dilaksanakan karena

hipotesis akan memberikan petunjuk pada tahap pengumpulan data, analisa dan

interpretasi data (Nursalam, 2014).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha: Ada Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Mahasiswi Prodi Ners Tingkat

I Dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Saat menstruasi Di Asrama

Stikes Santa Elisabeth Medan Tahun 2021.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 32

BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitan

Metode penelitian adalah teknik yang digunakan peneliti untuk menyusun

studi dan untuk mengumpulkan dan mengaalisis informasi yang relevan dengan

pertanyaan penelitian (Polit & Beck, 2014). Jenis rancangan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah survai analitik dengan pendekatan cross sectional.

Pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitia yang menekankan waktu

pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya sattu

kali saja. Rancangan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi adanya Hubungn

Antara Pengetahuan Dengan Prilaku Mahasiswi Prodi Ners Tingkat I Dalam

Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi saat menstruasi di STIKes Santa

Elisabeth Medan Tahun 2021 (Creswell, 2012). .

4.2. Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah sekelompok individu yang memilliki ciri khusus yang

sama dan dapat kecil ataupun besar (Creswell, 2012). Populsi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah mahasiswi Prodi Ners di STIKes Santa Elisabeth

Medan yang berjumlah 86 orang.

4.2.2 Sampel

Pengambilan sampel adalah proses pemilihan sebagian populasi untuk

mewakili seluruh populasi. Sampel adalah subjek dari elemen populasi. Elemen

adalah unit paling besar tentang informasi mana yang dikumpulkan. Dalam

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 33

penelitian keperawatan objeknya biasanya adalah manusia (Grove, 2014). Pada

penelitian ini menggunakan total sampling dengan jumlah populasi yaitu

sebanyak 86 orang (Polit & Beck, 2014)

4.3. Variabel dan Defenisi Oprasional

4.3.1 Variabel penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis variable, yaitu :

1. Variabel independen (variabel bebas)

Variable independen merupakan faktor yang (mungkin) menyebabkan,

mempengaruhi, atau berefek ada outcome. Variable ini juga dikenal

dengan istilah variable treatment, manipulated, antecedent atau

predictor (Creswell, 2009). Variabel independen dalam penelitian ini

adalah pengetahuan

2. Variabel dependen (variable terkait)

Variable dependen merupakan variable yang bergantung pada variable

bebas. Variable terkait ini merupakan outcome atau hasil dari pengaruh

variable bebas. Istilah lain untuk variable terkait adalah criterion,

outcome, effect dan respon (Creswell, 2009). Variabel dependen

penelitian ini adalah perilaku mahasiswi prodi ners tingkat 1 dalam

menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi di STIKes Santa

Elisabeth Medan Tahun 2021.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 34

4.3.2 Definisi operasional

Defenisi operasional berasal dari seperangkat prosedur atau tindakan

progresif yang dilakukan oleh peneliti untuk menerima pesan sensorik yang

menunjukkan adanya atau tingkat eksitensi suatu variable (Grove, 2014).

Tabel 4.1 Defenisi Operasional Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku


Mahasiswi Prodi Ners Tingkat I Dalam Menjaga Kebersihan
Organ Reproduksi Saat Menstruasi Di STIKes Santa Elisabeth
Medan Tahun 2021.
Varibel Defenisi Indikator Alat ukur Skala Skor
Independen Pengetahua Kuesioner Nominal
Pengetahuan n Yang
mahasiswi merupakan berjumlah
prodi ners sesuatu hal 10
tingkat I yang pertanyaan,
dalam hendak kita dengan
menjaga ketahui indikator
kebersihan dengan cara pertanyaan:
organ mempelajari Baik= 1
reproduksi nya. Tidak
saat baik=0
menstruasi

Dependen Ordinal
Perilku
mahasiswi
prodi ners
tingkat I
dalam
menjaga
kebersihan
organ
reprodukasi
saat
menstruasi

4.4. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data agar berjalan dengan lancer dan baik (Polit & Beck, 2014). Instrument yang

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 35

digunakan adalah angket yang berupa kuesioner yang berisi mengenai masalah

atau tema yang sedang diteliti sehingga menampakkan hubungan atau pengaruh

dalam penelitian tersebut (Khairuzzaman, 2016). Instrument yang digunakan pada

penelitian ini menggunakan kuesioner yang telah baku dan telah diuji valid oleh

peneliti sebelumnya. Kuesionr pada variabel pengetahuan dan variabel perilaku

dalam menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi diberikan kepada

mahasiswi prodi ners tingkat I melalui media aplikasi whatsApp di STIKes Santa

Elisabeth Medan.

4.5. Lokasi Penelitian

4.5.1 Lokasi penelitian

Peneliti melakukan penelitian di STIKes Santa Elisabeth Medan. Adapun

alasan peneliti memilih tempat penelitian di STIKes Santa Elisabeth Medan

karena perilaku mahasiswi yang masih kurang baik dalam melakukan kebersihan

organ reproduksi pada saat menstruasi. Pada saat dierikan pertanyaaan

tau agar memudahkan pneliti dalam melakukan pnelitian

sekolah contohnya saja dalam hal membuang sampah, peneliti melihat masih

banyak sampah berserakkan dihalaman sekolah sedangkan disana telah disediakan

tempat pembuangan sampah.

4.5.2 Waktu penelitian

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 36

4.6 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

4.6.1 Pengambilan data

Jenis pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

data primer. Data primer adalah data yang diperoleh dari peneliti terhadap

sasarannya (Polit & Beck, 2010). Data didapatkan langsung dari subjek penelitian

menggunakan kuesioner yang akan dibagikan ke mahasiswi tingkat I prodi ners

STIKes Santa Elisabeth Medan.

4.6.2 Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada subyek dan

proses pengumpulan karakteristik subyek diperlukan dalam suatu penelitian.

Peneliti melakukan pengumpulan data secara primer dan skunder.

1. Data primer yaitu data di peroleh langsung dari responden menggunakan

lembar kuesioner yang dibagikn kepada responden dalam bentuk google

from dan di kirim melalui media Grup WhatsApp sebagaimana untuk

mendapatkan data tentang pengetahuan dan perilaku mahasiswi prodi ners

tingkat I dalam menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi di

STIKes Santa Elisabeth Medan Tahun 2021.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh langsung dari responden atau

mahasiswi tigkat I prodi ners STIKes Santa Elisabeth Medan Tahun 2021.

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan

kuesioner lewat media grup WhatsApp terlebih dulu kepada mahasiswi tingkat I

prodi ners sambil menjelaskan bagaimaa cara pengisisannya kepada responden

mengenai tujuan serta manfaat penelitian serta proses pengisian kuesioner,

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 37

kemudian responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan menjadi

responden yang telah disediakan dalam kuesioner tersebut dan peneliti

menyebarkan kuesioner kepada responden. Selama proses pengisian kuesioner

berlangsung, peneliti mendampingi responden apabila ada pernyataan yang tidak

jelas sehingga peneliti dapat menjelaskan kembal melalui grup.

4.6.3 Uji validitas dan reliabilitas

Uji Validitas adalah mengukur sejauh mana instrumen dapat digunakan.

Instrumen tidak dapat secara sah digunakan jika tidak konsisten dan tidak akurat.

Instrumen yang mengandung terlalu banyak kesalahan ketika uji validitas, tidak

dapat digunakan pada sebuah penelitian (Polit & Beck, 2012).

Uji Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan

apabila fakta dapat diukur dan diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan

dan uji reliabilitas suatu instrumen dikatakan reliabel jika koefisien alpha lebih

besar atau sama dengan 0,80 (Polit & Beck, 2012).

4.7. Kerangka Operasional

Izin penelitian

uji Instrumen (Uji Valid & Reliabilitas)

Informasi dan informed consent

Dilakukan pembagian kuesioner (melali media grup WhatsApp)

pengumpulan data

Pengolahan data dengan Editing, Coding dan Tabulating

Analisa data dengan komputerisasi

Hasil

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 38

Bagan 4.1 Kerangka Konsep Operasional Hubungan Pengetahuan Dengan


Perilaku Mahasiswi Prodi Ners Tingkat I dalam Menjaga
Kebersihan Organ Reproduksi Saat Menstruasi Di STIKes
Santa Elisabeth Medan Tahun 2021.

4.8. Analisa Data

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai

tujuan pokok penelitian, yaitu dengan menjawab setiap pernyataan penelitian yang

mengungkapkan fenomena. Data kuesioner dikumpulkan dan dianalisa. Kemudian

data yang diperoleh di olah dengan bantuan komputer dengan tiga tahapan. Tahap

pertama editing: memeriksa kebenaran data dan memastikan data yang diinginkan

dapat dipenuhi, tahap kedua coding: mengklasifikasi jawaban menurut variasinya

dengan memberi kode tertentu, tahap ketiga tabulating: data yang terkumpul

ditabulasi dalam bentuk tabel (Nursalam, 2014).

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 39

DAFTAR PUSTAKA

Avianty, I. (2020). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP
KEBERSIHAN ORGAN GENITAL DI PONDOK PESANTREN
DARUSSALAM KABUPATEN BOGOR. Jurnal Doppler, 3.
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/doppler/article/view/655
Bloom, B. S. (1956). TAXONOMY OF EDUCATIONAL OBJECTIVES The
Classification of Educational Goals.
Bolisani, E., & Bratianu, C. (2018). The Elusive Definition of Knowledge (Issue
December 2017). https://doi.org/10.1007/978-3-319-60656
Creswell, J. W. (2012). Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and
Qualitative Research (p. 6).
Dudi Hartono. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan psikologi. 138.
Effendi, R. (2017). Konsep Revisi Taksonomi Bloom Dan Implementasinya Pada
Pelajaran Matematika Smp. JIPMat, 2(1).
https://doi.org/10.26877/jipmat.v2i1.1483
Fahmi, Y. B., Ana, A., Junita, E., & Permatasari, D. I. (2019). Prevention
strategies for reproductive disorders in fimale teenager in the Islamic
Boarding School Bahrul Ulum DU SKPC. Jurnal Proteksi Kesehatan, 8(2),
1–7. https://doi.org/10.36929/jpk.v8i2.152
Fitriany, M. S., Farouk, H. M. A. H., & Taqwa, R. (2016). Perilaku Masyarakat
dalam Pengelolaan Kesehatan Lingkungan (Studi di Desa Segiguk sebagai
Salah Satu Desa Penyangga Kawasan Hutan Suaka Margasatwa Gunung
Raya Ogan Komering Ulu Selatan). 18, 41–46.
Gunawan, I. (2017). TAKSONOMI BLOOM – REVISI RANAH KOGNITIF:
STIKes Santa Elisabeth Medan
STIKes Santa Elisabeth Medan 40

KERANGKA LANDASAN UNTUK PEMBELAJARAN, PENGAJARAN,


DAN PENILAIAN. E-Journal.Unipma, 7(1), 1–8. http://e-
journal.unipma.ac.id/index.php/PE
Hasanah, H. (2016). Materi kespro artikel. Sawwa, 11(2), 229–252.
Irawan, E. (2016). Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan
Reproduksi Di Desa Kertajaya. Jurnal Keperawatan BSI, 4(1), 26–31.
Irwan. (2017). Etika dan Perilaku Kesehatan.
Juditha, C. (2020). Perilaku Masyarakat Terkait Penyebaran Hoaks Covid-19
People Behavior Related To The Spread Of Covid- 19 ’ s Hoax. 5(2), 105–
116. https://doi.org/10.30818/jpkm.2020.2050201
Katarina Canggih Pythagoras. (2017). FEMALE ADOLESCENTS PERSONAL
HYGIENE DURING MENSTRUATION. FEMALE ADOLESCENTS
PERSONAL HYGIENE DURING MENSTRUATION.
https://doi.org/10.1007/978-3-319-93701-4_44
Khairuzzaman, M. Q. (2016). Metodologi Penelitian Kesehatan. 4(1), 64–75.
Lorita, S. (2017). Manajemen Kesehatan Menstruasi. 7(2), 1–16.
Mohajan, H. K. (2016). Knowledge is an Essential Element at Present World
Haradhan. 83041.
Nisa, A. H. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Personal
Hygiene Saat Menstruasi Pada Remaja Putri Pondok Pesantren Al Asror
Kota Semarang Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal),
8(1), 145–151.
Oriza, N. (2018). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Keputihan Pada
Remaja Putri di SMA Darussalam Medan. Jurnal Bidan Komunitas, 1(3),
142. https://doi.org/10.33085/jbk.v1i3.3954
Pemiliana. (2019). Perilaku Remaja Putri Dengan Personal Hygiene Saat
Menstruasi Di Sma Etidlandia Medan Tahun 2018. Gaster, 17(1), 62.
https://doi.org/10.30787/gaster.v17i1.341
Phillips, D. C. (2014). Taxonomy of Educational Objectives. Encyclopedia of
Educational Theory and Philosophy.
https://doi.org/10.4135/9781483346229.n326

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 41

Polit, D. F., & Beck, C. T. (2014). Essentials of Nursing Research Seventh


Edition Appraising Evidence for Nursing Practice. In Lippincott Williams &
Wilkins.
Retnaningsih, R. (2016). HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG
ALAT PELINDUNG TELINGA DENGAN PENGGUNAANNYA PADA
PEKERJA DI PT. X. 1(1).
Rosidin, U., Rahayuwati, L., & Herawati, E. (2020). Perilaku dan Peran Tokoh
Masyarakat dalam Pencegahan dan Penanggulangan Pandemi Covid -19 di
Desa Jayaraga, Kabupaten Garut. 5(June), 42–50.
Samaria, D., Theresia, T., & Doralita, D. (2019). the Effect of Monitoring
Education on Menstrual Health Awareness Among College Students in
Banten. Jurnal Keperawatan Indonesia, 22(3), 219–227.
https://doi.org/10.7454/jki.v22i3.706
Siltrakool, B. (2017). Assessment of Community Pharmacists ’ Knowledge ,
Attitude and Practice Assessment of Community Pharmacists ’ Knowledge ,
Attitude and Practice Regarding Non-Prescription Antimicrobial Use and
Resistance in Thailand BUDH SILTRAKOOL Submitted to the Univer.
January. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.28395.64801
Tenri, A. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri dengan
Kebersihan Organ Reproduksi Pada Saat Menstruasi di SMP Negeri 27
Makassar. Jurnal Ilmiah Media Bidan Volume 4 Nomor 2, Desember 2019,
4, 72–80.
Wahyoe. (2015). Pengetahuan Siswa kelas XI Tentang Penyakit Menular Seksual.
Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia.
https://doi.org/10.17509/jpki.v1i2.9748
WHO. (2019). Adolescent Health: The missing population in Universal Health
Coverage. 1–32.
Yusiana, M. A., Silvianita, M., Saputri, T., & Kediri, S. R. B. (2016). Perilaku
Personal Hygiene Remaja Puteri pada Saat Menstruasi PERILAKU
PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTERI PADA SAAT MENSTRUASI
PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR FEMALE TEENAGER WHEN TO

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 42

MENSTRUATING. 14–19.

STIKes Santa Elisabeth Medan


STIKes Santa Elisabeth Medan 43

STIKes Santa Elisabeth Medan

Anda mungkin juga menyukai