1, APRIL 2020: 21 - 33
Abstract : When the adolescent girls have their period they're required to manage, their menstrual need
in some material such changing sanitary pads more often during menstruation, access disposal, toilet,
soap, and water to clean themselves. However, there are many adolescent girls who still having a lack
behavior in Menstrual Hygiene Management. This study was a quantitative research used pre-
experimental designed one group pretest-posttest. The sample was selected by simple random sampling
with 19 adolescents as a sample. The data were collected by checklist observation and analyzed with
Wilcoxon. A Statistical test in this study was shown z count equals to 3.83> z It could be concluded that
Ha was accepted so, there is an influence of game-based education on adolescents girl behavior in
Menstrual Hygiene Management (MHM).
Keywords: Behaviour, Game-based education, Menstrual Hygiene Management (MHM)
Abstrak: Ketika remaja putri mengalami menstruasi, mereka perlu mengganti pembalut sesering
mungkin, memiliki akses ke pembuangan, toilet, sabun, dan air untuk membersihkan diri mereka.
Kenyataannya banyak remaja putri yang masih memiliki perilaku yang kurang dalam melakukannya.
Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan pre-eksperimental onegroup pretest-posttest. Teknik
sampling menggunakan simple random sampling, dengan 19 remaja sebagai sampel. Pengumpulan data
dilakukan dengan lembar ceklist observasi dan data penelitian dianalisa menggunakan Wilcoxon. Uji
statistik menunjukkan z hitung 3,83> z tabel, yang berarti ada pengaruh permainan edukatif terhadap
perilaku remaja putri dalam Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) di MIN Bandar Kidul Kota
Kediri.
Kata kunci: Manajemen Kebersihan Menstruai (MKM), Perilaku, Permainan edukatif.
PENDAHULUAN
Manajemen Kebersihan Menstruasi dengan privasi yang terjaga. Menurut Dr.
(MKM) merupakan suatu pengelolaan atau Eni Gustina pokok permasalahan pada
manajemen dalam kebersihan dan remaja terkait menstruasi ini adalah
kesehatan pada saat perempuan mengalami kurangnya pengetahuan mengenai MKM
menstruasi. Dalam Manajemen Kebersihan dan buruknya sanitasi air (Kemenkes,
Menstruasi (MKM) perempuan dituntut 2017).
untuk dapat menggunakan pembalut bersih Hasil penelitian (Guya, Mayo, &
yang dapat diganti sesering mungkin Kimwaga, 2014) di Tanzania, remaja harus
selama masa menstruasi, memiliki akses memiliki informasi yang akurat dan
untuk pembuangannya, serta dapat memadai tentang Manajemen Kebersihan
mengakses toilet, sabun, dan air untuk Menstruasi yang benar. Anak perempuan
membersihkan diri dalam kondisi nyaman perlu memperjelas kebutuhan akan
21
JURNAL PENDIDIKAN KESEHATAN, VOLUME 9, NO.1, APRIL 2020: 21 - 33
pendidikan tentang Manajemen Kebersihan putri dari berbagai aspek kehidupan sosial
Menstruasi sejak usia dini sebelum anak dan budaya, termasuk dalam layanan
perempuan mencapai pubertas dan berlanjut Manajemen Kebersihan Menstruasi. Hal-
sepanjang masa remaja. Jika diajari hal tabu seperti tidak bisa menyentuh
sebelumnya, anak perempuan akan lebih binatang, mengakses titik air, ataupun
siap secara emosional, dan secara makanan yang sama dengan orang lain,
psikologis untuk pengalaman menstruasi serta dikucilkan dari ritual keagamaan,
dan akan memiliki lebih sedikit reaksi rumah keluarga maupun fasilitas sanitasi.
negatif, mereka akan dapat merawat diri Sebagai hasilnya perempuan dan anak
mereka selama menstruasi dengan lebih perempuan sering dilarang akses nya
baik, terutama belajar tentang praktik terhadap air dan sanitasi saat mereka sangat
kebersihan termasuk pembuangan produk membutuhkannya (House et al., 2012).
haid yang tepat. UNICEF (2016) mengidentifikasi
Praktik tertentu selama menstruasi lebih beberapa tantangan yang mempengaruhi
cenderung meningkatkan risiko infeksi. kemampuan anak perempuan untuk untuk
Menggunakan kain kotor, terutama yang melakukan Manajemen Kebersihan
dimasukkan ke dalam vagina, bisa Menstruasi (MKM). Di sekolah tidak
mengenalkan atau mendukung mengherankan, tidak tercukupinya
pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan pengetahuan tentang menstruasi, siklus
yang bisa menyebabkan infeksi. Beberapa menstruasi mengakibatkan hasil dari MKM
remaja putri dan wanita bisa menggulung yang kurang dalam kesiapan menarch,
pembalut mereka dan memasukkannya ke kesalahpahaman tentang pembuangan dari
dalam vagina. Penggunaan pad yang terlalu bahan pembuangan kotor, dan tidak
lama juga akan meningkatkan risiko infeksi adekuatnya pemahaman tentang bagaimana
(House, Mahon, & Cavill, 2012). Buruknya mengelola haid yang aman di sekolah.
praktik Manajemen Kebersihan Menstruasi Semua resiko yang telah disebutkan,
mengakibatkan remaja beresiko 1,4 sampai memiliki arti bahwa Manajemen
25,07 kali mengalami Reproductive Tract Kebersihan Menstruasi sangat penting.
Infection (RTI) (Sumpter & Torondel, Namun, pada kenyataannya penelitian pada
2013) Penelitian UNICEF pada 2015 daerah dengan pendapatan rendah atau
menemukan fakta 1 dari 6 anak perempuan tidak merata ternyata tidak ada (House,
terpaksa tidak masuk sekolah selama satu 2012).
hari atau lebih, pada saat menstruasi. Data dari penelitian yang dilakukan oleh
Kurangnya dukungan sosial seputar (Quilete, 2015) terkait Manajemen
menstruasi mengucilkan wanita dan remaja Kebersihan Menstruasi 99% masyarakat
perkotaan dan 97% masyarakat di daerah serta ketersediaan air bersih dan sanitasi
pedalaman menggunakan pembalut sekali layak. Peningkatan kualitas sanitasi sekolah
pakai selama menstruasi. 67% remaja dan kesadaran terhadap isu MKM
perempuan mengganti pembalutnya setiap merupakan upaya bersama pemerintah dan
4-8 jam. Pembalut sekali pakai harus dicuci masyarakat sipil dalam meningkatkan APK
bersih terlebih dahulu sebelum dibungkus dan tentunya pencapaian target SDG
dan dibuang. Di NTT dan Jawa Timur, (Kemendikbud, 2017).
tidak terdapat incenator karena ada Menurut studi pendahulan yang telah
kepercayaan yang menyebutkan bahwa dilakukan pada tanggal 27 Februari 2018 di
membakar pembalut bekas dapat MI Negeri Bandar Kidul, didapatkan
menyebabkan kanker. Lebih dari 95% informasi, bahwa belum pernah diadakan
remaja perempuan membasuh organ penyuluhan mengenai Manajemen
reproduksi bagian luar mereka sebanyak Kebersihan Menstruasi sebelumnya. Jumlah
satu kali per hari. Sekitar setengah ( 59% remaja putri kelas 5 yang telah mengalami
remaja perempuan di perkotaan dan 48% menstruasi sebanyak 20 orang. 7 dari 10
remaja perempuan yang tinggal di anak yang diwawancara mengatakan bahwa
pedalaman) mencuci tangan mereka belum melakukan MKM dengan baik dan
menggunakan sabun sebelum dan setelah benar. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengganti pembalut. mengetahui pengaruh permainan edukatif
Adolesen merupakan masa peralihan terhadap perilaku remaja putri dalam
dari pubertas ke masa dewasa yang terjadi Manajemen Kebersihan Menstruasi
yaitu pada usia 11 hingga 19 atau 20 tahun. (MKM) di MIN Bandar Kidul Kota Kediri.
Pada masa ini mulai terbentuk perasaan Penelitian ini akan memberikan masukan
identitas individu, pencapaian emansipasi tentang tehnik yang tepat dalam merubah
dalam keluarga, dan usahanya untuk perilaku remaja putri dalam manajemen
mendapatkan kepercayaan dari ayah dan kebersihan menstruasi.
ibu. Pada masa tersebut, individu matang Perubahan perilaku remaja terkait
secara fisiologik dan kadang-kadang Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM)
psikologis (Prawirohardjo, Sarwono. 2010) diperlukan suatu upaya pendidikan
Perhatian khusus perlu diberikan kepada kesehatan yang dilakukan di sekolah,
MKM, karena isu ini sangat terkait erat dikarenakan sekolah merupakan sarana
dengan pencapaian beberapa target yang tepat dan sesuai untuk dilakukannya
Sustainable Development Goals (SDG), pemberian suatu motivasi dan dukungan
antara lain kehidupan sehat dan sejahtera, untuk meningkatkan pemahaman akan
pendidikan berkualitas, kesetaraan jender, Manajemen Kebersihan Menstruasi.
bagi seorang remaja putri untuk dikemudian seluruhnya. Sedangkan hal yang paling
hari. Dasar yang telah ia dapatkan ini, akan sedikit dilakukan atau diungkapkan
diulang-ulang hingga pada akhirnya responden sebesar 15 responden atau 79%
membentuk suatu pola perilaku. adalah memberitahu guru apabila ada teman
Selain itu, berdasarkan data yang yang mengejek ketika, mengetahui ada
diperoleh sebagian besar atau 11 responden temannya yang darah menstruasinya
(57,89%) mendapatkan informasi terkait tembus.
mentruasi pertama kali adalah dari ibu Sehingga dapat disimpulkan, bahwa
mereka. Hal ini, sejalan dengan penelitian untuk dapat memiliki suatu perilaku yang
yang dilakukan oleh (Eswi, Helal, & baik dalam Manajemen Kebersihan
Elarousy, 2012) di Mesir yang juga Menstruasi (MKM) remaja putri harus
menyebutkan bahwa sumber informasi mendapatkan informasi yang benar
terbanyak mengenai menstruasi diperoleh mengenai MKM dimana informasi ini bisa
dari ibu mereka. Menurut WHO perilaku menambah pengetahuan yang dapat
anak-anak cenderung dipengaruhi oleh merubah perilaku remaja.
orang-orang yang dianggap penting. Oleh sebab itu, penting sekali diberikan
Apabila seseorang tersebut telah dipercaya, suatu penyuluhan kesehatan terhadap
maka apa yang dikatakan oleh seseorang Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM)
tersebut akan dicontoh. (Triyanto, Setiyani, yang khususnya harus diberikan oleh tenaga
& Wulansari, 2014) juga menyebutkan kesehatan. Agar remaja putri mendapatkan
keluarga terutama ibu berperan sebagai informasi yang benar dan akurat yang
lingkungan utama remaja yang mana kemudian informasi ini nantinya akan
memegang peranan penting dalam digunakan untuk meningkatkan perilaku
membentuk perilaku remaja. Padahal dalam menstruasi.
menurut penelitian (Wardani, Sari, &
Nurhidayah, 2013) seseorang cenderung Perilaku Remaja Putri dalam
menerapkan suatu perilaku sehat, ketika ia Manajemen Kebersihan Menstruasi
merasa bahwa perilaku tersebut bermanfaat (MKM) Setelah Diberikan Permainan
untuk meingkatkan kesehatan dirinya. Edukatif (Post-Test)
Hasil penelitian sebelum diberikan Perilaku remaja putri setelah diberikan
permainan edukatif, pada pre-test hal yang permainan edukatif sebanyak dua kali pada
paling banyak dikerjakan oleh responden tanggal 7 Mei dan 9 Mei 2018 mengenai
adalah membungkus pembalut bekas sekali Manajemen Kebersihan Menstruasi
pakai dengan kresek sebelum dibuang ke (MKM), didapatkan hasil post-test,
tempat sampah, sebesar 19 responden atau mayoritas 13 responden atau 68,40%
memiliki perilaku baik. Hal ini karena, seseorang. Sehingga hasil dari perubahan
dengan metode permainan edukatif selain pengetahuan dan sikap tentunya akan
responden bermain, mereka juga belajar. mengubah perilaku.
Dari tahap klarifikasi yang telah dilakukan, Pada post-test yang telah dilakukan, hal
responden mengetahui perilaku yang benar yang paling banyak dikerjakan oleh
atau salah, serta menilai kecocokan antara responden adalah pada perilaku mengganti
kartu soal dan jawaban yang telah pembalut dengan banyak responden 19
didapatkan oleh responden lain. Oleh responden atau seluruh responden. Hal ini
karena itu, perilaku responden berubah dapat terjadi karena individu telah
seiring dengan permainan yang telah mengetahui pentingnya perilaku mengganti
dilakukan. pembalut setelah melakukan permainan
Berdasarkan Notoatmodjo (2014) edukatif.
perubahan atau suatu adopsi dari sebuah Hasil penelitian yang dilakukan oleh
perilaku melalui tiga tahapan yaitu (Nayak, Pai, & Satish, 2015) promosi
perubahan pengetahuan, sikap, kemudian kesehatan menggunakan metode permainan
praktik atau tindakan. Sehingga sebelum dapat meningkatkan pengetahuan siswa
terjadi perubahan perilaku, maka proses yang berada pada sekolah dasar. Menurut
awalnya adalah terjadinya perubahan pada (Malik et al., 2017) permainan edukatif
pengetahuan dan sikap. Hal ini sesuai terbukti sangat efektif dalam meningkatkan
dengan yang diungkapkan Ngestiningrum pengetahuan dan praktik siswa dalam
(2017) setelah tebentuk suatu pengetahuan, menjaga kebersihan mulut dibandingkan
maka hal ini akan mempengaruhi dengan menggunakan metode
kepercayaan, dan sekali kepercayaan konvensional. Hal ini dikarenakan
seseorang telah terbentuk (sikap) maka pengetahuan dari siswa yang meningkat
akan menjadi dasar pengetahuan mengenai ketika penyuluhan ketika permainan
apa yang diharapkannya. Pemberian dilaksanakan. Sehingga dapat disimpulkan
informasi yang berbeda mengenai suatu bahwa pemberian informasi dengan metode
objek sikap akan mengakibatkan permainan merupakan suatu metode
inkonsistensi salah satu sikap dan kemudian promosi kesehatan yang kreatif dan inovatif
komponen yang lain akan berusaha untuk meningkatkan perilaku kesehatan.
menyelaraskan kembali sehingga
terbentuklah suatu konsistensi sikap yang Pengaruh Permainan Edukatif Terhadap
baru. Dapat disimpulkan apabila terdapat Perilaku Remaja Putri dalam
perubahan sikap maka sebelumnya pasti Manajemen Kebersihan Menstruasi
terjadi perubahan terhadap pengetahuan
demi stimulus yang telah diterimanya sebesar 12 responden atau 63% melakukan
(bersikap). Akhirnya dengan dukungan perilaku olahraga selama menstruasi,
fasilitas serta dorongan dari lingkungan setelah post-test didapatkan hasil sebanyak
maka stimulus tersebut mempunyai efek 19 responden atau (100%) responden
tindakan dari individu tersebut. melakukan olahraga selama menstruasi. Hal
(st Leger & Young, 2009) menyebutkan ini dikarenakan, ketika dilakukan
bahwa promosi kesehatan dalam lingkup permainan edukatif dengan menggunakan
sekolah adalah suatu aktivitas yang kartu make a match selain responden
dilakukan untuk meningkatkan atau menemukan pasangan kartu jawaban yang
melindungi kesehatan untuk semua warga benar, pada tahap selanjutnya responden
sekolah. Menurut (Malik et al., 2017) usia mempresentasikan soal dan jawaban yang
sekolah merupakan periode formatif baik didapat pada responden yang lainnya. Hal
secara fisik maupun mental, untuk ini tentu membuat permainan semakin
mengubah dari masa anak-anak menuju menarik, disebabkan remaja tersebut berani
kedewasaan. Kebiasaan hidup sehat yang membacakan soal dan jawaban yang telah
terbentuk pada masa ini, akan terbawa didapatnya untuk dinilai benar atau salah
selamanya hingga dewasa, tua, hingga oleh remaja lainnya sebelum nantinya akan
mungkin pada generasi yang selanjutnya. dikoreksi dan dijelaskan lebih lanjut.
Untuk itulah selain mengajarkan mengenai Dengan penyampaian soal dan jawaban
petunjuk untuk hidup sehat, pada masa ini yang dilakukan oleh teman sebaya,
penting diberikan suatu intervensi yang informasi yang disampaikan biasanya lebih
bertujuan untuk menumbuhkan minat anak mudah diserap oleh remaja lain, karena
untuk hidup sehat. penjelasan yang diberikan oleh teman
Permainan edukatif yang dilakukan sebaya sering kali tidak menggurui,
dalam lingkup sekolah selain terkesan lebih jelas dan terasa lebih
menyenangkan, dapat memberikan edukasi menarik, sehingga informasi tersebut
yang mana berfungsi untuk meningkatkan mudah ditangkap oleh remaja lain. Yang
pengetahuan remaja putri. Sehingga selain akhirnya membuat pemahaman yang baik
bermain, remaja juga dapat belajar dan mengenai perilaku olahraga selama
menambah pengetahuannya dengan cara menstruasi. Dari hal ini, dapat diasumsikan
yang menyenangkan dan tidak bahwa permainan edukatif meningkatkan
membosankan. Pada soal kritikal terkait rasa percaya diri pada remaja.
kebugaran fisik, didapatkan kenaikan Games for health atau permainan untuk
perilaku dalam berolahraga selama kesehatan menyediakan suatu media yang
menstruasi dimana ketika pre-test hasilnya menarik untuk mendapatkan perhatian dan
https://doi.org/10.1177/175797590
9348138 diakses 5 Juni 2018
Sumpter, C., & Torondel, B. (2013). A
Systematic Review of the Health
and Social Effects of Menstrual
Hygiene Management. PLoS ONE.
https://doi.org/10.1371/journal.pon
e.0062004 diakses 10 desember
2017
Triyanto Endang, Rahmi Setiyani, dkk.
2014. Pengaruh Dukungan
Keluarga dalam Meningkatkan
Perilaku Adaptif Remaja Pubertas
https://www.researchgate.net/public
ation/315937585_Pengaruh_Dukun
gan_Keluarga_dalam_Meningkatka
n_Perilaku_Adaptif_Remaja_Puber
tas diakses 2 Juni 2018
UNICEF. Wash in Schools Empowers
Girl‟s Education. 2016
http://MHM_fourth_annual_virtual
_conference_procidings.pdf diakses
11 September 2017
Wardani, D. P. K., Sari, S. P., &
Nurhidayah, I. (2013). Hubungan
Persepsi dengan Perilaku Ibu
Membawa Balita ke Posyandu.
Universitas Padjadjaran.
http://jkp.fkep.unpad.ac.id/index.ph
p/jkp/article/viewFile/93/88
diakses 2 Juli 2018
Wawan, A. 2010. Teori Dan
Pengukuran Pengetahuan, Sikap,
Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta:
Nuha Medika.