Anda di halaman 1dari 16

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI F-MIPA


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI DASAR

PERCOBAAN I
PENGENALAN PERALATAN LABORATORIUM DAN PEMBUATAN
LARUTAN

Disusun Oleh:
Nor Fatimah
1711015220019
Kelompok VII

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2017
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
PROGRAM STUDI S-1 FARMASI F-MIPA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PERCOBAAN I

PENGENALAN PERALATAN LABORATORIUM DAN PEMBUATAN


LARUTAN

Asisten Nilai Laporan Awal Nilai Laporan Akhir

(Nadia Azarin) Tanggal Praktikum : Tanggal Dikumpul :


3Oktober 2017 10 Oktober 2017

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2017
PERCOBAAN I

PENGENALAN PERALATAN LABORATORIUM DAN PEMBUATAN


LARUTAN

I. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah mengenal dan memahami alat-alat
laboratorium kimia dan cara penggunaannya, mampu menimbang menggunakan neraca
analitik maupun neraca teknis dengan cepat dan tepat, mampu melarutkan zat padat
secara baik dan benar, mengetahui cara menimbang dan melarutkan zat padat.

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Dasar Teori
Laboratorium berasal dari kata “laboratory”. Laboratorium adalah
tempat yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan eksperimen dan
melakukan pengujian analisis, bangunan atau ruangan yang dilengkapi peralatan
untuk melangsungkan penelitian ilmiah ataupun praktik pembelajaran bidang
sains, serta tempat memproduksi bahan kimia atau obat (Simamora,
2015).Laboratorium adalah suatu tempat dilakukan kegiatan percobaan dan
penelitian.Tempat ini merupakan ruangan yang tertutup,kamar atau ruangan
terbuka (Mastika et al., 2014).
Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat berbeda
jenis.Ada dua komponen utama pembentuk larutan, yaitu zat terlarut (solute),
dan pelarut (solvent).Fasa larutan dapat berupa fasa gas, cair, atau fasa padat
tergantung pada sifat kedua komponen pembentuk larutan. Apabila fasa larutan
dan fasa zat-zat pembentuknya sama, zat yang berada dalam jumlah terbanyak
umumnya disebut pelarut sedangkan zat lainnya sebagai zat terlarut-nya. Air
merupakan pelarut yang tidak asing lagi dalam kehidupan.Sifat-sifat air seperti
mudah diperoleh, mudah digunakan, memiliki trayek cair yang panjang, dan
kemampuannya untuk melarutkan berbagai zat adalah sifat-sifat yang tidak
dimiliki oleh pelarut lain. Sifat ini menempatkan air sebagai pelarut
universal.Kenyataan inilah yang mendorong banyaknya usaha pengkajian
perilaku, perubahan sifat, dan analisis kimia zat sering dilakukan di dalam
medium air (Mulyono, 2012).
A. Jenis dan Fungsi Peralatan
1. Labu ukur
Labu ukur digunakan untuk menyiapkan volume larutan yang
akurat.Labu ini berbentuk seperti buah per, dengan leher kurus yang
panjang, sehingga dapat memudahkan operator dalam melakukan secara
akurat pengenceran dengan pelarut sampai tanda batas. Labu ukur
tersedia dalam semua ukuran, mulai dari 1 ml sampai 10 liter, tapi
ukuran yang paling umum adalah 20, 50, dan 100 ml. ketika memilih
ukuran labu yang digunakan, harus dilakukan penyesuaian antara
keinginan menggunakan labu bervolume kecil dan keinginan
menggunakan labu bervolume besar (Cairns, 2009).
2. Pipet ukur
Pipet ukur dikalibrasi untuk memungkinkan sebuah alat gelas
memindahkan satu interval volume, dan ukurannya yang umum adalah 1
ml dan 10 ml. Pipet ini kurang akurat bila dibandingkan dengan pipet
pindah, dan pipet ini tidak digunakan di dalam aboratorium kimia
analitik. Jika ingin memindahkan suatu larutan dengan volume sangat
kecil, digunakan alat suntik gelas yang akurat (misalnya, alat suntik
“Hamilton” ) atau mikropipet otomatis (Cairns, 2009).
3. Pipet tetes
Pipet tetes digunakan untuk mengambil zat cair dalam jumlah kecil
(bertetes-tetes). Teknik memegang pipet ini, pipet dipegang dengan
tangan kanan (lima jari, bukan dua jari). Ibu jari memegang karet
pemompa untuk mengambil dan melepaskan cairan dari pipet.Cara
mengeluarkan cairan harus tetes demi tetes (Widodo & Lusiana, 2010).
4. Gelas Ukur
Gelas ukur dipakai untuk menakar air suling dan bahan kimia yang
akan digunakan. Ukuran gelas bermacam-macam mulai dari volume 25
ml sampai dengan volume 250 ml. Jenis gelas ukur ada yang tahan panas
(dari pirex) danada yang tidak tahan panas (dari gelas biasa). Untuk
pembuatan sterilisasi eksplan yaitu choloroxselalu membutuhkan gelas
ukur ini (Hendaryono & Wijayani, 2008).
5. Erlenmeyer
Erlenmeyer pada kultur jaringan dipergunakan untuk tempat dan
sarana menuangkan air suling maupun untuk tempat media dan
penanaman eksplan. Ukuran erlenmeyer bermacam-macam dari volume
50 ml, 100 ml, 200 ml, 250 ml sampai 2 liter. Erlenmeyer terbuat dari
pirex (tahan panas).Labu Erlenmeyer atau labu media sebelum dipakai
harus dicuci bersih terlebih dahulu kemudian dikeringkan.Setelah kering
baru disterilisasi dengan autoklaf (Hendaryono & Wijayani, 2008).
6. Batang Pengaduk
Sesuai namanya, batang kaca ini digunakan untuk mengaduk
campuran-campuran, mengaduk untuk membantu peralutan dan untuk
membantu proses penuangan/pemindahan larutan dari satu wadah ke
wadah yang lain (Widodo & Lusiana, 2010).
7. Neraca analitik
Neraca anaitik adalah suatu peralatan yang dipergunakan untuk
menimbang bahan-bahan kimia yang diperlukan pada proses pembuatan
media, pebuatan stok larutan, dan lain-lain. Biasanya digolongkan
berdasarkan kapasitas dan tingkat ketelitiannya.Neraca analitik dengan
tingkat ketelitian tinggi biasanya memiliki kapasitas maksimum yang
rendah, sebaliknya, neraca analitik dengan kapasitas maksimum tinggi
memiliki tingkat ketelitian lebih rendah.Sebelum dan setelah
penimbangan, alat penimbang harus dalam keadaan bersih. Penimbangan
bahan kimia sebaiknya diletakkan diatas aluminium foil atau kertas
minyak yang bersih. Hindari meletakkan secara lansung bahan-bahan
kimia diatas alat timbang. Gunakan kertas pelapis atau aluminium foil
yang baru pada setiap penimbangan bahan. Alat pembantu yang
diperukan untuk mengambil bahan dari kemasannya (misalnya
spatula/sendok plastic) harus selalu dibersihkan setiap akan digunakan,
untuk menghindari kontaminasi dari bahan kimia (Maftuchah et al.,
2014).
8. Kertas saring
Kertas saring tersedia dalam berbagai ukuran pori. Pemilihan kertas
saring harus mempertimbangkan ukuran dan bentuk partikel yang henda
disaring. Partikel gel tidak perlu disaring dengan kertas saring Whatman
42 atau sebaliknya partikel Kristal lembut tidak bisa dipisahkan dari
larutannya bila menggunakan kertas saring biasa (Widodo &Lusiana,
2010).
9. Corong Kaca
Merupakan alat bantu yang dipergunakan untuk memasukkan larutan
ke dalam botol yang berukuran mulut kecil. Untuk larutan yang panas,
harus dipergunakan corong kaca yang menggunakan bahan kaca tahan
panas (pyrex) (Maftuchah et al., 2014).

II.2 Uraian Bahan


II.2.1 Aquadest
Nama Resmi : Air Murni.
Nama latin : Purified Water
Struktur Kimia : H2O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna,
tidak berbau
Kelarutan : -
Indikasi : Untuk pembuatan sedian-sedian
BM : 18,2
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
(Kemenkes RI, 2014).
II.2.2 Natrium Hidroksida (NaOH)
Nama Resmi : Natrium Hidroksida
Nama latin : Sodium Hydroxide
Struktur Kimia : NaOH
Pemerian : Putih atau praktis putih, keras,
rapuh dan menunjukan pecahan
hablur. Jika terpapar di udara akan
cepat menyerap karbon dioksida
dan lembab. Massa melebur,
berbentuk pellet kecil, serpihan
atau batang atau berbentuk lain.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan etanol
Indikasi : Zat tambahan
BM : 40,00
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
(Kemenkes RI, 2014).

III. ALAT DAN BAHAN


III.1 Alat
Alat – alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Labu ukur
2. Corong kaca
3. Pipet tetes
4. Batang pengaduk
5. Kertas saring
III.2 Bahan
Bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Aquades
2. NaOH
IV. CARA KERJA
IV.1 Menggunakan berbagai macam pipet
IV.1Cara menggunakan pipet volume/pipet ukur

Pipet filler/bulb

 Dipasangkan pada ujung bagian atas


pipet.
 Ditekan pada bagian bertuliskan huruf A
untukmengempiskan pipet filler/bulb.

Pipet volume/pipet ukur

 Dimasukkan ke dalam cairan yang akan


diambil.
 Ditekan pada bagian bertuliskan huruf S
padapipet filler/bulb agar cairan dapat
dikeluarkan.
 Ditekan pada bagian yang bertuliskan
huruf E pada pipet filler/bulb agar cairan
dapat dikeluarkan.

Hasil

IV.1.2Pipet Otomatik/Mikropipet

Tip
 Dipasangkan dengan ukuran yang sesuai
pada ujung pipet.

Tombol Pipet

 Ditekanpada bagian atas kemudian


masukkan tip ke dalam cairan.
 Dilepassecara perlahan sehingga cairan
masuk kedalam tip.
Labu ukur

 Lepaskan tombol secara perlahan-lahan


sehingga cairan masuk ke dalam tip.

Tip
 Dimasukkan ke labu ukur bagian ujungnya
kemudian tekan tombol pipet sampai batas
pertama, kemudian tekan sekali lagi
sampai tombol menyentuh batas akhir.
Hasil

IV.2 Cara menggunakan neraca analitik

Timbangan
 Dibersihkan bagian dalamnya dengan
kuas kecil.
 Diletakkan pada meja yang rata.
 Dicolokkan kabel stekerdan nyalakan
dengan menekan tombol ON.
 Dipastikan datar dan dalam keadaan 0,0000
g.
Wadah

 Ditimbang lalu ditekan tombol zero pada


neraca.
 Selanjutnya dimasukkan bahan yang
akan ditimbang, dan baca hasil yang
tertera pada neraca analitik.

Neraca Analitik
 Distabilkan kembali
 Dimatikan dan lepaskan steker pada
colokan serta bersihkan timbangan.

Hasil

IV.3 Cara membuat larutan NaOH 1


Neraca, botol timbangan, labu
ukur, sendok stainless steel

 Disiapkan

Kristal NaOH
 Dihitung menggunakan perhitungan
jumlah NaOH yang diperlukan
Jumlah mol NaOH = 500 ml x 1
mmol/mL = 500 mmol = 0,5 mol
Massa NaOH = 0,5 mol x 40
gram/mol = 20 gram
 Ditimbang sebanyak 20 gram

Larutan NaOH

 Dilarutkan dengan kira-kira 300 mL


aquadest dalam labu ukur 500 mL.
 Diaduk hingga homogen.
 Ditambahkan aquadest hingga
volumenya tepat 500 mL

Hasil
V. V.I HASIL
Daftar Pustaka

Cairns, D. 2009. Intisari Kimia Farmasi Edisi 2. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Hendaryono, D. P. S. & A. Wijayani. 2008. Teknik Kultur Jaringan.


Kanisus,Yogyakarta.

Maftuchah, A. Winaya & A. Zainudin. 2014. Analisis Biologi Molekuler


DEEPUBLISH, Yogyakarta.

Mastika, I. N., B. P. Adnyana & G. N. A. Setiawan,G.N.A. 2014. Analisis Standarisasi


Laboratorium Biologi Dalam Proses Pembelajaran Di SMA Negeri Kota
Denpasar.e-Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.
(4). Singaraja. (2).

Simamora, S., S. 2015. Analisis Pelaksanaan Praktikum Biologi Kelas VII Di SMP
Negeri se-Kecamatan Medan Kota. JurnalEduScience(JES) Vol. 3 (1).
Sumatera Utara. (54).

Widodo, D. S. & R. A. Lusiana. 2010. Kimia Analisis Kuantitatif. Graha Ilmu,


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai