Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN RESMI

PRATIKUM KIMIA DASAR I

PERCOBAAN II

TEKNIK LABORATORIUM II

Kelompok :8

Nama/NIM : Muhammad Rizal Adam/24030121120032

Hari/Tanggal : Selasa/7 September 2021

Asisten/NIM : Vina Maulida Julianti/24030119130136


Aulia Rachman A./24030119130045

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERCOBAAN 1

TEKNIK LABORATORIUM 1

Semarang, 02 September 2021

Mengetahui,

Asisten Asisten

Vina Maulida Julianti Aulia Rachman A.

(24030119130136) (24030119130045)

Praktikan

Muhammad Rizal Adam

(24030121120032)
PERCOBAAN 1
TEKNIK LABORATORIUM 1

I. TUJUAN PERCOBAAN
1.1 Memahami perbedaan dan kegunaan alat-alat laboratorium.
1.2 Mampu mengoperasikan alat – alat laboratorium.
1.3 Mampu membuat percobaan yang benar dan sesuai dengan urutan yang
ada.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teknik Laboratorium
Laboratorium hakikatnya memiliki kegunaan sebagai fasilitas atau
wahana untuk melakukan pengamatan, pengujian, pengkajian,
pengukuran, dan pengembangan pada sifat berbagai unsur di dalamnya
seperti peralatan dan kelistrikan (Ginting, 2007).
Memahami tentang peralatan juga memberikan peluang yang lebih
besar bagi praktikan untuk mencapai hasil yang maksimal, pasalnya
kebersihan suatu alat, ketelitian praktikan ketika melakukan perhitungan,
dan penggunaan alat yang sesuai akan menjadi faktor penunjang
kesuksesan percobaan (Mored, 2000).
Umumnya nama dari masing-masing alat mengindikasikan fungsi
dari alat tersebut, misalnya alat yang berakhiran kata meter digunakan
untuk mengukur seperti thermometer, spektrofotometer, dan lain-lain.
Peralatan yang diakhiri dengan kata graph mengindikasikan informasi
tertulis dari suatu alat ukur, misalnya barograph dan thermograph
(Ginting, 2007).
2.2. Pelarutan
Pelarutan merupakan suatu proses pemecahan kristal ionik menjadi
ion-ionnya dalam suatu larutan, dengan kata lain proses ini adalah kegiatan
memasukkan suatu bahan yang ingin dilarutkan ke dalam pelarut sehingga
terpecah menjadi ion-ionnya (Mamobogo, 2012).
2.3. Penyaringan
Penyaringan atau filtrasi merupakan proses yang dapat dilakukan
dengan bantuan gaya gravitasi bumi bersama tekanan yang melibatkan
tahap penyaringan menggunakan saringan (Hinchliff, 1999). Saringan
pada proses ini berguna untuk mengayak endapan-endapan yang lebih
besar dari pori-pori saringan (Pudjaatmaka, 2002).
2.4. Pengenceran
Pengenceran dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan
mencampurkan larutan berkonsentrasi tinggi dengan menambahkan suatu
jenis pelarut sehingga didapatkan volume akhir yang lebih besar. Proses
ini juga terkadang melepaskan panas ketika suatu larutan diencerkan.
Sebagai contoh saat ingin menuangkan asam maka hal yang perlu
diperhatikan adalah memasukkan air terlebih dahulu baru menuangkan
asam dan bukan sebaliknya. Perlakuan tersebut berguna untuk mencegah
air mendidih secara tiba-tiba yang dapat menyebabkan percikan asam
(Khopkar, 1990).
Adapun persamaan matematis pengenceran adalah sebagai berikut
(Gunawan, 2004):

M1 V1 = M2 V2

Keterangan :
M1 = molaritas awal larutan
M2 = molaritas akhir larutan
V1 = volume awal larutan
V2 = volume akhir larutan

2.5. Alat dan Fungsi

No. Alat Nama Fungsi


1. Tabung Reaksi Tempat terjadinya
reaksi dalam skala
kecil.

2. Rak Tabung Reaksi Tempat menaruh


tabung reaksi.

3. Penjepit Tabung Alat penjepit


Reaksi tabung reaksi
ketika proses
pemanasan.
4. Lampu Spiritus Tempat spirtus
yang digunakan
untuk pemanasan.

5. Pipet Gondok Mengambil suatu


bahan lalu
mengukur
volumenya dengan
satu skala dan
dalam ketelitian
tinggi.

6. Pipet Ukur Mengukur dan


mengambil bahan
dengan berbagai
skala dan dengan
ketelitian tinggi
pula.
7. Karet Filler Dapat dihubungkan
ke pipet gondok
dan pipet ukur
untuk mengambil
bahan berbahaya.

8. Labu Ukur Tempat


mengencerkan dan
membuat larutan
dengan volume
yang spesifik.

9. Pipet Tetes Mengambil sedikit


bahan tanpa terlalu
memperhatikan
ukuran.
10. Gelas Ukur Mengukur suatu
bahan cair tanpa
memperhatikan
ketelitian tertentu.

11. Corong Bersama kertas


saring membantu
menyaring zat dan
berguna untuk
memindahkan zat.

12. Erlenmeyer Menadah


sementara suatu
bahan dan
mengukurnya
tanpa ketelitian
yang tinggi.
13. Pengaduk Gelas Mengaduk larutan
serta membantu
penyaringan.

14. Gelas Beker Menadah


sementara dan
menyimpan suatu
zat.

15. Biuret Alat pembantu


dalam proses titrasi
agar mencapai
hasil yang tepat.
16. Statif Alat untuk
menegakkan biuret.

17. Klem Alat untuk


menempatkan
biuret.

17. Gelas Arloji Alas saat


menimbang,
mengeringkan
padatan dalam
desikator, dan
pelindung dengan
menjadi penutup
gelas kimia saat
proses pemanasan.
18. Kertas Saring Menyisihkan
suspensi dari
cairan.

2.6. Analisa Bahan


Analisa bahan dapat diketahui melalui sifat kimia dan sifat fisika
sebagai berikut.
2.6.1. Aquades
● Sifat Kimia: Merupakan H2O murni tanpa campuran mineral
yang bersifat netral dan mempunyai intensitas kepolaran yang
tinggi (Santosa , 2011).
● Sifat Fisika: Tidak berwarna, berasa, dan berbau serta
memiliki rumus senyawa H2O (Suryana, 2013).
2.6.2. NaOH
● Sifat Kimia: Bersifat sangat basa (biasanya bereaksi dengan
asam lemah), berperan dalam pengendapan logam berat, dan
dapat mengendalikan kadar asam dalam air (Riama, 2012).
● Sifat Fisika: Berbentuk putih padat, serpihan, pelet, maupun
larutan yang memiliki kejenuhan hingga 50% (Kirk, 1981).
2.6.3. Kapur (CaCO3)
● Sifat Kimia: Stabil di bawah kondisi suhu kamar, memiliki
kelarutan 0,017 g/l, memiliki pH 9,5-10,5 (MSDS CaCO3,
2006)
● Sifat Fisika: Berbentuk padat, berwarna putih sampai abu-abu
muda, dan tidak memiliki ambang bau (MSDS CaCO 3,
2006 )
2.6.4. Kertas Saring
● Sifat Kimia: Bersifat menyerap kelembaban udara dan perlu
didestruksi dengan pemijaran setelah dilakukan pengendapan
(Retno, 2010).
● Sifat Fisika: Tersedia dalam berbagai bentuk ukuran pori
(Retno, 2010).

III. METODE
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
Tabung reaksi Gelas ukur
Rak tabung reaksi Corong
Penjepit tabung Erlenmeyer
Lampu spiritus Pengaduk gelas
Pipet gondok Gelas beker
Pipet ukur Buret
Karet filler Statif
Labu ukur Klem
Pipet tetes Gelas arloji
Kertas saring

3.1.2. Bahan
a. Aquades
b. NaOH
c. Kapur (CaCO3)
d. Kertas Saring
3.2. Cara Kerja
3.2.1. Cara Memegang dan Meletakkan Tutup Botol

Botol Larutan

● Menghadapkan etiket botol pada


telapak tangan
● Meletakkan tutup botol dengan
keadaan terbalik

Hasil ● Menutup kembali botol kimia

Hasil

3.2.2. Cara Mengambil atau Menuang Bahan Kimia


a. Menggunakan spatula/sendok

Botol Bahan Kimia

● Memegang botol pada bagian


etiket
● Membuka tutup botol bahan kimia
● Memiringkan posisi botol dengan
perlahan
● Memasukkan spatula/sendok ke
dalam botol
● Pengambilan bahan kimia sesuai
takaran yang dibutuhkan
● Mengetuk spatula/sendok
menggunakan telunjuk/batang
pengaduk
● Menutup kembali botol kimia
Hasil
b. Secara langsung

Botol Bahan Kimia


● Membuka tutup botol berisi bahan
kimia padat
● Pemiringan botol secara perlahan
lalu guncangkan/ketuk
● Menutup kembali botol kimia

Hasil

3.2.3. Cara Menimbang


a. Menggunakan neraca protinal

0,4 gram NaOH


Neraca Protinal
● Peletakan batu acuan dan zat yang
akan diukur beratnya pada daun
timbangan
● Menyeimbangkan kedua daun
telinga dengan menambah atau
mengurangi zat
● Mencatat data berat yang diperoleh

Hasil
● Mengatur penunjuk berat menjadi
nol kembali
● Pembersihan neraca

b. Menggunakan neraca digital

0,4 gram NaOH

Neraca Digital ● Memastikan neraca dalam keadaan


setimbang dan kosong
● Pengaturan monitor neraca di
keadaan nol
● Penempatan bahan yang ingin
ditimbang pada pinggan timbangan
● Pencatatan nilai yang terpampang di
monitor
● Pengaturan kembali monitor ke
keadaan nol
● Pembersihan neraca
Hasil

3.2.4. Cara Memanaskan atau Menguapkan


a. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi
Cairan
Tabung Reaksi
● Penjempitan tabung reaksi pada
mulut tabung
● Penempatan di atas pemanas
● Memiringkan tabung pada saat
pemanasan
● Perhatikan mulut tabung jangan
sekali-kali menghadapkan mulut
tabung ke diri sendiri atau orang
lain
● Kocok dan aduk sesekali
● Tetap lakukan pengocokan sesaat
setelah pemanasan

Hasil

b. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu erlenmeyer

Cairan
Gelas Kimia/Labu
Erlenmeyer
● Memastikan gelas kimia/labu
erlenmeyer kontak dengan api
● Penggoyangan cairan secara
perlahan
● Melakukan pengangkatan jika sudah
mendidih
Hasil

3.2.5. Cara Melarutkan (Pengadukan)

0,4 gram NaOH

Gelas Kimia 250 mL


● Penempatan thermometer pada gelas
kimia
● Penambahan aquades hingga
volume mencapai 20 mL
● Pengadukan dengan batang
pengaduk hingga padatan NaOH
terlarut sempurna
● Mengamati kondisi dinding gelas
kaca
● Pencatatan suhu thermometer

Hasil

3.2.6. Cara Mengukur Volume (labu ukur, gelas ukur, pipet volume,
pipet ukur, buret awal-akhir)

Larutan NaOH
Gelas kimia 250 mL
● Menggunakan bantuan batang
pengaduk dan corong untuk
memindahkan larutan NaOH
Larutan NaOH
Labu ukur 100 mL
● Pembilasan gelas kimia dengan
aquades serta masukkan air bilasan
dalam labu ukur
● Pengulangan pembilasan sampai
gelas kimia bersih
Larutan NaOH
Gelas kimia 250 mL

● Dengan botol semprot, tambahkan


aquades hingga mendekati tanda
garis
● Pengimpitan permukaan cairan
dengan garis batas (miniskus)
menggunakan pipet tetes
● Menutup labu ukur lalu kocok
hingga larutan homogen
● Pemindahan larutan ke dalam
tabung pereaksi

● Pemberian keterangan nama, bahan,


konsentrasi, tanggal pembuatan, dan
nama kelompok

Hasil

3.2.7. Cara Melipat Kertas Saring

Kertas Saring

● Melipat kertas menjadi bentuk


kerucut
● Merobek sedikit sudut lipatan
sekitar setengah diameter
● Melipat bagian dalam dan luar
kerucut lalu kaitkan
Kertas Saring
Corong

Hasil
● Membasahi dinding corong dengan
aquades
● Menempatkan aquades pada mulut
corong

3.2.8. Cara Menyaring

IV. DATA PENGAMATAN


4.1. Pelarutan NaOH

Volume Massa Suhu Suhu Keterangan Perlakuan


Awal Akhir

20 mL 0,4 36 38 Pelarutan NaOH Sebelum melakukan pelarutan,


gram merupakan reaksi tempatkan thermometer dalam
eksoterm sehingga gelas kimia untuk mengukur suhu
dapat melepas panas larutan saat bereaksi. Lantas
ke lingkungan dan masukkan 0,4 gram NaOH dan
menyebabkan campurkan aquades 20 mL serta
kenaikan suhu pada aduk perlahan hingga tercampur
thermometer. Reaksi sempurna. Ketika proses
yang terjadi adalah pelarutan, perhatikan
NaOH+H2O→ Na+ thermometer dan perubahan
+OH (Wang, 2008).
-
kondisi dinding gelas untuk
Thermometer juga menghindari suhu yang terlalu
menunjukkan tinggi.
kenaikan suhu dan
dinding gelas menjadi
hangat (Asror, 2017).

4.2. Pemanasan dengan spiritus

Perlakuan Hasil

Memanaskan cairan yang dimasukkan Perbedaan paling kentara adalah pada suhu
ke dalam tabung reaksi dengan cairan yang tentunya mengalami kenaikan
penjepit sebagai pegangannya. serta terbentuk uap-uap hasil penguapan
Kemudian tabung diletakkan secara dengan reaksi H2O(l)→ H2O(g) (Buchori,
miring di atas api dan dikocok guna 2011).
menghasilkan panas yang merata dan
reaksi yang lebih cepat.

4.3. Penyaringan

Perlakuan Hasil
Dekantasi: Larutan masih terlihat keruh karena dalam proses ini
Campurkan 0,3 gram hanya mengandalkan pengendapan semata, tidak
CaCO3 dengan 20 mL dilakukan penyaringan dengan kertas saring sama
aquades dalam gelas kimia sekali
250 mL. Aduk dengan
batang pengaduk sampai
tercampur sempurna.
Kemudian diamkan hingga
terbentuk endapan.
Selanjutnya tuangkan
endapan pada gelas kimia
kosong dengan bantuan
batang pengaduk sampai
hanya tersisa endapan
pada dasar gelas kimia.

Penyaringan Teknik 1 Larutan cukup jernih dikarenakan larutan mengalami


Campurkan 0,3 gram penyaringan yang cukup baik menggunakan kertas
CaCO3 dengan 20 mL saring.
aquades dalam gelas kimia
250 mL. Aduk dengan
batang pengaduk sampai
tercampur sempurna.
Kemudian diamkan hingga
terbentuk endapan. Lantas
tuangkan larutan pada
corong yang sudah diberi
kertas saring yang dilipat
menggunakan teknik 1

Penyaringan Teknik 2 Larutan lebih jernih dari hasil penyaringan teknik 1


Campurkan 0,3 gram karena lebih banyaknya jumlah lipatan yang ada pada
CaCO3 dengan 20 mL teknik 2 dapat menyaring dengan lebih sempurna.
aquades dalam gelas kimia
250 mL. Aduk dengan
batang pengaduk sampai
tercampur sempurna.
Kemudian diamkan hingga
terbentuk endapan. Lantas
tuangkan larutan pada
corong yang sudah diberi
kertas saring yang dilipat
menggunakan teknik 2

V. PEMBAHASAN
Telah dilaksanakan percobaan pertama mengenai teknik laboratorium 1
pada hari Selasa, 7 September 2021 secara daring via Ms Teams Channel P10
dengan tujuan untuk memahami peralatan laboratorium agar dapat
menggunakannya secara benar dan urut. Percobaan kali ini melibatkan 8 macam
percobaan, yaitu:
5.1. Cara Memegang dan Meletakkan Tutup Botol
Percobaan ini dilaksanakan dengan maksud agar praktikan mampu
memahami cara membuka botol yang benar sehingga dapat meminimalkan
resiko kecelakaan laboratorium. Percobaan dimulai dengan meletakkan
tangan pada etiket botol, hal ini bertujuan agar larutan yang terdapat pada
botol tidak mengenai etiket karena etiket mengandung informasi penting
seperti nama, bahan, tanggal kadaluarsa, konsentrasi yang memiliki peran
krusial dalam penggunaannya. Jika etiket terkena larutan dan luntur,
kemungkinan akan terjadi salah bahan sehingga dapat menimbulkan
masalah serius bagi praktikan. Langkah selanjutnya adalah meletakkan
tutup botol dengan kondisi terbalik, alasannya untuk mencegah zat-zat
yang tertempel dalam tutup botol tumpah ke meja praktikan. Langkah
terakhir yaitu penutupan botol kembali, pastikan botol tertutup sempurna
supaya bahan tetap terjaga dan tidak membahayakan siapapun.
5.2. Cara Mengambil atau Menuang Bahan Kimia
Percobaan ini bertujuan agar para praktikan bisa berhati-hati dan
menuangkan bahan kimia dengan baik. Terdapat dua cara dalam
mengambil dan menuangkan, yang pertama dengan memegang botol pada
etiket, membuka terlebih dahulu tutup botol, miringkan, lalu ambil bahan
menggunakan sendok/spatula. Cara yang kedua hampir sama dengan cara
pertama namun setelah memiringkan botol langkah selanjutnya adalah
menuangkan isi botol. Perbedaan penggunaan kedua cara tersebut
tergantung dari kondisi yang diminta. Jika bahan yang dibutuhkan banyak
maka menggunakan cara kedua dan sebaiknya.
5.3. Cara Menimbang
Tujuan dari percobaan ini adalah praktikan mampu menimbang
dengan akurat bahan yang dibutuhkan dalam reaksi sehingga didapat hasil
yang maksimal. Cara pertama adalah menggunakan neraca protinal.
Sebagai langkah awal yaitu meletakkan kaca arloji sebagai alas zat pada
salah satu daun pinggan. Lalu pastikan jarum menunjukkan angka nol
serta seimbangkan bahan yang akan ditimbang dengan menambah dan
mengurangi zat agar sesuai dengan jumlah yang diinginkan. Catat berat
yang tercantum pada jarum. Atur kembali posisi di angka nol dan
bersihkan neraca sebelum disimpan.
Cara kedua yaitu menggunakan neraca digital dengan langkah awal
memastikan timbangan seimbang di angka nol dan perhatikan gelembung
bagian belakang neraca dan pastikan gelembung berada di tengah. Setelah
itu, masukkan bahan dan seimbangkan dengan mengurangi dan menambah
bahan. Kemudian perhatikan monitor penunjuk berat lalu catat hasilnya.
Sehabis digunakan, jangan lupa untuk membersihkan kembali neraca dan
atur kembali monitor di angka nol. Sebenarnya terdapat dua macam
neraca, satu neraca terbuka dan satu neraca tertutup. Keduanya memiliki
fungsi tersendiri dengan menurut bahan yang dipakai.
5.4. Cara Memanaskan atau Menguapkan
Tujuan dari percobaan ini yaitu diharapkan para praktikan dapat
melakukan pemanasan atau penguapan dengan prosedur yang tepat agar
terhindar dari kecelakaan fatal. Gelas kimia atau Erlenmeyer dan tabung
reaksi merupakan dua alat utama yang digunakan dalam percobaan ini.
Pemanasan menggunakan tabung reaksi adalah dengan menempatkannya
langsung di atas api dengan menggunakan penjepit yang dijepitkan pada
tabung. Penjepit digunakan agar praktikan dapat melihat dengan jelas
proses pemanasan serta melindungi diri dari panas yang ditimbulkan.
Penjepit juga berguna untuk menggoyangkan tabung reaksi sehingga
panasnya merata karena jika tidak merata tabung reaksi bisa pecah ataupun
meledak dan tujuan lainnya adalah agar reaksi terjadi semakin cepat.
Ketika memanaskan jangan sekali-kali mengarahkan mulut tabung ke arah
orang lain atau praktikan itu sendiri karena bisa saja timbul panas yang
dapat berakibat serius. Hal ini disebabkan karena reaksi yang terjadi
adalah reaksi eksoterm yang berarti melepas kalor ke lingkungan (Sulni,
2019) Setelah selesai pemanasan tetap lakukan sedikit pengocokan.
Selanjutnya jika menggunakan gelas kimia atau Erlenmeyer hal
yang harus disiapkan adalah kaki tiga, spiritus, dan kawat kasa. Pertama-
tama tempatkan gelas kimia atau Erlenmeyer di atas kaki tiga beralaskan
kawat kasa yang di bawahnya sudah ada spiritus. Goyangkan sesekali
ketika pemanasan dengan menggunakan penjepit gelas kimia.Reaksi yang
terjadi ketika pemanasan adalah:
H2O(l)→ H2O(g) (Buchori, 2011).
5.5. Cara Melarutkan (Pengadukan)
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara yang
tepat dalam melarutkan dan mengaduk suatu bahan. Sebelum memulai
percobaan ini, timbang terlebih dahulu bahan yang akan dilarutkan yaitu
NaOH seberat 0,4 gram. Kemudian pindahkan NaOH pada gelas kimia
250 mL dan tempatkan thermometer pada gelas untuk mengukur suhu
pelarutan. Lantas masukkan aquade sebanyak 20 mL ke dalam gelas kimia
dan aduk hingga padatan NaOH terlarut sempurna. Perhatikan dinding
kaca gelas kimia, dinding akan terasa sedikit panas dikarenakan reaksi
eksoterm yang terjadi(Asror, 2017). Reaksi yang terjadi adalah:

NaOH+H2O→ Na++OH- (Wang, 2008).

5.6. Cara Mengukur Volume (labu ukur, gelas ukur, pipet volume,
pipet ukur, buret awal-akhir)
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara mengukur volume
larutan secara presisi. Mula-mula pindahkan NaOH ke dalam labu ukur
berukuran 100 mL dengan bantuan batang pengaduk. Setelah selesai
dipindahkan, bilas labu ukur dengan aquades serta masukkan air hasil
bilasan ke dalam labu ukur, tujuannya agar labu ukur steril yang nantinya
akan menghasilkan volume yang lebih tepat. Kemudian gunakan botol
semprot untuk mengisi labu ukur dengan aquades. Setelah hampir penuh,
lakukan pengimpitan permukaan cairan dengan garis batas (miniskus)
menggunakan pipet tetes. Miniskus sendiri merupakan keadaan permukaan
zat yang disebabkan oleh gaya tarik menarik di antara partikel sehingga
berbentuk cekung atau cembung (Sunardi, 2007). Setelah presisi, tutup
labu ukur dan kocok hingga larutan homogen. Pindahkan larutan ke dalam
tabung reaksi serta cantumkan nama, bahan, konsentrasi, tanggal
pembuatan, dan nama kelompok agar orang lain dapat menggunakannya
dengan benar sesuai kebutuhan.
5.7. Cara Melipat Kertas Saring
Tujuan dari percobaan ini yakni memahami cara melipat kertas
saring yang benar. Terdapat dua macam teknik dalam melipat kertas
saring. Cara pertama yaitu dengan melipat kertas membentuk kerucut lalu
sobek sedikit sudut lipatan sekitar setengah diameter. Kemudian lipat
bagian luar dan dalam kerucut dan kaitkan. Basahi corong sebelum
meletakkan kertas saring agar kertas saring menempel sempurna. Perlu
diingat bahwa membasahi corong hanya boleh dilakukan ketika yang
dibutuhkan adalah residu dari bahan karena jika filtrat yang diambil
ditakutkan filtrat akan bercampur dengan air sehingga konsentrasinya
berubah. Cara kedua yaitu dengan lipat kertas saring menjadi empat
lipatan dan lipat lagi mengikuti setengah bekas lipatan sebelumnya.
Bentuk akordion kertas lalu letakkan pada corong. Teknik kedua dalam
melipat kertas sejatinya lebih baik dalam menyaring bahan karena lebih
banyak lipatan. Namun, teknik yang sederhana seperti teknik pertama
adalah yang paling umum digunakan.

5.8. Cara Menyaring


Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui teknik penyaringan
yang lebih efektif serta menghasilkan larutan lebih jernih. Hal pertama
yang harus dilakukan adalah menyiapkan larutan, disini CaCO3 seberat 0,3
gram dicampurkan dengan 20 mL aquades dalam gelas kimia 250 mL.
Aduk larutan kemudian tunggu hingga terbentuk endapan. Selanjutnya
adalah pendekantasian larutan pada gelas kimia 1 hingga tersisa endapan
di dasar gelas kimia, dilanjutkan dengan penyaringan menggunakan kertas
saring teknik 1 lalu kertas saring teknik 2. Hasilnya didapat bahwasannya
cara pendekantasian kurang efektif karena masih terpantau keruh.
Sementara pada penyaringan menggunakan kertas saring teknik 1
didapatkan larutan jernih tetapi tidak sejernih dengan kertas saring teknik
2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan kertas saring teknik 2
adalah yang paling efektif.
VI. PENUTUPAN
6.1. Kesimpulan
1. Cara Memegang dan Meletakkan Tutup Botol
Posisi yang benar saat membuka botol adalah dengan memegang
pada etiket botol. Ketika membuka botol, taruhlah tutup botol dengan
keadaan bagian luar berada di bawah. Setelah selesai tutup kembali
dengan sempurna.

2. Cara Mengambil atau Menuang Bahan Kimia


Mengambil larutan bisa dilakukan secara langsung saat bahan yang
dibutuhkan banyak dan dapat menggunakan spatula/sendok ketika ingin
mengambil bahan dengan takaran tertentu.

3. Cara Menimbang
Hal yang perlu diperhatikan adalah kesterilan neraca baik sebelum
maupun sesudah digunakan agar hasil timbangan yang didapat
maksimal. Jangan lupa untuk memastikan angka penunjuk berada di
posisi nol.

4. Cara Memanaskan atau Menguapkan


Pemanasan dapat dilakukan menggunakan tabung reaksi atau
erlenmeyer. Tabung reaksi digunakan saat ingin memanaskan bahan
dengan volume yang kecil dan caranya adalah menjepitnya dengan
penjepit lalu meletakkannya di atas api. Sedangkan erlenmeyer
digunakan untuk bahan dengan volume lebih besar dengan cara
meletakkannya di atas api yang disangga oleh kaki tiga dan kasa asbes.

5. Cara Melarutkan (Pengadukan)


Pelarutan suatu bahan kimia harus dibarengi dengan pengukuran
suhu untuk mencegah kenaikan suhu diluar perkiraan. Pengadukan juga
harus dilakukan agar panas merata dan mempercepat reaksi.

6. Cara Mengukur Volume (labu ukur, gelas ukur, pipet volume, pipet
ukur, buret awal-akhir)
Meniskus adalah syarat suatu pelarutan berhasil tepat sasaran.
Ketika mengisi pelarut, lakukan secara perlahan agar tidak melewati
garis batas.

7. Cara Melipat Kertas Saring

Melipat kertas saring dapat dilakukan dengan dua teknik. Teknik


pertama lebih umum digunakan karena lebih sederhana. Namun, jika
ingin menyaring dengan lebih akurat lebih baik gunakan teknik kedua
karena banyaknya lipatan dapat menyaring lebih baik.

8. Cara Menyaring

Terdapat 3 teknik penyaringan. Pertama yaitu dekantasi yang


menghasilkan filtrat jenuh. Kedua dan ketiga menggunakan kertas
saring yang dilipat dengan dua teknik, hasil yang didapat menunjukkan
teknik ketiga adalah yang paling ampuh. Ketika menuangkan larutan ke
dalam corong gunakan batang pengaduk agar larutan tidak tumpah.
6.2. Saran
1. Gunakan alat pengaman tubuh seperti kacamata, jas lab, dan sarung
tangan sebelum memulai percobaan.
2. Baca dan pahami prosedur percobaan secara seksama, jangan sekali-
kali melakukan tindakan diluar prosedur.

DAFTAR PUSTAKA

Asror, Khuzin. 2017. “Effect of Temperature and Concentration NaOH on The


Process Hydrothermal of Rice Straw for Biogas Materials”. Thesis.
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Buchori, luqman. 2011. Perpindahan Panas. Semarang : UNPID.

EGC.Pudjaatmaka, A. Hadyana. 2002. Kamus Kimia. Jakarta : Balai Pustaka.

Ginting, Tjumin. 2007. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Indralaya:


Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya.

Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Surabaya: Kartika.

Hinchliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan Edisi 17. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran

Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas


Indonesia.
Kirk, K. E. and Othmer, D. F., 1981, Encyclopedia of Chemical Technology, 3
edition, Volume 9, The Interscience Encyclopedia, John Willey and Sons,
Inc, New York.

Mamobogo, Motsepe James Sekgalane. 2012. Grade 10 Physical Science.


Polokwane : Sharp Shoot.

Mored. 2000. Biokimia. Jakarta : Erlangga.

MSDS [Material Safety Data Sheet]. 2006.CaCO3. SmartLab

Riama, Glory, dkk. 2012. Pengaruh H2O2 Konsentrasi Naoh Dan Waktu
Terhadap Derajat Putih Pulp Dari Mahkota Nanas. Palembang:
Universitas Sriwijaya Press.

Santosa, B. A., et.al. "Characteristics of extrudate from four varieties of corn with
aquadest addition." Indonesian Journal of Agriculture 1.2 (2008): 85-94.

Suryana, F.2013. Analisa Kualitas Air Sumur Dangkal di Kecamatan


Biringkanaya Kota Makassar. Skripsi. Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Wang, Ying. 2008. CELLULOSE FIBER DISSOLUTION IN SODIUM
HYDROXIDE SOLUTION AT LOW TEMPERATURE: DISSOLUTION
KINETICS AND SOLUBILITY IMPROVEMENT. Georgia : Georgia
Institute of Technology.

Widodo Setiyo Didik dan Lusiana Ariadi Retno.2010. Kimia Analisis Kuantitatif..
Yogyakarta: Graha Ilmu.
LAMPIRAN

● Perhitungan Konsentrasi Larutan NaOH

mol NaOH
M NaOH = L larutan

gram NaOH 1000


M NaOH = ×
Mr NaOH mLlarutan

0,4 gram NaOH 1000


M NaOH = ×
40 20 mL

M NaOH = 0,01 M

● Perhitungan konsentrasi larutan NaOH setelah Pengenceran

V1.M1=V2.M2

20mL×0,01=100 mL× M2
M2= 0,002 M

Anda mungkin juga menyukai