PERCOBAAN II
TEKNIK LABORATORIUM II
Kelompok :8
DEPARTEMEN KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
PERCOBAAN 1
TEKNIK LABORATORIUM 1
Mengetahui,
Asisten Asisten
(24030119130136) (24030119130045)
Praktikan
(24030121120032)
PERCOBAAN 1
TEKNIK LABORATORIUM 1
I. TUJUAN PERCOBAAN
1.1 Memahami perbedaan dan kegunaan alat-alat laboratorium.
1.2 Mampu mengoperasikan alat – alat laboratorium.
1.3 Mampu membuat percobaan yang benar dan sesuai dengan urutan yang
ada.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teknik Laboratorium
Laboratorium hakikatnya memiliki kegunaan sebagai fasilitas atau
wahana untuk melakukan pengamatan, pengujian, pengkajian,
pengukuran, dan pengembangan pada sifat berbagai unsur di dalamnya
seperti peralatan dan kelistrikan (Ginting, 2007).
Memahami tentang peralatan juga memberikan peluang yang lebih
besar bagi praktikan untuk mencapai hasil yang maksimal, pasalnya
kebersihan suatu alat, ketelitian praktikan ketika melakukan perhitungan,
dan penggunaan alat yang sesuai akan menjadi faktor penunjang
kesuksesan percobaan (Mored, 2000).
Umumnya nama dari masing-masing alat mengindikasikan fungsi
dari alat tersebut, misalnya alat yang berakhiran kata meter digunakan
untuk mengukur seperti thermometer, spektrofotometer, dan lain-lain.
Peralatan yang diakhiri dengan kata graph mengindikasikan informasi
tertulis dari suatu alat ukur, misalnya barograph dan thermograph
(Ginting, 2007).
2.2. Pelarutan
Pelarutan merupakan suatu proses pemecahan kristal ionik menjadi
ion-ionnya dalam suatu larutan, dengan kata lain proses ini adalah kegiatan
memasukkan suatu bahan yang ingin dilarutkan ke dalam pelarut sehingga
terpecah menjadi ion-ionnya (Mamobogo, 2012).
2.3. Penyaringan
Penyaringan atau filtrasi merupakan proses yang dapat dilakukan
dengan bantuan gaya gravitasi bumi bersama tekanan yang melibatkan
tahap penyaringan menggunakan saringan (Hinchliff, 1999). Saringan
pada proses ini berguna untuk mengayak endapan-endapan yang lebih
besar dari pori-pori saringan (Pudjaatmaka, 2002).
2.4. Pengenceran
Pengenceran dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan
mencampurkan larutan berkonsentrasi tinggi dengan menambahkan suatu
jenis pelarut sehingga didapatkan volume akhir yang lebih besar. Proses
ini juga terkadang melepaskan panas ketika suatu larutan diencerkan.
Sebagai contoh saat ingin menuangkan asam maka hal yang perlu
diperhatikan adalah memasukkan air terlebih dahulu baru menuangkan
asam dan bukan sebaliknya. Perlakuan tersebut berguna untuk mencegah
air mendidih secara tiba-tiba yang dapat menyebabkan percikan asam
(Khopkar, 1990).
Adapun persamaan matematis pengenceran adalah sebagai berikut
(Gunawan, 2004):
M1 V1 = M2 V2
Keterangan :
M1 = molaritas awal larutan
M2 = molaritas akhir larutan
V1 = volume awal larutan
V2 = volume akhir larutan
III. METODE
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
Tabung reaksi Gelas ukur
Rak tabung reaksi Corong
Penjepit tabung Erlenmeyer
Lampu spiritus Pengaduk gelas
Pipet gondok Gelas beker
Pipet ukur Buret
Karet filler Statif
Labu ukur Klem
Pipet tetes Gelas arloji
Kertas saring
3.1.2. Bahan
a. Aquades
b. NaOH
c. Kapur (CaCO3)
d. Kertas Saring
3.2. Cara Kerja
3.2.1. Cara Memegang dan Meletakkan Tutup Botol
Botol Larutan
Hasil
Hasil
Hasil
● Mengatur penunjuk berat menjadi
nol kembali
● Pembersihan neraca
Hasil
Cairan
Gelas Kimia/Labu
Erlenmeyer
● Memastikan gelas kimia/labu
erlenmeyer kontak dengan api
● Penggoyangan cairan secara
perlahan
● Melakukan pengangkatan jika sudah
mendidih
Hasil
Hasil
3.2.6. Cara Mengukur Volume (labu ukur, gelas ukur, pipet volume,
pipet ukur, buret awal-akhir)
Larutan NaOH
Gelas kimia 250 mL
● Menggunakan bantuan batang
pengaduk dan corong untuk
memindahkan larutan NaOH
Larutan NaOH
Labu ukur 100 mL
● Pembilasan gelas kimia dengan
aquades serta masukkan air bilasan
dalam labu ukur
● Pengulangan pembilasan sampai
gelas kimia bersih
Larutan NaOH
Gelas kimia 250 mL
Hasil
Kertas Saring
Hasil
● Membasahi dinding corong dengan
aquades
● Menempatkan aquades pada mulut
corong
Perlakuan Hasil
Memanaskan cairan yang dimasukkan Perbedaan paling kentara adalah pada suhu
ke dalam tabung reaksi dengan cairan yang tentunya mengalami kenaikan
penjepit sebagai pegangannya. serta terbentuk uap-uap hasil penguapan
Kemudian tabung diletakkan secara dengan reaksi H2O(l)→ H2O(g) (Buchori,
miring di atas api dan dikocok guna 2011).
menghasilkan panas yang merata dan
reaksi yang lebih cepat.
4.3. Penyaringan
Perlakuan Hasil
Dekantasi: Larutan masih terlihat keruh karena dalam proses ini
Campurkan 0,3 gram hanya mengandalkan pengendapan semata, tidak
CaCO3 dengan 20 mL dilakukan penyaringan dengan kertas saring sama
aquades dalam gelas kimia sekali
250 mL. Aduk dengan
batang pengaduk sampai
tercampur sempurna.
Kemudian diamkan hingga
terbentuk endapan.
Selanjutnya tuangkan
endapan pada gelas kimia
kosong dengan bantuan
batang pengaduk sampai
hanya tersisa endapan
pada dasar gelas kimia.
V. PEMBAHASAN
Telah dilaksanakan percobaan pertama mengenai teknik laboratorium 1
pada hari Selasa, 7 September 2021 secara daring via Ms Teams Channel P10
dengan tujuan untuk memahami peralatan laboratorium agar dapat
menggunakannya secara benar dan urut. Percobaan kali ini melibatkan 8 macam
percobaan, yaitu:
5.1. Cara Memegang dan Meletakkan Tutup Botol
Percobaan ini dilaksanakan dengan maksud agar praktikan mampu
memahami cara membuka botol yang benar sehingga dapat meminimalkan
resiko kecelakaan laboratorium. Percobaan dimulai dengan meletakkan
tangan pada etiket botol, hal ini bertujuan agar larutan yang terdapat pada
botol tidak mengenai etiket karena etiket mengandung informasi penting
seperti nama, bahan, tanggal kadaluarsa, konsentrasi yang memiliki peran
krusial dalam penggunaannya. Jika etiket terkena larutan dan luntur,
kemungkinan akan terjadi salah bahan sehingga dapat menimbulkan
masalah serius bagi praktikan. Langkah selanjutnya adalah meletakkan
tutup botol dengan kondisi terbalik, alasannya untuk mencegah zat-zat
yang tertempel dalam tutup botol tumpah ke meja praktikan. Langkah
terakhir yaitu penutupan botol kembali, pastikan botol tertutup sempurna
supaya bahan tetap terjaga dan tidak membahayakan siapapun.
5.2. Cara Mengambil atau Menuang Bahan Kimia
Percobaan ini bertujuan agar para praktikan bisa berhati-hati dan
menuangkan bahan kimia dengan baik. Terdapat dua cara dalam
mengambil dan menuangkan, yang pertama dengan memegang botol pada
etiket, membuka terlebih dahulu tutup botol, miringkan, lalu ambil bahan
menggunakan sendok/spatula. Cara yang kedua hampir sama dengan cara
pertama namun setelah memiringkan botol langkah selanjutnya adalah
menuangkan isi botol. Perbedaan penggunaan kedua cara tersebut
tergantung dari kondisi yang diminta. Jika bahan yang dibutuhkan banyak
maka menggunakan cara kedua dan sebaiknya.
5.3. Cara Menimbang
Tujuan dari percobaan ini adalah praktikan mampu menimbang
dengan akurat bahan yang dibutuhkan dalam reaksi sehingga didapat hasil
yang maksimal. Cara pertama adalah menggunakan neraca protinal.
Sebagai langkah awal yaitu meletakkan kaca arloji sebagai alas zat pada
salah satu daun pinggan. Lalu pastikan jarum menunjukkan angka nol
serta seimbangkan bahan yang akan ditimbang dengan menambah dan
mengurangi zat agar sesuai dengan jumlah yang diinginkan. Catat berat
yang tercantum pada jarum. Atur kembali posisi di angka nol dan
bersihkan neraca sebelum disimpan.
Cara kedua yaitu menggunakan neraca digital dengan langkah awal
memastikan timbangan seimbang di angka nol dan perhatikan gelembung
bagian belakang neraca dan pastikan gelembung berada di tengah. Setelah
itu, masukkan bahan dan seimbangkan dengan mengurangi dan menambah
bahan. Kemudian perhatikan monitor penunjuk berat lalu catat hasilnya.
Sehabis digunakan, jangan lupa untuk membersihkan kembali neraca dan
atur kembali monitor di angka nol. Sebenarnya terdapat dua macam
neraca, satu neraca terbuka dan satu neraca tertutup. Keduanya memiliki
fungsi tersendiri dengan menurut bahan yang dipakai.
5.4. Cara Memanaskan atau Menguapkan
Tujuan dari percobaan ini yaitu diharapkan para praktikan dapat
melakukan pemanasan atau penguapan dengan prosedur yang tepat agar
terhindar dari kecelakaan fatal. Gelas kimia atau Erlenmeyer dan tabung
reaksi merupakan dua alat utama yang digunakan dalam percobaan ini.
Pemanasan menggunakan tabung reaksi adalah dengan menempatkannya
langsung di atas api dengan menggunakan penjepit yang dijepitkan pada
tabung. Penjepit digunakan agar praktikan dapat melihat dengan jelas
proses pemanasan serta melindungi diri dari panas yang ditimbulkan.
Penjepit juga berguna untuk menggoyangkan tabung reaksi sehingga
panasnya merata karena jika tidak merata tabung reaksi bisa pecah ataupun
meledak dan tujuan lainnya adalah agar reaksi terjadi semakin cepat.
Ketika memanaskan jangan sekali-kali mengarahkan mulut tabung ke arah
orang lain atau praktikan itu sendiri karena bisa saja timbul panas yang
dapat berakibat serius. Hal ini disebabkan karena reaksi yang terjadi
adalah reaksi eksoterm yang berarti melepas kalor ke lingkungan (Sulni,
2019) Setelah selesai pemanasan tetap lakukan sedikit pengocokan.
Selanjutnya jika menggunakan gelas kimia atau Erlenmeyer hal
yang harus disiapkan adalah kaki tiga, spiritus, dan kawat kasa. Pertama-
tama tempatkan gelas kimia atau Erlenmeyer di atas kaki tiga beralaskan
kawat kasa yang di bawahnya sudah ada spiritus. Goyangkan sesekali
ketika pemanasan dengan menggunakan penjepit gelas kimia.Reaksi yang
terjadi ketika pemanasan adalah:
H2O(l)→ H2O(g) (Buchori, 2011).
5.5. Cara Melarutkan (Pengadukan)
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara yang
tepat dalam melarutkan dan mengaduk suatu bahan. Sebelum memulai
percobaan ini, timbang terlebih dahulu bahan yang akan dilarutkan yaitu
NaOH seberat 0,4 gram. Kemudian pindahkan NaOH pada gelas kimia
250 mL dan tempatkan thermometer pada gelas untuk mengukur suhu
pelarutan. Lantas masukkan aquade sebanyak 20 mL ke dalam gelas kimia
dan aduk hingga padatan NaOH terlarut sempurna. Perhatikan dinding
kaca gelas kimia, dinding akan terasa sedikit panas dikarenakan reaksi
eksoterm yang terjadi(Asror, 2017). Reaksi yang terjadi adalah:
5.6. Cara Mengukur Volume (labu ukur, gelas ukur, pipet volume,
pipet ukur, buret awal-akhir)
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara mengukur volume
larutan secara presisi. Mula-mula pindahkan NaOH ke dalam labu ukur
berukuran 100 mL dengan bantuan batang pengaduk. Setelah selesai
dipindahkan, bilas labu ukur dengan aquades serta masukkan air hasil
bilasan ke dalam labu ukur, tujuannya agar labu ukur steril yang nantinya
akan menghasilkan volume yang lebih tepat. Kemudian gunakan botol
semprot untuk mengisi labu ukur dengan aquades. Setelah hampir penuh,
lakukan pengimpitan permukaan cairan dengan garis batas (miniskus)
menggunakan pipet tetes. Miniskus sendiri merupakan keadaan permukaan
zat yang disebabkan oleh gaya tarik menarik di antara partikel sehingga
berbentuk cekung atau cembung (Sunardi, 2007). Setelah presisi, tutup
labu ukur dan kocok hingga larutan homogen. Pindahkan larutan ke dalam
tabung reaksi serta cantumkan nama, bahan, konsentrasi, tanggal
pembuatan, dan nama kelompok agar orang lain dapat menggunakannya
dengan benar sesuai kebutuhan.
5.7. Cara Melipat Kertas Saring
Tujuan dari percobaan ini yakni memahami cara melipat kertas
saring yang benar. Terdapat dua macam teknik dalam melipat kertas
saring. Cara pertama yaitu dengan melipat kertas membentuk kerucut lalu
sobek sedikit sudut lipatan sekitar setengah diameter. Kemudian lipat
bagian luar dan dalam kerucut dan kaitkan. Basahi corong sebelum
meletakkan kertas saring agar kertas saring menempel sempurna. Perlu
diingat bahwa membasahi corong hanya boleh dilakukan ketika yang
dibutuhkan adalah residu dari bahan karena jika filtrat yang diambil
ditakutkan filtrat akan bercampur dengan air sehingga konsentrasinya
berubah. Cara kedua yaitu dengan lipat kertas saring menjadi empat
lipatan dan lipat lagi mengikuti setengah bekas lipatan sebelumnya.
Bentuk akordion kertas lalu letakkan pada corong. Teknik kedua dalam
melipat kertas sejatinya lebih baik dalam menyaring bahan karena lebih
banyak lipatan. Namun, teknik yang sederhana seperti teknik pertama
adalah yang paling umum digunakan.
3. Cara Menimbang
Hal yang perlu diperhatikan adalah kesterilan neraca baik sebelum
maupun sesudah digunakan agar hasil timbangan yang didapat
maksimal. Jangan lupa untuk memastikan angka penunjuk berada di
posisi nol.
6. Cara Mengukur Volume (labu ukur, gelas ukur, pipet volume, pipet
ukur, buret awal-akhir)
Meniskus adalah syarat suatu pelarutan berhasil tepat sasaran.
Ketika mengisi pelarut, lakukan secara perlahan agar tidak melewati
garis batas.
8. Cara Menyaring
DAFTAR PUSTAKA
Hinchliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan Edisi 17. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran
Riama, Glory, dkk. 2012. Pengaruh H2O2 Konsentrasi Naoh Dan Waktu
Terhadap Derajat Putih Pulp Dari Mahkota Nanas. Palembang:
Universitas Sriwijaya Press.
Santosa, B. A., et.al. "Characteristics of extrudate from four varieties of corn with
aquadest addition." Indonesian Journal of Agriculture 1.2 (2008): 85-94.
Widodo Setiyo Didik dan Lusiana Ariadi Retno.2010. Kimia Analisis Kuantitatif..
Yogyakarta: Graha Ilmu.
LAMPIRAN
mol NaOH
M NaOH = L larutan
M NaOH = 0,01 M
V1.M1=V2.M2
20mL×0,01=100 mL× M2
M2= 0,002 M