Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM KIMIA

PENGENALAN ALAT DAN K3

Oleh :
MELIANDANI
L13122241

KHT F
KELOMPOK VII

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO 2022
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Alat adalah sesuatu yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas, parabot,

yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan. Fungsi alat sangat penting

dalam praktikum karena ada bahan bahan yang berbahaya yang pada dasarnya tidak

dapat disentuh dengan tangan secara langsung.

Pengenalan alat-alat praktikum sangat penting dilakukan guna kelancaran

dan keselamatan kerja dalam melakukan kegiatan praktikum. Setiap alat-alat

laboratorium mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda-beda. Alat-alat

laboratorium dapat berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur pemakaiannya.

Maka diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium agar penggunaan alat tersebut

dapat dipergunakan sesuai dengan fungsi dan prosedurnya dengan baik hingga

kesalahan yang terjadi dapat dihindari.

Kesalahan dalam praktikum dapat dilakukan oleh praktikan, untuk itu

keselamatan kerja di laboratorium harus di perhatikan. Praktikan harus mengetahui

bahan kimia yang dapat menimbulkan resiko bahaya tinggi. Hal yang harus

diperhatikan adalah kebersihan dari alat-alat yang digunakan. Kebersihan dari alat

dapat mengganggu hasil praktikum. Apabila alat yang digunakan tersebut tidak

bersih, maka akan terjadi hal- hal yang tidak diinginkan.


1.2 Tujuan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini untuk mengenalkan beberapa macam alat dan

menggunakannya dengan benar, mengenalkan peralatan kesehatan dan keselamatan

kerja (K3) di laboratorium, mampu menggunakan peralatan K3 di laboratorium

dengan baik dan benar, dan mengenal sifat dari bahan-bahan kimia.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu kimia adalah salah satu ilmu yang didasarkan pada hasil percobaan dan

pengalaman di laboratorium, sehingga merupakan hal yang penting bagi setiap

Praktikan untuk mengetahui dan memahami praktik-praktik di laboratorium serta

dapat menggunakan alat-alat praktikum secara benar.

Ada beberapa faktor yang sangat penting dalam mengetahui alat-alat yang ada

dilaboratorium, yaitu masalah alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian

Praktikan dalam melakukan pengukuran dan perhitungan. Suatu laboratorium harus

merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau pemakainya yaitu para

praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau

gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas dari rasa

khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman,

produktif, dan efesien.

Alat laboratorium kimia merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan di

laboratorium kimia yang dapat dipergunakan berulang-ulang. Contoh alat

laboratorium kimia : pembakar spiritus, thermometer, tabung reaksi, gelas ukur dan

lain sebagainya. Alat yang digunakan secara tidak langsung di dalam praktikum

merupakan alat bantu laboratorium, seperti pemadam kebakaran dan kotak

Pertolongan Pertama. Sebelum memulai melakukan praktikum di laboratorium,

praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan semua pelaratan dasar

yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia serta menerapkan K3 di

laboratorium.
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas,

perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud. Mengenal alat dan bahan kimia serta

cara pemakaiannya hal yang sangat penting dalam praktikum. Banyak bahan kimia

yang harus ditangani dengan hati-hati karena sifatnya berbahaya dan beracun. Secara

umum, fungsi setiap alat telah diberikan karena tidak mungkin semua fungsi

diutarakan dalam melakukan kegiatan di laboratorium. Untuk memudahkan dalam

memahami alat-alat laboratorium yang dapat digunakan dalam waktu relatif lama dan

dalam keadaan baik, maka diperlukan pemeliharaan dan penyimpanan yang memadai
III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat

Praktikum kimia tentang Pengenalan Alat dan K3 dilaksanakan pada Jumat, 22

September 2022 pukul 13.00 WITA sampai selesai. Bertempat diAula, Fakultas

Kehutanan, Universitas Tadulako, Palu.

3.2 Alat

Alat yang digunakan dalam laboratorium adalah pipet volume, pipet ukur, pipet

tetes, labu ukur, gelas ukur, Erlenmeyer, tabung reaksi, corong, neraca analitik, rak

tabung, gegep, batang pengaduk, spatula, buret, clamp, statif, tabung bengkok, gelas

arloji, botol semprot, centrifuge, dan tabung centrifuge.

3.3 Prosedur kerja praktikum

1. Pengenalan alat penjelasan penggunaan alat-alat laboratorium oleh asisten.

2. Menggambar alat-alat yang ditunjukkan oleh asisten.

3. Mencatat hal-hal yang dikatakan oleh asisten yang mendukung keselamatan

kerja di laboratorium.

4. Menggambarkan lambang dan spesifikasi bahan kimia yang ada di laboratorium.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari percobaan yang telah dilakukan maka hasil yang diperoleh adalah :

4.4.1 Alat praktikum

No Gambar Fungsi

1. Pipet Volume Mengambil cairan dengan volume

tertentu dan ketelitian yang lebih tinggi.

2. Pipet Tetes Memindahkan cairan dengan volume

kecil, dan merupakan alat ukur untuk

memindahkan cairan dari wadah aslinya

ke wadah lain dalam jarak tertentu.


3. Pipet Ukur Memindahkan cairan atau larutan ke

dalam wadah dengan berbagai ukuran

volume

4. Labu Ukur Mengencerkan zat tertentu hingga batas

leher labu ukur.

5. Gelas Ukur Mengukur volume larutan atau zat cair

dengan tepat.
6. Erlenmeyer Menjadi wadah dari bahan kimia cair.

Gelas ini juga sering digunakan untuk

proses titrasi untuk menampung larutan

yang akan digunakan.

7. Tabung Reaksi Tempat mereaksikan dua larutan/bahan

kimia atau lebih, serta sebagai tempat

mengembangbiakan mikroba dalam

media cair.

8. Corong Sebagai alat bantu untuk memindah /

memasukkan larutan ke wadah / tempat

yang mempunyaai dimensi pemasukkan

sampel bahan kecil.


9. Neraca Analitik Menimbang bahan atau zat yang akan

digunakan sebelum melakukan suatu

percobaan yang membutuhkan suatu

penimbangan.

10. Rak Tabung Wadah meletakan tabung reaksi saat

praktikum mereaksikan bahan kimia.

11. Gegep Menjepit tabung reaksi pada saat

pemanasan, atau untuk membantu

mengambil kertas saring atau benda lain

pada kondisi panas.


12. Batang Pengaduk Membantu dekantasi larutan,

menginduksi kristalisasi dan

memecahkan emulsi pada suatu

ekstraksi.

13. Spatula Alat untuk mengambil objek.

14. Buret Meneteskan sejumlah reagen cair dalam

eksperimen yang tentunya memerlukan

presisi, seperti eksperimen titrasi.


15. Clamp Menjepit peralatan laboratorium.

16. Statif Sebagai tempat untuk meletakkan clamp

atau klem.

17. Tabung Bengkok Mengalirkan gas ke dalam suatu tempat

tertutup atau ke dalam larutan.


18. Gelas Arloji Untuk penguapan atau pengeringan

padatan dalam bentuk tepung.

19. Botol Semprot Untuk menyimpan aquades dan

digunakan untuk mencuci ataupun

membilas bahan-bahan yang tidak larut

dalam air.

20. Centrifuge Memisahkan pelet dengan substansi dari

sampel cair, seperti cairan immiscible.

21. Tabung Centrifuge Memisahkan organel berdasarkan massa

jenisnya melalui proses pengendapan.


4.4.2 Sifat – Sifat Kimia

No Gambar Keterangan

1. Explosive Bahan ini mudah meledak dengan


adanya panas, percikan bunga
api,guncangan atau gesekan.

2. Oxidizing Bahan ini dapat menyebabkan


kebakaran. Bahan ini
menghasilkan panas jika kontak
dengan bahan organik, bahan
pereduksi dan roduktor.

3. Extremely flammable Bahan amat sangat mudah


terbakar berupa gas dengan udara
dapat membentuk suatu campuran
bersifat mudah meledak di bawah
kondisi normal.
4. Highly flammable Bahan-bahan dan formulasi yan
ditandai dengan notasi bahaya

5. Flammable Bahan kimia memiliki titik nyala


rendah dan mudah
menyala/terbakar dengan api
bunsen, permukaan metal panas
atau loncatan bunga api.

6. Flammable solid Merupakan bahan peledak basah,


Merupakan zat yang dapat
bereaksi sendiri, karena tidak
stabil terhadap panas dan
terdekomposisi menghasilkan
panas (walaupun tanpa oksigen
dari udara), Padatan yang
mudah sekali terbakar.
7. Harmful Bahan ini menyebabkan luka
bakar pada kulit, berlendir dan
mengganggu pernapasan.

8. Toxic Bahan dan formulasi yang ditandai


dengan notasi bahaya TOXIC
dapat menyebabkan kerusakan
kesehatan akut atau kronis dan
bahkan kematian pada konsentrasi
sangat rendah jika masuk ke tubuh
melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion),atau kontak dengan
kulit.
9. Irritant Bahan yang dapat menyebabkan
iritasi, gatal-gatal dan dapat
menyebabkan luka bakar pada
kulit. Tindakan : Hindari kontak
langsung dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2
10. Corrosive Bahan ini dapat merusak jaringan
hidup,menyebabkan iritasi kulit
dan gatal.
4.2 Pembahasan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan diketahui adalah :

1. Pipet Volume

Pipet volume atau pipet gondok adalah salah satu alat ukur kuantitatif dengan

tingkat ketelitian tinggi, ditandai dengan bentuknya yang ramping pada penunjuk

volume dan hanya ada satu ukuran volume. Apabila mengukur volume sebuah

cairan kimia dengan ukuran yang lebih tinggi tingkat akurasinya. Misalnya jika

membutuhkan cairan kimia dengan ukuran 20 ml maka gunakan pipet volume

dengan label 25 ml pada sisi tabungnya.

2. Pipet Tetes

Pipet tetes digunakan untuk memindahkan volume cairan yang telah terukur. Alat

ini terdiri dari beberapa jenis dengan bentuk, fungsi, dan tingkat ketelitian yang

berbeda. Sesuai dengan namanya, pipet yang satu ini mampu memindahkan

cairan dalam jumlah yang sangat kecil yaitu berupa tetesan. Hal ini dikarenakan

bentuk dari pipet ini yang berupa pipa kecil yang ditutupi dengan karet di bagian

atasnya. Alat ukur ini terbuat dari Kaca jenis soda kapur dan karet dengan ukuran

Panjang 150mm dan 1cm 20 tetes.

3. Pipet Ukur

Pipet ukur adalah salah satu alat yang digunakan di berbagai macam

laboratorium. Alat ini termasuk ke dalam alat gelas. Cara penggunaan pipet ukur

harus dengan
cara yang benar agar aman. Adapun ukuran pipet ukur sebagai berikut : 1 ml, 2 ml

, 5 ml, 10 ml, 25 ml, 50 ml dan 100 ml.

4. Labu Ukur

Labu ukur merupakan alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur volume

suatu larutan saat proses pengenceran pada konsentrasi tertentu. Pengenceran

dilakukan dengan menggunakan pelarut polar atau non polar yang ditambahkan

hingga batas volume yang sesuai dengan ukuran dari labu ukur tersebut. Hampir

di setiap laboratorium, keberadaan alat labu ukur menjadi salah satu yang

terpenting dibutuhkan untuk mengetahui volume larutan. Sebenarnya, ada

beberapa alat gelas yang digunakan sebagai pengukur volume larutan seperti

beaker glass dan gelas ukur.

5. Gelas Ukur

Gelas ukur berbentuk pipa yang terbuat dari kaca dan/ plastic yang mempunyai

kaki/dudukan sehingga dapat ditegakkan. Pada bagian atas gelas ukur terdapat

bibir tuang yang berfungsi untuk menuangkan cairan atau larutan sedangkan

bagian badan tabung terdapat skala ukur. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur

suatu cairan dan/ larutan dengan volume tertentu yang tidak memerlukan

ketelitian tingkat tinggi.Gelas ukur mempunyai beberapa kapasitas mulai dari

ukuran 5ml, 10ml, 25ml, 50ml, 100ml, 250ml, 500ml, 1000ml, 200ml

6. Erlenmeyer

Erlenmeyer adalah jenis labu laboratorium yang banyak digunakan. Alat

berbentuk kerucut dengan leher silinder dan dasar yang datar ini diambil
dari nama “Emil Erlenmeyer”. seorang kimiawan asal jerman.Fungsi labu

erlenmeyer adalah untuk mencampur, mengukur dan menyimpan cairan.

Umumnya erlenmeyer terbuat dari kaca borosilikat sehingga tahan ketika

dipanaskan. Ukuran labu erlenmeyer bervariasi mulai dari 25ml, 50ml, 100ml,

250ml, 500ml, 1000ml, 2000ml, 3000ml, 4000ml, 5000ml. Dalam laboratorium

mikrobiologi alat lab ini digunakan untuk membantu proses pembiakan mikroba.

7. Tabung Reaksi

Tabung reaksi adalah peralatan gelas yang terbuat dari kaca atau plastik.

bentuknya kira kira sebesar jari tangan manusia. Tabung reaksi tersedia dalam

berbagai macam ukuran. Namun pada umumnya memiliki ukuran berdiameter

10-20 dengan panjang 50-200 mm. Fungsi tabung reaksi adalah untuk

mencampur, menampung dan memanaskan bahan-bahan kimia cair atau padat,

utamanya untuk uji kualitatif. Selain berukuran kecil ada juga Tabung reaksi

yang memiliki ukuran besar. Alat tersebut dinamakan “Labu didih”.

8. Corong

Corong ini berfungsi Sebagai alat memasukan atau memindah larutan dari satu

tempat ke tempat lain dan tempat kertas saring yang digunakan untuk membuat

campuran ke dalam tabung yang mulutnya kecil. Untuk menyaring campuran

kimia dengan gravitasi. Seperti namanya alat ini terbuat dari kaca dan memiliki

beberapa ukuran diantaranya 25mm, 50mm, 75mm, 100mm, 150mm.


9. Neraca Analitik

Necara analitik atau yang sering disebut timbangan analitik merupakan sebuah

alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur massa suatu zat, baik zat

berbentuk padat maupun cair. Neraca Analitik sangat mudah ditemukan setiap

laboratorium, karena fungsi dan kegunaannya yang sangat penting.

10. Rak Tabung

Rak tabung reaksi adalah alat yang umumnya terbuat dari kayu. Ia mempunyai

12 lubang dengan 12 cekungan dibawahnya untuk menyimpan tabung reaksi.

Ukuran rak ini sekitar 20 x 10 cm. Pada bagian lainnya, terdapat 6 batang kayu

yang berfungsi sebagai tempat tabung reaksi dikeringkan.secara ringkas rak

tabung reaksi adalah sebagai tempat menyimpan tabung reaksi, mengeringkan

dan menjaga tabung reaksi agar tidak berjamur.

11. Gegep

Penjepit tabung reaksi terbuat dari kayu dan digunakan untuk menjepit tabung

reaksi disaat proses pemanasan. Atau bisa juga digunakan untuk mengambil

kertas saring dan benda-benda lab lain disaat kondisi alat tersebut panas.

12. Batang Pengaduk

Pengaduk digunakan untuk mencampur cairan dengan bahan kimia untuk

keperluan praktek di laboratorium. Batang pengaduk umumnya terbuat dari kaca

pejal, borosilikat (pyrex). Ukurannya hampir sama dengan sedotan minuman.

Namun sedikit pandang dengan ujung membulat. Selain untuk mencampur

larutan.
Fungsi batang pengaduk juga adalah untuk membantu dekantasi larutan,

menginduksi kristalisasi dan memecahkan emulsi pada suatu ekstraksi.

13. Buret

Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang

memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya. Ia digunakan

untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang memerlukan

presisi, seperti pada eksperimen titrasi.

14. Clamp dan Statif

Statif adalah stand sebagai tempat untuk meletakkan klem. Sedangkan klem

adalah salah satu peralatan laboratorium yang berfungsi untuk menjepit peralatan

laboratorium. Proses kimia kadang membutuhkan waktu yang lama atau

pemanasan dengan suhu tinggi, sehingga tidak memungkinkan untuk dipegang

dengan tangan. Klem diperlukan untuk menjepit alat dalam proses pemanasan

tersebut.

15. Gelas Arloji

Gelas berbentuk bundar dengan beragam diameter ini memiliki beberapa fungsi,

di antaranya Penutup gelas kimia ketika tengah proses pemanasan sampel

(penguapan)Sebagai tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator,

Sebagai tempat benda yang tengah berada dalam proses pengamatan dan Sebagai

tempat untuk menyimpan bahan yang akan ditimbang. Alat laboratorium ini

terbuat dari Kaca jenis soda kapur dan memiliki ukuran 3,5mm, 5mm, 7,5ml,

10ml.
Keterampilan bekerja di Laboratorium maupun dunia kerja dapat diperoleh

melalui kegiatan praktikum. Disamping itu ada kemungkinan bahaya yang terjadi di

laboratorium seperti adanya bahan kimia yang karinogenik, bahaya kebakaran,

keracunan, sengatan listrik dalam penggunaan alat listrik (kompor, oven, dll).

Disamping itu orang yang bekerja di laboratorium dihadapkan pada resiko yang

cukup besar, yang disebabkan karena dalam setiap percobaan digunakan:

1. Bahan kimia yang mempunyai sifat mudah meledak, terbakar, korosif,

karsinogenik dan beracun.

2. Alat gelas yang mudah pecah dan mengenai tubuh.

3. Alat listrik seperti kompor listrik yang dapat menyebabkan snegatan listrik.

4. Penggunaan bahan-bahan yang bersuhu tinggi.

Untuk mencegah terjadi kecelakaan, ada hal-hal yang harus diperhatikan diantaranya:

a. Tahap persiapan

- Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) apa yang akan dikerjakan pada

acara praktikum, dengan mambaca petunjuk praktikum, mengetahui tujuan

dan cara kerja serta bagaimana data percobaan akan diperoleh, mengetahui

hal-hal atau tindakan yang harus dihindarkan, misalnya menjauhkan bahan

yang mudah terbakar dengan sumber api, membuang sampah dan limbah

praktikum pada tempat yang telah ditentukan dan sebagainya.

- Mengetahui sifat-sifat bahan yang akan digunakan apakah bersifat mudah

terbakar, bersifat racun, karsinogenik atau membahayakan dan sebagainya,


sehingga dapat terhindar dari potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari

bahan kimia yang digunakan.

- Mengetahui alat dan bagaimana merangkai alat serta cara kerja alat yang

akan digunakan.

- Mempersiapkan peralatan pelindung tubuh seperti, jas laboratorium

berwarna putih lengan panjang, kacamata goggle, sarung tangan karet,

sepatu, masker, dan sebagainya sesuai kebutuhan praktikum.

b. Tahap pelaksanaan

- Mengenakan peralatan pelindung tubuh dengan baik.

- Mengambil dan memeriksa peralatan dan bahan yang akan digunakan.

- Merangkai alat yang digunakan dengan tepat, dan mengambil bahan kimia

secukupnya. Penggunaan bahan kimia Jangan sampai berlebihan karena

dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

- Membuang sisa percobaan pada tempatnya sesuai dengan sifat sisa bahan

yang digunakan.

- Bekerja dengan tertib, tenang dan tekun, catat data-data yang diperlukan.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan :

Bahwa praktikan telah mengetahui nama alat-alat laboratorium, fungsi dan cara

menggunakan alat-alat laboratorium serta praktikan telah mengetahui jenis dan sifat

dari suatu zat kimia.

5.2 Saran

Praktikum pengenalan alat laboratorium dan keselamatan kerja diharapkan

praktikan mengetahui fungsi dan cara menggunakan alat didalam. Laboratorium

karena hal ini sangat penting. Selain itu Praktikan diharapkan senantiasa untuk

merawat alat-alat tersebut, agar alat-alat laboratorium bisa digunakan dalam waktu

yang lebih lama. Adapun bagi asisten dosen mendampingi dalam pembuatan laporan

agar praktikan tidak keliru dalam pembuatan struktur laporan.


DAFTAR PUSTAKA

Keenan, CW. 1999.


Kimia untuk Universitas.
Erlangga. Jakarta.Ralph H. 1990.
Kimia Dasar Prinsip dan Terapan
. Erlangga. Jakarta.
Rivai, H. 1995.
Asas Pemeriksaan Kimia
. UI Press. Jakarta.
Woller, Paul and Jerome H. Suple. 1996.
Chemistry Elementary Principles
. Addison WesleyPublishing Company Inc. London.

Anda mungkin juga menyukai