INSTRUMENTASI 1
ACARA 1
Disusun Oleh :
2. Gelas Ukur
a. Pengertian gelas ukur
Gelas ukur adalah salah satu peralatan yang ada di labolatorium yang
digunakan untuk mengukur volume larutan dari suatu bahan kimia yang
akan digunakan. Gelas ukur terbuat dari polypropylene atau
polymethylpentene. Pada polypropylene memiliki ketahanan kimia yang
baik sehingga gelas ukur mampu bertahan oleh beberapa bahan kimia .
Sedangkan polymethylpentene mampu membuat gelas menjadi lebih
ringan namun lebih rapuh dari kaca, maka tidak diperbolehkan untuk
mengukur larutan/ pelarut dalam kondisi panas.
b. Fungsi gelas ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur takaran benda cair dan juga
untuk mengukur benda padat seperti tepung terigu , gula pasir, dan
lainnya. Pada gelas ukur terdapat mulut gelas, skala, dan dasar gelas.
Fungsi dari mulut gelas yaitu untuk memasukan cairan yang akan diukur,
fungsi dari skala yaitu sebagai angka untuk menghitung volume cairan,
dan fungsi dasar gelas yaitu sebagai tempat berdirinya gelas ukur.
c. Prinsip kerja gelas ukur
Prinsip kerja gelas ukur yaitu mengukur larutan kimia tetapi tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi serta tidak masuk ke dalam
perhitungan. Gelas ukur tidak diperbolehkan untuk dipanaskan, karena
dapat menyebabjan penurunan tingkat ketelitian pada gelas ukur . Jadi
hindari proses pemanasan pada gelas ukur.
d. Cara penggunaan gelas ukur
Cara menggunakan gelas ukur dibagi menjadi 2, yaitu pada miniskus atas
dan miniskus bawah. Miniskus atas digunakan untuk mengukur volume
larutan pekat ( air raksa) sedangkan miniskus bawah digunakan untuk
mengukur volume larutan tidak berwarna / bening ( aquades) . Berikut
adalah cara penggunaan gelas ukur :
1. Disiapkan terlebih dahulu bahan larutan yang akan diukur dan jenis
volume gelas ukur yang akan digu
2. Dituangkan larutan ke dalam gelas ukur secara perlahan
3. Diukur larutan sesuai dengan volume yang dibutuhkan
4. Dibaca skala dengan melihat batas pengukuran, jika larutan pekat
permukaan terlihat cembung maka pembacaan skala pada permukaan
paling atas (miniskus atas) sedangkan pada larutan bening / tidak
berwarna permukaan terlihat cekung maka pembacaan skala pada
permukaan paling bawah (miniskus bawah).
5. Dituangkan volume yang sudah diukur ke dalam wadah dan bersihkan
kembali gelas ukur
e. Cara merawat gelas ukur
Ketika akan menggunakan gelas ukur, pastikan gelas ukur dalam kondisi
bersih dan kembali dalam kondisi bersih pula. Gelas ukur disimpan pada
tempat yang aman dan terhindar dari benda yang dapat membuat gelas
ukur menjadi pecah. Hindari proses pemanasan pada gelas ukur karena
dapat menyebabkan penurunan tingkat ketelitian pada gelas ukur.
Gambar 1.2. Gelas Ukur
3. Gelas Beaker
a. Pengertian gelas beaker
Gelas beaker adalah suatu alat labolatorium yang digunakan untuk
menyiapkan, mengaduk, mencampurkan, dan memanaskan cairan di
dalam pembuatan larutan. Gelas beaker terbuat dari tipe boroksilikat,
memiliki bermacam tipe dan ukuran volume terdiri dari 5 ml - 6000 ml.
b. Fungsi gelas beaker
Gelas beaker terdiri dari 4 bagian, yaitu mulut gelas, skala, badan gelas,
dan dasar gelas. Mulut gelas berfungsi untuk tempat masuknya cairan
yang akan diukur, skala digunakan untuk membaca berapa volume cairan
yang telah diukur, badan gelas digunakan untuk meletakkan cairan di
dalam gelas beaker. Fungsi umum gelas beaker yaitu sebagai tempat
menyiapkan larutan yang akan digunakan, mereaksikan zat dalam
volume yang banyak dan melarutkan cairan untuk pembuatan larutan.
c. Prinsip kerja gelas beaker
Gelas beaker memiliki prinsip kerja sebagai wadah larutan, skala gelas
beaker berfungsi untuk mengukur larutan secara tidak teliti.
d. Cara penggunaan gelas beaker :
1. Disiapkan bahan cair yan akan digunakan
2. Dituangkan cairan pada gelas beaker secara perlahan
3. Diukur dengan membaca skala yang ada pada gelas beaker
4. Diaduk larutan dengan pengaduk gelas hingga tercampur secara
homogen
5. Dipanaskan diatas hot plate dan diaduk dengan magnetic stirer
6. Dituangkan ke wadah sesuai dengan keperluan
e. Cara merawat gelas beaker
Gelas beaker dibersihkan ketika sebelum dan sesudah digunakan,
disimpan ditempat yang aman agar tidak membahayakan gelas beaker,
merendam gelas beaker ke dalam aquades saat menuangkan larutan asam
dengan konsentrasi yang tinggi, dan menggunakan lap saat mengangkat
gelas beaker dari pemanasan supaya beaker glass tidak jatuh dan pecah.
4. Pengaduk gelas
a. Pengertian pengaduk gelas
Pengaduk gelas merupakan alat labolatorium yang digunakan untuk
mengaduk larutan agar tercampur secara homogen. Alat ini terbuat dari
bahan gelas, polietilen atau logam yang dibungkus dengan polietilen.
Pengaduk gelas memiliki panjang yang bervariasi , mulai dari 6 cm
hingga 30cm.
b. Fungsi pengaduk gelas
Pengaduk gelas digunakan untuk mengaduk larutan supaya tercampur
secara homogen. Pada pengaduk gelas terdapat dua bagian, yaitu mulut
pengaduk dan batang pengaduk. Mulut pengaduk digunakan untuk
tempat pengadukan sedangkan batang pengaduk digunakan untuk
memegang pada saat mengaduk bahan.
c. Prinsip pengaduk gelas
Pengaduk gelas memiliki prinsip untuk mengaduk larutan atau suspense
dalam wadah . Pengadukan dilakukan dengan cara bertolak belakang dari
arah jarum jam.
d. Cara penggunaan pengaduk gelas :
1. Disiapkan pengaduk gelas yang sesuai dan bahan cair yang akan
diaduk
2. Diaduk larutan secara merata dengan memegang bagian batang
pengaduk
3. Dibersihkan pengaduk gelas setelah selesai digunakan
e. Cara merawat pengaduk gelas
Disimpan dalam wadah yang aman agar tidak membahayakan pengaduk
gelas , bersihkan alat saat sebelum dan sesudah digunakan, saat
mengaduk tidak boleh terlalu keras agar cairan tidak keluar sehingga
dapat mengotori area meja labolatorium.
5. Corong
a. Pengertian corong
Corong adalah alat labolatorium yang terbuat dari gelas jenis boroksiliat
dan digunakan untuk mempermudah memasukan cairan yang akan
digunakan ke dalam wadah . Corong memiliki garis tengah 35 mm
hingga 300 mm dan terdapat juga jenis corong panjang, sedang, dan
pendek.
b. Fungsi corong
Corong dibagi menjadi dua bagian, yaitu mulut corong atas dan mulut
corong bawah. Mulut corong bagian atas digunakan sebagai tempat
masuknya cairan ke dalam wadah dan mulut corong bagian bawah
digunakan sebagai jalannya cairan ke dalam wadah dengan ukuran mulut
yang kecil.
c. Prinsip corong
Corong memiliki prinsip kerja membantu memasukkan cairan ke dalam
wadah yang memiliki ukuran mulut lebih kecil
d. Cara penggunaan corong :
1. Disiapkan bahan yang akan dimasukan
2. Diletakkan corong di mulut wadah tetapi corong tidak bersentuhan
langsung dengan wadah
3. Dimasukkan bahan cair yang akan dicorong
4. Diperhatikan berapa volume cairan yang akan dimasukkan
5. Dibersihkan corong setelah digunakan
e. Cara merawat corong
Corong disimpan pada tempat yang aman dan tidak membahayakan
corong, bersihkan sebelum dan sesudah menggunakan corong, dan
berhati hati saat menggunakan corong .
7. Tabung reaksi
a. Pengertian tabung reaksi
Tabung reaksi adalah alat labolatorium yang terbuat dari gelas berbagai
jenis diantaranya yaitu boroksilikat, soda, fiolax, dan supermax. Tabung
reaksi memiliki beberapa ukuran diameter yaitu dari 70 mm hingga 200
mm. Tabung reaksi digunakan untuk tempat mereaksikan larutan,
memanaskan larutan, dan pertumbuhan mikroorganisme.
b. Fungsi tabung reaksi
Tabung reaksi dibagi menjadi 3 bagian, mulut tabung, badan tabung, dan
dasar tabung. Mulut tabung digunakan sebagai masuknya cairan ke
dalam tabung reaksi, badan tabung digunakan untuk tempat cairan di
dalam tabung reaksi, dan dasar tabung merupakan bagian cekung.
Tabung reaksi berfungsi sebagai alat untuk mereaksikan suatu larutan
yang akan digunakan , memanaskan larutan, mentitrasikan bahan cair,
dan sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme.
c. Prinsip tabung reaksi
Tabung reaksi memiliki prinsip kerja sebagai wadah melarutkan larutan,
pemanasan larutan di dalam sterilisasi autoklaf , dan pertumbuhan
mikroorganisme dalam media cair.
d. Cara penggunaan tabung reaksi
1. Disiapkan tabung reaksi dan bahan yang akan digunakan
2. Dimasukan bahan cair yang akan dilakukan pelarutan , pemanasan ,
atau pertumbuhan mikroorganisme
3. Diletakkan di rak tabung reaksi apabila ingin melihat hasil reaksi
pelarutan
4. Dipanaskan ke dalam hot plate atau sterilisasi autoklaf untuk
pertumbuhan mikroorganisme
5. Dijepit menggunakan penjepit tabung ketika ingin mengambil hasil
dari proses pemanasan
6. Dibersihkan kembali ketika selesai digunakan
e. Cara merawat tabung reaksi
Tabung reaksi disimpan pada tempat yang aman dan tidak
membahayakan, bersihkan sebelum dan sesudah digunakan, berhati hati
saat menggunakan tabung reaksi karena terbuat dari gelas, gunakan rak
tabung untuk meletakkan tabung supaya aman, dan gunakan penjepit
tabung saat mengangkat alat sesudah dipanaskan supaya alat tidak jatuh
dan pecah.
8. Kuvet
a. Pengertian kuvet
Kuvet merupakan alat labolatorium yang digunakan untuk tempat sampel
pada analisis spektrofotometer. Spektrofotometer adalah alat yang
digunakan untuk metode analisis kimia yang berdasarkan interaksi energi
dengan materi. Kuvet pada jenis ini berbahan dasar kaca optis atau gelas,
yang memiliki panjang gelombang mencapai 340 hingga 2500 nm yang
mentransmisikan lebih dari 80% cahaya bersama dengan toleransi
pencocokan 1% pada 350 nm. Harga kuvet cukup mahal, oleh karena itu
perlu kehati hatian di dalam menggunakan kuvet.
b. Fungsi kuvet
Kuvet digunakan untuk wadah sampel yang digunakan di dalam analisis
spektrofotometer dan juga dapat berfungsi untuk mentransmisikan sinar
dari sumber cahaya hingga ke detektor kemudian dapat diolah menjadi
print out data.
c. Prinsip kuvet
Pada kuvet memiliki prinsip kerja untuk menyimpan sampel yang akan
dilakukan analisis pada spektrofotometer se rta kuvet yang baik
tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya, memiliki
permukaan secara optis dan benar sejajar, bertahan dari reaksi bahan
kimia, tidak boleh rapuh, dan memiliki design yang sederhana
d. Cara menggunakan kuvet
1. Dibersihkan bagian luar dari kuvet menggunakan tisu agar sampel
yang akan digunakan dapat terlihat jelas oleh alat spektrofotometer.
2. Dipegang kuvet pada bagian yang buram dengan hati hati
3. Dihilangkan sisa gelembung pada kuvet setelah sampel telah
dimasukan dengan hati hati
4. Diposisikan kuvet dengan baik agar dapat dilewati dengan jelas oleh
cahaya yang masuk.
e. Cara merawat kuvet
Kuvet disimpan pada tempat yang aman untuk menghindari kepecahan
pada kuvet, bersihkan kuvet sebelum dan sesudah digunakan, kuvet tidak
boleh dipanaskan karena dapat mengurangi kinerja pada kuvet.
18. Desikator
a. Pengertian desikator
Desikator adalah alat labolatorium yang terbuat dari gelas jenis semi
boroksilat, platik, atau mika yang digunakan sebagai pengering atau
mendinginkan bahan atau alat gelas. Di bawah piringan porselen terdapat
bahan pengering yang biasanya terbuat dari silica gel, asam sulfat pekat,
fosfor pentaoksida, kalsium oksida, dan sebagainya.
b. Fungsi desikator
Desikator berfungsi sebagai alat pengering atau pendingin pada saat alat
labolatorium selesai dipanaskan dan akan ditimbang. Di dalam desikator
terdapat piringan berpori yang terbuat dari porselin dan digunakan untuk
meletakkan alat alat gelas. Pengering digunakan untuk mengeringkan
bahan yang masih basah setelah dipanaskan.
c. Prinsip desikator
Prinsip desikator yaitu mendinginkan bahan atau alat , mengeringkan
bahan atau alat yang telah dipanaskan dan akan digunakan kembali untuk
keperluan lain. Di dalam desikator terdapat silica gel yang berfungsi
sebagai pengering dan mengatur kelembaban yang ada di dalam
desikator.
d. Cara penggunaan desikato
1. Disiapkan desikator dan bahan atau alat yang akan dikeringkan
2. Dibersihkan terlebih dahulu desikator yang akan digunakan
3. Diletakkan bahan atau alat pada desikator dan tunggu hingga
mongering
4. Diangkat bahan atau alat yang telah mongering lalu siap digunakan
untuk keperluan yang lainnya
e. Cara merawat desikator
Desikator disimpan dalam tempat yang aman dan terjaga kelembabannya.
Hindari desikator dari benda berat karena dapat menyebabkan
meningkatkan resiko desikator bisa pecah terkena benda berat.
21. Kondensor
a. Pengertian kondensor
Kondensor merupakan alat labolatorium yang terbuat dari gelas
boroksilat dan umumnya dapat dirangkai dengan alat gelas lain untuk
bermacam macam keperluan. Pada kondensor memiliki bentuk panjang
yang berbeda beda sesuai dengan kegunaan masing masing .
b. Fungsi kondensor
Fungsi kondensor digunakan untuk mengembungkan atau mendinginkan
uap yang telah terjadi pada suatu reaksi, sintesa, atau pada system
sestilasi, ekstraksi, saponifikasi, esterifikasi, metilasi, dan sebagainya.
c. Prinsip kondensor
Kondensor memiliki prinsip yaitu suatu zat yang telah dipanaskan
kemudian uap panas akan naik lalu dialirkanlah air dingin melalui selang
pada kondensor sehingga uap panas tidak lepas ke udara tetapi kembali
mengembun dan jatuh kebawah. Prinsip pada kondensor , volume dari
larutan yang dipanaskan otomatis turun disebabkan tidak ada uap yang
keluar ke udara.
d. Cara penggunaan kondensor
1. Disiapkan kondensor dan bahan yang akan digunakan
2. Dimasukan bahan cair yang akan dipanaskan
3. Dialirkan uap ke dalam ruangan yang berisi pipa pipa kondensor
hingga tidak ada uap tersisa
4. Dibersihkan kembali kondensor setelah selesai melakukan
pendinginan bahan cairan yang digunakan
e. Cara merawat kondensor
Cara merawat kondensor yaitu dengan disimpan pada tempat yang aman
dan terjaga kelembabannya, serta setelah kondensor digunakan pastikan
harus kembali bersih agar nanti setelah penggunaan berikutnya
kondensor dapat bekerja dengan baik.
Abstrak
Ekstrak ikan Gabus (Channa striata) terdiri dari fase air yang mengandung
albumin dan fase minyak yang mengandung asam lemak omega-3 dan omega-
6 yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efektivitas sediaan salep yang mengandung ekstrak ikan
gabus pada proses penyembuhan luka pada tikus jantan galur wistar yang
diberikan secara topikal pada 6 kelompok. Pada kulit tikus dibuat luka akut
stadium II terbuka, kemudian luka tersebut diolesi dengan sediaan salep dan
proses penyembuhannya diamati selama 16 hari. Luas area luka diamati
dengan program Macbiophotonic Image J. Persentase penyembuhan luka
dihitung berdasarkan luas area lukanya dan dilanjutkan perhitungan nilai
AUC. Hasil nilai AUC tiap kelompok dari terkecil hingga terbesar adalah
kelompok normal (702,84% x hari), negatif (749,56% x hari), positif
(765.146% x hari ), salep yang mengandung fase air ekstrak ikan gabus 10%
(795,146% x hari), salep yang mengandung fase minyak ekstrak ikan gabus
10% (837.282 % x hari), dan salep kombinasi fase air-minyak ekstrak ikan
gabus 10% (874,901% x hari). Data dianalisa dengan Program SPSS versi
22.0 menggunakan One Way ANOVA dan Post Hoc Test-LSD. Hasil analisis
menunjukkan adanya perbedaan signifikan (p<0,05) antara kelompok
perlakuan salep kombinasi fase air-minyak ekstrak ikan gabus dengan
kelompok kontrol negatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa salep
kombinasi fase air-minyak ekstrak ikan gabus 10% memiliki efektivitas
penyembuhan terhadap luka akut stadium II terbuka.
Abstract
The snakehead (Channa striata) extract contains albumin (in its water phase)
and omega-3 and omega-6 (in its oil phase) which have been proven to be
effective in wound healing process. This research was aimed to determine
wound healing effect of snakehead extract-containing ointment on 6 groups of
male Wistar rats. The rat’s skin was wounded to produce acute stage II
opened wound, the ointment was applied for sixteen days, and wound healing
process was observed. The width of the wound was measured by using
Macbiophotonic Image J program. The AUC results of each groups from
smallest to largest were normal group (702.84% x day), negative group
(749.56% x day), positive group (765.146% x day), water phase-containing
ointment 10% group (795.146% x day), oil phase-containing ointment 10%
(837.282% x day), and water-oil-phase combination ointment 10% (874.901%
x day). The data were analyzed using One-Way ANOVA and Post-Hoc LSD
test. The result of this research showed significant differences (p<0.05)
between groups of water-oil phase combination of snakehead extract ointment
with a negative control group. This research result showed that ointment
containing water-oil phase combination of snakehead extract had wound
healing effect on acute stage II opened wound.
F1 khas lemak dan sedikit amis putih kekuningan Kental, halus, homogen
F2 khas lemak Kuning muda Kental, halus, homogen
F3 khas lemak Kuning muda Kental, halus, homogen