Anda di halaman 1dari 42

Selasa, 13 September 2022

ACARA 1

PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

I. TUJUAN
1. Mahasisiwa mampu memperkenalkan alat-alat laboratorium beserta
fungsinya masing-masing.
2. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana bentuk dari setiap alat
laboratorium.

3. Mahasiswa mampu mengetahui tata cara penanganan dan mengoperasikan


alat laboratorium sesuai dengan fungsinya.

II. DASAR TEORI


Alat-alat laboratorium mikrobiologi seperti lemari pengeram (inkubator),
autoklav, rak dan tabung reaksi, beker glass, pipet hisap, pipet ukur, pinset, cawan
petri, lidi kapas steril, lampu spritus, ose (Selian, dkk., 2013)
Pengujian total mikroba dilakukan dengan menggunakan metode cawan.
Metode hitungan cawan palig banyak digunakan untuk menghitung jumlah
mikroba pada bahan pangan. Medium yang digunakan antara lain, medium
plate count agar (PCA), tabung reaksi, cawan petri, pipet, inkubator (Safitri
dan Swarastuti, 2011).

Pembakar Bunsen, untuk mensterilkan peralatan seperti ose, jarum, dan


spatula dengan cara membakar ujung peralatan tersebut di atas api bunsen sampai
berpijar. Oven, untuk mensterilkan cawan petri dan pipet volume. Penggunaan
alat ini dengan memasukkan alat-alat tersebut kedalam oven dan dipanaskan
dengan suhu 160 - 170oC selama 1-2 jam. Autoklave, untuk mensterilkan tabung
reaksi bertutup dan erlenmeyer. Penggunaan alat ini dengan memasukkan alat-alat
tersebut kedalam autoklave yang ditutup dengan rapat dan nyalakan autoklave
dengan temperature 121℃ dan tekanan antara 15-17,5 psi (pound per square inci)
atau 1 atm selama 1 jam (Kharisma dan Abdul, 2012)

1
Dalam proses penggunaan alat dan bahan praktikum, laboran memiliki
peranan yang cukup penting. Mulai dari mempersiapkan alat dan bahan sesuai
permintaan, mencatat penggunaan, hingga menata kembali ke tempat semula
merupakan tugas dari laboran (Wiratma & Subagia, 2014).

Pemeliharaan atau perawatan alat dan bahan sebaiknya dilakukan secara


rutin (terjadwal) dan tercatat sehingga dapat memberikan informasi mengenai
riwayat alat dan bahan, dari sejak awal pembelian, pemakaian,
pemeliharaan, hingga habis masa pakai (Rosada dkk, 2017).

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menangani limbah


laboratorium yaitu biaya pembuangan, potensi bahaya terhadap orangorang
di luar laboratorium, dan dampaknya terhadap lingkungan (Moran &
Masciangioli, 2010).

Selanjutnya merupakan peran dari laboran yaitu mulai dari


mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan, mencatat penggunaan, dan
menata kembali setelah digunakan (Wiratma & Subagia, 2014).

2
III. HASIL PENGAMATAN
1. Alat Gelas

No Nama Alat Gambar Fungsi

1 Labu ukur Digunakan sebagai


alat untuk mengukur
atau menakar
volume suatu zat
kimia pada saat
proses pengenceran
dan pada saat proses
preparasi larutan.

2 Gelas ukur Digunakan untuk


mengukur volume
zat kimia dalam
bentuk cair.

3 Gelas beker Untuk tempat


larutan dan juga
untuk memananskan
larutan kimia

4 Pengaduk gelas Digunakan untuk


mengaduk suatu
campuran atau
larutan kimia.

3
5 Corong Digunakan untuk
menolong pada saat
memasukkan cairan
ke dalam suatu
wadah.

6 Erlenmeyer Digunakan untuk


tempat zat yang
akan dititrasi dan
memanaskan larutan
kimia.

7 Tabung reaksi Untuk mereaksikan


bahan kimia,
perkembangbiakan
mikroba.

8 Kuvet Digunakan sebagai


tempat sampel untuk
analisis dengan
spektrofotometer.
Kuvet juga tidak
boleh dipanaskan.

9 Gelas arloji Sebagai tempat


untuk zat yang akan
di timbang.

4
10 Pipet tetes Digunakan sebagai
alat untuk
mengambil bahan
berbentuk larutan
dalam jumlah yang
kecil dan juga untuk
menjaga kualitas
dan sterilisasi cairan,
sehingga tidak
terkontaminasi oleh
suhu ruangan.

11 Pipet ukur Digunakan sebagai


alat untuk
mengambil larutan
dengan volume
tertentu.

12 Pipet gondok Untuk mengambil


larutan dengan
volume yang tepat
sesuai dengan label
yang tertera pada
bagian yang
menggelembung
(gondok) pada
bagian tengah pipet.

5
13 Buret Untuk mengeluarkan
atau menghentikan
cairan yang keluar.
Buret digunakan
untuk mengukur
volume cairan yang
keluar seperti halnya
pipet. Buret juga
digunakan untuk
titrasi.

14 Labu destilasi Untuk melakukan


titrasi.

15 Corong pisah Untuk memisahkan


campuran larutan
yang memiliki
kelarutan yang
berbeda
(berdasarkan berat
jenisnya). Biasanya
digunakan dalam
proses ekstrasi.

6
16 Bejana pewarna Digunakan sebagai
(staining jar) alat untuk proses
pewarnaan dalam
pembuatan preparat
mikroskopis.

17 Botol pereaksi Untuk menyimpan


pereaksi.

18 Desikator Digunakan sebagai


tempat penyimpanan
sampel yang harus
bebas dari air,
mengeringkan
padatan dan proses
penghampaan.

19 Labu didih Untuk memanaskan


larutan dan
menyimpan larutan.

20 Botol timbang Digunakan didalam


menentukan kadar
air suatu bahan. Dan
menyimpan bahan
yang akan ditimbang
terutama untuk
bahan cair dan pasta.

7
21 Kondensor Digunakan sebagai
alat pendingin uap
panan, biasanya
digunakan dalam
proses destilasi.

22 Bilik hitung Alat yang digunakan


(haemochytometer) untuk menghitung
sel darah.

23 Objek gelas Digunakan untuk


meletakkan sampel
yangakan di amati
dengan mikroskop

24 Deck gelas Digunakan untuk


(cover glass) menutupi
preparatpada saat
pengamatan
menggunakan
mirkrokop.

25 Pipet Hb Digunakan untuk


pemeriksaan Hb,
serta pemerisaan
hitung sel.

26 Pipet LED Digunakan untuk


menghitung laju
endap darah atau
untuk menghitung
kecepatan

8
mengendapnya
eritrosit dari sampel
darah yang
diperiksa dan
dinyatakan dalam
mm/jam

27 Cawan petri Digunakan untuk


tempat kultivasi
(pembiakan)
mikroorganisme.

28 Chauber Digunakan untuk


kromotografi

2. Alat non gelas

No Nama Alat Gambar Fungsi

1 Kuvet plastk Digunakan sebagai


tempat sampel untuk
analisis dengan
spektrofotometer.ku
vet tidak boleh
dipanaskan.

9
2 Motar dan pastle Digunakan untuk
menumpuk bahan

3 Pipet plastik Untuk mengambil


bahan berbentuk
larutan dalam jmlah
yang kecil.

4 Mikropipet Untuk memipet


cairan berukuran
kurang leih atau
sama dengan
1000ul/1 ml.

5 Gelas ukur plastik Untuk mengukur


volume cairan sesuai
dengan kebutuhan.

6 Syringe Sebagai alat injeksi.

7 Penjepit Digunakan untuk


menjepit tabung
reaks pada saat
tabung reaksi panas.

10
8 Filler dan buld Digunakan untuk
membantu
menghisap larutan.

9 Rak tabung reaksi Digunakan untuk


meletakkan tabung
reaksi.

10 Klem Digunakan untuk


menjepitbret pada
proses titrasi.

IV. PEMBAHASAN
Labu Ukur

Labu ukur adalah sebuah alat yag memiliki kapasitas tamping antara 5 mL
sampai dengan 5L.

Labu ukur digunakan untuk mengukur atau menakar volume suatu zat kimia
saat proses pengenceran pada saat proses preparasi larutan. Pengenceran
dilakukan dengan menggunakan pelarut polar atau non polar yang ditambahkan
hingga batas volume yang sesuai dengan ukuran dari labu ukur tersebut.

Berikut ini cara menggunakan labu ukur di laboratorium, yaitu:

11
1. Pastikan labu ukur yang digunakan sudah steril dan bebas partikel.
2. Siapkan larutan yang akan diencerkan ke dalam labu ukur.
3. Pipet larutan awal sesuai dengan volume yang sudah dihitung dan masukkan ke
dalam labu ukur
4. Tambahkan pelarut hingga mendekati tanda garis pada labu ukur.
5. Ketika larutan sudah mendekati garis tanda, bisa menambahkan larutan lagi
menggunakan pipet tetes secara perlahan hingga larutan sesuai dan pas berada
di garis tanda.
6. Setelah selesai, kocok dengan cara membalikkan labu ke atas dan kebawah
agar larutan tercampur secara menyeluruh.

Cara pembersihan, bersihkan labu ukur setelah dipakai. Untuk


membersihkannya bisa menggunakan detergen yang memang di racik khusus
untuk membersihkan alat-alat laboratorium. Kemudian bilas dengan air suling dan
bukan dengan air keran. Kemudian keringkan dengan cara membiarkan labu ukur
tersebut kering dengan sendirinya.

Cara penyimpanan bisa simpan labu ukur bersamaan dengan perlatan


laboratorium lainnya yang memiliki bahan yang sama, yaitu kaca.

Gelas Ukur

Gelas ukur adalah sebuah benda yang merupakan suatu alat gelas berbentuk
tabung atau silinder yang memiliki skala pengukuran dan berfungsi untuk
mengukur volume suatu zat cair. Sesuai namanya bahwa fungsi utama gelas ukur
adalah untuk mengukur volume.

Cara menggunakan gelas ukur:

12
1. Anda perlu menyiapkan larutan yang ingin Anda ukur volumenya, serta jangan
lupa juga pilih gelas ukur dengan ukuran yang sesaui.
2. Tungkan larutan tersebut ke dalam gelas ukur. Ingat bahwa cara membaca
skala peda gelas ukur bergantung dengan jenis larutan yang ingin Anda ukur
volumenya. Jika larutan tak berwarna maka perhatikanlah batas meniskus
cekung bagian bawah, dan jika larutan raksa maka perhatikanlah batas
meniskus cembung.
3. Setelah volume larutan sesuai dengan keinginan Anda, serta meniskus laruatan
telah sesuai dengan skala gelas ukur, maka langkah selanjutnya Anda perlu
menuangkan larutan tersebut ke dalam wadah lain yang sudah disiapkan.

Cara pembersihan, bersihkan gelas ukur setelah dipakai. Untuk


membersihkannya bisa menggunakan detergen yang memang di racik khusus
untuk membersihkan alat-alat laboratorium. Kemudian bilas dengan air suling dan
bukan dengan air keran. Kemudian keringkan dengan cara membiarkan gelas ukur
tersebut kering dengan sendirinya.

Cara penyimpanan, bisa simpan gelas ukur bersamaan dengan perlatan


laboratorium lainnya yang memiliki bahan yang sama, yaitu kaca.

Prinsip kerja dari gelas ukur adalah mengukur larutan kimia.dan menjadikan
gelas ukur tidak boleh dipanaskan, karena ketika gelas ukur dipanaskan maka
akan mengakibatkan ketelitian dar gelas ukr menurun. Hindarilah memanaskan
cairan dengan gelas ukur.

Gelas beaker

13
Gelas Beaker merupakan salah satu alat laboratorium yang digunakan
sebagai wadah untuk mengukur, mencampur, mengaduk, serta memanaskan
sebuah cairan saat melakukan pengujian.

Gelas beaker memiliki fungsi sebagai wadah atau tempat zat cair.
Biasanya alat gelas ini digunakan untuk mencampur suatu zat atau senyawa
yang bersifat cair.

Kegunaan gelas beaker juga bisa digunakan sebagai tempat pemanasan


terhadap bunsen ataupun hotplate. Adapun cara menggunakan gelas beaker,
antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mengukur Volume Zat Cair


Untuk mengukur volume suatu zat cair, maka hal pertama yang harus
dilakukan langsung saja menuangkan cairan ke dalam gelas beaker, agar cairan
yang dimasukkan tidak tumpah, bisa menggunakan bantuan dari corong gelas.
Untuk cara penggunaannya sama seperti menggunakan corong pada umumnya.

2. Mengukur Volume Zat Padat


Selain digunakan untuk mengukur volume zat cair, gelas beaker juga bisa
digunakan untuk mengukur zat padat. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan
memasukkan zat cair ke dalam gelas beaker. Kemudian lihat volume dari zat.
Setelah itu, masukkan zat padat ke dalamnya. Jika sudah volume akhir dari zat,
nantinya dikurangi dengan volume zat cair.

Cara pembersihan, bersihkan gelas beaker setelah dipakai. Untuk


membersihkannya bisa menggunakan detergen yang memang di racik khusus
untuk membersihkan alat-alat laboratorium. Kemudian bilas dengan air suling dan

14
bukan dengan air keran. Kemudian keringkan dengan cara membiarkan gelas
beaker tersebut kering dengan sendirinya.

Cara penyimpanan, bisa simpan gelas beaker bersamaan dengan perlatan


laboratorium lainnya yang memiliki bahan yang sama, yaitu kaca.

Prinsip dari gelas beaker yaitu, wadah larutan, skala pada badan
gelas digunakan untuk mengukurlarutan secara tidak teliti.

Batang Pengaduk Gelas

Batang pengaduk adalah sebuah batang panjang yang terbuat dari kaca dan
berfungsi sebagai pengaduk dalam suatu metode kimia. Sekilas jika kita melihat
bentuknya, batang pengaduk hampir sama seperti sendok namun terbuat dari kaca.

Batang pengaduk gelas memiliki fungsi sebagai alat untuk mengaduk suatu
campuran atau larutan kimia pada waktu melakukan reaksi kimia.

Cara penggunaannya dari peralatan gelas yang satu ini cukup mudah. Yakni
seperti di bawah ini :

1. Pastikan sudah menggunakan alat pelindung diri (APD) yang benar.


2. Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan untuk proses praktikum.
3. Selanjutnya, campurkan dua bahan kimia yang akan diaduk.
4. Lalu genggam batang pengaduk tersebut dengan baik dan benar, kemudian
mulai aduk secara hati-hati.
5. Selesai, maka larutan akan terlarut dengan sempurna.

15
Apabila telah selesai digunakan, batang pengaduk dapat ditaruh pada gelas
beaker yang berisi air suling dan aduk untuk membuat batang pengaduk steril
kembali, atau bisa juga dilakukan dengan cara memanaskan batang pengaduk.

Prinsip ini didasarkan dengan adanya kontak antara zat padat dengan batang
pengaduk sehingga gaya adhesi akan membuat zat padat tertahan dan tertinggal
dalam gelas beaker tersebut.

Corong

Corong gelas adalah peralatan gelas laboratorium yang berbentuk


kerucut dan memiliki pipa silinder (batang corong) yang relatif panjang.
Corong gelas biasanya memiliki beberapa ukuran diameter, mulai dari 50 mm
hingga 120 mm.

Corong memiliki fungsi sebagai alat untuk menilong pada saat


memasukan cairan kedalam suatu wadah.

Cara menggunakan corong gelas:


1. Letakan pada lubang wadah tempat sampelnya, seperti labu
ukur, erlenmeyer ataupun gelas beaker.
2. pastikan leher corong muat terhadap lubang dari tempat sampel yang ingin
dijadikan wadah
3. Setelah itu tuangkan sampel larutan ke area bibir corong dengan perlahan
agar cairan sampel tidak meluap keluar.

Cara pembersihan, bersihkan corong setelah dipakai. Untuk


membersihkannya bisa menggunakan detergen yang memang di racik khusus
untuk membersihkan alat-alat laboratorium. Kemudian bilas dengan air suling dan

16
bukan dengan air keran. Kemudian keringkan dengan cara membiarkan corong
tersebut kering dengan sendirinya.

Cara penyimpanan, bisa simpan corong bersamaan dengan perlatan


laboratorium lainnya yang memiliki bahan yang sama, yaitu kaca.

Erlenmeyer

Erlenmeyer atau dikenal juga dengan labu erlenmeyer adalah salah satu alat
gelas laboratorium yang salah satu fungsinya untuk menjadi wadah dari bahan kimia
cair.

Labu erlenmeyer memiliki fungsi untuk tempat zat yang akan dititrasi dan
memanaskan larutan. 

Berikut cara menggunakan erlenmeyer dengan baik dan benar:

1. Tambahkan zat terlarut ke dalam labu erlemenyer.

2. Tambahkan pelarut secukupnya untuk melarutkan zat terlarut.

3. Terus tambahkan pelarut sampai mendekati garis yang ditandai pada labu
volumetrik.

4. Gunakan pipet untuk mengisi labu.

5. Gunakan meniskus larutan dan garis kelulusan pada labu untuk menentukan
titik akhir.

17
6. Tempatkan sumbat labu volumetrik ke dalam labu volumetrik untuk
menutupnya.

7. Balikkan labu untuk mencampur larutan secara menyeluruh.

Cara pembersihan, bersihkan labu erlemenyer setelah dipakai. Untuk


membersihkannya bisa menggunakan detergen yang memang di racik khusus
untuk membersihkan alat-alat laboratorium. Kemudian bilas dengan air suling dan
bukan dengan air keran. Kemudian keringkan dengan cara membiarkan labu
erlemenyer tersebut kering dengan sendirinya.

Cara penyimpanan bisa simpan labu erlemenyer bersamaan dengan perlatan


laboratorium lainnya yang memiliki bahan yang sama, yaitu kaca.

Prinsip kerja dari labu Erlenmeyer yaitu, dengan tutup asah


digunakan untuk pencampuran re ak s i de ng an pe ng oc ok ka n ku at
s ed an gk an l ab u er le nm ey er t an pa tu tu p as ah biasanya digunakan untuk
mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah.

Tabung reaksi

Tabung reaksi atau dikenal dengan sebutan reaction tube/test


tube merupakan suatu gelas atau kaca bening yang berbentuk tabung dengan
bentuk U pada bagian bawah dan ujung bagian atas yang terbuka. Tabung reaksi
dapat menahan perubahan temperatur dan tahan terhadap reaksi kimia.

Tabung reaksi memiliki fungsi sebagai alat untuk mereaksikan bahan kimia
perkembangbiakan mikroba.

Cara penggunaan dari tabung reaksi adalag sebagai berikut:

18
1. Isi air ke dalam sebuah gelas beker.
2. Kemudian diletakkan terbalik.
3. Tabung reaksi yang digunakan biasanya disimpan di dalam rak khusus, tang, dan
klem.
4. Posisi dari penggunaan tabung reaksi selalu horizontal. Agar mampu
memaksimalkan permukaan tabung reaksi sekaligus perkembangbiakan.
5. Caranya, tabung reaksi dipanaskan terlebih dulu ke dalam gelas kimia yang sudah
diisi air.
6. Kemudian proses pemanasan berlanjut dengan menggunakan kompor/pembakar
spiritus.
7. Untuk menjaga keamanan selama proses penggunaan, saat memegang tabung
reaksi harus menggunakan jepitan. Tidak boleh langsung tangan kosong karena
dapat langsung merasakan panas yang cukup tinggi.

Cara pembersihan, bersihkan tabung reaksi setelah dipakai. Untuk


membersihkannya bisa menggunakan detergen yang memang di racik khusus
untuk membersihkan alat-alat laboratorium. Kemudian bilas dengan air suling dan
bukan dengan air keran. Kemudian keringkan dengan cara membiarkan tabung
reaksi tersebut kering dengan sendirinya.

Cara penyimpanan bisa simpan tabung reaksi bersamaan dengan perlatan


laboratorium lainnya yang memiliki bahan yang sama, yaitu kaca.

Prinsip kerja dari tabung reaksi adalah saat melakukan uji biokimia ataupun
menumbuhkan mikroba.

Kuvet

19
Kuvet adalah alat yang digunakan untuk menaruh sampel pada proses
analisis menggunakan spektrofotometer. Meskipun alat ini memiliki bentuk yang
relatif kecil, tapi alat ini juga memiliki ketelitian yang tinggi.

Kuvet memiliki fungsi untuk sebagai tempat menaruh sampel pada proses
analisis menggunakan spektrofotometer. Penggunaan metode spektrofotometer
tidak dapat dilakukan jika tidak menggunakan alat kuvet

Cara penggunaan kuvet adalah sebagai berikut:

1. Pastikan tangan dalam keadaan bersih.. Usahakan cuci tangan terlebih dahulu. 
Jangan lupa untuk menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).
2. Siapkan sampel yang akan dilakukan analisa
3. Selanjutnya waktunya memindahkan sampel larutan dari Erlenmeyer ke kuvet.
4. Jika sudah, maka masukkan kuvet dengan hati-hati ke dalam alat
spektrofotometer.
5. Pengujian dengan spektrofotometer biasanya membutuhkan waktu sekitar 10
menit. Jika sudah ada bunyi “bip”, itu tandanya, pengujian telah selesai dan
dapat dilihat hasilnya di display spektrofotometer.
6. Setelah semua selesai, jangan lupa untuk membersihkan alat yang telah selesai
digunakan.
7. Kemudian bersihkan dengan aquades, dan di lap dengan tissue.
8. Terakhir, taruh kembali alat di tempatnya.

Untuk cara pembersihan dan penyimpanan alatnya sama saja dengan alat
gelas yang lainnya.

Gelas arloji

20
gelas arloji atau kaca arloji adalah alat laboratorium yang yang memiliki
bentuk seperti piring kecil.

Gelas arloji berfungsi sebagai tempat untuk zat yang akan di timbang.
Gelas arloji juga bisa berfungsi sebagai penutup gelas beaker, tempat
pengeringan dan juga bisa untuk penguapan zat cair dalam jumlah kecil

Cara penggunaan gelas arloji adalah sebagai berikut:

1. Pertama-tama, pastikan tangan dan kaca arloji sudah dalam keadaan bersih.
2. Selanjutnya, ambil bahan yang akan dilakukan penimbanan dengan
menggunakan spatula secara berhati-hati.
3. Kemudian, taruh sampel di atas kaca arloji.
4. Jika sudah, maka lakukan proses penimbangan bahan dengan timbangan
analitik.

Untuk cara pembersihan dan penyimpanan alatnya sama saja dengan alat
gelas yang lainnya.

Pipet tetes

Pengertian pipet tetes adalah alat kimia yang terbuat dari kaca atau plastik
dengan ujung meruncing dan pada bagian pangkalnya terdapat karet.

Pipet tetes berfungsin sebagai alat untuk mengambil bahan berbentuk


larutan dalam jumlah yang kecil dan juga  untuk menjaga kualitas dan sterilisasi
cairan, sehingga tidak terkontaminasi oleh suhu ruangan.

Cara menggunakan pipet tetes adalah sebagai berikut.

21
1. Langkah pertama adalah ambil pipet tetes yang dapat berfungsi dengan baik
2. Kemudian tekan bola karet yang ada pada bagian atasnya. Cara ini dilakukan
agar udara yang ada pada pipet dapat keluar, sehingga tidak akan bercampur
saat pipte dimasukkan pada wadah cairan.
3. Ketika posisi karet pipet ditekan, masukkan ujung pipet ke dalam wadah
cairan. Secara perlahan lepaskan tekanan pada karet pipet, sehingga cairan
dapat masuk ke dalamnya. Perlu diperhatikan bahwa proses pengambilan
cairan disesuaikan dengan kebutuhan saja.
4. Cairan yang sudah berada di dalam pipet, selanjutnya dipindahkan ke wadah
lain yang sudah disiapkan.
5. Dengan cara menekan karet pipet, sehingga cairan dapat berhasil keluar.
Terkadang kita perlu melakukannnya beberapa kali, karena satu tekanan pada
pipet tetes hanya menghasilkan satu tetes cairan saja.

Untuk cara pembersihan dan penyimpanan alatnya sama saja dengan alat
gelas yang lainnya.

Prinsip pipet tetes adalah penerapan tekanan udara dalam tabung yang


besarannya diatur dari seberapa kuat kita memencet bagian karet di ujung pipet
tetes. Cairan bisa masuk ke dalam tabung pipet tetes dengan cara memperkecil
tekanan di dalam badan pipet. Caranya adalah dengan memencet terlebih dahulu
karet pada ujung pipet.

Pipet ukur

Pipet ukur merupakan alat gelas laboratorium yang digunakan untuk


memindahkan sampel larutan dari satu temapat ke tempat lainnya.  Alat
laboratorium ini berbentuk silinder dan terbuat dari bahan gelas.

22
Pipet ukur memiliki fungsi sebagai alat untuk mengambil atau
memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya dengan volume
tertentu.

Untuk mempermudah penggunaan pipet ukur, biasanya digunakan juga


bola penghisap. Bola penghisap akan mempermudah cairan atau larutan
masuk kedalam badan pipet ukur. Dan cara penggunaannya, yaitu sebagai
berikut:

1. Siapkan pipet ukur dan bola penghisap, kemudian pasangkan bola penghisap
pada pipet ukur. Pastikan bola penghisap terpasangan dengan benar
2. Tekan bola penghisap dan arahkan ujung pipet ke cairan atau larutan yang
ingin dipindahkan, kemudain lepaskan tekanan pada bola penghisap, secara
otomatis cairan atau larutan akan masuk ke dalam badan pipet ukur. Sesuaikan
volume cairan yang ingin dipindahkan
3. Setelah volume cairan atau larutan seudah sesuai dengan keinginan, maka
pindahkanlah cairan atau larutan tersebut ke dalam wadah yang sudah
disiapkan.

Untuk cara pembersihan dan penyimpanan alatnya sama saja dengan alat
gelas yang lainnya.

Prinsip kerja dari pipet ukur adalah memipet cairan atau larutan yg tidak
masuk didalam perhitungan pada penetapan kadar.

Pipet gondok

23
Pipet gondok merupakan salah satu alat yang sering digunakan untuk
melakukan salah satu alat yg sering digunakan untuk melakukan pengujian.

Fungsi dari pipet gondok yaitu sebagai alat untuk mengambil larutan dengan
volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung
(gondok) pada bagian tengah pipet.

Cara penggunaannya :
1. Cuci pipet dengan detergen dan selanjutnya dicuci dengan air.
2. Bilas dengan air suling.
3. Bilas dengan larutan yang akan diambil / dipindahkan.
4. Larutan disedot pelan-pelan dengan bola hisap sampai 1-2 cm diatas garis
tanda.
5. Pipet diangkat vertikal, bersihkan cairan yang menempel pada ujung pipet.
Tanda batas volume pada pipet ditempelkan horizontal dengan mata.
6. Lalu cairan dikeluarkan secara pelan-pelan tepat pada garis tanda.
7. Pada waktu menuangkan isinya, pipet harus dalam kedudukan vertical. Sisa zat
cair yang tertinggal pada ujung pipet tidak boleh diikutkan / dikeluarkan.
8. Bila akan dipakai untuk mengambil / memindahkan zat lain, pipet dicuci
kembali dan selanjutnya sesuai dengan petunjuk cara penggunaannya.
Setelah menggunakan pipet gondok, harus segera dibersikan, apalagi jika
pipet digunakan untuk memindahkan zat kimia. Maka harus membersihkannya
dengancara dicuci dengan sabun atau detergen khusus untuk
membersihkannya.dan jangan lupa untuk membilasnya dengan air bersih dan
mengalir. Setelah itu biarkan pipet kering dengan sendirinya.
Cara penyimpanan, bisa simpan pipet bersamaan dengan perlatan
laboratorium lainnya yang memiliki bahan yang sama, yaitu kaca.

Prinsip kerja dari pipet gondok atau volum adalah memipet atau
memindahkan volume cairan dengan teliti atau seksam

24
Buret

Buret atau disebut “burrette” adalah salah satu alat laboratorium yang


digunakan dalam analisis kimia kuantitatif untuk mengukur volume cairan atau
gas.

Buret berfungsi untuk mengeluarkan atau menghentikan cairan yang keluar.


Buret digunakan untuk mengukur volume cairan yang keluar seperti halnya pipet.
Buret terutama digunakan untuk titrasi.

Cara penggunaannya :

1. Sebelum digunakan sebaiknyadi bersihkan terlebih dahulu dengan cara di cuci


dengan sabun / detergen.
2. Kemudian bilas dengan air suling.
3. Lalu bilas juga dengan larutan yang akan dimasukkan ke dalam buret, setelah
itu larutan pembilas dibuang.
4. Periksa kran buret apakah ada yg bocor, dan perisa juga bagian lobang buret,
jangan sampai bagian lobang kran tersumbat.
5. Tempatkan buret pada standar buret dengan memakai klem buret dan kemudian
buret ditaruh vertikal.
6. Dengan memakai corong, buret diisi dengan titran sampai sedikit di atas
garis nol. Dalam pengisian buret diusahakan tidak ada gelembung udara
sepanjang cairan dalam kolom.

25
7. Corong dilepas dan bagian sisi dalam dari buret yang terletak di atas
titran dibersihkan dengan kertas saring yang bersih dan kering.
8. Turunkan permukaan larutan dalam buret perlahan-lahan dengan jalan
membuka kran sampai miniskus bawah zat cair, tepat pada garis nol.
9. Bila lewat sampai di bawah garis nol, pekerjaan tidak perlu diulang
tetapi langsung dibaca dengan teliti.

Pada waktu menitrasi, kran buret dipegang dengan tangan kiri, sedangkan
Erlenmeyer tempat titran dipegang dengan tangan kanan dan mengeluarkan isi
buret(titran) tidak boleh terlalu cepat. Dalam pemakaian titran minimum cairan
yang tersisa 20 %.

Prinsip Kerja buret adalah harus bersih, kering dan bebas dari
lemak sebelum digunakan.

Labu destilasi

Labu adalah alat gelas yang terdapat pada laboratorium dan memiliki bentuk
seperti layaknya sebuah buah labu yang membuatnya memiliki nama labu. Labu
destilasi memiliki fungsi sebagai bagian perangkat alat penyuling.

Cara penggunaan labu destilasi

1. Masukan larutan sampel ke dalam labu destilasi


2. Kemudian hubungkan pipa yang ada di sisi labu dengan alat laboratorium
lain seperti gelas beaker atau erlenmeyer.Cara menghubungkan alatnya bisa
menggunakan alat yang namanya pipa kondensor.

26
Cara pembersihan, bersihkan labu destilasi setelah dipakai. Untuk
membersihkannya bisa menggunakan detergen yang memang di racik khusus
untuk membersihkan alat-alat laboratorium. Kemudian bilas dengan air suling,
bukan dengan air keran. Kemudian keringkan dengan cara membiarkan labu
destilasi tersebut kering dengan sendirinya.

Cara penyimpanan, bisa simpan labu destilasi bersamaan dengan perlatan


laboratorium lainnya yang memiliki bahan yang sama, yaitu kaca.

Prinsip kerja dari labu destilasi ialah pemisah dua zat atau lebih yang
memiliki titik didih berbeda. Jika zat-zat yang dipisahkan memiliki titik didih
yang berbeda jauh, maka bisa digunakan metode isolasi biasa.

Corong pisah

Corong pemisah merupakan peralatan laboratorium yang digunakan dalam


ekstraksi cairan-cairan untuk memisahkan komponen-komponen pada suatu
campuran antara dua fase pelarut dengan densitas berbeda.

Corong pisah berfungsi sebagai alat untuk memisahkan campuran larutan


yang memiliki kelarutan yang berbeda (berdasarkan berat jenisnya). Biasanya
digunakan dalam proses ekstrasi.

Cara penggunaan corong pisah sebagai berikut:

1. Campurkan dua fase pelarut dalam satu corong yang berada di atas.

2. Pastikan dalam kondisi ini keran tertutup rapat.

27
3. Selanjutnya, corong ditutup dan digoyang dengan kuat untuk membuat dua
fase larutan tersebut tercampur.

4. Setelah itu, balik corong dan buka keran untuk melepaskan tekanan uap yang
berlebihan di dalam tabungnya.

5. Berikutnya diamkan corong selama beberapa waktu hingga dua fase pelarut
tersebut terpisah sempurna.

6. Jika sudah terlihat pemisahan terjadi secara maksimal, kemudian buka keran
dan penyumbat corong.

7. Dan hasilnya dua fase larutan tersebut akan terpisah dengan salah satu fase
keluar dari corong.

8. Untuk mengontrol jumlah pemisahan fase, perlu mengontrol keran corong


dengan hati-hati.

Untuk cara pembersihan dan penyimpanan alatnya sama saja dengan alat
gelas yang lainnya.

Prinsip kerja dari corong pisah adalah alat ini akan memisahkan dua
komponen yang memiliki massa jenis berbeda. Prosesnya sendiri bisa memakan
waktu yang cukup cepat maupun lama, tergantung dengan jenis komponen yang
hendak dipisahkan.

Bejana pewarna atau Staining jar

Staining jar merupakan alat yang digunakan untuk pewarnaan dan


pengecatan objek glas, alat ini dapat menampung rak 24 slide glass terbuat dari
plastic poly propilene dan tahan terhadap sebagian besar solusi pewarnaan.

28
Bejana pewarna berfungsi sebagai alat untuk proses pewarnaan dalam
pembuatan preparat mikroskopis.

Botol pereaksi

Botol pereaksi yang juga dikenal dengan botol reagen merupakan suatu
wadah yang terbuat dari kaca maupun plastik dan berfungsi sebagai media
penyimpanan reagen atau bahan kimia.
Botol pereaksi berfungsi sebagai alat untuk menyimpan pereaksi, dan warna
,ketebalan pada botol akan berpengaruh pada isi larutannya.
Botol pereaksi yang juga dikenal dengan botol reagen merupakan suatu
wadah yang terbuat dari kaca maupun plastik dan berfungsi sebagai media
penyimpanan reagen atau bahan kimia.

Desikator

Desikator merupakan suatu alat laboratorium kimia untuk menyimpanab


bahan kimia kering. Desikator umumnya terbuat dari kaca dan memiliki tutup
sehingga mencegah terjadinya interaksi antara bagian di dalam dan di luar
desikator.
Desiktor memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan sampel yang harus
bebas dari air, mengeringkan padatan dan proses penghampaan.
Cara penggunaan:

29
1. Buka tutup desikator / eksisator dengan menggesernya,
2. Tempatkan alat / bahan dari oven yang ingin Anda dinginkan atau keringkan di
desikator / excitatory.
3. Setelah alat / bahan memasuki excavator / desikator, tutup penutup dengan
menggesernya kembali.
4. Tunggu beberapa saat sampai alat / bahannya dingin dan bebas air, buka lagi
seperti langkah nomor 1.
5. Jika kita menimbang, kita akan mendapatkan berat yang stabil (tidak
terpengaruh oleh air).

Cara pembersihan, bersihkan desikator setelah dipakai. Untuk


membersihkannya bisa menggunakan detergen yang memang di racik khusus
untuk membersihkan alat-alat laboratorium. Kemudian bilas dengan air suling,
bukan dengan air keran. Kemudian keringkan dengan cara membiarkan desikator
tersebut kering dengan sendirinya.

Cara penyimpanan, bisa simpan desikator bersamaan dengan perlatan


laboratorium lainnya yang memiliki bahan yang sama, yaitu kaca.

Labu didih

Labu didih merupakan alat atau wadah sebagai tempat sampel. Berfungsi
sebagai alat untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan. Sebagai contoh
penggunaannya, yaitu untuk memisahkan air dan alcohol:
1. Siapkan semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan seperti spatula dan
botol timbang itu sendiri.

30
2. Untuk menimbang massa sampel menggunakan botol timbang kita
memerlukan alat penimbangan seperti neraca analitik.
3. Masukan botol timbang kedalam neraca analitik, kemudian tekan tombol
tare agar bobotnya menjadi nol.
4. masukan sampel kedalam botol timbang dan timbang sesuai prosedur
penelitian, jangan lupa untuk mencatat massanya.
5. Bersihkan neraca analitik agar terbebas dari serpihan sampel yang
tertinggal pada saat penimbangan.
6. Selesai

Cara pembersihan, bersihkan labu didih setelah dipakai. Untuk


membersihkannya bisa menggunakan detergen yang memang di racik khusus
untuk membersihkan alat-alat laboratorium. Kemudian bilas dengan air suling,
bukan dengan air keran. Kemudian keringkan dengan cara membiarkan labu didih
tersebut kering dengan sendirinya.

Cara penyimpanan, bisa simpan labu didih bersamaan dengan perlatan


laboratorium lainnya yang memiliki bahan yang sama, yaitu kaca.

Botol timbang

Botol timbang laboratorium adalah alat laboratorium terbuat dari kaca


dan plastik yang tahan terhadap sampel bahan kimia. Alat ini tersedia dalam
beberapa bentuk, mulai bulat pipih hingga silinder dengan bagian alasnya
yang datar.

Botol timbang berfungsi sebagai alat yang digunakan di dalam


menentukan kadar air suatu bahan dan menyimpan bahan yang akan
ditimbang terutama untuk bahan cair dan pasta

31
Botol timbang digunakan untuk menyimpan bahan yang akan ditimbang
terutama untuk bahan cair yang bersifat higroskopis. Saat menimbang zat cair
yang bersifat mudah menguap botol timbang harus dalam kondisi tertutup agar
tidak terjadi penguapan.

Cara pembersihan, bersihkan botol timbang setelah dipakai. Untuk


membersihkannya bisa menggunakan detergen yang memang di racik khusus
untuk membersihkan alat-alat laboratorium. Kemudian bilas dengan air suling,
bukan dengan air keran. Kemudian keringkan dengan cara membiarkan botol
timbang tersebut kering dengan sendirinya.

Cara penyimpanan, bisa simpan botol timbang bersamaan dengan perlatan


laboratorium lainnya yang memiliki bahan yang sama, yaitu kaca.

Kondensor

Kondensor adalah alat gelas yang digunakan untuk mendinginkan uap panas


dalam beberapa metode kimia. Kondensor berasal dari kata kondensasi yang
berarti bahwa alat tersebut akan mendinginkan uap yang melewatinya dan
mengubahnya menjadi fasa cair. Berfungsi sebagai alat pendingin uap panan,
biasanya digunakan dalam proses destilasi.

Sebuah kondensor didinginkan dengan udara dingin dan air yang


dipompakan dan disirkulasikan dalam tabung pada suhu ruang sewaktu bahan
pendingin bentuk gas dengan suhu dan tekanan tinggi mengalir dalam pipa
sepanjang kondensor.

32
Cara pembersihan, bersihkan kondensor setelah dipakai. Untuk
membersihkannya bisa menggunakan detergen yang memang di racik khusus
untuk membersihkan alat-alat laboratorium. Kemudian bilas dengan air suling,
bukan dengan air keran. Kemudian keringkan dengan cara membiarkan kondensor
tersebut kering dengan sendirinya.

Cara penyimpanan, bisa simpan kondensor bersamaan dengan perlatan


laboratorium lainnya yang memiliki bahan yang sama, yaitu kaca.

Bilik hitung atau haemocytometer

Bilik hitung merupakan suatu ruangan dengan ukuran kecil yang digunakan
untuk menghitung jumlah sel darah dengan menggunakan sampel yang sedikit.
Bilik hitung berfungsi sebagai alat yang digunakn untuk menghitung sel darah.

Untuk cara pembersihan dan penyimpanan alatnya sama saja dengan alat
gelas yang lainnya.

Objek gelas

Objek gelas adalah lembaran kaca tipis untuk meletakkan objek atau benda
dang akan di periksa dibawah mikroskop

33
Objek gelas berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk meletakkan
sampel yang akan diamati dengan mikroskop.

Cara penggunaan objek gelas adalah sebagai berikut:

1. Pastikan objek glass sudah bersih dan tidak ada benda asing yang menempel
karena bisa mengganggu pengamatan pada mikroskop.
2. Letakkan preparat atau bahan yang akan diamati di permukaan objek glass,
kemudian tetesi dengan aquades 1-2 tetes.
3. Setelah itu, tutup menggunakan cover glass atau kaca penutup. Pastikan tidak
ada gelembung udara di dalam preparatnya.
4. Kemudian, letakkan objek glass di bagian bawah lensa pada alat mikroskop.
5. Amati bentuk dari objek tersebut.

Untuk cara pembersihan dan penyimpanan alatnya sama saja dengan alat
gelas yang lainnya.

Cover gelas atau deck glass

Cover gelas adalah alat untuk menjaga specimen padat ditekan datar dan
sampel cair di bentuk lapisan Cover gelas juga memiliki fungsi sebagai alat untuk
menutupi preprat pada saat pengamatan menggunakan mikroskop. Cara
penggunaan cover gelas adalah sebagai kaca penutup dari objek gelas

Untuk cara pembersihan dan penyimpanan alatnya sama saja dengan alat
gelas yang lainnya.

34
Pipet Hb

Pipet Hb berfungsi sebagai alat untuk pemeriksaan Hb, serta pemerisaan


hitung sel.

Pada proses penggunaan hemometer ada beberapa langkah yang harus


dilakukan:

1. Pertama-tama dengan menggunakan desinfektan berupa kapas alkohol 70%


ujung jari pasien dibersihkan untuk menghindari kontaminan dari
mikroorganisme.
2. Setelah itu menusuk salah satu ujung jari dengan menggunakan lancet atau
autoklik.
3. Langkah selanjutnya adalah mengusap darah pertama yang keluar pada ujung
jari dengan menggunakan tisu.
4. Kemudian tetes darah berikutnya dihisap dengan menggunakan pipet sahli
sampai batas 20 mikroliter.
5. Selanjutnya darah dimasukkan kedalam tabung sahli yang sebelumnya telah
diisi dengan HCL 0,1 N sampai tanda 2. Pada proses ini pipet dibilas dengan
jalan menghisap dan mengeluarkan HCL dari dalam pipet sebanyak tiga kali.
6. Kemudian menghomogenkan darah dengan HCL menggunakan tangkai
pengaduk.
7. Selanjutnya menambahkan tetes demi tetes aquades kedalam tabung sahli
sampai warna yang ditampilkan serupa dengan standar sahli.

35
8. Langkah terakhir adalah membaca hemoglobin dengan membaca tinggi
permukaan cairan pada tabung pengukur atau miniskus kemudian
dibandingkan dengan standar pembanding.
Setelah alat hemometer digunakan peralatan dicuci dengan sebaik-baiknya
dengan menggunakan sikat tabung khusus alat hemometer.

Setelah dicuci alat tersebut dikeringkan terlebih dahulu sebelum disimpan di


dalam kotak. Hal ini dilakukan untuk mencegah lumut bisa bertumbuh jika
keadaan tabung hemometer lembab.

Prinsip kerjanya yaitu penggunaan pipet Hb dikenal dengan metode sahli


yaitu dengan bantuan senyawa asam klorida hemoglobin darah diubah menjadi
asam hematin atau ferrihemechloride yang akan menimbulkan warna kecoklatan.

Pipet LED

Pipet LED merupakan alat untuk meneteskan cairan kimia digunakan untuk
memindahkan volume cairan terukur.

Pipet LED berfungsi sebagai alat untuk menghitung laju endap darah atau
untuk menghitung kecepatan mengendapnya eritrosit dari sampel darah yang
diperiksa dan dinyatakan dalam mm/jam.

Cara pembersihan, bersihkan pipet LED setelah dipakai. Untuk


membersihkannya bisa menggunakan detergen yang memang di racik khusus
untuk membersihkan alat-alat laboratorium. Kemudian bilas dengan air suling,

36
bukan dengan air keran. Kemudian keringkan dengan cara membiarkan pipet LED
tersebut kering dengan sendirinya.

Cara penyimpanan, bisa simpan pipet LED bersamaan dengan perlatan


laboratorium lainnya yang memiliki bahan yang sama, yaitu kaca.

Cawan petri

Cawan petri adalah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari pelastik
atau kaca yang digunakn untuk membiakkan sel. Cawan petri berfungsi untuk
tempat kultivasi (pembiakan) mikroorganisme

1. Sebelum digunakan, penting untuk memastikan cawan petri dalam kondisi


bersih.
2. Setelah cawan petri dalam kondisi bersih dan steril, selanjutnya kita masukkan
media. Misalkan akan mengamati pertumbuhan bakteri, maka media agar kita
isikan ke dalam cawan petri.
3. Media agar ini mengandung nutrisi, garam, indikator, dan antiobiotik untuk
membantu mikroorganisme tumbuh dan berkembang. Langkah selanjutnya
adalah menyimpan cawan petri ke dalam refrigrafor.
4. Kemudian, kita ambil sampel dari mikroorganisme yang akan diamati dan
ditempatkan secara perlahan ke dalam media kultur.
5. Setelah tahap meletakkan mikroorganisme selesai, maka cawan petri
selanjutnya ditutup dan ditempatkan pada suhu sekitar 37ºC selama beberapa
hari dan dibiarkan tumbuh.

37
6. Beberapa hari kemudian, sampel yang ada dalam cawan petri akan tumbuh dan
siap digunakan untuk penelitian.

Cara pembersihan, bersihkan cawan p etelah dipakai. Untuk


membersihkannya bisa menggunakan detergen yang memang di racik khusus
untuk membersihkan alat-alat laboratorium. Kemudian bilas dengan air suling,
bukan dengan air keran. Kemudian keringkan dengan cara membiarkan cawan
petri tersebut kering dengan sendirinya.

Cara penyimpanan, bisa simpan cawan petri bersamaan dengan perlatan


laboratorium lainnya yang memiliki bahan yang sama, yaitu kaca.

Chauber

Chauber adalah alat yang berbahan dasar gelas dan terbagi menjadi kotak-
kotak pada dua tempat bidang pandang.

Cara menggunakan chauber

. Cara pembersihan, bersihkan chauber setelah dipakai. Untuk


membersihkannya bisa menggunakan detergen yang memang di racik khusus
untuk membersihkan alat-alat laboratorium. Kemudian bilas dengan air suling,
bukan dengan air keran. Kemudian keringkan dengan cara membiarkan chauber
tersebut kering dengan sendirinya.

38
Cara penyimpanan, bisa simpan chauber bersamaan dengan perlatan
laboratorium lainnya yang memiliki bahan yang sama, yaitu kaca.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa:
1. Setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat memperkenalkan alat-alat
laboratorium beserta fungsinya masing-masing.
2. Setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat mengetahui bagaimana
bentuk dari setiap alat laboratorium.

3. Setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat mengetahui tata cara


penanganan dan mengoperasikan alat laboratorium sesuai dengan
fungsinya.

39
DAFTAR PUSTAKA

Namabelakangpengarang.TahunPublikasi. ‘JudulJurnal’ .NamaJurnal.Nomer


volume, nomerjurnal, halaman

Selian, dkk. 2013. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk


Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum.’Jurnal Mikrobiolog’.
vol.1. no.1.hh. 2.
Safitri dan Swarastuti. 2011. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium
Mikrobiologi Untuk Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan
Praktikum.’Jurnal Mikrobiolog’. vol. 1. no. 1.hh. 2.
Kharisma dan Abdul. 2012. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium
Mikrobiologi Untuk Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan
Praktikum.’Jurnal Mikrobiolog’. vol. 1. no. 1.hh. 2.

Wiratma & Subagia. 2014. Analisis pengelolaan alat dan bahan Praktikum
pada laboratorium kimia di sma Negeri 1 tampaksiring. ‘jurnal pendidikkan kimia
undiksha’. vol.3. no. 1. hh. 2.

Rosada dkk,. 2017. Analisis pengelolaan alat dan bahan Praktikum pada
laboratorium kimia di sma Negeri 1 tampaksiring. ‘jurnal pendidikkan kimia
undiksha’. vol.3. no. 1. hh. 2.

Wiratma & Subagia. 2014. Analisis pengelolaan alat dan bahan Praktikum
pada laboratorium kimia di sma Negeri 1 tampaksiring. ‘jurnal pendidikkan kimia
undiksha’. vol.3. no. 1. hh. 4.

40
LAMPIRAN

41
42

Anda mungkin juga menyukai