Anda di halaman 1dari 30

PETUNJUK PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

Disusun oleh :
Anif Nur Artanti, M.Sc., Apt
Dian Eka Ermawati, M.Sc., Apt

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 1


PRAKTIKUM 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

I. Tujuan
Tujuan dari pengenalan alat-alat laboratorium ini adalah untuk mengetahui nama alat-alat
yang digunakan di dalam laborator ium farmasi dan mengetahui fungsinya serta mengetahui cara
penggunaan beberapa alat-alat dalam laboratorium.

II. Teori

Pengenalan alat-alat yang akan dipergunakan dalam laboratorium sangat penting guna
kelancaran percobaan yang dilaksanakan diantaranya adalah menghindari kecelakaan kerja dan
gagalnya percobaan. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika
tidak sesuai dengan prosedur pemakaian .Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja
peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum di
laboratorium kimia.

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat tersebut, prinsip
kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali
berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan
kata meter seperti thermometer, hygrometer, spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang
disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph,
barograph (Moningka, 2008).

Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-namanya,


memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat dirancang atau dibuat
dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi yang sangat spesifik.
Kebanyakan peralatan untuk percobaan–percobaan di dalam laboraturium terbuat dari gelas.
Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 2


suatu percobaan kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat
peralatan khusus sesuai kebutuhan (Imamkhasani, 2000).

No. Nama Alat Gambar Fungsi

1. Gelas Sebagai tempat untuk menyimpan dan meletakkan


Beacker larutan. Gelas Piala memiliki takaran namun jarang
bahkan tidak diperbolehkan untuk mengukur
volume suatu zat cair.
2. Erlemeyer Sebagai wadah unuk mereaksikan suatu zat kimia
dalam skala yang cukup besar dan sebagai wadah
dalam proses titrasi.
3. Labu Ukur Untuk membuat,menyimpan dan mengencer-
kan larutan dengan ketelitian yang tinggi.

4. Petridish sebuah wadah untuk membiakkan sel atau mikroba.

5. Gelas Ukur Untuk mengukur volume larutan..

6. Kaca Arloji Sebagai wadah untuk menimbang bahan-bahan


kimia yang berupa padat,serbuk serta kristal

7. Tabung Sebagai wadah satu atau dua jenis zat


Reaksi

8. Cawan Digunakan sebagai wadah untuk mengeringkan


Penguap suatu zat

9. Mortal Menghaluskan zat yang masing bersifat


padat/kristal.

10. Krush Sebagai wadah untuk menentukan kadar abu.

11. Pipet Tetes Untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan


jumlah kecil dari suatu tempat ke tempat lain.

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 3


12. Pipet Volum Untuk menentukan volume larutan

13. Pipet Untuk mengukur volume larutan


Gondok
14. Batang Untuk mengocok atau mengaduk suatu larutan.
Pengaduk
15. Sudip Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam
berupa padat atau bubuk.

16. Corong Pisah Untuk memisahkan larutan yang disebabakan ooleh


massa jenisnya yang berbeda

17. Desikator Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas


air dan mengeringkan zat-zat dalam laboratorium.

18. Buret Digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan tertentu


dapat pula digunakan untuk mengukur volume
suatu larutan.

19. Corong Corong digunakan untuk memasukan atau


memindah larutan dari satu tempat ke tempat lain

20. Rak Tabung Sebagai tempat tabung reaksi.


Reaksi

21. Penjepit Untuk menjepit tabung reaksi.


Tabung
Reaksi
22. Statif dan Sebagai penjepit soklet pada proses ekstraksi dan
Klem sebagai penjepit buret dalam proses titrasi
sekaligus untuk menjepit kondensor pada proses
destilasi
23. Sikat Tabung Untuk menyikat tabung reaksi
Reaksi

24. Segitiga Untuk menahan wadah, misalnya krush pada saat


pemanasan ataau corong pada waktu penyaringan.

25. Bola Hisap Untuk menghisap larutan yang akan dari botol
larutan.

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 4


26. Lampu Untuk membakar zat atau memanaskan larutan.
Spritus

27. Bunsen Untuk memanaskan larutan dan dapat pula


digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu
proses.
28. Kaki Tiga Kaki tiga sebagai penyangga pembakar spirtus.

29. Botol digunakan untuk menyimpan aquades dan digunakan


Semprot untuk mencuci ataupun membilas bahan-bahan yang
tidak larut dalam air.

30. Kawat Kasa Sebagai alas atau untuk menahan labu atau beaker
pada waktu pemanasan menggunakan pemanas
spiritus atau pemanas bunsen
31. Klem Utilitas Alat untuk Penjepit dan penyangga tabung
erlemeyer saat dipanaskan

32. Oven Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan


dan digunakan untuk mengeringkan bahan yang
dalam keadaan basah.
33. Tanur Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi,
sekitar 1000 °C.dan untuk menentukan kadar abu

34. Hot Plate Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk larutan


yang mudah terbakar.

35 Timbangan Tempat untuk menimbang zat-zat yang akan


Analitis ditimbang dengan skala yang kecil.

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 5


III. Bahan Dan Alat
Alat:
Alat-alat yang tedapat di laboratorium farmasi

IV. Cara kerja :

1. Laboran/ dosen menunjukkan alat-alat laboratorium yang hendak dipelajari serta


menjelaskan fungsi alat-alat tersebut kepada praktikan.
2. Mendengar serta memerhatikan laboran yang sedang mengenalkan alat-alat laboratorium.
3. Menuliskan fungsi dari alat-alat laboratorium tersebut di buku hasil praktikum farmasi
sesuai yang dijelaskan oleh laboran/ dosen.
4. Mengumpulkan buku buku hasil praktikum farmasi untuk ditandatangani oleh laboran.
dosen.

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 6


PRAKTIKUM 2

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK & PENGECATAN GRAM

I. Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Melakukan pemeriksaan mikroskopik bakteri
2. Melakukan pengecatan bakteri, khususnya dapat membedakan bakteri Gram positif
dan bakteri Gram negatif

II. Dasar Teori


A. Pemeriksaan Mikroskopik
Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan mikroskopik yang baik diperlukan:
1. preparat yang tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis
2. pengecatan yang baik
B. Melihat Bakteri Dengan Pengecatan
Pada pemeriksaan mikroskopik dengan pengecatan dimaksudkan agar terjadi warna
kontras antara bakteri dengan lingkungan sekitarnya, sehingga bakteri terlihat jelas.
Dalam hal ini perlu diperhatikan:
1. Bentuk Bakteri
2. Susunan bakteri atas kedudukan satu dengan yang lain
3. Sifat pengecatan dari bakteri tersebut
4. Alat-alat tambahan yang dipunyai bakteri

Untuk melakukan pengecatan haruslah terlebih dahulu dibuat suatu preparat yang baik,
tidak terlalu tebal dan difiksasi dengan baik.

Pengecatan Sederhana

Cara ini hanya menggunakan satu macam cat saja. Biasanya baik bakteri maupun
lingkungan sekitarnya akan mempunyai warna yang sama, hanya intensitasnya yang

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 7


berbeda. Namun kadang-kadang bagian tertentu dari bakteri/alat tambahan, tidak
mampu mengikat/menyerap warna dari cat sehingga terlihat daerah yang jernih.

Pengecatan Gram (Cat Gram terdiri atas:)

Cat Gram A (Ungu) : R/ Kristal violet 2 gram


: Alkohol 96% 20 ml
: Ammonium Oksalat 80 ml

Cat Gram B (Coklat) : R/ Iodium 1 gram


: Kalium Iodida 2 gram
: Aquades 300 ml

Cat Gram C (Tak Berwarna) : R/ Aceton 30 ml


: Alkohol 70 ml

Cat Gram D (Merah) : R/ Safranin 1 gram


: Alkohol 96% 10 ml
: Aquades 90 ml

III. Alat & Bahan


a. Alat : Mikroskop, Objek Glass, Deck Glass, Pensil Warna
b. Bahan : Cat Gram, Aquades

IV. Cara Kerja


1. Pembuatan preparat untuk pengecatan
a. Ambil objek glass yang bersih dan steril
b. Bebaskan dari lemak dengan memanaskannya diatas nyala api spritus

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 8


c. Dengan ose steril, ambil sedikit satu koloni bakteri, diratakan pada objek glass dan
ditipiskan.
d. Ose sesudah dipakai mengambil kuman harus disterilkan kembali dengan cara
dibakar pada nyala api sampai membara dan disterilkan kembali sebelum dipakai.
e. Preparat kemudian dikeringkan diatas nyala api spiritus sambil digoyangkan (jarak
preparat dengan api spiritus kira-kira 20 cm). Setelah kering, preparat siap untuk
dicat.

2. Cara melakukan pengecatan gram


a. Preparat yang siap dicat, digenangi dengan cat Gram A selama 1-3 menit.
Kemudian cat dibuang dan tanpa dicuci. Semua bakteri pada pengecatan Gram A
akan berwarna ungu sesuai dengan warna cat Gram A
b. Preparat digenangi dengan cat Gram B selama 1 menit. Akibat pemberian cat Gram
B, maka pengikatan warna oleh bakteri menjadi lebih baik. Setelah itu cat dibuang
dan dicuci dengan air mengali.
c. Preparat ditetesi dengan cat Gram C sampai warna cat tepat
dihilangkan/dilunturkan. Setelah pemberian cat Gram C maka akan terjadi:
Bakteri Gram Positif : tahan terhadap alkohol (ikatan antar cat dengan bakteri
tidak dilunturkan oleh alkohol) sehingga bakteri akan tetap berwarna ungu.
Bakteri Gram Negatif : tidak tahan terhadap alkohol, sehingga warna ungu dari
cat akan dihilangkan dan bakteri menjadi tidak berwarna
d. Digenangi dengan cat Gram D selama 1-2 menit. Gram D bertindak sebagai warna
kontras. Akibat dari pemberian Gram D, maka:
Bakteri Gram Positif : oleh karena telah jenuh mengikat cat Gram A, maka tidak
mampu mengikat lagi Gram D, sehingga bakteri tetap berwarna ungu.
Bakteri Gram Negatif : oleh karena warna cat sebelumnya telah dilunturkan oleh
cat Gram C, sehingga bakteri yang tidak berwarna tersebut, maka akan mengikat
warna cat Gram D, dan bakteri akan berwarna merah.

Setelah itu preparat dicuci dan dikeringkan dalam suhu kamar dan kemudian
diamati dibawah mikroskop dengan menggunakan pembesaran kuat.

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 9


V. Lembar Kerja

Hasil Pengamatan :

Nama Pengecatan :
Nama Bakteri :
Keterangan :

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 10


PRAKTIKUM 3

STERILISASI
A. TUJUAN
1. Mengetahui metode sterilisasi
2. Membebaskan alat maupun media dari jasad renik

B. DASAR TEORI
Persyaratan penting pada percobaan mikrobiologi adalah proses sterilisasi, yaitu tindakan
membebaskan alat maupun media dari jasad renik. Semua perlengkapan untuk pembuatan,
distribusi, dan penyimpanan media harus disterilkan terlebih dahulu untuk mencegah
kontaminasi.
Bila pada penanaman material dalam media, dimana cawan petri, ose maupun media
digunakan tidak steril, maka sangatlah sulit untuk membedakan apakah kuman yang berhasil
diisolasikan tersebut berasal dari penderita ataukah karena kontaminasi dari alat atau media yang
digunakan.
Suatu alat atau bahan dapat dikatakan steril apabila bebas dari mikroba berbentuk
vegetative maupun spora.
Cara-cara sterilisasi
1. Panas kering
a. Flaming (membakar)
Digunakan nyala Bunsen untuk sterilisasi ose, sterilisasi mulut tabung percobaan dan
wadah lainnya pada waktu inokulasi media.
Pada waktu memanaskan ose, mulailah dari pangkal kawat dan setelah terlihat merah
berpijar, secara pelan-pelan pemanasan dilanjutkan ke ujung ose. Hal ini untuk mencegah
terloncatnya sisa kuman akibat pemanasan langsung dan terlalu cepat pada mata ose.
b. Oven udara panas (hot air oven)
Digunakan untuk sterilisasi alat-alat laboratorium dari gelas seperti cawan petri, tabung,
pipet. Biasanya sterilisasi dikerjakan pada suhu 175°C selama 1,5 – 2 jam. Sebelum
disterilkan, labu dan tabung percobaan harus kering, ditutup dengan kapas, pipet
dibungkus dengan kertas atau ditaruh dalam kaleng pipet.

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 11


2. Panas Basah
a. Dengan merebus
Digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang berupa gunting, pinset, skapel, jarum, spuit
injeksi, dan lain-lain dengan cara direbus dalam keadaan mendidih selama 30 – 50 menit.
b. Uap air panas
Terutama untuk mensterilkan media-media yang dpat rusak bila disterilkan dengan
autoclave (uap air bertekanan). Sterilisasi dilakukan dengan pemanasan 100°C selama 1
jam. Perlu diingatkan bahwa dengan cara tersebut spora belum dapat dimatikan.
c. Uap air bertekanan (autoklaf)
Digunakan terutama untuk sterilisasi media yang tahan terhadap panas tinggi. sterilisasi
dikerjakan pada suhu 1200°C selama 10 – 30 menit, sesuai kebutuhan (biasanya selama
20 menit).
d. Pasteurisasi
Digunakan untuk sterilisasi suhu dan minuman beralkohol. Panas yang digunakan
61,70°C selama 30 menit.
3. Filtrasi
Cara ini dipakai untuk sterilisasi cairan yang akan rusak bila disterilkan dengan cara lain
(pemanasan). Filtrasi lazim digunakan untuk sterilisasi sera, toksin, preparat antibiotic,
enzim, vitamin, zat-zat labil lainnya. Kelemahan metode filtrasi dapat ditembus oleh
golongan virus.
Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi)
Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yang mudah rusak
jika terkena panas atau mudah menguap (volatile). Cairan yang disterilisasi dilewatkan ke
suatu saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) yang berpori dengan
diameter cukup kecil untuk menyaring bakteri. Virus tidak akan tersaring dengan metode
ini.
Sterilisasi dengan penyaringan dapat dilakukan dengan berbagai cara :
- Non-disposible filtration apparatus
 disedot dengan pompa vakum
 volume 20-1000mL
- disposable filter cup unit

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 12


 disedot dengan pompa vakum
 volume 15-1000mL
- disposable filtration unit dengan botol penyimpanan
 disedot dengan pompa vakum
 volume 15 -1000mL
- syringe filters
 ditekan seperti jarum suntik
 volume 1-20mL
- spin filter
 ditekan dengan gaya sentrifugasi
 volume kurang dari 1mL
Cara kerja non-disposible filtration apparatus
 Sterilkan saringan (dapat menggunakan saringan Bekerfeld, Chamberland Zeitz),
membrane penyaring (kertas saring) dan Erlenmeyer penampung.
 Pasang atau rakit alat-alat tersebut secara aseptis (sesuai gambar), lalu isi corong dengan
larutan yang akan disterilkan.
 hubungkan katup Erlenmeyer dengan pompa vakum kemudian hidupkan pompa.
 setelah semua larutan melewati membrane filter dan tertampung dierlenmeyer, maka
larutan dapat dipindahkan ke dalam gelas penampung lain yang sudah steril dan tutup
dengan kapas atau aluminium foil yang steril.
4. Sterilisasi dengan penyinaran
Digunakan untuk sterilisasi ruang tertentu, misalnya kamar atau ruang inokulasi.
Penyinaran selama beberapa jam sebelum digunakan dan lampu dimatikan bila ruang tersebut
akan digunakan, misalnya untuk menyiapkan media, inokulasi bakteri, dan sebagainya.
Jenis radiasi :
- Sinar ultra violet
- SInar X
- Sinar Gamma : untuk material yang tebal
- Sinar Katoda : digunakan setelah pengepakan

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 13


5. Desinfeksi dan Antiseptik (Cara Khemis)
Bahan yang sering digunakan :
- Fenol
- alkohol 50- 70%
- Formaldehid (formalin)
- Detergen
- Halogen
- Logam berat (merkutokrom)
- Etilen oksid (gas sterilisator) mudah meledak dan toksik
Berbagai prosedur umum kerja dalam mikrobiologi yang membutuhkan teknik aseptic
1. Mensterilkan meja kerja

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 14


2. Mensterilkan Alat dengan Metode Panas Kering
a. Siapkan lampu spiritus
b. Siapkan alat yang akan disterilisasi seperti ose, tabung reaksi, cawan petri,
erlenmeyer dan alat lainnya.
c. Sterilisasi alat dengan cara membakar permukaan alat gelas diatas nyala api
bunsen.
d. Untuk sterilisasi ose dilakukan dengan cara memanaskan ose pada lampu piritus
atau nyala api bunsen, mulailah dari pangkal kawat dan setelah terlihat merah
berpijar, secara pelan-pelan pemanasan dilanjutkan ke ujung ose.

3. Mensterilkan Alat dengan Oven Udara Panas


a. Siapkan alat-alat laboratorium dari gelas seperti cawan petri, tabung, pipet.
b. Alat percobaan kering dan ditutup dengan kapas, pipet dibungkus dengan kertas
c. sterilisasi pada suhu 175°C selama 1,5 – 2 jam.

4. Mensterilkan Alat dengan uap air bertekanan (autoklaf)


a. Siapkan alat-alat yang akan disterilisasi
b. Bungkus alat-alat yang akan disterilkan dengan plastik
c. Masukkan alat yang akan disterilisasi kedalam autoklaf
d. sterilisasi pada suhu 1200°C selama 10 – 30 menit.
5. Memindahkan Biakan Secara Aseptis

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 15


Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 16
6. Memindahkan Biakan dari Cawan

7. Menuang Media

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 17


C. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Ose bulat dan panjang
2. Cawan petri
3. Tabung reaksi
4. Lampu spiritus
5. Erlenmeyer
6. Rak Tabung Reaksi
7. Botol Semprot
8. Autoklaf
9. Oven
Bahan :
1. Kertas sampul
2. Aluminium foil
3. Kapas
4. Aquades
5. Alkohol
6. Kapas
D. CARA KERJA
1. Sediakan alat-alat yang akan disterilisasikan.
2. Bungkus cawan petri dengan kertas sampul lalu dilipat.
3. Masukan alat dan bahan yang akan di sterilisasikan ke dalam alat inkubasi yaitu
inkubator.
4. Inkubasi dengan alat inkubator dengan menggunakan suhu 1210C selama 15 menit
5. Jika tekanan pada autoclave jarum penunjuknya mendekati garis merah, maka segera
tekananya diturunkan ke LOW, kemudian sealiknya, dan tekanan dipertahankan
selama 15 menit.
6. Setelah di inkubasi, dinginkan alat dan bahanya, kemudian matikan inkubator.

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 18


PERCOBAAN 4

PEMBUATAN MEDIA

I. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat:


Melakukan pembuatan media dan mempersiapkan peralatan untuk kerja mikrobiologi.

II. Dasar Teori

Dalam pemeriksaan laboratorium mikrobiologi, penggunaan media sangat penting untuk


isolasi, identifikasi, maupun diferensiasi. Media dapat dianggap sebagai kumpulan zat-zat
organik maupun anorganik yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri dengan syarat-
syarat tertentu. Untuk memberikan kondisi hidup yang cocok bagi pertumbuhan bakteri,
maka media harus memenuhi dalam:

1. Kandungan nutrient
2. Tekanan osmosis
3. Derajat keasaman (pH)
4. Temperatur
5. Sterilisasi.
Kandungan nutrient suatu media yang digunakan untuk pertumbuhan harus mengandung:
air, sumber karbon, sumber nitrogen, mineral, vitamin, gas

III. Alat & Bahan

a. Alat

Tabung reaksi

Labu Erlenmeyer

Beker glass

Pipet

Gelas ukur

pH meter

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 19


Autoklaf

b. Bahan

Agar

Berbagai macam media

IV. Cara Kerja

1. Pembuatan media kaldu nutrient (nutrient broth)

a. Timbang kaldu nutrient sesuai yang dibutuhkan (13 g/liter)

b. Larutkan dalam aquades (10 ml)

c. Bagi dalam tabung reaksi, tutup dengan kapas berbalut kasa dan alumunium foil

d. Sterilkan dengan autoklaf (T: 121ºC; t: 15 menit)

2. Pembuatan media nutrient agar miring

a. Timbang media nutrient broth sesuai yang dibutuhkan

b. Larutkan dengan aquades dalam erlenmeyer (10 ml)

c. Tambah agar sebanyak 1,5%

d. Larutkan agar sampai larut, jika perlu dipanaskan

e. Bagi dalam tabung reaksi, tutup dengan kapas berbalut kasa dan alumunium foil

f. Sterilkan dengan autoklaf (T: 121ºC; t: 15 menit)

g. Setelah disterilkan, media dibekukan dengan cara tabung dimiringkan

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 20


3. Pembuatan media nutrient agar

a. Timbang media nutrient broth sesuai yang dibutuhkan

b. Larutkan dengan aquades dalam erlenmeyer (40 ml)

c. Tambah agar sebanyak 1,5%

d. tutup dengan kapas berbalut kasa dan alumunium foil

e. Sterilkan dengan autoklaf (T: 121ºC; t: 15 menit)

f. Simpan dalam refrigerator, jika akan digunakan dicairkan kembali dan bagi dalam
petri disk steril.

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 21


PERCOBAAN 5

ISOLASI MIKROORGANISME

I. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat:


1. Mengisolasi mikroorganisme terutama bakteri dan fungi dari beberapa sumber isolasi.
2. Mengetahui mikroorganisme yang terdapat dalam sumber isolasi.
II. Dasar Teori

Isolasi merupakan proses pemisahan satu jenis mikroba dari campurannya sehingga
diperoleh kultur murni. Isolasi mikroba dapat diperoleh dari beragam materi seperti tanah,
air, udara, dan makanan. Isolasi dapat dilakukan dengan cara preparasi suspensi dan
inokulasi langsung. Pada cara preparasi suspensi maka materi sumber mikroba disiapkan
dalam bentuk suspensi. Sedangkan inokulasi langsung dilakukan menggunakan bantuan
jarum ose.

III. Bahan dan Alat

1. Media NA
2. Cawan Petri steril
3. Tabung reaksi
4. Jarum ose
5. Lampu spiritus
6. Sampel
Cara Kerja
1.Siapkan media NA dalam cawan petri dan biarkan memadat
2.Letakkan cawan petri yang telah berisi media NA di dalam ruangan dan dibuka selama
beberapa menit
3.Tutup cawan dan diwrapping
4.Inkubasi selama 3x24 jam
5.Amati mikroba yang tumbuh

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 22


PERCOBAAN 6

TEKNIK ASEPTIS: PEMINDAH BIAKAN

I. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat:


3. Memindahkan biakan dari satu media ke media lain
4. Melakukan kerja aseptis

II. Dasar Teori

Biakan murni (pure culture) sangat diperlukan dalam kegiatan mikrobiologi,


misalnya untuk keperluan diagnostik, karakteristik mikroorganisme, industri mikrobiologi,
dll. Untuk mendapatkan kultur yang murni selain nutrisi dan lingkungan yang menunjang
pertumbuhann mikroorganisme tersebut juga perlu dicegah adanya kontaminan dalam
biakan. Untuk itu diperlukan suatu teknik aseptis.

Teknik aseptis sangat diperlukan untuk memindahkan biakan dari satu ke tempat
yang lain. Dengan teknik aseptis seorang mikrobiologis berusaha mencegah terjadinya
kontaminasi pada biakan. Untuk menyempurnakan kerja aseptis, hal yang perlu
diperhatikan adalah:

1. Area tempat bekerja dibersihkan terlebih dahulu

2. Alat-alat untuk keperluan kerja aseptis disterilkan terlebih dahulu

3. Pekerjaan dikerjakan secara cepat dan efisien.

III. Alat & Bahan

a. Alat

- Lampu Spiritus
- Ose

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 23


b. Bahan

- Nutrien agar miring


- Kaldu nutrient
- Kultur dalam agar miring
- Kultur yang akan ditanam

IV. Cara Kerja

1. Pemindahan biakan dari media cair ke media padat

a. Panaskan ose hingga membara

b. Buka tabung yang berisi kultur yang akan dipindahkan, panasi mulut tabung pada
nyala api.

c. Masukkan ose tersebut dalam biakan dekat dinding tabung dan ambil satu koloni
biakan, kemudian panasi mulut tabung dan tutup kembali.

d. Buka tabung berisi nutrient agar miring, panasi mulut tabung dengan nyala api.

e. Goreskan ose pada media nutrient agar miring

f. Panasi kembali mulut tabung, kemudian tutup

g. Inkubasi 37°C selama 24 jam

2. Pemindahan biakan dari media padat ke media padat

a. Panaskan ose hingga membara

b. Buka tabung yang berisi kultur yang akan dipindahkan, panasi mulut tabung pada
nyala api.

c. Masukkan ose tersebut dalam biakan dan ambil satu koloni biakan, kemudian
panasi mulut tabung dan tutup kembali.

d. Buka petri dish sebagian dan panasi mulut petri dish dekat dengan nyala api

e. Goreskan ose pada media nutrient agar pada petri dish dekat nyala api

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 24


f. Panasi kembali mulut petri dish dan kemudian tutup

g. Inkubasi 37°C selama 24 jam

3. Pemindahan biakan dari media padat ke media cair

a. Panaskan ose hingga membara

b. Buka tabung yang berisi kultur yang akan dipindahkan, panasi mulut tabung pada
nyala api.

c. Masukkan ose tersebut dalam biakan dan ambil satu koloni biakan, kemudian
panasi mulut tabung dan tutup kembali.

d. Buka tabung yang berisi nutrient, panasi mulut tabung dengan nyala api.

e. Masukkan ose kedalam tabung yang berisi nutrient.

f. Panasi kembali mulut tabung, kemudian tutup.

g. Inkubasi 37°C selama 24 jam

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 25


PERCOBAAN 7

ANGKA KUMAN

I. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat:


1.Mengenal cara perhitungan mikroba pada berbagai bahan
2.Mengetahui jumlah mikroba pada suatu bahan
II. Dasar Teori

Menghitung jumlah mikroorganisme padasuatu materi dilakukanuntuk mengetahui status


mikrobiologis dari bahan tersebut. Perhitungan mikroba tersebut dapat dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung. Penghitungan secara langsung memungkinkan mengetahui
jumlah mikroba pada saat itu juga tetapi sulit untuk membedakan sel hidup dan sel mati.

III. Bahan dan alat

1. Koloni bakteri dalam cawan


2. Colony counter
3. Pensil
4. Buku
IV. Cara Kerja

1. Letakkan isolat bakteri dalam cawan di atas Colony counter

2. Hitung jumlah koloni yang terdapat dalam satu cawan

3. Tandai koloni yang sudah dihitung supaya tidak terhitung ulang.

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 26


PERCOBAAN 8

UJI SENSITIVITAS MIKROBIA TERHADAP ANTIBIOTIK

(CARA SUMURAN)

I. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat:


1. Melakukan uji sensitivitas mikrobia terhadap antibiotik dengan cara sumuran

2. Menentukan mikrobia uji termasuk sensitif atau resisten terhadap antibiotik yang
diujikan.

II. Dasar Teori

Pada saat ini banyak sekali jenis antibiotik yang digunakan untuk mengobati
penyakit yang disebabkan oleh mikrobia patogen. Antibiotik yang digunakan dalam
medis bertujuan untuk mengeliminasi infeksi oleh mikrobia atau untuk mencegah
penyebaran infeksi.

Antibiotik harus mampu menghambat atau membunuh mikrobia penyebab


infeksi, tetapi tidak toksik terhadap inangnya. Penentuan antibiotik yang cocok untuk
mengobati infeksi tertentu sangat penting dalam klinik. Sangat tidak baik menggunakan
antibiotik yang tidak efektif melawan mikrobia patogen.

Beberapa bakteri mempunyai resistensi terhadap suatu antibiotik sehingga tidak


efektif melawan mikrobia patogen. Secara garis besar suatu bakteri akan bersifat resisten
terhadap antibiotik yang diberikan disebabkan karena:

1. Kuman resisten terhadap antibiotic yang diberikan


2. Pemberian dosis dibawah dosis pengobatan
3. Penghentian obat sebelum bakteri benar-benar mati oleh antibiotik

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 27


Pada pemeriksaan uji sensitivitas dapat dikerjakan dengan beberapa cara:

1. Dilusi cair atau padat

2. Difusi (cara Kirby-Bauer, cara sumuran, cara pour plate)

Cara sumuran adalah dengan membuat sumuran atau lubang pada media padat
yang telah berisi mikrobia dan kemudian pada sumuran tersebut dimasukkan antibiotik.

III. Alat & Bahan

a. Alat

Lampu spiritus
Pelubang gabus
Mikropipet
Yellow tape
Blue tape

b. Bahan

Media nutrient agar


Kultur mikrobia uji
Macam-macam antibiotik

IV. Cara Kerja

1. Siapkan dan sterilisasi 25 ml media nutrient agar dalam erlenmeyer


2. Setelah agak dingin campur dengan kultur mikrobia, dan homogenkan
3. Tuang kedalam petri dish steril, tunggu hingga beku
4. Setelah itu agar dilubangi/dibuat sumuran menggunakan pelubang gabus
5. Setiap lubang ditetesi 10µl antibiotik yang berbeda dan buatkan kontrolnya
6. Inkubasi 37°C selama 24 jam
7. Ukur dengan penggaris, zona jernih yang terlihat disekitar lubang sumuran.

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 28


DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2014. Persyaratan Mutu Obat
Tradisional. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.Jakarta. Pasal (9)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Pelaksanaan Uji Klinik Obat Tradisional.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, pp.127

Djide, M. N. Sartini. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Hasanuddin.Makassar.

Fardiaz, S. (1993). Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta. Halaman
74.

Hadioetomo, R S. 1993. Mikrobiologi Dasar dan Praktik-Teknik dan Prosedur Dasar dalam
Laboratorium. Gramedia. Jakarta Jewetz, M D, dkk. 2010. Mikrobiologi Kedokteran.
EGC. Jakarta

Jewetz, M D, Melnick, J L, Edward, A A, Brooks, G F, Butel, J S, Omston, L N. 2010.


Mikrobiologi Kedokteran. EGC. Jakarta

Pratiwi, S T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Fakultas Farmasi. Universitas Gadjah Mada.


Yogyakarta

Radji, M. 2010. Buku Ajar Panduan Mikrobiologi Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran. EGC.
Jakarta

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 29


LAMPIRAN

FORMAT LAPORAN RESMI

I. PENDAHULUAN

Memuat :

a. Tujuan Percobaan

b. Dasar teori (literatur yang terkait dengan percobaan yang dilakukan)

II. CARA PERCOBAAN

Memuat :

a. Alat dan Bahan

b. Cara kerja secara sistematis

III. HASIL PERCOBAAN

Memuat:

a. Hasil dan data percobaan

b. Analisa data dan metode Perhitungan

c. Pembahasan

d. Kesimpulan (terkait dengan tujuan percobaan)

IV. DAFTAR PUSTAKA

Contoh penulisan daftar pustaka

Hadioetomo, R S. 1993. Mikrobiologi Dasar dan Praktik-Teknik dan Prosedur Dasar


dalam Laboratorium. Gramedia. Jakarta

(Judul Buku dapat ditulis dengan huruf tebal/bold atau miring atau digaris bawah)

Petunjuk praktikum mikrobiologi D3 Farmasi Tahun 2019 | 30

Anda mungkin juga menyukai