Anda di halaman 1dari 58

ALUR PENCARIAN SENYAWA

AKTIF BAHAN ALAM

Anif Nur Artanti, M.Sc., Apt1


ALAT KESELAMATAN KERJA DI
LABORATORIUM
Prinsip:
- Memperhatikan keselamatan bagi diri
sendiri dan orang lain yang bekerja di
laboratorium.

- Fasilitas alat untuk melengkapi ruang


kerja di laboratorium antara lain :
Fire extinguisher , Hidrant, Eye washer,
Water shower, P3K 2
3
Beberapa simbol sebagai tanda peringatan
dan label harus terpasang pada botol karena
sangat penting untuk untuk menghindari
terjadinya kecelakaan.

4
Neraca
• Neraca digunakan untuk
mengukur massa sejumlah
kuantitas zat
• Jenis neraca :
– konvensional
• analitikal/makro (kapasitas 100 –
200 g, sensifitas 0,1 mg)
• semi mikro (sensitifitas 0,01 mg)
• mikro (sensitifitas 1 µg)
– elektrik
• analitical/makro (kapasitas 160 g,
sensitifitas 0,1 mg)
• semimikro (kapasitas 30 g,
sensitifitas 0,01 mg)
• ultramikro (sensitifitas 1µg)
5
Penimbangan

• Penimbangan adalah
proses pengukuran massa
sejumlah kuantitas zat
• Jenis penimbangan :
– rough weiging / timbangan
kurang lebih
• penimbangan kira-kira
• batas toleransi 10 % (90 – 110 %)
– accurate wiging / timbangan
seksama
• penimbangan tepat
• batas toleransi 0,1 % (99 – 101,1
%) 6
Pengukur volume

• Pipet
– pipet volume
– pipet ukur
– micro pipet
– syringe pipet
• Buret
– macro buret (kapasitas 10,
25, 50, 100 ml; increments
0,1 ml)
– micro buret (kapasitas 2 ml;
increments 0,01 ml)
– ultra micro buret (kapasitas 7
0,1 ml; increments 0,001 ml)
Satuan konsentrasi

 Molar (M)
– molar = mol / volume (liter)
 Normal (N)
– normal = gram / (bobot equivalen x liter)
 Molal (m)
– molal = mol / 1000 gram solvent
 % kadar (b/b, v/v, b/v)

8
Ekstraksi

 Simplisia
 Ekstrak
 Fraksi

ekstrak
Fraksi (1-10)
 Sokletasi
 Destilasi stahl
 Sonicator
 Rotary evaporator
 Liquid-liquid extraction
 Isolasi pigmen tanaman
 Thin layer chromatography
 Vacuum Coloumn Chromatography
 Shaker
Metode Ekstraksi
Pemilihan pelarut
Alat alat ekstraksi

11
ALUR PENCARIAN SYW AKTIF DARI BAHAN ALAM

….??
Tumbuhan
?

Simplisia
(Skrining fitokimia, Ekstraksi)

Ekstrak
(Uji biaktivitas, Separasi)

Fraksi
(Uji biaktivitas, Pemurnian)

Isolat
(Uji biaktivitas, Identifikasi) 12
Observasi (lapangan, pustaka, empiris
kegunaan sampel bahan kimia)

Koleksi Tumbuhan, Determinasi, Kebenaran


Bahan

Sampel segar

Simplisia, diserbuk

Skrining Fitokimia

Pengujian di Laboratorium 13
DEFINISI

 Simplisia : bahan alamiah yang


dipergunakan sebagai obat tradisional
yang belum mengalami pengolahan
apapun juga dan kecuali dinyatakan lain
merupakan bahan yang dikeringkan
 Simplisia nabati : simplisia berupa
tanaman utuh, bagian tanaman atau
eksudat tanaman
 Eksudat tanaman : isi sel yang scr spontan keluar dr
tanaman atau isi sel dg cara ttt dikeluarkan dr selnya
atau zat-zat nabati lainnya yg dg cara ttt dipisahkan dari
tanamannya dan belum berupa zat kimia murni
 Simplisia hewani : simplisia yg berpa hewan utuh,
bagian hewan atau zat-zat yg berguna yg dihasilkan oleh
hewan and belum brp zat kimia murni
 Simplisia mineral : simplisia yg berupa mineral yang
blm diolah atau diolah dg cara sederhana dan blm
berupa zat kimia murni
EKSTRAKSI

Pengambilan bahan aktif dari tumbuhan


dengan pelarut tertentu.
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik
semua komponen kimia yang terdapat
dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan
pada perpindahan massa komponen zat
padat ke dalam pelarut dimana
perpindahan mulai terjadi pada lapisan
antar muka, kemudian berdifusi masuk
ke dalam pelarut.
16
Mengapa harus diekstraksi? 


Agar ekstrak hanya mengandung
senyawa aktif yang terkandung didalam
simplisia/ bahan alam sehingga perlu
dipilih cairan penyari yang paling
optimal mampu menarik senyawa aktif.

17
Mekanisme:
pelarut organik akan menembus dinding
sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan larut
dalam pelarut organik di luar sel, maka
larutan terpekat akan berdifusi keluar sel
dan proses ini akan berulang terus sampai
terjadi keseimbangan antara konsentrasi
cairan zat aktif di dalam dan di luar sel.

18
Ekstrak

Sediaan pekat yang diperoleh dg mengekstraksi zat


aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani
menggunakan pelarut yg sesuai, diuapkan, dan
massa atau serbuk yg tersisa diperlakukan
sedimikian hingga memenuhi bahan baku yg telah
ditetapkan.
FAKTOR2 YANG BERPENGARUH

• Bahan Awal

• Pelarut (Menstruum)

• Cara/Metode

20
Bahan yang diekstraksi  
bisa berupa:

SEGAR KERING

BUAH (FRUCTUS)
DAUN (FOLIUM)
BIJI (SEMEN)
HERBA
BATANG (CAULIS)
RIMPANG (RHIZOMA)
KULIT KAYU (KORTEKS)
KAYU (LIGNUM)
21
Pengeringan bahan dengan oven
 Suhu +40 oC

22
 Pembuatan serbuk
Proses
pembuatan  Pembasahan

sediaan  Penyarian

 Pemekatan/penguapan

23
 Pembuatan serbuk;
 Serbuk yg terlalu halus akan
memberikan kesulitan pd proses
penyarian, krn butir-butir halus
partikel akan membentuk suspensi
yg dipisahkan dg hasil penyarian.
 Apabila dinding sel banyak yg
pecah akan menyebabkan zat yg
tidak diinginkan akan ikut
penyarian

24
SEL TUMBUHAN
DINDING SEL, GLIKOSIDA
dirajang halus
Gerus/blender
akan memutus ikatan glikosida
Sel yg dinding sel pecah, pada proses penyarian tdk ada
yg menghalangi

Dinding sel utuh, zat aktif yg terlarut pd cairan


penyari untuk keluar dr sel, hrs melewati dinding
sel. Peristiwa difusi jauh lebih berperan dr osmosa.
SITOPLASMA (MATRIKS)
- TEMPAT PROSES MET. PRIM DAN SEK
- METABOLIT TERLARUT DALAM PELARUT

25
 Infundasi

 Maserasi

 Perkolasi
Penyarian/
Metode Ekstraksi  Sokletasi

 Destilasi

26
KRITERIA PELARUT/CAIRAN PENYARI

Selektifitas : hanya menarik zat


berkhasiat yg dikehendaki
Stabil secara fisika dan kimia
Tidak mudah menguap dan tidak
mudah terbakar
Tidak mempengaruhi zat aktif
Mudah penanganannya
Ramah Lingkungan
27
JENIS-JENIS PELARUT
Air
Hidrokarbon alifatis (PE,heksan)
Kloro hidrokarbon (Diklormetan,
Triklormetan)
Alkohol (Etanol, metanol,
isopropanol)
Asam karboksilat
Ester
Ether
Minyak
28
 Kekuatan fase gerak tergantung pada
kekuatan campuran pelarut.
 Semakin polar suatu pelarut atau
campuran pelarut, semakin jauh pelarut
tersebut akan menggerakkan senyawa
polar naik pada plat silika gel.

29
Seri elutropik
Pelarut Indeks
polaritas
Heksan (C6H14) 0
Toluen (C7H8) 2,4
Dietil eter (C4H10O) 2,8
Diklorometan (CH2CL2) 3,1
Butanol (C4H9OH) 3,9
Kloroform (CHCL3) 4,1
Etil asetat (C2H5COOCH3) 4,4
Aseton (CH3COCH3) 5,1
Metanol (CH3OH) 5,1
Etanol (C2H5OH) 5,2
Asetonitril (CH3CN) 5,8
Asam asetat (CH3COOH) 6,2
Air (H2O) 9,0
METODE EKSTRAKSI

• Ekstraksi dengan menggunakan Pelarut


• Dingin  maserasi, perkolasi
• Panas  Infus, dekokta, Refluks,
Soxhlet
• Destilasi
• Lainnya
• Ekstraksi berkesinambungan
• Ekstraksi dengan gas superkritis
• Ekstraksi dengan ultrasonik

PARAMETER STANDAR UMUM EKSTRAK TUMBUHAN OBAT


31
 1. Penetrasi cairan penyari ke dalam sel bahan
 Derajat halus serbuk dipengaruhi tebal lapisan batas
 Keras/lunaknya sel (lada, secang mempunyai sel keras,
sel yang lunak, penetrasi akan mudah.
 2. Mengembangnya sel
 Ruang intra dan antar sel terisi cairan penyari
 Di dalam sel ada vakuola yang berisi cairan, setelah
dikeringkan sel mengkerut karena cairan vakuola
menguap shg sel diisi cairan penyari maka sel akan
mengembang lagi.
 Bila kandungan kimianya polar, maka terdapat pada
cairan vakuola, tetapi bila kandungan kimianya non polar
maka terdapat pada dinding sel/kloroplas, sehingga
kontak cairan penyari dengan kandungan kimia
tergantung kemampuan cairan penyari.

3. Pelarutan kandungan kimia
 Kesesuaian polaritas dalam zat balast (klorofil, resin,
minyak lemak, karbohidrat)
 Zat balast adalah zat yang umum terdapat dalam tanaman,
tetapi tidak ada hubungannya dengan aktivitas, namun
akan mempengaruhi kandungan kimia
 Contoh: klorofil, jika digunakan penyari alkohol maka
alkohol akan dijenuhi oleh klorofil, sehingga keefektifan
penyarian berkurang.
 Dalam daun seledri terdapat 100mg apigenin, dan
diekstraksi dengan 100mL air/etanol, maka ekstraksi dala
100 mL air tidak dapat melarutkan 100mg apigenin, karena
air telah dijenuhi oleh karbohidrat dan alkohol telah
dijenuhi klorofil.
4. Difusi kandungan kimia antar sel
Perbedaan konsentrasi, semakin besar perbedaan
konsentrasi maka akan semakin cepat keluar dari sel
(semakin cepat proses ekstraksi)
Pemilihan penyari
 Selektif >< melarutkan semua (air)
 Mudah diregenerasi >< etil asetat (terurai)
 Non toksik >< metanol (kebutaan)
 Non korosif >< asam, kloroform
 Inert secara kimia >< air kapur (dg fenol)
 Inert secara fisis >< kloroform (fosgen)
 Viskositas rendah >< gliserin (sulit diuapkan)
 Tidak terlalu mudah terbakar >< eter
 Ekonomis >< etanol 50%
 Etil asetat adalah suatu ester, pada
waktu dipanaskan akan terurai menjadi
etanol dan asam asetat.
 Asam bersifat korosif (meremukkan
alat) sehingga tidak boleh dipakai dalam
industri, dan korosif bagi kulit manusia
 Inert secara kimia: tidak bercampur dg
syw kimia, air kapur dg fenol akan
terbentuk khelat berwarna
 Kloroform dalam jumlah besar,
diuapkan shg terjadi fosgen
(karsinogen)
 Etanol 50% maka air sulit menguap,
sehingga perlu tenaga yg lebih besar
untuk evaporasi, tidak ekonomis.

36
 Pemilihan pelarut berdasarkan:
 Senyawa yang akan diambil
 Bila zat belum diketahui, maka perlu
memakai pelarut yang tidak selektif misal
etanol.
Pemisahan sari dari ampas
Idealnya masing-masing komponen disari terpisah
tetapi dalam prakteknya tidak. Hal ini menyebabkan
komponen satu dengan yang lain tidak dapat tersari
dengan baik dan maksimal, karena telah dijenuhi oleh
komponen lain.
Infundasi
Sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi
simplisia nabati dengan air suhu 90 oC selama 15
menit.
Cara pembuatan:
Campur simplisiadengan derajat halus yang sesuai
dalam panci dengan air secukupnya, panaskan
diatas tangas air selama15 menit terhitungmulai
suhu mencapai 90 oC sambil sekali-kali diaduk.
Serkai selagi panas melalui kain
flanel, tambahkan air panas
secukupnya melalui ampas hingga
diperoleh volume infus yg
dikehendaki.
38
 Penyarian akan menghasilkan sari yang tidak
stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan
kapang. Oleh sebab itu sari yang diperoleh
tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.

 Infus simplisia yang mengandung minyak


atsiri harus diserkai setelah dingin. Infus
asam jawa dan simplisia yang berlendir tidak
boleh diperas.

39
40
Maserasi
 Maserasi merupakan cara penyarian sederhana
yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari selama beberapa
hari pada temperatur kamar dan terlindung dari
cahaya.
 Sesuai untuk bahan aktif yang mudah larut dalam
cairan penyari
 Tidak untuk simplisia yang mengandung musilago
dan bahan lain yan mudah mengembang.

(+) Cara pengerjaan dan peralatan sangat sederhana & mudah


(-) Pengerjaan lama dan penyarian kurang
sempurna

41
Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi

· maserasi melingkar Cairan penyari selalu


bergerak dan menyebar
· maserasi digesti: Maserasi dg pemanasan
lemah(40-50oC), hanyauntuk senyawa
tahan panas
· Maserasi Melingkar Bertingkat
untuk mendapatkan penyarian yg sempurna
· remaserasi : Maserasi beberapa kali
· dengan mesin pengaduk: efisien,mengurangi
waktu
maserasi

ekstrak

disaring diuapkan
Perkolasi
Penyarian yg dilakukan dg mengalirkan cairan
penyari melalui serbuk simplisiayang telah
dibasahi.

Cara kerja: Serbuk simplisia ditempatkan dlm


suatu bejana silinder, yg bagian bawahnya diberi
sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas
kebawah melalui serbuk tersbut, cairan penyari
akan melarutkan zat aktif sel-sel yg dilalui sampai
mencapai keadaan jenuh. Cairan akan bergerak
kebawah karena beratnya sendiri dan cairan
diatasnya. 44
 Termasuk penyarian
berkesinambungan sampai sempurna
 Bila kran dibuka akan menetes,
tetesannya dapat diatur kecepatannya
 Keuntungan tidak memerlukan
langkah tambhan untuk menyaring
bahan
 Dibanding soklet, tidak memerlukan
pemanasan

45
 Secara umum proses perkolasi ini
dilakukan pada temperatur ruang.
Sedangkan parameter berhentinya
penambahan pelarut adalah
perkolat sudah tidak mengandung
senyawa aktif lagi. Pengamatan
secara fisik pada ekstraksi bahan
alam terlihat tetesan perkolat
sudah tidak berwarna.

46
Penyarian bertingkat(Soxhletasi)
•Penyari diisikan pada labu, Serbuk
simplisia diisikan pd tabung dari kertas
saring
Cairan penyari diuapkan hingga
Mendidih. Uap penyari akan naik
keatas melalui serbuk simplisia
Uap penyari akan mengembun karena
didinginkan dg pendingin balik,
Embun turun dalam simplisia dan
melarutkan zat aktif dan kembali
kedalam labu. Cairan menguap
kembali dan berulang proses diatas
- Untuk senyawa yang tahan pemanasan
proses ekstraksi dengan
menggunakan pelarut
yang selalu baru yang
umumnya dilakukan
dengan alat khusus
soxklet sehingga terjadi
ekstraksi konstan dengan
adanya pendingin balik.

48
DESTILASI STAHL (M. Atsiri)

49
PENGUAPAN/PEMEKATAN EKSTRAK

Kondensor

Motor pemutar labu

Labu penampung solven Water bath

Labu destilasi 50
Pengatur suhu dan kecepatan
Prinsip Kerja
 Penurunan titik didik
solven akibat hisapan
pompa vakum, suhu
dan adanya
pemutaran labu yang
meningkatkan
permukaan
penguapan
 e.x : Etanol
terdestilasi suhu 30 C
dengan cepat
52
Gram dan miligram balance

53
54
Shaking Water Bath

55
Ultrasonic cleaners

56
 Ultrasonic Cleaner adalah alat untuk
membersihkan dengan menggunakan
gelombang ultrasonic sehingga tidak
perlu menggosok atau mengeruk
kotoran yang nempel pada barang
yang sulit untuk dibersihkan. Misal
alat filter

57
Shaker

Anda mungkin juga menyukai