Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

MPK KOMUNITAS
KELOMPOK A 1

Disusun oleh :
Anastasia Kristanti Setiadi 178115094
Sara Septi Widayani 178115096
Tiersa Wulandari 178115097
Ivon Indah Purnawati 178115104
Nike Mardiana Marbun 178115124
Eustachia Diajeng W. 178115134
Dina Tahri Salami 178115153
Daniel Lintang Adhi A. 178115161

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktek


kefarmasian oleh apoteker. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2017 menyatakan
bahwa seorang apoteker dapat menjadi pemilik modal atau hanya sebagai pendiri apotek
yang bekerjasama dengan pemilik modal, sehingga pekerjaan kefarmasian harus tetap
dilakukan sepenuhnya oleh apoteker yang bersangkutan.
Apotek mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai fungsi pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada pasien (patient oriented) dan fungsi bisnis yang berorientasi pada laba
(profit oriented). Sebagai unit pelayanan, apoteker melakukan pengelolaan sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai, serta pelayanan kefarmasian yang merupakan
suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien guna meningkatkan mutu
kehidupan pasien. Dalam fungsi sebagai unit bisnis, apoteker berperan dalam
mengembangkan usahanya melalui studi kelayakan apotek dengan memperhatikan berbagai
aspek. Aspek tersebut diantaranya adalah aspek lokasi, aspek pasar dan pemasaran, aspek
teknik dan teknologi, aspek organisasi dan manajemen, serta aspek finansial. Oleh karena
itu, perlu dilakukan studi kelayakan guna mengembangkan fungsi apotek sebagai unit
pelayanan kesehatan sekaligus unit bisnis.
Jalan Gejayan merupakan salah satu lokasi strategis untuk investasi modal di daerah
Kabupaten Sleman. Hal tersebut dikarenakan aksesibilitas yang mudah dijangkau dari
kawasan pertokoan, pasar, universitas, sekolah, dan beberapa fasilitas kesehatan lainnya
(rumah sakit dan klinik praktek dokter). Selain itu, data demografi penduduk menunjukkan
tingkat pendidikan dan ekonomi masyarakat yang relatif tinggi. Kondisi tersebut
menunjukkan adanya peluang pendirian Apotek Melati Farma di Kawasan Jalan Affandi
Nomor 17, Depok, Sleman. Apotek Melati Farma merencanakan sejumlah strategi dan
inovasi layanan kefarmasian yang bermutu dan berkualitas, sehingga memiliki keunggulan
dibandingkan beberapa apotek kompetitor.

B. Rumusan Permasalahan
1. Bagaimana studi kelayakan dalam aspek teknis, pemasaran, manajerial, sumber daya
manusia dan finansial?
2. Bagaimana perkiraan laba rugi dalam jangka waktu 5 tahun kedepan?
1
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

3. Bagaimana rekomendasi pengembangan apotek dalam jangka waktu 5 tahun


kedepan?

STUDI KELAYAKAN

A. Perizinan Pendirian Apotek


Untuk memperoleh Surat Izin Apotek (SIA), Apoteker mengajukan permohonan
tertulis kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan Formulir 1.
Surat permohonan ditandatangani oleh Apoteker disertai kelengkapan dokumen
administratif meliputi:
1. fotokopi STRA dengan menunjukan STRA asli;
2. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP);
3. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Apoteker;
4. fotokopi peta lokasi dan denah bangunan; dan
5. daftar prasarana, sarana, dan peralatan.
Paling lama dalam waktu 6 hari kerja sejak menerima permohonan dan dinyatakan
telah memenuhi kelengkapan dokumen administratif, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
menugaskan tim pemeriksa (tenaga kefarmasian serta tenaga lain yang menangani sarana
dan prasarana) untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan Apotek dengan
menggunakan Formulir 2.
Paling lama dalam waktu 6 hari kerja sejak tim pemeriksa ditugaskan, tim pemeriksa
melaporkan hasil pemeriksaan setempat yang dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP)
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan Formulir 3.
Paling lama dalam waktu 12 hari kerja sejak Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
menerima laporan dan apotek dinyatakan memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota menerbitkan SIA dengan tembusan kepada Direktur Jenderal, Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Balai POM, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
dan Organisasi Profesi dengan menggunakan Formulir 4.
Jika apotek dinyatakan masih belum memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota mengeluarkan surat penundaan paling lama dalam waktu 12 (dua belas)
hari kerja dengan menggunakan Formulir 5. Pemohon dapat melengkapi persyaratan paling
lambat dalam waktu 1 (satu) bulan sejak surat penundaan diterima. Apabila pemohon tidak

2
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

dapat memenuhi kelengkapan persyaratan, maka Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota


mengeluarkan Surat Penolakan dengan menggunakan Formulir 6.
Berikut adalah skema perizinan pendirian apotek berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek, Pasal 12 sampai dengan 14.
Apoteker

Mengajukan
permohonan izin
pendirian apotek

Kepala Dinas
Kesehatan
Kab/Kota
(Formulir 1)

Selambat-lambatnya 6 hari kerja

Dapat meminta bantuan


teknis kepada Kepala Balai
POM untuk melakukan
pemeriksaan setempat
(Formulir 2)

Selambat-lambatnya 6 hari kerja

Melaporkan hasil
pemeriksaan setempat
yang dilengkapi BAP
(Formulir 3)

Jangka waktu 12
hari

Belum memenuhi Telah memenuhi Tidak memenuhi


syarat syarat syarat

Surat Penundaan Surat Izin Apotek Surat Penolakan


(Formulir 5) (Formulir 4) (Formulir 6)

Gambar 1. Skema Perizinan Pendirian Apotek

3
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

B. Aspek Lokasi
1. Bangunan
Pengelola apotek bangunan di Jalan Affandi No. 17, Demangan, Kecamatan Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mendirikan apotek. Luas
tanah yang disewa sebesar 5 m x 16 m (80 m2) dengan luas bangunan sebesar 65 m2
dan luas area parker sebesar 15 m2.
2. Denah Lokasi Apotek Melati Farma

Gambar 2. Denah lokasi Apotek Melati Farma

3. Data Penunjang
a. Kepadatan Penduduk
Apotek yang didirikan diberi nama “Apotek Melati Farma” yang merupakan
apotek swasta perorangan dan terletak di Jalan Affandi No.17, Demangan,
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55221.
Apotek ini berada di Kecamatan Depok dengan luas 35,55 km2. Berdasarkan
4
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman tahun 2017, jumlah penduduk pada
wilayah ini adalah 132.479 jiwa dengan kepadatan penduduk 3723 jiwa/km2.
b. Tingkat Sosial dan Ekonomi
Tingkat pendidikan di daerah tersebut dapat digolongkan relatif tinggi
dikarenakan letak dari Apotek Melati Farma berdekatan dengan lingkungan
pertokoan, pasar, universitas, sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan cukup baik. Menurut Badan Pusat Statistik
Kabupaten Sleman, pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kabupaten Sleman
tergolong menengah keatas yang ditandai dengan tingkat pendapatan naik 5,30%
dari tahun sebelumnya.
c. Pola penyakit pada masyarakat Sleman

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman

d. Pelayanan Kesehatan Lainnya


Terdapat beberapa fasilitas kesehatan yang berada di sekitar Apotek Melati Farma
yaitu Rumah Sakit mata Dr. Yap (±2 km), Rumah Sakit Bedah An-Nur (±350 m),
Rumah Sakit Siloam (±850 m), dan Rumah Sakit Bethesda (±1,5 km).
Terdapat pula beberapa praktek dokter disekitar Apotek Melati Farma:
5
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

- Praktek Umum Dokter V. Ida Widayati (±150 m)


Diperkirakan kunjungan pasien pada hari kerja sebanyak 40 pasien
- Praktek Dokter Kulit Hardyanto Soebono (±220 m)
Diperkirakan kunjungan pasien pada hari kerja sebanyak 25 pasien
- Praktek Umum Dokter Siahaan Harlem (±170 m)
Diperkirakan kunjungan pasien pada hari kerja sebanyak 35 pasien
e. Apotek dan Toko Pesaing
Terdapat beberapa apotek pesaing dan took pesaing disekitar Apotek Melati
Farma, diantaranya Apotek Sumber Sehat (±2,2 km), Apotek K24 Gejayan (± 1
km), Apotek Gejayan ( ±1,2 km), Apotek Kimia Farma Colombo (±230 m), dan
Apotek Agung Farma (±750 m).
f. Aksesibilitas
Apotek Melati Farma mudah dijangkau dari dua arah karena apotek ini
berada di tepi jalan dan memiliki akses putar balik kendaraan yang berada dekat
dengan apotek.

C. Aspek Pasar dan Pemasaran


Apotek Melati Farma yang akan dikembangkan perlu mengetahui pemasaran apotek
sehingga dapat mengikuti jenis persaingan pasar serta mengetahui adanya pasar yang
menyerap usaha yang dijalankan. Aspek pemasaran meliputi:

1. Bentuk pasar
Aspek pasar apotek Melati Farma yang dikembangkan menjalani pasar
persaingan tidak sempurna yaitu oligopoli dimana beberapa penjual menawarkan
produk yang sama. Pemilihan pasar ini karena Apotek Melati Farma bekerjasama
dengan praktek dokter spesialis kulit sehingga akan menentukan jenis pruduk yang akan
dijual. Apotek Melati Farma tersebut berada di lokasi yang terdapat apotek kompetitor
yang sudah lama berdiri tetapi memiliki produk diferensiasi sehingga diharapkan dapat
meningkatkan daya saing dibanding apotek kompetitor sehingga apotek dapat
menentukan tingkat harga produk yang dijual dan bisa menentukan pilihan untuk
melakukan kerjasama atau tidak dengan pihak lain. Apotek tersebut melayani banyak
pembeli dari praktek dokter umum, praktek dokter spesialis kulit dan konsultasi obat.

6
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

2. Potensi pasar
Apotek Melati Farma yang akan dikembangkan ini telah memiliki potensi pasar
yang baik karena terletak di daerah Jalan Affandi, Gejayan, Yogyakarta. Apotek Melati
Farma berada di daerah strategis karena terletak di pinggir jalan raya dan dekat dengan
fasilitas kesehatan Praktek Dokter Umum dr. V. Ida Widayati, Praktek Dokter Umum
dr. Siahaan Harlem, Praktek Dokter Spesialis Kulit dr. Hardyatno Soebono dan Rumah
Sakit Khusus Bedah “An-Nur” serta fasilitas umum seperti Cafe Cha-Cha Milktea,
Restoran Jepang Sushi Tei dan Pasar Demangan sehingga di sekitar apotek tersebut
pastinya menjadi pusat keramaian yang menjadi potensi pasar yang baik bagi apotek.
Selain dari segi lokasi yang strategis, apotek Melati Farma juga berada di daerah
perkotaan sehingga tingkat pendidikan, sosial dan keadaan ekonomi masyarakat di
sekitarnya relatif baik sehingga potensi pasar di sekitar apotek ini dinilai cukup baik
untuk mengembangkan apotek.
3. Segmentasi dan target pasar
Segmentasi pasar didasarkan pada kebutuhan pembeli. Segmentasi apotek
Melati Farma adalah kalangan menengah yang didasarkan pada perbedaan kebutuhan
konsumen.
Target pasar dari apotek Melati Farma yang akan dikembangkan akan
memengaruhi pemilihan produk dan penyiapan produk. Target konsumen mencakup
pasien-pasien dari praktek dokter dan rumah sakit yang ada didekat apotek. Apotek
Melati Farma juga bekerjasama dengan praktek dokter spesialis kulit dr. Hardyatno
Soebono sehingga akan banyak resep dari praktek dr. Hardyatno Soebono yang masuk
ke Apotek Melati Farma. Apotek Melati Farma dapat memperluas publikasi di sekitar
tempat-tempat umum terutama yang berada di dekat apotek tersebut sehingga target
pasar menjadi semakin luas.
4. Jenis produk yang dijual (Market positioning)
Jenis produk yang dijual di apotek Melati Farma tersebut antara lain obat wajib
apotek, obat bebas, obat herbal, kosmetik dan alat kesehatan. Adanya kerjasama antara
Apotek Melati Farma dengan praktek dokter spesialis kulit sehingga apotek banyak
menyediakan produk kosmetik dan obat-obatan yang biasa diresepkan untuk menunjang
kebutuhan kesehatan kulit. Selain jenis produk yang dijual tersebut apotek Melati Farma

7
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

dapat dikembangkan dengan peningkatan pelayanan kesehatan seperti pengecekan gula


darah, tekanan darah, cek kolesterol dan cek asam urat.
5. Penentuan harga
Penentuan harga dilakukan dengan menghitung biaya operasional, biaya untuk
tenaga kerja, dan biaya peralatan usaha. Penghitungan ini dilakukan agar pemilik apotek
Melati Farma dapat memperhitungkan berapa pendapatan yang diinginkan agar dapat
mencapai break even point, yaitu suatu titik yang menggambarkan bahwa keadaan
kinerja apotek berada pada posisi yang tidak memperoleh keuntungan ataupun kerugian.
Bila harga jual yang rendah, keuntungan yang diperoleh apotek Melati Farma tersebut
menjadi lebih kecil. Bila harga jual yang tinggi, keuntungan yang diperoleh apotek
Melati Farma menjadi lebih besar, tetapi ada kemungkinan pelanggan tidak kembali ke
apotek Melati Farma tersebut dan beralih ke apotek lain. Oleh karena itu, dalam
menentukan harga jual obat di apotek Melati Farma harus memperhatikan hal-hal
berikut:
- Harga harus menutupi biaya agar tidak terjadi kerugian
- Harga harus dievaluasi dan disesuaikan terus-menerus

6. Analisis SWOT
a. Kekuatan/Strength
1) Apotek Melati Farma bekerjasama dengan praktek dokter spesialis kulit
dilingkungan sekitar apotek sehingga terdapat perbedaan antara apotek Melati
Farma dengan apotek kompetitor karena apotek Melati Farma menyediakan
kebutuhan obat kulit yang lebih lengkap.
2) Karyawan yang dipekerjakan di apotek Melati Farma berkompeten di bidang
pelayanan kefarmasian, memiliki dedikasi dan etos kerja yang tinggi. Basis
pelayanan yang diberikan apotek Melati Farma berbasis patient oriented
sehingga setiap pelayanan di apotek Melati Farma mencakup Pelayanan
Informasi Obat dan konseling.
3) Penyediaan secara lengkap obat bebas, obat wajib apotek, obat keras, mahan
medis habis pakai, kosmetik, dan obat herbal sehingga dapat memberi pelayanan
kebutuhan obat yang bersifat menyeluruh bagi kebutuhan setiap kalangan
masayarakat.

8
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

4) Lokasi apotek berada di daerah yang strategis karena berada di perkotaan yang
dekat dengan fasilitas-fasilitas umum sehingga mudah dijangkau konsumen.
5) Fasilitas apotek yang memadai seperti ruang tunggu pasien yang nyaman, AC,
TV dan kamar mandi
b. Kelemahan/Weakness
1) Apotek Melati Farma merupakan apotek yang belum lama berdiri sehingga
masyarakat belum mengetahui keberadaan apotek ini
2) Modal yang dibutuhkan untuk usaha cukup besar bagi apotek yang masih
terbilang baru
3) Pemilik apotek belum memiliki pengalaman yang mencukupi
4) Jumlah karyawan masih terbatas karena banyak yang belum sesuai dengan
standar kompetensi yang dibutuhkan apotek
c. Peluang/Opportunity
1) Apotek merupakan usaha yang memiliki peluang besar dengan memiliki target
pasar yang luas karena setiap orang yang sakit membutuhkan obat dan pelayanan
kefarmasian yang mendukung kesembuhannya sehingga kebutuhan masyarakat
terhadap obat-obatan tiap tahun akan mengalami akan selalu mengalami
peningkatan seiring dengan kebutuhan kesehatan masyarakat yang semakin
meningkat.
2) Apotek yang berada di derah yang padat penduduk dan berada di dekat sarana
pelayanan kesehatan sehingga berpeluang menjadi sumber pelanggan untuk
apotek. Praktek dokter yang ada di sekitar lokasi apotek tidak memiliki apotek
tersendiri sehingga sebagian besar masyarakat yang ada di dekat apotek akan
membeli obat atau pelayanan kefarmasian ke apotek ini.
3) Masyarakat yang tinggal di dekat apotek sebagian besar memiliki tingkat
pendidikan dan keadaan ekonomi yang baik sehingga pola pikir masyarakat
dimungkinkan selalu dinamis untuk mencegah timbulnya penyakit sehingga
menimbulkan peningkatan kebutuhan masyarakat akan adanya apotek.
d. Ancaman/Threats
1) Adanya apotek kompetitor di sekitar apotek Melati Farma sehingga akan
membuat persaingan ketat untuk meningkatkan jumlah konsumen

9
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

2) Peningkatan harga obat juga mengakibatkan masyarakat bisa beralih


menggunakan pengobatan alternatif dibanding membeli obat di apotek yang
harganya lebih mahal.
3) Maraknya penyalahgunaan obat menjadi ancaman bagi kelangsungan usaha
apotek, karena jika apotek terbukti menjual obat kepada pembeli yang akan
menyalahgunakan obat tersebut maka apotek akan mendapatkan sanksi.

Dengan dilakukan analisis SWOT maka Apotek Melati Farma dapat semakin
mengetahui dan mengembangkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang
dimiliki Apotek Melati Farma sehingga dapat meminimalkan kelemahkan serta
mengantisipasi ancaman dari luar apotek. Apotek Melati Farma diharapkan akan
dapat bertahan dan mampu menunjukkan eksistensinya. Selain itu dengan adanya
analisis ini diharapkan Apotek Melati Farma akan berusaha untuk mencipatakan
inovasi-inovasi ataupun terobosan baru demi kemajuan apotek tanpa melanggar
peraturan-peraturan yang berlaku.

D. Aspek Teknik dan Teknologi


1. Kelengkapan Bangunan Apotek
Bangunan Apotek Melati Farma adalah bangunan satu lantai dengan luas 65 m2 dan
15 m2 lahan parkir. Bagian dalam bangunan memiliki sirkulasi udara yang baik
dengan adanya air conditioner. Apotek Melati Farma terdiri dari:
- Ruang tunggu
- Ruang pelayanan (penerimaan, kasir, dan penyerahan resep)
- Ruang pengejaan resep dan administrasi
- Toilet
- Gudang
- Ruang Apoteker

10
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

Gambar 3. Denah ruang Apotek Melati Farma

Bangunan Apotek Melati Farma juga dilengkapi dengan:


- Sumber air yang memenuhi syarat kesehatan
- Penerangan yang baik
- Alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik
- Ventilasi dan sistem sanitasi yang baik dan memenuhi syarat higienis
- Papan nama apotek, yang memuat nama apotek, nama APA, nomor SIA, serta
alamat apotek
- Lahan parkir

11
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

2. Perbekalan Farmasi
Perbekalan Farmasi yang diperlukan yaitu:
a. Obat Keras (Obat dengan Resep dan OWA)
b. Obat Bebas (OTC) dan Bebas Terbatas
c. Narkotika-Psikotropika
d. Produk jamu, obat herbal

3. Perlengkapan Apotek
a. Perlengkapan peracikan, meliputi timbangan obat, gelas ukur, corong kaca,
mortir dan stamper, batang pengaduk.
b. Perlengkapan penyimpanan perbekalan farmasi, meliputi lemari dan rak
penyimpanan obat, lemari pendingin, dan lemari penyimpanan obat narkotika
dan psikotropika.
c. Wadah pengemas dan pembungkus, meliputi etiket, wadah pengemas dan
pembungkus untuk penyerahan obat.
d. Alat administrasi, meliputi blanko-blanko salinan resep, kartu stok obat, faktur
dan penjualan, dan lainnya.
e. Buku referensi, meliputi Farmakope, ISO, MIMS, dan lainnya.

4. Strategi Layanan
a. Menyediakan perbekalan farmasi sesuai dengan pola kebutuhan masyarakat
sekitar Apotek Melati.
b. Melakukan kerjasama dengan praktek dokter umum dan spesialis.
c. Memberikan pelayanan yang ramah, cepat dan informatif.
d. Menetapkan harga perbekalan farmasi yang terjangkau dan kompetitif dengan
apotek sekitar.
e. Membuat aplikasi “Apotek Melati Farma” untuk memudahkan akses
masyarakat dalam mengetahui informasi serta pembelian obat.
f. Menyediakan layanan pengantar obat.
g. Mengadakan penyuluhan penggunaan obat dan jasa pemeriksaan kadar glukosa
darah, kadar kolesterol, kadar asam urat, tekanan darah secara berkala.

12
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

5. Pengelolaan Sediaan Farmasi


Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di apotek harus menjamin
ketersediaan sediaan farmasi yang aman, bermutu, bermanfaat dan terjangkau.
Pengelolaan sediaan farmasi di Apotek Melati dilakukan sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 yaitu meliputi perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan.

a. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan sediaan farmasi di apotek memperhatikan pola penyakit, pola
konsumsi dan kemampuan masyarakat sekitar. Apotek Melati berada di wilayah
Gejayan dimana tingkat ekonomi masyarakat mayoritas menengah atas.
Terdapat praktek dokter spesialis kulit dr. Hardyanto Soebono yang
bekerjasama dengan Apotek Melati sehingga apotek akan menyediakan obat
yang diresepkan oleh dr. Hardyanto Soebono, selain itu juga akan disediakan
kosmetik. Apotek Melati menyediakan obat bebas, bebas terbatas, obat wajib
apotek (OWA) menurut kelompok farmakologi seperti saluran pencernaan,
salura pernafasan, demam/pusing/nyeri, suplemen, antihipertensi antidiabetes,
dll. Apotek Melati juga menyediakan obat golongan psikotropika dan narkotika.
b. Pengadaan
Pengadaan sediaan farmasi dilakukan melalui Pedagang Besar Farmasi
(PBF) yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan dan penyaluran obat.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No 9 Tahun 2017, pengadaan obat
dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan (SP) yang mencantumkan SIA
(Surat Izin Apotek) dan harus ditandatangani oleh Apoteker pemegang SIA
dengan mencantumkan nomor SIPA. SP dibuat sebanyak dua rangkap, lembar
asli diberikan kepada sales dan saliannya diarsipkan di apotek. SP narkotika,
psikotropika dan prekursor dibuat sekurang-kurangnya tiga rangkap dan khusus
untuk narkotika satu surat pesanan hanya berlaku untuk satu jenis narkotika.
c. Penerimaan
Sediaan farmasi yang datang dari PBF diperiksa kesesuaiannya antara SP
dengan faktur dan barang. Kondisi barang yang datang harus dipastikan masih
tersegel, kemasan tidak rusak, nama obat serta jumlah sesuai dan diperiksa
13
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

tanggal kadaluarsanya. Apabila barang telah memenuhi syarat, Apoteker


Penanggungjawab Apotek atau Apoteker pendamping menandatangani faktur
dan dibubuhi stempel.
d. Penyimpanan
1) Obat disusun menurut bentuk sediaan, golongan obat, farmakologi,
alfabetis, look alike sound alike (LASA).
2) Obat disimpan pada kondisi yang sesuai untuk menjaga stabilitasnya.
3) Pengeluaran obat dengan sistem First Expire First Out (FIFO) dan First In
First Out (FIFO).
4) Tempat penyimpanan Narkotika dilarang digunakan untuk menyimpan
barang selain Narkotika dan tempat penyimpanan Psikotropika dilarang
digunakan untuk menyimpan barang selain Psikotropika.
5) Lemari penyimpanan narkotika terbuat dari bahan yang kuat, tidak mudah
dipindahkan dan mempunyai dua buah kunci yang berbeda. kunci lemari
khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker yang ditunjuk
dan pegawai lain yang dikuasakan.
e. Pemusnahan
1) Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh
Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat
izin praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita
acara pemusnahan.
2) Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika
atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
3) Resep yang telah disimpan lebih dari 5 tahun maka dapat dimusnahkan oleh
apoteker yang disaksikan petugas lain di apotek dengan cara dibakar dan
dibuktikan dengan berita acara yang kemudian dilaporkan kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota.
f. Pengendalian
Pengendalian dilakukan dengan kartu stok yang memuat nama obat,
tanggal kadaluwarsa, jumlah obat yang masuk dan keluar, sisa sisa persediaan,
paraf. Pengendalian bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan,

14
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta


pengembalian pesanan.

g. Pencatatan dan pelaporan


Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan sediaan farmasi
meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok),
penyerahan (nota atau struk penjualan).
Pelaporan internal yang meliputi manajemen Apotek serta keuangan dan
barang dilakukan untuk evaluasi internal yang bertujuan untuk pengembangan
Apotek Melati yang lebih baik Pelaporan eksternal meliputi pelaporan narkotika
dan psikotropika sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

6. Standard Operating Procedure (SOP)


Setiap apotek harus mempunyai Standard Operating Procedure (SOP) untuk
menjamin mutu pelayanan kefarmasian sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
a. Pelayanan OTC
1) Sapa pasien dengan ramah
2) Menanyakan keluhan atau penyakit yang diderita pasien, untuk siapa obat
digunakan kemudian bantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat
3) Menghitung harga dan meminta persetujuan terhadap nominal harga
4) Bila sudah terjadi persetujuan, ambilkan obat yang diminta sesuai dengan
permintaan pasien
5) Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat
meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara
penggunaan, efek samping yang mungkin timbul setalah pemakaian, serta
cara penyimpanan yang baik

b. Pelayanan OWA
1) Sapa pasien dengan ramah
2) Menanyakan keluhan atau penyakit yang diderita pasien, untuk siapa obat
digunakan.

15
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

3) Tanyakan pada pasien apakah pasien tersebut sebelumnya pernah


menggunakan obat tersebut
4) Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya tidak
memuaskan, maka pilihlah obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien
5) Menghitung harga dan meminta persetujuan pasien terhadap nominal harga
6) Setelah pasien setuju dengan harga obat, ambilkan obat tersebut
7) Serahkan obat kepada pasian disertai dengan informasi tentang obat
meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara
penggunan obat dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah
penggunaan obat.
8) Catat nama pasien, alamat dan nomor telpon pasien
9) Beri catatan khusus tentang pasien

c. Pelayanan Resep
1) Sapa pasien dengan ramah dan menerima resep pasien.
2) Lakukan skrining resep meliputi administrasi, farmasetika dan klinik.
3) Menghitung harga dan minta persetujuan pasien terhadap nominal harga.
4) Pasien diberi nomor antrian untuk mengambil obat
5) Siapkan obat sesuai dengan resep.
6) Jika obat racikan maka patuhi SOP meracik obat.
7) Buat etiket dan cocokkan dengan resep.
8) Teliti kembali resep sebelum diserahkan pada pasien termasuk salinan resep
dan kuitansi (jika pasien meminta).
9) Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat secara
lengkap.
10) Catat nama pasien, alamat dan nomor telpon pasien.

d. Peracikan Obat
1) Siapkan alat yang akan digunakan, pastikan alat sudah bersih dan
bersihkan meja untuk meracik
2) Cuci tangan sampai bersih lalu keringkan dan gunakan masker serta
sarung tangan bila perlu

16
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

3) Siapkan obat sesuai resep dan di periksa kembali apakah obat yang
akan diracik telah sesuai dengan resep
4) Siapkan etiket dan wadah obat, sertakan bersama obat dan
instruksinya. Masukkan dalam wadah yang telah disediakan dan beri
etiket, kemudian serahkan kepada petugas lain untuk diperiksa dan
diserahkan
5) Bersihkan peralatan dan meja racik setelah meracik selesai dan
cucilah tangan sampai bersih

e. Swamedikasi OTC
1) Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan keluhan pasien
2) Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan sesuai
obat tersebut. Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien
dan memberikan efek seperti yang diharapkan maka obat boleh
diberikan. Apabila obat yang diminta tidak sesuai dengan kondisi pasien
maka pasien dipilihkan obat yang tepat untuk kondisinya
3) Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obat tersebut, bila
ada yang kurang atau salah maka petugas wajib membenarkan dan
melengkapinya

f. Konseling Resep
1) Obat diserahkan pada pasien sekaligus dicocokkan dengan data pasien
2) Mencocokkan obat dengan kondisi pasien dengan cara menanyakan pada
pasien tentang keluhan yang dialaminya
3) Memberitahukan pada pasien tentang obat yang diberikan dan tujuan
penggunaan obat tersebut
4) Memberikan informasi pada pasien tentang aturan penggunaan obat
meliputi dosis, frekuensi, durasi, serta cara penggunaan
5) Menanyakan kembali tentang semua informasi yang telah disampaikan
untuk memastikan bahwa pasien telah paham dan mengerti tentang aturan
penggunaan obat

17
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

6) Memberitahukan pada pasien tentang ESO yang mungkin terjadi dan cara
penanganan yang mungkin bisa dilakukan oleh pasien terhadap efek
samping yang terjadi.
7) Catat nama pasien, alamat dan nomor telepon pasien

g. Penerimaan dan Penyimpanan barang


1) Saat barang datang dari PBF
2) Memeriksa kesesuaian anatara SP dengan faktur dan barangnya (kecocokan
tentang nama barang, bentuk sediaan, jumlah sediaan, no. batch dan tanggal
ED)
3) Memeriksa kondisi barang (rusak/pecah, tersegal atau tidak)
4) Faktur ditandatangani oleh Apoteker atau Asisten Apoteker dilengkapi
dengan no. SIK/SIA/NIP serta dibubuhi stempel apotek
5) Faktur diambil satu lembar sebagai arsip apotek
6) Mencocokan harga yang sudah ada dengan harga yang tertera pada faktur
baru, apakah ada kenaikan atau tidak.
7) Hargai barang-barang/obat bebas dan letakkan sesuai dengan
spesifikasinya. Untuk obat keras langsung disimpan dalam lemari sesuai
dengan efek farmakologi
8) Serahkan faktur kepada bagian administrasi untuk disimpan.

h. Pemesanan dan Pengadaan barang


1) Pemesanan obat dilakukan pada PBF yang resmi
2) Pemesanan obat dilakukan dengan SP rangkap 2 lembar, yang asli diberikan
kepada sales dan salinannya disimpan sebagai arsip
3) Untuk pemesanan narkotika dan psikotropika menggunakan SP khusus
4) Jumlah dan jenis obat yang dipesan harus disesuaikan dengan kebutuhan SP
ditandatangani oleh apoteker dan diberi stampel apotek

E. Aspek Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan asset penting bagi Apotek Melati Farma
karena SDM memproduksi barang dan jasa, mengendalikan mutu produk, menghasilkan

18
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

sumber daya keuangan dan menyusun keseluruhan strategi. Tanpa SDM yang efektif
sangat tidak mungkin apotek dapat mencapai sasarannya. Manajemen SDM meliputi :
1. Jumlah tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 5 orang, dengan rincian sebagai berikut:
- Apotek Penanggungjawab Apotek : 1 orang
- Apoteker Pendamping : 1 orang
- Tenaga Teknis Kefarmasian : 2 orang
- Tenaga Administrasi : 1 orang
2. Kriteria Apoteker dalam pelayanan kefarmasian
Sesuai dengan Permenkes No. 73 tahun 2016 pada Bab IV mengenai Sumber
Daya Manusia bahwa apoteker yang hendak dipekerjakan di Apotek Melati Farma
harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Persyaratan administrasi
1) Memiliki ijazah dari institusi pendidikan farmasi yang terakreditasi.
2) Memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA).
3) Memiliki sertifikat kompetensi yang berlaku.
4) Memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA)
b. Apoteker harus mampu mengidentifikasikan kebutuhan akan pengembangan diri,
baik melalui pelatihan, seminar, workshop, pendidikan berkelanjutan atau
mandiri.
c. Harus memahami dan melaksanakan serta patuh terhadap peraturan perundang-
undangan, sumpah Apoteker, standar profesi (standar pendidikan, standar
pelayanan, standar kompetensi dan kode etik) yang berlaku.
3. Persyaratan recruitment SDM
a. Apoteker Pendamping
- Pria/Wanita maksimal berusia 30 tahun
- Memiliki ijazah dari institusi pendidikan farmasi yang terakreditasi, SIPA,
STRA, sertifikat kompetensi yang berlaku
- Freshgraduate atau berpengalaman
- Komunikatif
- Jujur
- Good leadership

19
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

- Berkomitmen dan bertanggungjawab


- Berpenampilan menarik
- Bersedia bekerja sesuai aturan shift yang ditetapkan
- Mampu mengoperasikan komputer
b. Tenaga Teknis Kefarmasian
- Pria/Wanita maksimal berusia 30 tahun
- Freshgraduate atau berpengalaman
- Pendidikan minimal D3 Farmasi
- Komunikatif
- Jujur
- Mampu bekerja dibawah tekanan
- Berkomitmen dan bertanggungjawab
- Berpenampilan menarik
- Bersedia bekerja sesuai aturan shift yang ditetapkan
- Mampu mengoperasikan komputer
c. Tenaga Administrasi
- Pria
- Pendidikan minimal SMA/SMK
- Memiliki kendaraan pribadi
- Komunikatif
- Jujur
- Mampu bekerja dibawah tekanan
- Berkomitmen dan bertanggungjawab
- Berpenampilan menarik
- Bersedia bekerja sesuai aturan shift yang ditetapkan
- Mampu mengoperasikan komputer

4. Peran Tenaga Kerja


a. Apoteker Penanggungjawab Apotek
- Penerimaan resep, mengkaji resep, meracik obat dan menyerahkan resep
kepada pasien disertai dengan konseling.
- Pelayanan informasi obat dan konseling.

20
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

- Monitoring penggunaan obat dan efek samping obat.


- Bertanggungjawab terhadap pengawasan dan kontrol kinerja semua karyawan
(termasuk gaji karyawan).
- Bertanggungjawab dalam hal pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pemusnahan, penyiapan resep racikan, penyerahan obat, pencatatan dan
pelaporan.
- Bertanggungjawab dalam perizinan apotek.
- Bertanggungjawab dalam kebersihan apotek.
b. Apoteker Pendamping
- Penerimaan resep, mengkaji resep, meracik obat dan menyerahkan resep
kepada pasien disertai dengan konseling.
- Pelayanan informasi obat dan konseling.
- Monitoring penggunaan obat dan efek samping obat.
- Melakukan pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, penyiapan
resep racikan, penyerahan obat, pencatatan dan pelaporan.
- Bertanggungjawab dalam kebersihan apotek.
c. Tenaga Teknis Kefarmasian
- Membantu APA dan Apoteker Pendamping melakukan peracikan obat,
melayani pembelian non resep, membuat laporan penggunaan obat dan
bertanggungjawab dalam kebersihan apotek.
d. Tenaga Administrasi
- Melakukan pesan antar obat.
- Bertindak sebagai kasir.
- Membantu APA dan Apoteker Pendamping dalam membuat laporan keuangan.
- Bertanggungjawab dalam kebersihan apotek.
5. Pembagian Shift Kerja
Hari kerja : Senin – Sabtu, hari Minggu dan besar tutup
Jam operasional Apotek : 07.00-21.00 WIB, terbagi dalam 2 shift yaitu shift pagi
(07.00-14.00) dan shift sore (14.00-21.00). Pada setiap
shit selalu ada Apoteker yang bertugas.
Pembagian jam kerja berdasarkan Undang-undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan pasal 77.

21
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

F. Aspek Manajerial
Manajemen merupakan suatu proses menata atau mengelola organisasi dalam
mencapai tujuan yang diinginkan. Aspek manajemen sangat penting karena keberhasilan
usaha akan tercapai apabila manajemen dan organiasasi berjalan dengan baik.
Manajemen apotek dilakukan supaya rencana kegiatan yang telah ditetapkan dapat
terlaksana dengan baik sehingga visi dari apotek dapat tercapai.
1. Tujuan pendirian apotek :
a. Tempat pengabdian profesi apoteker untuk berperan dalam memberikan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
b. Menjalin kerjasama antar tenaga kesehatan yaitu dokter untuk memaksimalkan
pelayanan kesehatan masyarakat.
c. Membuka lapangan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
sosial.
d. Memenuhi kebutuhan masyarakat terkait sediaan farmasi yang bermanfaat,
aman dan berkualitas.
e. Memberikan pelayanan konseling, informasi dan edukasi penggunaan obat yang
tepat dan rasional pada masyarakat.
2. Visi
Menjadi Apotek pilihan utama masyarakat yang terdepan dalam pelayanan
kefarmasian yang aman, bermutu dan profesional untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien serta menjadi bisnis kefarmasian yang kompetitif dan terpercaya.
3. Misi
a. Menyediakan perbekalan farmasi yang lengkap, bermanfaat, aman dan
berkualitas.
b. Memberikan pelayanan kefarmasian dengan penerapan konsep “Patient
Oriented” secara profesional.
c. Menjadi unit bisnis yang kompetitif dan terpercaya dengan memperhatikan
perundang-undangan.
4. Strategi Manajemen
a. Pemilihan karyawan yang selektif sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
yaitu karyawan yang menguasai bidang kefarmasian, dapat berkomunikasi
dengan baik, jujur, pekerja keras serta bertanggungjawab.

22
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

b. Memberikan pembekalan atau pelatihan kepada karyawan secara berkala untuk


meningkatkan kemampuan kerja dan menjalin hubungan yang harmonis antara
pimpinan dengan karyawan.

5. Struktur Organisasi

Apoteker
Penanggungjawab
Apoteker

Apoteker
Pendamping

Tenaga Teknis Tenaga


Kefarmasian Adiministrasi

Gambar 4. Struktur Organisasi Apoteker Melati Farma

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, pelayanan kefarmasian di apotek
diselenggarakan oleh Apoteker, dibantu oleh Apoteker pendamping dan/atau Tenaga
Teknis Kefarmasian yang memiliki Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik.
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoeker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apotek. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga
yang membantu apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas
sarjana farmasi, ahli madya farmasi dan analis farmasi. Apotek Melati dikelola oleh
1 Apoteker Penanggungjawab Apotek, 1 Apoteker Pendamping, 2 Tenaga Teknis
Kefarmasian dengan lulusan ahli madya dan 1 tenaga administrasi.

23
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

G. Aspek Finansial
1. Modal Awal

Keterangan Biaya
Biaya Renovasi Rp. 20.000.000,-
Interior dan Furniture/ Meubel
Kursi tunggu (2) Rp. 2.000.000,-
Kursi satuan (5) Rp. 150.000,-
Kursi ruang konseling (2) Rp. 400.000,-
Etalase obat (4) Rp. 4.000.000,-
Meja konseling (1) Rp. 500.000,-
Meja racik (1) Rp. 700.000,-
Lemari obat (1) Rp 1.500.000,-
Lemari penyimpanan narkotik dan psikotropik (1) Rp. 700.000,-
Lampu (4) Rp. 400.000,-
SUB-TOTAL Rp. 10.350.000,-
Perlengkapan Apotek
Komputer + software komputer Rp. 5.000.000,-
Mesin kasir Rp. 500.000,-
Lemari pendingin + freezer Rp. 2.000.000,-
Dispenser Rp. 200.000,-
Printer Rp. 500.000,-
Telepon + Fax Rp. 1.200.000,-
AC (2) Rp. 2.000.000,-
TV Rp. 1.500.000,-
Buku-buku referensi Rp. 500.000,-
Jam dinding Rp. 100.000,-
Tempat sampah Rp. 30.000,-
Pemadam kebakaran Rp. 500.000,-
Papan nama APA Rp. 500.000,-
Reklame Apotek Rp. 500.000,-
SUB-TOTAL Rp. 15.030.000,-
Peralatan Peracikan
Timbangan miligram Rp. 2.000.000,-
Timbangan gram Rp. 1.500.000,-
Gelas ukur 10, 25, 50 mL Rp. 90.000,-
Gelas beker 100, 250, 500 mL Rp. 160.000,-
Mortir dan stamper besar Rp. 100.000,-
Mortir dan stamper sedang Rp. 75.000,-
Mortir dan stamper kecil Rp. 30.000,-
Batang pengaduk (2) Rp. 20.000,-
Corong (2) Rp. 60.000,-
24
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

Spatula (2) Rp. 30.000,-


Cawan porselen 50 mL Rp. 30.000,-
Sealer Rp. 125.000,-
Wastafel Rp. 200.000,-
SUB-TOTAL Rp. 4.420.000,-
Embalase (kertas perkamen, pot salep, pot krim, botol
lotion, plastik klip, etiket obat dll) Rp. 1.000.000,-
Dokumen-dokumen administrasi (kartu stok; pesanan
obat; salinan resep; blanko nota penjualan; catatan,
laporan, pesanan obat narkotika dan psikotropika) Rp. 500.000,-
TOTAL BIAYA PERLENGKAPAN Rp. 51.300.000,-
Biaya sewa bangunan 1 tahun Rp. 140.000.000,-
Biaya perizinan Rp. 2.000.000,-
Biaya pembelian obat Rp. 100.000.000,-
Modal cadangan Rp. 6.700.000,-
TOTAL MODAL Rp. 300.000.000,-

2. Biaya Operasional
A. GAJI PEGAWAI
Apoteker Penanggung Jawab (1 orang) Rp. 2.500.000,-
Apoteker Pendamping (1 orang) Rp. 2.000.000,-
Tenaga Teknis Kefarmasian
(2 orang @Rp 1.400.000) Rp. 2.800.000,-
Karyawan umum (1 orang) Rp. 800.000,-
TOTAL GAJI PEGAWAI Rp. 8.100.000,-
B. BIAYA LAINNYA
Listrik, air, telefon, keamanan Rp. 500.000,-
Pemeliharaan gedung Rp. 100.000,-
TOTAL BIAYA LAINNYA Rp. 600.000,-
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 1 BULAN Rp. 8.700.000,-
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 1 TAHUN Rp. 104.400.000,-

3. Proyeksi Pendapatan Tahun I


Penjualan obat resep ditetapkan dengan harga 1,3 harga beli, penjualan obat over the
counter (OTC) ditetapkan dengan harga 1,1 harga beli, sedangkan obat wajib apotek
(OWA) ditetapkan dengan harga 1,2 harga beli. Sehingga persentase harga pokok
penjualan (%HPP) masing-masing jenis obat adalah sebagai berikut:

1
%HPP obat resep = 1,3 𝑥 100% = 76,9 % ~ 77%

25
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

1
%HPP obat OTC = 1,1 𝑥 100% = 90,9 % ~ 91%

1
%HPP obat OWA = 1,2 𝑥 100% = 83,3 % ~ 83%

Pada tahun pertama diasumsikan resep yang masuk per hari sebanyak 25 lembar yang
terdiri dari 2R, dengan harga rata- rata per R adalah Rp. 50.000,-. Pendapatan obat OTC
selama sebulan adalah Rp. 500.000,- dan OWA sebesar Rp. 300.000,- Dengan demikian
akan diperoleh pendapatan pada tahun I sebagai berikut:

Penjualan resep
(25 lembar x 2R x Rp 50.000,- x 25 hari kerja x 12 bln) Rp. 750.000.000,-

Penjualan OTC
(Rp. 500.000,- x 25 hari kerja x 12 bln) Rp. 150.000.000,-

Penjualan OWA
(Rp 300.000,- x 25 hari kerja x 12 bln) Rp. 90.000.000,- +

TOTAL PENJUALAN Rp. 990.000.000,-


Berikut ini adalah tabel penjualan, HPP, dan margin dari masing-masing jenis obat
pada tahun I:
Jenis Penjualan HPP Laba kotor
obat (Penjualan x %HPP) (Penjualan – HPP)
Resep Rp. 750.000.000,- Rp. 750.000.000,- x77% Rp. 750.000.000,-
= Rp. 577.500.000,- Rp. 577.500.000,- -
Rp. 172.500.000,-
OTC Rp. 150.000.000,- Rp. 150.000.000,- x91% Rp. 150.000.000,-
= Rp. 136.500.000,- Rp. 136.500.000,- -
Rp. 13.500.000,-
OWA Rp. 90.000.000,- Rp. 90.000.000,- x83% Rp. 90.000.000,-
= Rp. 74.700.000,- Rp 74.700.000,- -
Rp. 15.300.000,-
TOTAL Rp. 990.000.000,- Rp. 788.700.000,- Rp. 201.300.000,-

Hasil penjualan pada tahun I kurang dari Rp. 4.800.000.000,- sehingga berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2013 tentang “Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak
yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu”, maka dikenakan tarif pajak penghasilan
(PPh) sebesar 1% dari penghasilan bruto per-bulannya.

26
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

Sehingga dalam 1 tahun, PPh yang perlu dibayarkan adalah:

PPh final 1% 1 tahun = omset 1 tahun x 1%


= Rp. 990.000.000,- x 1%
= Rp. 9.900.000,-

Maka net profit pada tahun I adalah sebagai berikut:

Net Profit pada tahun I = laba kotor – biaya operasional - PPh


= Rp. 201.300.000,- – Rp. 104.400.000,- - Rp. 9.900.000,-
= Rp. 87.000.000,- per tahun
= Rp. 7.25.000,- per bulan

Dari hasil perhitungan net profit pada tahun I kemudian dihitung perkiraan Payback
Period (PP) yakni sebagai berikut:

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
Payback Period = x 1 tahun
𝑘𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑝.300.000.000,−
= x 1 tahun = 3,4 tahun
𝑅𝑝.87.000.000,−

= 3 tahun 4 bulan 24 hari

Menurut perhitungan PP maka investasi akan kembali minimal pada tahun ketiga. Sisa
saldo pada tahun I yang dimiliki adalah:

Sisa saldo = net profit – modal


= Rp. 87.000.000,- - Rp. 300.000.000,-
Rugi = (-) Rp. 213.000.000,-

4. Proyeksi Laba-rugi 8 Tahun yang Akan Datang


Untuk menentukan proyeksi laba-rugi 8 tahun yang akan datang, dibutuhkan data laju
inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berikut ini adalah tabel laju inflasi dan
pertumbuhan ekonomi dari tahun 2011 hingga 2017.

27
(%) 2017 2016 2015 2014 2013 2012 2011
Laju inflasi 3,61% 3,02% 3,35% 8,36% 8,38% 4,30% 3,79%
Pertumbuhan
5,10% 5,00% 4,80% 5,00% 6,00% 6,00% 6,20%
ekonomi
Jml.inflasi
+pertumbuhan 8,71% 8,02% 8,15% 13,36% 13,98% 10,30% 9,99%
ekonomi

Net profit pada tahun kedua dan seterusnya didapatkan dari penambahan persentase jumlah laju inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada net
profit tahun sebelumnya. Laju inflasi dan pertumbuhan ekonomi diasumsikan sama dengan tren laju inflasi dan pertumbuhan ekonomi
Berikut ini adalah tabel proyeksi laba-rugi dari tahun 1 hingga tahun 8:
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Total
Penjualan Rp 990,000,000,- Rp 1,088,901,000,- Rp 1,201,057,803,- Rp 1,368,965,684,- Rp 1,551,859,499,-
HPP Rp 788,700,000,- Rp 869,936,100,- Rp 959,539,518,- Rp 1,093,683,143,- Rp 1,239,799,211,-
Laba Kotor Rp 201,300,000,- Rp 221,409,870,- Rp 244,215,087,- Rp 278,356,356,- Rp 315,544,765,-
Biaya
operasional Rp 104,400,000,- Rp 114,829,560,- Rp 126,657,005,- Rp 144,363,654,- Rp 163,650,638,-
Pph final 1% Rp 9,900,000,- Rp 10,889,010,- Rp 12,010,578,- Rp 13,689,657,- Rp 15,518,595,-
Net profit Rp 87,000,000,- Rp 95,691,300,- Rp 35,547,504,- Rp 50,303,045,- Rp 66,375,532,-
Modal Rp 300.000.000,- - - - -
Sisa saldo -Rp 213,000,000,- - Rp 117,308,700 -Rp 81,761,196 - Rp 31,458,151 Rp 34,917,381

28
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8


Total Penjualan Rp 1,678,336,048,- Rp 1,812,938,599,- Rp 1,970,845,552,-
HPP Rp 1,340,842,847,- Rp 1,448,378,443,- Rp 1,574,532,205,-
Laba Kotor Rp 341,261,663,- Rp 368,630,849,- Rp 400,738,595,-
Biaya
operasional Rp 176,988,165,- Rp 191,182,616,- Rp 207,834,622,-
Pph final 1% Rp 16,783,360,- Rp 18,129,386,- Rp 19,708,456,-
Net profit Rp 77,490,138,- Rp 89,318,847,- Rp 103,195,518,-
Modal - - -
Sisa saldo Rp 112,407,518,- Rp 201,726,365,- Rp 304,921,883,-

Hasil perhitungan menunjukkan investasi sebesar Rp 300.000.000,- dapat tertutup pada


tahun ke-5, hal ini tidak sesuai dengan perkiraan Payback Period (PP) karena PP tidak
memperhitungkan adanya inflasi yang terjadi tiap tahunnya.

5. Perhitungan BEP dan ROI


Break even point (BEP) dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
Break Even Point = 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
1− 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

BEP adalah keadaan dimana total pendapatan sama dengan total biaya yang
dikeluarkan, sehingga keuntungan sama dengan nol (Anonim, 2014). Sedangkan Return
on Investment (ROI) dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝑛𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡
Return on Investment = x 100%
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖

ROI digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah perusahaan secara keseluruhan


dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah investasi yang tersedia atau untuk
mengevaluasi efisiensi penggunaan investasi, sebagai contoh apabila nilai ROI adalah
100% maka jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya yang diinvestasikan
(Botchkarev and Andru, 2011). Berikut ini adalah tabel perhitungan BEP dan ROI,

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4


BEP Rp513,442,623,- Rp571,041,398,- Rp977,965,003,- Rp1,066,019,244,-
ROI 29.00% 31.90% 11.85% 16.77%

29
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8


BEP Rp1,161,932,408 Rp1,228,259,232 Rp1,298,847,494 Rp1,381,657,049
ROI 22.13% 25.83% 29.77% 34.40%

Pada tahun ketiga terjadi penurunan ROI bila dibandingkan dengan ROI tahun kedua,
namun diikuti dengan peningkatan ROI kembali di tahun ke-4 dan seterusnya. Hal ini
dikarenakan adanya tambahan biaya sewa sebesar Rp 70.000.000,- yang harus
dibayarkan mulai dari tahun ketiga dan seterusnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan studi kelayakan yang meliputi aspek lokasi, pemasaran, pasar, teknik dan
teknologi, sumber daya manusia, manajemen dan finansial Apotek Melati Farma layak untuk
didirikan.

30
Proposal Studi Kelayakan
Apotek “Melati Farma”
Jalan Affandi No. 17, Demangan, Depok, Sleman, Yogyakarta

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman, 2017. Kepadatan Penduduk Kabupaten Sleman.
https://slemankab.bps.go.id diakses pada tanggal 25 Februari 2018.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman, 2017. Pola Penyakit di Kabupaten Sleman.
https://slemankab.bps.go.id diakses pada tanggal 25 Februari 2018.
Kotler dan Amstrong. 2000. Dasar – Dasar Pemasaran, Prenhallindo. Jakarta.
Menteri Kesehatan RI, Peraturan Menteri Kesehatan RI Tentang Standar Pelayanan di Apotek
Nomor 73 Tahun 2016.
Menteri Kesehatan RI, Peraturan Menteri Kesehatan RI Tentang Apotek, Nomor 9 Tahun 2017.
Peraturan Walikota Yogyakarta No 50 Tahun 2016 tentang Standarisasi Harga Barang dan Jasa
pada Pemerintahan Kota Yogyakarta.
Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Universitas Gadjah Mada, 2016, Pasar persaingan sempurna, monopoli dan monopolistik,
Universitas Gadjah Mada. http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/29130/
dcdfa3152b8498f88775444af8879db8 diakses pada tanggal 30 Agustus 2017.

31

Anda mungkin juga menyukai