PENDAHULUAN
oleh Apoteker. Peraturan Mentri Kesehatan No. 73 tahun 2016 tentang standar
1
2
maka dari itu Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) STIKES Borneo Lestari
Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilaksanakan mulai tanggal 1-30 Juni
2021.
1.2 Tujuan
apotek.
pengembangan apotek.
1.2 Manfaat
pekerjaan kefarmasian.
pengembangan apotek.
d. Memberikan rasa percaya diri calon apoteker untuk menjadi apoteker yang
profesional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2017 tentang Apotek, yang dimaksud dengan Apotek adalah sarana pelayanan
yang dimaksud dengan Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai
Pakai.
4
5
sumpah jabatan.
lainnya.
a. Tenaga kefarmasian
lampiran 4.
seperti :
kesehatan lain.
2. Bangunan
yang sejenis.
berfungsi :
a. Penerimaan resep
d. Konseling
f. Arsip
b. Instalasi listrik
pengemas.
beracun.
edisi terbaru.
4. Ketenagaan
perundang-undangan.
11
apotek salah satunya yaitu SIPA. SIPA dapat diperoleh sesuai dengan
etika profesi.
kefarmasian.
12
manusia, produk).
a. Aspek Lokasi
dan letak Apotek yang akan didirikan dan mudah tidaknya pasien
b. Aspek Permodalan
c. Analisa Pasar
harga obat tiap resep dan keadaan penduduk sekitar lokasi yang
d. Analisa Keuangan
e. Aspek Teknis
meliputi:
memenuhi kriteria:
a. Persyaratan administrasi
terakreditasi
pengenal.
berkesinambungan.
yang berlaku.
a. Pemberi layanan
b. Pengambil keputusan
dan efisien.
c. Komunikator
d. Pemimpin
e. Pengelola
Professional Development/CPD).
18
g. Peneliti
farmasi, alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) serta
penerimaan Resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set
terbatas)
ruangan, blanko salinan Resep, etiket dan label obat. Ruang ini diatur
d. Ruang konseling
pasien.
f. Ruang arsip
1. Perencanaan
2. Pengadaan
3. Penerimaan
4. Penyimpanan
kadaluwarsa.
5. Pemusnahan
6. Pengendalian
berurutan dari peringkat nilai tertinggi hingga terendah, oleh karena itu
jumlah jenis barang yang sedikit, namun memiliki nilai yang sangat
tinggi.
1. A (Always)
80% dari total biaya persediaan. Hal ini berarti persediaan memiliki
2. B (Better)
Obat kelas B, 20-40% item obat di apotek dengan alokasi dana 10-15%
95%.
3. C (Control)
jumlah obat sangat banyak, yaitu mencapai 60% karena obat selalu
(Anief, 2001) :
a. Administrasi umum
lainnya.
b. Pembukuan
dan pemasukan.
c. Administrasi penjualan
d. Administrasi pergudangan
e. Administrasi pembelian
f. Administrasi piutang
g. Administrasi kepegawaian
juga dengan obat bebas yang terdiri atas obat bebas dan obat bebas
obat bebas dapat dikonsumsi begitu saja tanpa aturan harus sesuai
aturan pakai. Obat OTC dibagi menjadi 2 bagian, yaitu berupa Obat
1. Obat bebas
dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan
dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi
keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter
pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru
obat bebas terbatas di apotek, juga dapat melayani obat bahan alam
1. Jamu
3. Obat Fitofarmaka
melalui uji klinis pada manusia. Dosis dari hewan coba dikonversi
keras yang dapat diserahkan oleh Apoteker sesuai dengan jumlah yang
1. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang
pasien.
31
obat mulut dan tenggorokan, obat saluran nafas, obat yang mempengaruhi
1993 tentang daftar perubahan OWA No. I yaitu dari OWA menjadi Obat
tentang Daftar OWA No. 3 juga dijelaskan tentang daftar obat yang
psikotropika. Kriteria obat yang dikeluarkan dari OWA antara lain adalah
obat yang dikeluarkan dari OWA karena harus diresepkan lagi oleh dokter
dan obat yang dikeluarkan dari OWA karena menjadi obat bebas terbatas
lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan
a. Skrining resep
tanda tangan atau paraf dokter serta nama, alamat, umur, jenis
(medication record).
33
diperlukan.
tangan/alat/spatula/sendok
minum
untuk obat luar, dan etiket lainnya seperti label kocok dahulu untuk
sediaan cair)
8. Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai dengan
5. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh
Apoteker
menggunakan resep asli, dan di sisa nya ditebus di Apotek yang sama jika
pasien mengambil obat separuh atau sebagian (copy resep). Obat narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
a. Narkotika Golongan I
ganja.
b. Narkotika Golongan II
Narkotika golongan ini terdiri dari narkotika yang dapat berguna dalam
norkodeina.
persepsi, suasana hati, kesadaran, pikiran, emosi, dan perilaku (Depkes RI,
36
psikotropika inilah yang membuat obat ini hanya boleh digunakan untuk
digolongkan menjadi:
a. Psikotropika golongan I
b. Psikotropika golongan II
d. Psikotropika golongan IV
dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan
mengenai obat termasuk obat resep, obat bebas dan herbal. Informasi
interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari obat
dan lain-lain.
masyarakat (penyuluhan)
obat:
1. Topik Pertanyaan
4. Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti
laboratorium)
5. Uraian pertanyaan
6. Jawaban pertanyaan
7. Referensi
2.5.7 Konseling
yang lebih baik dalam penggunaan obat dan menyelesaikan masalah yang
bertanya.
benar dan jelas (Handayani et al., 2006). Fasilitas berupa buku atau
literatur khusus yang membahas obat dan penyakit yang masuk dalam
fenitoin, teofilin).
pemberian lebih dari satu obat untuk penyakit yang diketahui dapat
Anda?
penggunaan obat
3. Adanya multidiagnosis.
merugikan.
42
antara lain adalah adanya indikasi tetapi tidak diterapi, pemberian Obat
tanpa indikasi, pemilihan Obat yang tidak tepat, dosis terlalu tinggi,
dosis terlalu rendah, terjadinya reaksi Obat yang tidak diinginkan atau
terjadi
yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau
kepentingan umum.
PPN adalah pajak yang harus dibayar Apotek pada setiap pembelian
Pajak ini dikenakan setiap tahun dan besarnya tergantung pada luas
c. Penghasilan diatas 250 juta – 500 juta rupiah dikenakan pajak 25%.
BAB III
Kimia Farma Veteran yang dipimpin oleh Drs. Juandi Rafi’i dan Drs.
pada tahun 1986 “Apotek Pelengkap Rumah Sakit Ulin” bekerja sama
obatan ASKES bagi pasien RSUD Ulin. Berdiri sekitar 15 tahun, pada
tahun 2000 Apotek ini melepaskan diri dari instalasi Farmasi RSUD Ulin,
namun pada saat itu nama Kimia Farma Ulin tidak dihilangkan agar image
di masyarakat tetap melekat dan tidak hilang. Apotek Kimia Farma Ulin
kemudian berubah nama di tahun 2002 menjadi “Apotek Kimia Farma 217
Ulin”, dan sekitar awal Januari 2007 Apotek Kimia Farma 217 Ulin
a. Visi
b. Misi
c. Budaya
1. Amanah
dilakukan.
2. Kompeten
3. Harmonis
4. Loyal
dan Negara.
5. Adaptif
menghadapi perubahan.
perkembangan teknologi.
c) Bertindak proaktif.
6. Kolabotatif
berkontribusi.
tambah.
tujuan bersama.
51
Apoteker Pendamping
Supervisior Layanan Farmasi Apt.Atikah Nur Fajrina, S. Farm.
Noor Fitriana, Amd. Farm. Apt.Ilma Nurhidayati, S. Farm.
antara lain :
berlaku.
ditetapkan.
kepada pasien.
APA.
APA.
antara lain :
53
baik.
dengan lancer.
komputer.
setiap hari.
pasien.
seperti :
produk tersebut (produk susu, obat luar, vitamin dan suplemen, obat
batuk, flu, dan demam, obat cacing, kosmetika, serta alat kesehatan).
b. Ruang Tunggu
Farma yaitu 30 menit untuk resep racikan dan 15 menit untuk resep
non racikan.
Penyerahan Obat.
d. Lemari Obat
berupa PPn dan PPh (jika pendapatan > Rp 50 juta). Namun jika ada
merupakan aplikasi yang bias diakses oleh semua kalangan jejaring media
e. Cantumkan nama penerima dan nomor telpon penerima, jika perlu ada
“apa ada yang bisa dibantu pak/bu” dan ditutup dengan ucapan “Terima
menimbulkan rasa dihormati dan dihargai bagi pasien. Hal ini diharapkan
pasien datang kembali di apotek Kimia Farma. Hal ini yang diutamakan
Farma 217 Ulin Banjarmasin dimulai tanggal 2-29 Juni 2021 diantaranya
seperti :
dari menerima resep dari pasien ataupun dari keluarga pasien, kemudian
jenis kelamin pasien, obat untuk pasien dengan diagnosa nya. Kemudian
3.3 Pembahasan
Pada saat ini kami diberi kesempatan untuk Praktik Kerja Profesi
profesi Apoteker. Apotek Kimia Farma 217 Ulin Banjarmasin terletak di Jl.
strategis karena berada di tepi jalan A. Yani. Dimana arus lalu lintasnya
yang ramai dilewati oleh pengguna jalan. Apotek Kimia Farma 217 Ulin
a. Perencanaan
atau menghapus jika dirasa ketersediaannya masih cukup atau atas dasar
ABC, prioritas pada metode Min-Max adalah kategori A dan B yang dapat
karena penjualan yang rendah. Perencanaan apotek Kimia Farma 217 Ulin
data jumlah obat yang ditolak serta buku defecta/ buku jenis obat yang
b. Pengadaan
3 cara, yaitu :
Selatan saja, kecuali apotek Kimia Farma Kapuas dan Pulang Pisau
jika produk tidak ada diseluruh cabang Kimia Farma apotek diwilayah
dilakukan di hari H.
c. Penerimaan
yang datang. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan tujuan
apotek untuk apotek Kimia Farma 217 Ulin kemudian faktur yang
diserahkan oleh PBF disesuaikan dengan surat pesanan, dan jika sudah
sesuai barang yang datang disesuaikan atau dicek dengan faktur. Point-
point yang perlu dicek saat penerimaan barang mencakup kuantitas, merk,
kualitas, nama obat, kekuatan sediaan obat, expired date, nomor batch,
63
harga satuan, diskon, jika semua pengecekkan telah sesuai, petugas akan
kartu stok dan kemudian di- entry ke komputer berdasarkan faktur yang
telah dicocokkan pada saat penerimaan barang. Jika barang yang datang
tidak sesuai dengan SPB atau ada kerusakan fisik sediaan maka akan
d. Penyimpanan
(First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out) tetapi lebih sering
Expired date yang terlebih dulu dijual agar barang tidak terbuang ED
dengan sia-sia dan sistem FIFO bertujuan agar barang yang lebih dahulu
(sirup, drop, krim/salep, tetes mata, tetes telinga, semprot dan tablet),
berdasarkan penggolongan jenis obat seperti obat bebas dan obat bebas
tersendiri yang terdiri dari dua pintu dan mempunyai kunci tersendiri, obat
oleh BPJS pun ditempatkan tersendiri, yaitu di rak lemari BPJS PRB
penyiapan obat yang diresepkan oleh rumah sakit, puskesmas atau klinik
yang bekerjasama dengan Apotek. Obat bebas, obat bebas terbatas, herbal
susu), Topical, Food supplement, Medicine, Beauty care, Skin Care, Baby
and child care, Traditional medicine, Personal care, First aid, Household.
Hal ini bertujuan agar memudahkan pasien dalam mencari obat atau
depan dekat swalayan. Sedangkan alat kesehatan lain seperti tensi darah,
spuit, alat cek gula darah, kolestrol, asam urat, dan lain lain disimpan
dilemari bagian dalam. Apotek Kimia Farma 217 Ulin melakukan stock
e. Pengendalian/ Inventory
pencatatan secara teratur baik saat barang datang maupun barang keluar,
dan psikotropika dilakukan dua kali pencatatan yaitu di kartu stok dan
dengan kartu stok. Apabila terjadi selisih, yang perlu diperhatikan ialah
jumlah obat di kartu stok hanya menjadi sarana pendukung dalam mencari
waktu kadaluwarsa tiap obat yang ada. Bila ada produk yang mendekati
sebagai berikut :
Apotek Kimia Farma 217 Ulin dalam pelayanan resep terbagi menjadi dua,
resep untuk pasien tersebut. Alur pelayanan resep tunai dapat dilihat
pada tabel 2 .
217 Ulin seperti BPJS PRB, BPJS Dr. Budhi Asri, Mandiri Inhealth,
resep tunai tetapi pasien resep kredit harus menyerahkan resep dan
(Program Rujuk Balik). Alur pelayanan resep kredit dapat dilihat pada
tabel 3 .
69
golongan narkotika diberi tanda garis merah dibawah nama obatnya dan
dicatat nomor resep, alamat pasien dan jumlah obat yang diminta. Pada saat
stok agar tidak terjadi kesalahan pada saat pelaporan pemakaian obat
narkotika dan psikotropika atas dasar salinan resep dari apotek lain, salinan
Pelayanan resep di Kimia Farma 217 Ulin sudah sangat baik, mulai
dari pelayanan obat-obatan bebas dan bebas terbatas, obat wajib apotek,
pelayanan resep tunai dan pelayanan resep kredit. Pemberian Informasi Obat
samping obat dan pemantauan terapi obat sudah dilakukan. Kendala yang
sering ditemui yaitu pasien yang ingin tergesa-gesa untuk pulang, padahal
PIO terhadap pasien tersebut sangat penting supaya pengobatan terapi pasien
obat.
Alur pelayanan OTC, alkes dan obat herbal yaitu pasien yang datang
ke apotek dilayani langsung oleh petugas untuk pemilihan obat yang sesuai
71
atas permintaan langsung dari pasien disebut UPDS (Upaya Pengobatan Diri
Sendiri). Biasanya terdiri dari Obat Wajib Apotek (OWA) yang dapat
terapi, ROTD.
4. Pemantauan
72
5. Tindak lanjut
3. Adaya multidiagnosis
obat yang terjadi pada dosis lazim yang digunakan pada manusia
atau ROTD.
maupun tertulis.
3. Penggunaan.
d) Homecare
atau belum dapat menggunakan obat dan atau alat kesehatan secara
obat dan atau alat kesehatan agar tercapai efek yang terbaik.
76
komplikasi.
pengobatan.
dan pasien/keluarga.
komprehensif.
menerus.
Apoteker, meliputi :
dengan pengobatan
optimal
infus/obat khusus
f. Pelayanan Swamedikasi
4. A : Action taken?
atau tidak serta pemilihan obat yang tepat sesuai dengan kondisi pasien.
f. Administrasi
yaitu bukti-bukti pembayaran seperti struk nota penjualan baik obat yang
tanggal, bulan, dan tahun. Khusus untuk resep yang mengandung narkotika
akan diarsipkan oleh apotek 1 lembar disertakan dengan SP, dan 1 lembar
yang asli ditujukan untuk BM dan untuk arsip apotek merupakan hasil
tiga, yaitu:
(SIPNAP).
3. Surat Pesanan (SP) OOT dan Perkusor dibuat 2 rangkap, 1 untuk arsip
1. Menggunakan masker.
2. Menjaga Jarak
4. Menjauhi Kerumunan
82
5. Mengurangi mobilitas
terlebih dahulu.
5. Menjaga jarak antrian antar pasien dengan memberi penanda jarak pada
lantai.
6. Pada area tunggu diberi tanda X antar sebagai tanda jaga jarak dan tanda
4.1 Kesimpulan
praktik di Apotek
lingkup Apotek
78
79
4.2 Saran
merugikan.
yang baik dengan staf yang terlibat langsung maupun tidak langsung
Depkes RI. 2007. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. Ditjen Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan, Jakarta
Depkes RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang
Narkotika. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Handayani, R.S., Gitawati, R., Muktiningsih, & S.R., Raharni. 2006. Eksplorasi
Pelayanan Informasi yang Dibutuhkan Konsumen Apotek dan Kesiapan
Apoteker Memberi Informasi Terutama untuk Penyakit Kronik dan
Degeneratif. Majalah Ilmu Kefarmasian 3: 39-46
80
81
LAMPIRAN
2)
84
Keterangan :
A. Area Swalayan dan Alat
Kesehatan
B. Ruang Tunggu pengambilan
obat
C. Ruang peracikan
D. Ruang Tunggu pasien berobat
E. Ruang Periksa Dokter
F. Toilet
G. Ruang Periksa Dokter
H. Ruang Periksa Dokter
I. Ruang Periksa DOkter
J. Ruang Periksa Dokter
K. Ruang Pegawai Klinik
L. Ruang Periksa DOkter
M. Ruang Periksa Dokter
N. Ruang Periksa DOkter
O. Musholla
P. Gudang Obat
95
Lampiran 11. Loket Kasir, Penerimaan Resep, dan Pelayanan Informasi Obat
Stok
NO Nama Obat Selisih Keterangan
Fisik Komputer
1 Lasgan 98 99 1 Kemungkinan hilang atau jatuh
saat melakukan peracikan
sehingga memerlukan obat
berlebih
2 Trovensis 4 20 20 0 -
3 Loratadine 90 90 0 -
4 Diane 35 2 2 0 -
5 Oracef 191 191 0 -
6 Amaryl 2 20 20 0 -
7 Ponalar 5 5 0 -
8 C-Genta TM 3 3 0 -
9 Fungoral Salep 8 8 0 -
10 Episan 5 5 0 -
11 Santa-E 34 36 2 Kemungkinan hilang atau jatuh
saat melakukan peracikan
sehingga memerlukan obat
berlebih
12 Biofolat 375 375 0 -
13 N-Ace 90 90 0 -
14 Cernevit Inj 6 6 0 -
15 Tracetate Susp 4 4 0 -
16 Faktu Supp 3 3 0 -
17 Valisanbe 5 291 291 0 -
18 Morfikaf 10 40 40 0 -
19 Cepezet 98 98 0 -
20 Kalxetin 20 30 30 0 -
21 Acyclovir 200 60 60 0 -
22 Acyclovir 400 100 100 0 -
23 Acarbose 100 297 297 0 -
24 Albenazole 0 0 0 -
25 Allopurinol 100 386 386 0 -
112
SURAT PESANAN
27 SIDOMUNCUL 10 BOX
VITAMIN-C
28 STIMUNO 5 BOX
FORTE
29 HEMAVITON 10 BOX
30 ENKASARI 12
MOUTHWASH BOTOL
31 BETADINE 12
NASAL SPRAY BOTOL
32 FRESMED 10 BOX
33 MASKER N95 1 DUS
34 MEDIKA 12
ALKOHOL 70% BOTOL
35 SP TROCHES 1 BOX
HORMAT KAMI
APOTEKER PENANGGUNG JAWAB
73.000 73.000
115
PENGKAJIAN RESEP
1. Pengkajian Administrasi
Persyaratan Administrasi Ada/Tidak (keterangan)
Nama, umur jenis kelamin, berat badan Nama pasien, umur : ada
dan tinggi badan pasien Jenis kelamin,BB,TB : tidak ada
Nama, nomor izin, alamat, dan paraf Nama dokter .: ada
dokter Nomor izin,alamat dokter, Paraf
dokter : tidak ada
Tanggal resep Ada
Unit asal resep Tidak ada
2. Pengkajian Farmasetis
116
3. Pengkajian Klinis
Pengkajian klinis Ada/Tidak (Keterangan)
Ketepatan indikasi, dosis, dan waktu Ketepatan indikasi dan dosis : sesuai
penggunaan Waktu penggunaan : Tidak ada
Duplikasi pengobatan Tidak ada
Alergi dan ROTD Tidak ada
Kontraindikasi Tidak ada
Interaksi obat Tidak ada
Lansoprazole
Indikasi Tukak lambung, tukak duodenum, GERD, Hipersekresi
patologis
Dosis Tukak lambungdan duodenum : 15-30 mg/hari selama 4-8
minggu. Dosis pemeliharaan 1x15 mg
GERD: 1 x30 mg/hari selama 4-8 minggu
Efek samping Urtikaria, mual, muntah, konstipasi, nyeri abdomen, lesu,
nyeri otot dan sendi.
Kontraindikasi Hipersentitivitas lansoprazole
Mekanisme kerja PPI mencegah pengeluaran asam lambung dari sel
obat kanalikuli, sehingga pengurangan rasa sakit pada tukak.
Penggunaan obat Diresep 2 kali sehari 1 tablet
Sukralfat
Indikasi Tukak lambung, tukak duodenum
Dosis Tukak lambungdan duodenum :
Tablet:4x1 gr/hari(2 jam sebelum makan dan sebelum tidur
malam) selama 4-6 minggu
Suspensi : 2 sdt 4x/hari
Efek samping Konstipasi, diare, mual, gangguan pencernaan, gangguan
lambung, mulut kering, ruam, nyeri punggung, pusing, sakit
117
kepala, vertigo.
Mekanisme kerja Membentuk lapisan dasar pada dasar tukak sehingga
obat melindungi tukak dari pengaruh agresif asam lambung dan
pepsin.
Penggunaan obat Diresep 2 kali sehari 1 sendok makan
118
Resep 2
PENGKAJIAN RESEP
1. Pengkajian Administrasi
Persyaratan Administrasi Ada/Tidak (keterangan)
Nama, umur jenis kelamin, berat badan Nama pasien,:ada
dan tinggi badan pasien Jenis kelamin,BB,TB, umur : tidak
ada
Nama, nomor izin, alamat, dan paraf Nama dokter, Nomor izin,alamat
dokter dokter, Paraf dokter : Ada
Tanggal resep Ada
Unit asal resep Ada
2. Pengkajian Farmasetis
119
3. Pengkajian Klinis
Pengkajian klinis Ada/Tidak (Keterangan)
Ketepatan indikasi, dosis, dan waktu Ketepatan indikasi dan dosis : sesuai
penggunaan Waktu penggunaan : Tidak ada
Duplikasi pengobatan Tidak ada
Alergi dan ROTD Tidak ada
Kontraindikasi Tidak ada
Interaksi obat Tidak ada
VIP Albumin
Indikasi Mempercepat penyembuhan luka pascaoperasi
Membantu pembentukan massa otot
Mengatasi kondisi gizi buruk
Meningkatkan daya tahan tubuh
Dosis 2-4 tablet 3x/hari
Efek samping Pembengkakan pada wajah dan bibir, gatal kemerahan,
sesak nafas jika digunakan berlebihan
Kontraindikasi Hiperensitif pada ikan gabus
Penggunaan obat Diresep 3 kali sehari 1 tablet
120
Resep 3
PENGKAJIAN RESEP
1. Pengkajian Administrasi
Persyaratan Administrasi Ada/Tidak (keterangan)
Nama, umur jenis kelamin, berat badan Nama pasien, umur : ada
dan tinggi badan pasien Jenis kelamin,BB,TB : tidak ada
Nama, nomor izin, alamat, dan paraf Nama.nomor izin dokter,Paraf
dokter dokter : ada
Alamat dokter: tidak ada
Tanggal resep Ada
Unit asal resep Ada
121
2. Pengkajian Farmasetis
Pengkajian farmasetis Ada/Tidak (keterangan)
Nama obat, bentuk dan kekuatan Ada
sediaan
Dosis dan jumlah obat Ada
Stabilitas Tidak ada
Aturan dan cara penggunaan Ada
3. Pengkajian Klinis
Pengkajian klinis Ada/Tidak (Keterangan)
Ketepatan indikasi, dosis, dan waktu Ketepatan indikasi dan dosis : sesuai
penggunaan Waktu penggunaan : Tidak ada
Duplikasi pengobatan Tidak ada
Alergi dan ROTD Tidak ada
Kontraindikasi Tidak ada
Interaksi obat Ada (Moderate) disarankan untuk
dipisah waktu minum.
Amlodipine 10mg
Indikasi Penanganan pertama pada hipertensi dan dapat digunakan
sebagai agent pengatur tekanan darah pada kebanyakan
pasien
Dosis Hipertensi: 5mg sekali/hari dapat ditingkatkan sampai dosis
maksimum mg/hari, tergantung respon individual dan berat
bedan
Efek samping Sakit kepala, edema, pusing, somnolence, nausea, sakit
abdominal, kadang-kadang terjadi dyspepsia, impoten,
meningkatkan urinasi, dan kram otot.
Kontraindikasi Penderita yang sensitive terhadap dihidropiridin
Mekanisme kerja Memblok kanal kalsium pada membran sehingga
obat menyebabkan terjadinya vasodilatasi, memperlambat kerja
jantung, dan menurunkan kontraktilitas miokard.
Penggunaan obat Diresep 1x sehari 1 tablet secara oral
Aspilet
Indikasi Profilaksis penyakit serebrovaskuler atau infark miokard
122
Resep 4
PENGKAJIAN RESEP
1. Pengkajian Administrasi
Persyaratan Administrasi Ada/Tidak (keterangan)
Nama, umur jenis kelamin, berat badan Nama pasien, umur, jenis kelamin
dan tinggi badan pasien : ada
BB,TB : tidak ada
Nama, nomor izin, alamat, dan paraf Nama.nomor izin, paraf dokter :
dokter ada
Alamat dokter : tidak ada
Tanggal resep Ada
Unit asal resep Ada
2. Pengkajian Farmasetis
Pengkajian farmasetis Ada/Tidak (keterangan)
124
3. Pengkajian Klinis
Pengkajian klinis Ada/Tidak (Keterangan)
Ketepatan indikasi, dosis, dan waktu Ketepatan indikasi dan dosis : sesuai
penggunaan Waktu penggunaan : Tidak ada
Duplikasi pengobatan Tidak ada
Alergi dan ROTD Tidak ada
Kontraindikasi Tidak ada
Interaksi obat Tidak ada
Omeprazole
Indikasi Pengobatan tukak lambung, tukak duodenum, GERD.
Dosis .dosis awal 1x20 mg/hari selama 4-8 minggu dapat
ditingkatkan menjadi 40 mg/hari pada kasus berat atau
kambuh.
125
Resep 5
PENGKAJIAN RESEP
1. Pengkajian Administrasi
Persyaratan Administrasi Ada/Tidak (keterangan)
Nama, umur jenis kelamin, berat badan Nama pasien, umur : ada
dan tinggi badan pasien Jenis kelamin,BB,TB : tidak ada
Nama, nomor izin, alamat, dan paraf Nama dokter .: ada
dokter Nomor izin,alamat dokter, Paraf
dokter : tidak ada
Tanggal resep Ada
Unit asal resep Tidak ada
2. Pengkajian Farmasetis
Pengkajian farmasetis Ada/Tidak (keterangan)
127
3. Pengkajian Klinis
Pengkajian klinis Ada/Tidak (Keterangan)
Ketepatan indikasi, dosis, dan waktu Ketepatan indikasi dan dosis : sesuai
penggunaan Waktu penggunaan : Tidak ada
Duplikasi pengobatan Tidak ada
Alergi dan ROTD Tidak ada
Kontraindikasi Tidak ada
Interaksi obat Tidak ada
Sukralfat
Indikasi Tukak lambung, tukak duodenum
Dosis Tukak lambungdan duodenum :
Tablet:4x1 gr/hari(2 jam sebelum makan dan sebelum tidur
malam) selama 4-6 minggu
Suspensi : 2 sdt 4x/hari
Efek samping Konstipasi, diare, mual, gangguan pencernaan, gangguan
lambung, mulut kering, ruam, nyeri punggung, pusing, sakit
kepala, vertigo.
Mekanisme kerja Membentuk lapisan dasar pada dasar tukak sehingga
obat melindungi tukak dari pengaruh agresif asam lambung dan
pepsin.
Penggunaan obat Diresep 2 kali sehari 1 sendok makan
Lansoprazole
Indikasi Tukak lambung, tukak duodenum, GERD, Hipersekresi
patologis
Dosis Tukak lambungdan duodenum : 15-30 mg/hari selama 4-8
minggu. Dosis pemeliharaan 1x15 mg
GERD: 1 x30 mg/hari selama 4-8 minggu
Efek samping Urtikaria, mual, muntah, konstipasi, nyeri abdomen, lesu,
nyeri otot dan sendi.
128
Amlodipine 10mg
Indikasi Penanganan pertama pada hipertensi dan dapat digunakan
sebagai agent pengatur tekanan darah pada kebanyakan
pasien
Dosis Hipertensi: 5mg sekali/hari dapat ditingkatkan sampai dosis
maksimum mg/hari, tergantung respon individual dan berat
bedan
Efek samping Sakit kepala, edema, pusing, somnolence, nausea, sakit
abdominal, kadang-kadang terjadi dyspepsia, impoten,
meningkatkan urinasi, dan kram otot.
Kontraindikasi Penderita yang sensitive terhadap dihidropiridin
Mekanisme kerja Memblok kanal kalsium pada membran sehingga
obat menyebabkan terjadinya vasodilatasi, memperlambat kerja
jantung, dan menurunkan kontraktilitas miokard.
Penggunaan obat Diresep 1x sehari 1 tablet secara oral