Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

KIMIA BAHAN ALAM LAUT


“PUFA”

DISUSUN OLEH : KELOMPOK I

KELAS : C1 KONVERSI

DARMAWATIKA 509 21 011 173

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PANCASAKTI MAKASSAR

2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pufa ...................................................................................................... 3


B. .................................................................................................................................. 4
C. .................................................................................................................................. 4
D. .................................................................................................................................. 4
E. .................................................................................................................................. 5
F. .................................................................................................................................. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemenuhan kebutuhan nasional akan panganhewani yang sehat menjaditantangan
saat ini yang perlu dicarikan solusi. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kesejahteraan
masyarakat dan tumbuhnya kesadaran penduduk dalam mengkonsumsi produk hewani
terutama daging yang berkualitas. Dagingkambingdan ternak ruminansia secara
umummemiliki komposisi asam lemak yang tinggi akan asam-asam lemak jenuh (41-
45%) atau saturated fatty acids(SFA) (Wattanachant, 2018). AsupanSFA yang tinggi
dapat memicu beragam sindrom metabolikseperti obesitas, stroke dan gangguan
kardiovaskularyang diderita lebih dari 2,6juta penduduk Indonesia (Wiardani et al., 2011;
Kemenkes R.I., 2013). Salah satu upaya untuk mengurangi risiko penyakit
tersebutadalahpemilihanpakan yang tepatuntuk menghasilkan daging yang lebih sehat
dengancarameningkatkan komposisiasam-asam lemak tidak jenuhganda atau
polyunsaturated fatty acid(PUFA). PUFA termasuk dalam kategori asam lemak esensial,
sehingga ketersediaanya harus disuplai melalui pakan. Pemberian pakan berbasis hijauan
(rumput dan legum) mampu meningkatkan kandungan PUFA dalam bentuk C18:3 n-
3(asam α-linolenat)secara signifikan pada daging ruminansiadibandingakan dengan
pakan berbasis konsentrat (Daley et al., 2010; Ruechel, 2012; Vahmani et al., 2015).
Dengan meningkatnya proporsi PUFA pada daging maka akan menurunkan kadar SFA,
sehingga rasio PUFA/SFA daging meningkat.Poulson et al.(2004) mengemukakan bahwa
kandungan cis-9, trans-11 C18:2 (asam rumenat) pada musculus longissimusdan
semitendenisousmengalami peningkatan sebesar 200% -400% selama periode
finisherberbasis pastura. Di samping itu, asupan PUFA berperan penting dalam menjaga
kesehatan manusia melalui peran metaboliknya sebagaiantikarsinogenik (Gu et al.,
2015).Sebagian besar, PUFA yang dikonsumsi oleh ternak ruminansia akan mengalami
proses metabolismeoleh mikroba rumenyang berasal dari genus Butyrivibrio sp. Proses
lipolisis dan biohidrogenasi yang terjadi di dalam sistem rumen membuat asam-asam
lemak tidak jenuh dikonversi menjadi asam-asam lemak jenuh terutama C18:0 (asam
stearat)dan sebagian kecil trans-11 C18:1 (asam vaksenat). Aktivitas biohidrogenasi yang
terjadi secara ekstensif, menyebabkan 90% PUFA tidak mampu dideposit secara efektif
pada jaringan otot.Hijauan pakan sebagai sumberutamaasam lemak bagiternak
ruminansia, mengandung PUFA yang dominan dalam bentuk C18:3 n-3 dan C18:2 n-6
(asam linoleat). Walaupun kandungan lipid dalam hijauan pakan relatif sedikit (30-100
g/kg BK), akan tetapi jenis pakan inilah yang paling berperan sentral dalam membentuk
komposisi asam-asam lemak pada daging ruminansia. Lebih lanjut, komponenplant
secondary metaboliteseperti fenol dan tanin yang memiliki efek antibiotik pada mikroba
rumen sertamembentuk kompleks dengan makronutrien seperti lipidsehingga mampu
berperan sebagai agen reduksibiohidrogenasi dan meningkatkan akumulasi PUFA
melewati sistemrumen (Dewhurst et al., 2003; Lourenco et al., 2007; Jayanegara et al.,
2011; Andres et al., 2016; Yusuf et al., 2017; Vasta et al., 2019).
Kajian mengenai peningkatan kandungan PUFA pada produk peternakan melalui
pakan berbasis hijauan masih terbatas pada spesies tanaman pakan yang tumbuh di
daerah sub-tropis. Sedangkan pada hijauan pakan tropis, kajian ini cenderung dilupakan
karena hijauan pakan masih dianggap sebagai sumber seratdan fungsi strategisnya
sebagai sumber pakan berkualitas yang mampu meningkatkan kualitas produk peternakan
belum diketahui secara menyeluruhsehingga diperlukan upaya verifikasi lebih lanjut.
Kajian secara in vitrodan in saccoyang dilakukan Jayanegara et al.,(2011), Jafari et al.,
(2016a) dan Jafari et al.,(2017)mengungkap potensiberbagai spesieshijauan tropis dalam
memodulasi biohidrogenasi untuk meningkatkanaliran C18:3 n-3 dan C18:2 n-6 ke
duodenum. Selain itu, beberapa studitelah menunjukkan bahwa beberapa spesies hijauan
tropis mampu meningkatkan performa produksi dengan cara menyediakan protein
bypassuntuk ternak (Zain et al., 2013; Zain et al., 2015; Zain et al., 2016). Sehingga
kajian ini menjadi strategi efektif dalam meningkatkan kualitas profil asam lemak produk
ruminansia. Mengingat biodiversitas spesieshijauan pakan yang tinggi di
Indonesiamenjadikan ransum berbasis hijauan termasuk metode pilihan yang cost-
effective, sustainabledan adaptable bagi peternak kecil pada lingkup tropis. Maka
eksplorasi spesies hijauan tropis ditinjau dari aspek profil asam lemak, agen reduksi
biohidrogenasi serta pengaruhnya terhadap akumulasi PUFA pada sistem rumen dan
dilanjutkan di tahap akhir mengenai kemampuan pakan hijauan tropis dalam mendeposit
PUFA secara efektif sampai ke tingkat jaringan tubuh ternak menjadi sangat penting
untuk diketahui.Berdasarkan uraian di atas, diharapkan penelitian ini menyajikan
informasi ilmiah yangkomprehensifmengenai komposisi asam lemak dan agen reduksi
biohidrogenasi berbagai spesieshijauan (rumput dan legum) tropis, implikasinya pada
metabolisme asam lemak rumen danpengaruhnya terhadap profil asam
lemakdagingruminansia.
B. Rumusan Masalah

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian

Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA) merupakan lemak tak jenuh ganda. Asam
lemak tak jenuh ganda yaitu lemak yang mengandung lebih dari satu ikatan rangkap.
Asam lemak tak jenuh ganda akan kehilangan paling sedikit 4 atom hydrogen (H). Dalam
diet asam lemak tak jenuh ganda umumnya menurunkan kolesterol darah sebagai
berikut : setiap 1% kenaikan kalori dari asam lemak tidak jenuh ganda dalam diet
menghasilkan pengurangan kolesterol kurang lebih ½ mg/dl. PUFA terdiri dari asam
lemak omega-3 (n-3), omega-6 (n-6), dan omega-9 (n-9).

Omega 3

Asam lemak omega−3 (ω−3) adalah lemak-lemak yang umumnya dijumpai dalam
minyak perairan dan minyak nabati. Asam lemak omega-3 adalah asam lemak
politakjenuh dengan sebuah ikatan rangkap-dua (C=C) dimulai setelah atom karbon
ketiga dari salah satu ujung rantai karbonya. Asam lemak ini mempunyai dua ujung—
salah satu ujungnya adalah asam (COOH) dan ujung yang lain adalah metil (CH3).
Lokasi ikatan rangkap-dua pertama adalah berlawanan dari ujung metilnya, yang juga
dikenal sebagai ujung omega (ω) atau ujung n

B. Jenis-jenis lemak dari makanan


Secara umum, jenis lemak dalam makanan dapat dibedakan atas SAFA (saturated
fatty acid), MUFA (monounsaturated fatty acid), PUFA (polyunsaturated fatty acid),
trans fat, dan kolesterol. Sedangkan dari jenis lemak yang Anda makan, di antaranya
yang baik adalah MUFA dan PUFA.
PUFA adalah omega-3, yang terkenal akan efeknya dalam menurunkan risiko penyakit
jantung dan penyumbatan pembuluh darah. Sumber makanan tinggi omega-3 adalah ikan laut
dalam, seperti tuna dan salmon.

Beberapa peneliti Universitas Airlangga mengembangkan sebuah metode nutrisi untuk menjaga
kesehatan liver dan menstabilkan kolesterol. Penelitian ini berhasil membuat sebuah formula
pakan dengan kandungan omega-3 PUFA. Nutrisi ini diuji cobakan pada kambing etawah jantan
dalam fase penggemukan. Hasilnya, nafsu makan kambing meningkat drastis namun kadar
kolesterol, LDL, dan HDL tetap stabil.

Keadaan ini tentu saja sangat mendukung pembentukan otot sehingga meningkatkan
produktivitas. Studi ini masih dilanjutkan untuk mengetahui efeknya pada kualitas daging. Ke
depan peneliti berharap metode ini dapat menurunkan kandungan kolesterol dan lemak jahat
pada daging kambing. Sehingga, menghasilkan daging kambing yang sehat, bebas dikonsumsi
masyarakat segala macam usia dengan jumlah yang cukup, tanpa khawatir dengan resiko
penyakit kardiovaskuler.
Omega 3 merupakan asam lemak esensial yang banyak terdapat pada minyak ikan, daging ikan,
daging sapi, susu, telur, minyak jangung, minyak canola, kacang-kacangan, alpukat, dan
beberapa jenis buah lainnya. Asam lemak ini sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga
kesehatan. Sebab, selain sebagai sumber energi, omega 3 juga dapat meningkatkan kekebalan
tubuh, melawan penyakit respiratori, mencehag depresi, dan mengoptimalkan kecerdasan dan
tumbuh kembang anak terutama pada golden period. Karena itulah, hampir semua produk susu
komersial dan suplemen kesehatan anak-anak banyak menambahkan omega-3 sebagai imbangan
gizi anak-anak di masa pertumbuhan.

Penggunaan omega-3 pada manusia sudah jamak dilakukan. Namun di dunia kesehatan hewan
masih jarang sekali diteliti fungsi dan mekanisme kerjanya. Hal ini disebabkan harga sumber
omega-3 cukup mahal sebagai pakan. Selain itu, persaingan konsumsi dengan manusia membuat
bahan ini jarang dilirik sebagai makanan tambahan ternak.

Tahun 2017, tim penelitian mempelajari lebih dalam perihal omega 3 untuk meningkatkan
kualitas produksi dan produktivitas tenak. Formula pakan ternak yang mengandung omega-3
dengan konsentrasi kecil, dikombinasi dengan mineral blok jilatan. Setelah beberapa waktu
melakukan penelitian pada kambing etawa, terlihat progres yang sangat baik terhadap
pertumbuhan hewan ternak tersebut.

Hasil ini diperdalam dengan analisa fungsi hati dan biokimia darah yang menunjukkan hasil
sangat baik. Selain tumbuh kembang yang meningkat, kinerja organ hati sebagai filter asam
lemak terlihat optimal dan stabil. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan pakan kaya akan
omega sebagai suplemen pertumbuhan dapat menjaga kesehatan dan aman dikonsumsi ternak.

Kualitas daging ternak dipengaruhi dari mutu pakan yang diberikan. Bukan mustahil pada
kambing etawa yang diberi pakan ber-omega-3 akan menghasilkan daging kambing yang sehat
dan kaya akan omega 3. Studi untuk membuktikan hipotesa ini masih terus dilanjutkan hingga
saat ini. Kelak, kolaborasi keilmuan antara peternak dan peneliti akan dapat mengasilkan produk
daging yang sehat dan bernutrisi tinggi dalam jumlah besar untuk mendukung program
pemerintah swasembada daging nasional.

Anda mungkin juga menyukai