DI SUSUN OLEH :
KELAS C18
KELOMPOK 2A
SRI GIRA RAHAYU 18.109.AF
SRI HALIWANDARI 18.110.AF
SRI WAHYUNI 18.111.AF
SRYFAJRYANI 18.112.AF
SUMARNI 18.113.AF
SUNARTI 18.114.AF
SURIANTI 18.115.AF
SYAFIRA ALFA RISKI 18.116.AF
SYAMSIAH SUANG 18.117.AF
TITI PUSPA DEWI 18.119.AF
INSTRUKTUR : Apt Muhammad Tahir, S Farm,M,Tr, Adm Kes
MAKASSAR 2020/2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada tuhan yang maha Esa atasa limpahan rahmat-Nya sehingga
laporan praktikum teknologi sediaan bahan alam ini dapat kami selesaikan. Tak lupa
kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu selama proses
penyusuna laporan serta berbagai sumber yang kami gunakan sebagai pedoman dalam
penyusunan laporan.
Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena ini kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
penyempurnaan laporan Praktikum teknologi sediaan bahan alam ini dan kami juga
mengucapkan terimakasih kepada :
a. Apt Muhammad Tahir, S Farm,M,Tr, Adm Kes dan Apt Zulfahmi Hamka
S.Farm selaku dosen pembimbing kami di laboratorium.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Sampul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
II.2 Jahe...........................................................................................................4
II.3 Gula...........................................................................................................5
II.4 Serai..........................................................................................................6
Daftar Pustaka............................................................................................................13
Lampiran....................................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kehidupan tidak hanya sebagai bahan penyedap masakan namun digunakan sebagai
obat herbal atau ramuan tradisional/ jamu. Pemakaian obat tradisional yang berasal dari
tanaman rimpang ini tidak hanya digunakan bagi mereka yang tinggal dipedesaan,
namun sekarang ini sudah mulai diminati oleh masyarakat kota. Terbukti dengan
banyaknya masyarakat perkotaan yang mengkonsumsi obat tradisional dalam bentuk
jamu instan mulai dari jahe, kencur, temulawak dan lain-lain dari berbagai jenis
rimpang. Sekalipun mereka tahu bahwa penggunaan obat tradisional, jangka
penyembuhannya relatif lambat, namun pasti dan tidak merusak atau tidak berefek
samping secara drastis.
Dengan makin sadarnya masyarakat akan manfaat rimpang untuk kebugaran,
dan kesehatan bahkan berkembang untuk obat ini merupakan potensi pasar yang
menjanjikan. Hal ini sejalan dengan kebijakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo
yang akan mengembalikan kejayaan rempah Indonesia termasuk didalamnya rimpang
yang bermanfaat untuk peningkatan daya tahan tubuh dan kesehatan, mengkonsumsi
rimpang untuk jaga kesehatan. (Sri Puji Rahayu)
1.2. Tujuan dan Maksud Praktikum
Mahasiswa mampu membuat sediaan serbuk instan dengan
memanfaatkan bahan baku alam dari beberapa bagian tanaman seperti
rimpang, buah, daun dan lainnya yang masih segar sesuai prosedur yang
memenuhi standar.
Mahasiswa mampu melakukan uji mutu produk jadi yang diproduksi
yang ditetapkan dalam standar mutu produk jadi
Mahasiswa memiliki keterampilan membuat kemasan yang menarik dan
bernilai ekonomi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelebihan
Minuman instan tidak membutuhkan waktu lama dalam proses pembuatannya.
Dalam hal ini Bubuk minuman instan sangat praktis dan mudah dibawa kemana saja.
Selain itu ada beberapa kelebihan minuman instan bubuk lainnya yaitu :
Kekurangan
3
Berkurangnya kadar gizi akibat proses pemanasan tinggi
II.2 Jahe
Jahe adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi 30-60 cm. daun tanaman
jahe berupa daun tunggal, berbentuk lanset dan berujung runcing. Mahkota bunga berwarna
ungu, berbentuk corong dengan panjang 2-2,5 cm. sedangkan buah berbentuk bulat panjang
berwarna coklat dengan biji berwarna hitam. Berdasarkan ukuran warna dan rimpangnya,
jahe dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) varietas, yaitu jahe besar (jahe gajah), jahe kecil (jahe
emprit), dan jahe merah (jahe sunti) jahe merah dan jahe kecil banyak dimanfaatkan
sebagai bahan obat-obatan. Sedangkan jahe besar dimanfaatkan sebagai bumbu masak
(Umiarsih, 2013)
Jahe memiliki kandungan aktif yaitu oleoresin. Oleoresin adalah minyak dan
damar yang merupakan campuran minyak atsiri sebagai pembawa aroma dan sejenis damar
4
sebagai pembawa rasa. Oleoresin jahe mengandung komponen gingerol, paradol, shogaol,
zingerone resin dan minyak atsiri. Persenyawaan zingerone tidak dalam bentuk
persenyawaan keton bebas, melainkan dalam bentuk persenyawaan aldehid alifatis jenuh,
terutama senyawa n-heptanal (Radiato.,2003).
II.3. Gula
Menurut Darwin (2013), gula adalah suatu karbohidrat sederhana karena dapat larut
dalam air dan langsung diserap tubuh untuk diubah menjadi energi. Secara umum,gula
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Monosakarida
Sesuai dengan namanya yaitu mono yang berarti satu, ia terbentuk dari satu molekul
gula. Yang termasuk monosakarida adalah glukosa, fruktosa, galaktosa.
b. Disakarida
Berbeda dengan monosakarida, disakarida berarti terbentuk dari dua molekul gula.
Yang termasuk disakarida adalah sukrosa (gabungan glukosa dan fruktosa), laktosa
(gabungan dari glukosa dan galaktosa) dan maltosa (gabungan dari dua glukosa)
Penjelasan di atas adalah gambaran gula secara umum, namun yang akan dibahas
dan digunakan dalam penelitian ini adalah produk gula. Gula merupakan komoditas utama
perdagangan di Indonesia. Gula merupakan salah satu pemanis yang umum dikonsumsi
masyarakat. Gula biasa digunakan sebagai pemanis di makanan maupun minuman, dalam
bidang makanan, selain sebagai pemanis, gula juga digunakan sebagai stabilizer dan
pengawet.
Gula merupakan suatu karbohidrat sederhana yang umumnya dihasilkan dari tebu.
Namun ada juga bahan dasar pembuatan gula yang lain, seperti air bunga kelapa, aren,
palem, kelapa atau lontar. Gula sendiri mengandung sukrosa yang merupakan anggota dari
disakarida.
5
Menurut American Heart Foundation, perempuan sebaiknya tidak mengkonsumi
lebih dari 100 kalori tambahan dari gula perhari dan laki – laki 150 kalori per harinya.
Artinya, untuk perempuan tidak lebih dari 25 gr per hari, dan 37,5 gr untuk laki – laki.
Jumlah itu sudah mencakup gula di minuman, makanan, kudapan, permen, dan semua yang
dikonsumsi pada hari itu (Darwin, 2013)
Mengkonsumsi gula harus dilakukan dengan seimbang, dalam hal ini seimbang
dimaksudkan bahwa kita harus mengatur karbohidrat yang masuk harus sama dengan
energi yang dikeluarkan oleh tubuh. Energi yang dikeluarkan oleh manusia tidak sama satu
dengan lainnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti jenis kelamin, berat badan,
usia, dan aktivitas yang dilakukan.
II.4 Serai
Berikut ini adalah klasifikasi lengkap dari tanaman serai:
Kingdom : Plantea
Sub Kingdom : Viridiplantea
Infra Kingdom : Striptophyta
Super Devisi : Embryophyta
Devisi : Tracheophyta
Sub Devisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Super Ordo : Lilianae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Cimbopogon Spreng
Species : Cimbopogon Nardus L. Rendle
6
Batang
Batang serei memiliki struktur yang berongga dan lunak; batangnya berumbi dan
bergerombol. Seperti yang Anda tahu, batang dari serai inilah yang kerap dijadikan sebagai
bahan dasar bumbu dapur. Karena, isi batang tanaman serai merupakan umbi itu sendiri (di
posisi pucuk) yang seringkali memiliki warna putih kekuningan.
Nsmun, hasil warna yang dipamerkan oleh batang serei tidak hanya berhenti sampai
disana, terkadang Anda juga bisa mendapati warna-warna yang berbeda seperti putih
keunguan hingga putih kemerahan.
Selanjutnya, Anda harus memperlakukan batang serai ini dengan hati-hati, pasalnya,
meskipun batangnya bersifat kaku, namun ia juga sangatlah rawan untuk patah. Jadi,
perlakuan khusus haruslah diberikan kepada batang dari tumbuhan serai. Jika Anda
memperhatikan tanaman ini ketika masih dalam tahap pertumbuhan, maka Anda akan
mendapati bahwa batang serai tumbuh lurus tegak dari dalam tanah.
Di Indonesia, tanaman kayu manis dikenal dengan beberapa nama daerah, di Sumatra
disebut Holim, Holim manis, Modang siak-siak (Batak), di Melayu disebut Kanigar,di
Minang Kabau disebut Madang kulit manih, di Jawah disebut Huru mentek, di Sunda
disebut Kiamis, di Madura disebut Kanyengar, di Nusa tenggara disebut Kesingger,
Kecinger, di Bali disebut Cingar, di Sasak disebut Onte, di Sumba disebut Kaninggu
Sumba, di Flores disebut Puundinga (Heyne, 1987:795).
7
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Batang
Batang pohon kayu manis tegak, berkayu, bercabang-cabang, agak berat, agak
lunak, padat, struktur halus, serat halus, warna ros kecoklat-coklatan, getah berwarna putih
dan kuning muda. Bagian yang sering digunakan dan dimanfaatkan adalah bagian dalam
kulit kayu manis.
8
BAB III
METODOLOGI
1. Bahan
Formula 1 :
Catatan: jahe dapat diganti dengan bahan yang lain seperti kunyit,wortel buah jeruk, dll.
2. Alat-alat
Blender bahan basah dan bahan kering
Oven atau alat pengering
Panci/wajan Teflon
Pengaduk kayu
Kompor
Baskom
Kain flannel/kain putih bersih (jilbab paris)
Ayakan
9
III.2 prosedur kerja
Formula 1
1. Bersihkan sampel ( jahe atau bahan lainnya) yang akan digunakan, buang
kulitnya kemudian iris secara melintang.
2. Timbang jahe segar sebanyak 500 gram, kemudiaan masukan ke dalam blender
bahan basah, tambahkan 500 air, peras dengan menggunakan kain yang bersih.
3. Tamping hasil perasan dalam wadah baskom kemudian diamkan selama 1-2
jam.
4. Saring dan ambil filtratnya (endapan dipisahkan dan dapat digunakan untuk
kebutuhan lain)
5. Filtrate dimasukan kedalam panic/wajan yang telah disiapkan di atas kompor
tambahkan bahan tambahan yaitu kayu manis, sereh cengkeh dan nyalakan api.
6. Masak hingga mengental kemudiaan angkat dan biarkan dingin. Setelah dingin
saring hingga bahan tambahan yaitu kayu manis, cengkeh dan sereh.
7. Masukan filtrate kedlam wajan, didihkan dan tambahkan gula pasir sebanyak 1
kg sambil di aduk homogen, gunakan api sedang.
8. Lanjutkan pemanasan sambil diaduk hingga terbentuk massa setengah padat.
Matikan api kompor dan teruskan pengaduk hingga kering dan terbentuk massa
serbuk.
9. Ayak serbuk dengan ayakan (tapisan) dan serbuk siap untu dikemas.
10
BAB IV
PEMBAHASAN
IV. 1. Pembahasan
11
Pembuatan jahe menjadi jahe instan dibutuhkan ketelitian dan kecepatan dalam
mengaduknya sampai menjadi bubuk kasar lalu diayak. Pengayakan ini di
lakukan agar bubuk halus dan bubuk kasar terpisah.
BAB V
V.1 Kesimpulan
Secara tradisional ekstrak jahe digunakan antara lain sebagai obat sakit
kepala, obat batuk, masuk angin, untuk mengobati gangguan pada saluran
pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik, menghilangkan rasa sakit, obat anti-
mual dan mabuk perjalanan, karminatif (mengeluarkan gas dari perut).
V.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan praktikum kita harus memperhatiakan cara
kerja dan juga kita harus menjaga kebersihan terutama pada diri kita sendiri, dan
kemudian alat-alat maupun bahan –bahan yang kita gunakan dalam praktikum
agar tetap aseptis dan produk yang kita buat tetap higenis dan aman dikomsusi
12
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen. 2020. “MODUL PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN ALAM”. Akademi
Farmasi Yamasi Makassar.
13
LAMPIRAN
14
15
16
17
18