Anda di halaman 1dari 9

ENFLEURASI

Enfleurasi adalah proses ekstraksi minyak atsiri dengan menggunakan lem


ak padat pada suhu rendah yang pada dasarnya menggunakan prinsip adso
rbsi. Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan m
aupun gas, terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penyerap, adsorbe
n) dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis atau film (zat terserap, adsor
bat) pada permukaannya. (Sumber:Wikipedia)
Proses ini merupakan penyulingan minyak bunga alamiah paling kuno, dima
na digunakan lemak hewan sebagai penyerap minyak. Lemak memiliki daya
absorpsi yang tinggi sehingga jika dicampur dengan bunga, lemak akan
meng-absorpsi minyak yang dihasilkan oleh bunga. Selain itu pemprosesan
minyak atsiri dengan lemak akan menghasilkan rendemen yang lebih
banyak daripada dengan proses ekstraksi menguap.
ENFLEURASI

Proses enfleurasi sampai saat ini masih digunakan dalam industri minyak
atsiri di daerah Perancis dan India. Minyak atsiri yang dihasilkan dari proses
enfleurasi sangat mendekati minyak bunga alamiah dan paling baik di b
andingkan proses ekstraksi pelarut menguap. Walaupun telah ditemukan pr
oses ekstraksi yang lain, namun proses enfleurasi masih memegang pe
ranan penting dan berjalan terus hingga saat ini dan terus disempurnakan pr
osesnya.
ALAT ENFLEURASI

Peralatan yang digunakan adalah chasis yang terbuat dari kaca, chasis
kaca disusun bertingkat. Diusahakan terbebas dari sinar matahari dan
udara bebas.
Karena jika terganggu dua hal diatas dapat menyebabkan kerusakan le
mak dan terganggunya proses yang pada akhirnya gagal produksi. 
Selain chasis dari kaca, umumnya didaerah Perancis menggunakan
chasis dari kayu mirip seperti alat sablon namun kain screennya diganti
dengan kaca.
PREPARASI LEMAK

Keberhasilan dari proses enfleruasi terletak pada proses persiapan lemak seba
gai alat absorpsi. Lemak yang digunakan untuk proses enfleurasi harus meme
nuhi syarat – syarat berikut :
1. Lemak yang digunakan harus benar – benar bersih dari kontaminan.
2. Tidak berbau dan bebas air.
3 Tidak terlalu lunak dan tidak terlalu keras.

Ada beberapa jenis lemak yang digunakan untuk proses enfleurasi ini, yaknil
emak sapi, lemak domba, lemak babi, dan lemak hewani lainnya. Selain me
nggunakan lemak, enfleurasi juga bisa dicampur dengan beberapa minyak
nabati seperti minyak kedelai, minyak canola, dan minyak kacang – kacanga
n. Bahkan penelitian terakhir dapat menggunakan mentega putih sebagai p
enyerap pengganti lemak hewan.
PREPARASI LEMAK
Pada beberapa literatur ada yang menyebutkan campuran lemak sapi dan
lemak babi dengan perbandingan 1 : 2 sangat baik untuk proses enfleurasi.
Namun di Indonesia kita terkendala dengan status halal dan haram dimana seba
gian besar warga negara Indonesia adalah muslim. Untuk itu perlu dikembang
kan suatu campuran baru untuk menggantikan lemak babi dalam proses
enfleurasi.

Lemak yang diperoleh dari pasar kita bersihkan dari kotoran, seperti


darah, kulit dan rambut yang masih tertinggal. Tangaskan diatas air yang
dipanaskan sembari diberi air jeruk untuk mempertahankan kerapatan
lemak, selain air jeruk, menurut literatur juga dapat menggunakan air
mawar dan air kemenyan.
PREPARASI LEMAK

Namun pemberian air jeruk akan berpengaruh terhadap bau produk akhir.
Setelah dipisahkan dari kotoran dan ditangaskan maka lemak didinginkan
dan siap untuk dipakai. Lemak yang siap dipakai tadi dibentuk seperti bubur,
setelah itu kemudian ditaruh diatas plat kaca, dengan susunan dalam plat k
aca tersebut dibuat bolak – balik depan belakang.
Susunan lemak pada plat kaca sengaja disusun demikian dengan fungsi s
aat disusun nantinya, lemak bagian atas kaca untuk menaruh bunga yang a
kan diserap minyaknya, bagian bawahnya berguna untuk menyerap mi
nyak bunga yang menguap dari chasis dibawahnya. Setelah disusun se
perti diatas, maka bunga siap ditaburkan.
ENFLEURASI DAN DEFLEURASI

Setelah dilakukan pemetikan bunga segar, lalu dibersihkan dari kotoran


berupa daun dan tangkai. Bunga yang bersih tersebut lalu ditebarkan diatas
plat yang sudah dibubuhi lemak. Bunga yang basah karena embun jangan
dipakai karena akan mengakibatkan oksidasi pada lemak yang nantinya me
ngakibatkan lemak menjadi tengik.
Bunga diganti setiap 24 jam sekali, karena setelah 24 jam biasanya bunga
sudah layu dan berwarna coklat, sehingga harus diganti dengan bunga baru
Pada proses ini (defleurage) pemisahan harus dilakukan dengan hati – hati
agar, lemak yang ada pada kaca tidak ikut terambil yang mengakibatkan ber
kurangnya konsentrasi lemak dan minyak atsiri yang akan diproses.
Proses diatas diulang hingga lemak yang ada dalam chasis jenuh, dengan
indikasi lemak menjadi agak keras dibanding dengan awal proses. Waktu pe
njenuhan bervariasi tergantung dari jenis bunga yang diproses. Untuk melati
kisaran waktu 30 hari sampai 36 hari adalah waktu yang paling optimal dari
beberapa penelitian.
Lemak dipisahkan dari plat kaca dengan menggunakan scraft untuk adonan
roti atau kave untuk bangunan. Setelah itu ditaruh pada wadah tertentu,hasil
lemak jenuh ini dinamakan dengan pomade. Setelah itu diekstraksi dengan
Et-OH 100% p.a. dan diaduk hingga homogen dengan menggunakan stirer
bar. Setelah diaduk 1 – 2 hari larutan (biasa disebut extrait) di masukan ke
dalam freezer dengan suhu – 15oC – -10 oC.  
Fungsi dari penurunan suhu adalah untuk mengendapkan lemak sehingga t
erpisah dari extrait alkohol yang mengandung minyak atsiri bunga melati. Se
telah didapat campuran antara Et-OH dengan minyak atsiri, maka larutan ter
sebut di evaporasi dengan suhu 30 – 40 derajat C, dengan tekanan 200 mm
Hg, yang akhirnya akan didapatkan minyak melati hasil enfleurasi.
 

Anda mungkin juga menyukai