Anda di halaman 1dari 19

LABORATORIUM FARMAKOKNOSI I

AKADEMI FARMASI TORAJA


YAYASAN NAFIRI INDONESIA
Kelompok : III (tiga)
Nama Praktikan/ Nim :
1. Feryna enfu go :1601007
2. Heryanti nimbo :1601009
3. Heryanto :1601010
4. Meylita siska :1601013
Tanggal praktikum : 10 November 2017

Karakterisasi dan Identifikasi Simplisia


Fructus dan Semen

PROGRAM STUDI D III FARMASI


AKADEMI FARMASI TORAJA
2018/2019
I. Tujuan percobaan
Mengetahui karakteristik dan cara identifikasi yang baik dan benar
yaitu Capsici fructus (buah cabe), Cardamoni fructus (buah kapulaga), Piperis
nigri fructus (lada hitam), Coriandri fructus (buah ketumbar), Coffeae semen
(biji kopi), Arecae semen (biji pinang), Cacao semen (biji coklat) menjadi
simplisia yang terstandar dan bermutu.

I. Prinsip percobaan
Makroskopik yaitu pernyataan sifat ukuran yang bisa dilihat dengan
mata telanjang tanpa bantuan alat pembesar. Sedangkan mikroskopik
(microscopic) yaitu pernyataan sifat ukuran sangat kecil dan tidak bisa dilihat
dengan mata telanjang, sehingga diperlukan mikroskop untuk bisa melihatnya
dengan jelas.
Pada praktikum kali ini digunakan simplisia nabati yaitu Capsici
fructus (buah cabe), Cardamoni fructus (buah kapulaga), Piperis nigri fructus
(lada hitam), Coriandri fructus (buah ketumbar), Coffeae semen (biji kopi),
Arecae semen (biji pinang), Cacao semen (biji coklat).

a. Capsici fructus (buah cabe)

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanaless
Family : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annuum L.
Buah cabai bulat sampai bulat panjang, mempunyai 2-3 ruang yang
berbiji banyak. Buah yang telah tua (matang) umumnya berwarna kuning
sampai merah dengan aroma yang berbeda sesuai dengan varietasnya.
Bijinya kecil, bulat pipih seperti ginjal dan berwarna kuning kecoklatan
(Sunaryono, 2003).
b. Cardamoni fructus (buah kapulaga)

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Amomum
Spesies : Amomum compactum Soland. ex Maton
Tanaman kapulaga tergolong dalam herba dan membentuk rumpun,
sosoknya seperti tumbuhan jahe dan dapat mencapai ketinggian 2-3 meter dan
tumbuh di hutan-hutan yang masih lebat (Anonim, 2011).

c. Piperis nigri fructus (lada hitam)


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : piper nigrum L.

Tanaman lada hitam merupakan tanaman semak belukar, herba,


berbatang kecil menjalar dan bunganya majemuk berbentuk bulir dan
menggantung (Heinrich, 2003).
d. Coriandri fructus (buah ketumbar)

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Apiles
Family : Apiaceae
Genus : Coriandrum
Spesies : Coriandrum sativum
Buahnya berbentuk bulat, waktu masih muda berwarna hijau, dan
setelah tua berwarna kuning kecokelatan (Hadipoentyani dan Wahyuni,
2004; Astawan, 2009).
e. Coffeae semen (biji kopi)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Family : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea arabica L.
Karakter morfologi yang khas pada kopi arabika adalah tajuk yang
kecil, ramping, ada yang bersifat ketai dan ukuran daun yang kecil. Biji
kopi arabika memiliki beberapa karakteristik yang khas dibandingkan biji
jenis kopi lainnya, seperti bentuknya yang agak memanjang, bidang
cembungnya tidak terlalu tinggi, lebih bercahaya dibandingkan dengan
jenis lainnya, ujung biji mengkilap, dan celah tengah dibagian datarnya
berlekuk.
f. Arecae semen (biji pinang)

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Family : Arecaceae
Genus : Areca
Spesies : Areca catechu L.

Buah berbentuk bulat telur memanjang, buah muda berwarna hijau,


bila masak warnanya merah oranye. Memiliki panjang 3.5 cm-7 cm,
dengan dinding buah yang berserabut. Buahnya berkecambah 1,5-4 bulan.
Pinang mulai berbuah pada umur 5-8 tahun tergantung dari keadaan tanah,
tanah dengan kelembaban yang baik dan memiliki pH 5-8 sangat
mendukung untuk pertumbuhan pinang (Cronquist, 1981 dalam Anonim,
2010).
Biji bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung membulat,
pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal panjang 15-30 mm,
permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, pada
bidang irisan biji tampak perisperm berwarna coklat tua dengan lipatan
tidak beraturan menembus endosperm dengan warna agak keputihan
(Cronquist, 1981 dalam Anonim, 2010).
g. Cacao semen (biji coklat).

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Malvales
Family : Sterculiaceae
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma cacao L.

Tanaman kakao akan tumbuh tinggi tetapi bunga dan buahnya


sedikit. Jika dibudidayakan di kebun, tinggi tanaman umur tiga tahun
mencapai 1,8-3,0 meter dan pada umur 12 tahun dapat mencapai 4.50-7,0
meter.
e. Myristicae semen

Kingdom:Plantae
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Magnoliopsida
Ordo:Magnoliales
Famili:Myristicaceae
Genus:Myristica
Spesies : Myristica fragrans Houtt
Biji berbentuk lonjong hingga bulat dengan panjang berkisar antara
1,5 4,5 cm, lebar 1-2,5 cm. Kulit biji berwarna coklata dan mengkilat
pada bagian luar. Kemel biji berwarna keputih putihan, sedangkan
fulinya berwarna merah gelap hingga berwarna putih kekuning
kuningan dan biji dibungkus yang hampir menyerupai jala ( Departemen
Pertanian, 1986 ).

II. Alat dan bahan


2.1 Alat
1. Cover glass
2. Mikroskop
3. Kaca preparat
4. Sendok tanduk
2.2 Bahan
1. Capsici fructus
2. Cardamomi fructus
3. Piperis nigri fructus
4. Coriandri fructus
5. Myristicae semen
6. Coffeae semen
7. Cacao semen
8. Araceae semen
9. Aquadest
10. Kloral hidrat
11. HCl pekat
III. Metodologi
Karakterisasi dan identifikasi bentuk penampakan mikroskopik dari
serbuk simplisia Capsici fructus (buah cabe), Cardamoni fructus (buah
kapulaga), Piperis nigri fructus (lada hitam), Coriandri fructus (buah
ketumbar), Coffeae semen (biji kopi), Arecae semen (biji pinang), Cacao
semen (biji coklat), yang dilakukan dengan cara diletakkan diatas kaca
preparat dan ditetesi dengan pelarut aquadest, HCl, dan kloral hidrat lalu
diletakkan di atas meja preparat pada mikroskop untuk diamati
penampakannya.
Urain bahan

1.Kloralhidrat (F1 III. Hal 142)

Nama resmi : CHLORALIHYDRAS

Nama lain : kloralhidrat

RM/BM : C2H3Cl3O2/165,40

Pemerian : hablur transparan, tidak meleleh basah; tidak berwarna,


bau tajam dan khas; rasa kaostik dan agak pahit. Melebur
pada suhu lebih kurang 55 c dan perlahan-lahan menguap.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan dalam minyak zaitun;
mudah larut dalam etanol (95%) P, kloroform p dan dalam
eter P

Penyimpanan : dalam wadah kaca tertutup rapat terlindung dari cahaya;


ditempat sejuk

2.Asam klorida (F1 III hal 53)

Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama lain : asam klorida

RM/BM : HCL/36,46

Pemerian : tidak berwarna:berasap, bau merangsang jika diencerkan


dengan 2 bagian air asap dan bau hilang.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Khasiat : zat tambahan

3.Aquadest (F1ed III hal 96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : air suling

RM/BM : H2O/18,02

Pemerian : cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak


mempunyai rasa

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

V. Hasil dan Pembahasan

a. Ketumbar (Cariandri fructus)

Gambar Keterangan
Ketumbar (Cariandri fructus)+
Aquades
Pembesaran 10 X
Ketumbar(Cariandri fructus) +
Kolara hidrat
Pembesaran 10 X

Ketumbar(Cariandri fructus) +
HCL
Pembesaran 10 X

Pada perbandingan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan


aquades lebih baik dari pada, penggunaan clorahidrat dan HCL.
Hasil yang diliat di dalam mikroskop adalah bentuk Cariandri
fructus Terdiri dari butir-butir tunggal/majemuk. 2 m sampai 5 m,
umumnya tidak mempunyai hilus, kadang-kadang terdapat hilus pada
pembesaran kuat.
b.Coklat

Gambar Keterangan
Coklat (Cacao semen)+ Aquades
Pembesaran 10 X

Coklat (Cacao semen) + Kolara


hidrat
Pembesaran 10 X
Coklat (Cacao semen) + HCL
Pembesaran 10 X

Pada perbandingan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan


aquades lebih baik dari pada, penggunaan clorahidrat dan HCL.
Hasil yang diliat di dalam mikroskop adalah bentuk Cacao semen
Terdiri dari butir-butir tunggal/majemuk. umumnya tidak mempunyai
hilus, terdapat hilus pada hasil di atas .
c. cabe (Capsidi semen)

Gambar Keterangan
Cabe (Capsidi semen)+ Aquades
Pembesaran 10 X

Cabe (Capsidi semen) + Kolara


hidrat
Pembesaran 10 X

Cabe (Capsidi semen) + HCL


Pembesaran 10 X

Pada perbandingan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan


aquades lebih baik dari pada, penggunaan clorahidrat dan HCL.
Hasil yang diliat di dalam mikroskop adalah bentuk Capsidi semen
Terdiri dari tunggal/majemuk. Berbentuk persegi banyak umumnya tidak
mempunyai hilus, kadang-kadang terdapat hilus.
d. Pala (Mlyristicae semen)

Gambar Keterangan
Pala (Mlyristicae semen)+
Aquades
Pembesaran 10 X

Pala (Mlyristicae semen) +


Kolara hidrat
Pembesaran 10 X

Pala (Mlyristicae semen) + HCL


Pembesaran 10 X

Pada perbandingan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan


aquades lebih baik dari pada, penggunaan clorahidrat dan HCL.
Hasil yang diliat di dalam mikroskop adalah bentuk Mlyristicae
semen Terdiri dari butir tunggal/majemuk. Berbentuk persegi banyak
umumnya tidak mempunyai hilus, terdapat hilus pada hasil di atas .
e. Pinang (Aracae semen)

Gambar Keterangan
Pinang (Aracae semen)+ Aquades
Pembesaran 10 X

Pinang (Aracae semen) + Kolara


hidrat
Pembesaran 10 X

Pinang (Aracae semen) + HCL


Pembesaran 10 X

Pada perbandingan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan


aquades lebih baik dari pada, penggunaan clorahidrat dan HCL.
Hasil yang diliat di dalam mikroskop adalah bentuk Aracae semen
Terdiri dari butir-butir tunggal/majemuk. Bentuknya segi banyak dengan
ukuran 2 m sampai 5 m, umumnya tidak mempunyai hilus, kadang-
kadang terdapat hilus pada pembesaran kuat.
f. Kapulaga (Cardamoni fruktus)

Gambar Keterangan
Kapulaga (Cardamoni fruktus)+
Aquades
Pembesaran 10 X

Kapulaga (Cardamoni fruktus) +


Kolara hidrat
Pembesaran 10 X

Kapulaga (Cardamoni fruktus) +


HCL
Pembesaran 10 X

Pada perbandingan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan


aquades lebih baik dari pada, penggunaan clorahidrat dan HCL.
Bentuk Cardamoni fruktus pada saat ditambahkan pelarut
kemudian di identifikasi menggunakan mikroskop menghasilkan butir-
butir tunggal, bentuknya oval, ukuran 50 m. hilus eksentris (di
pinggir),lamela jelas.
g. Lada (Piperin nigri fruktus)

Gambar Keterangan
Lada (Piperin nigri fruktus)+
Aquades
Pembesaran 10 X

Lada (Piperin nigri fruktus) +


Kolara hidrat
Pembesaran 10 X

Pada perbandingan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan


aquades lebih baik dari pada, penggunaan clorahidrat dan HCL.
Bentuk Piperin nigri fruktus pada saat ditambahkan pelarut
kemudian di identifikasi menggunakan mikroskop menghasilkan butir-
butir tunggal, bentuknya oval, ukuran 50 m. hilus eksentris (di
pinggir),lamela jelas.
h. Kopi (Coffeae semen)

Gambar Keterangan
Kopi (Coffeae semen)+
Aquades
Pembesaran 10 X
Kopi (Coffeae semen) + HCL
Pembesaran 10 X

Pada perbandingan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan


aquades lebih baik dari pada, penggunaan clorahidrat dan HCL.
Bentuk Coffeae semen pada saat ditambahkan pelarut kemudian di
identifikasi menggunakan mikroskop menghasilkan butir-butir tunggal,
bentuknya oval, ukuran 50 m. hilus eksentris (di pinggir),lamela jelas.
Pada praktikum ini bahan alam yang digunakan dalam penelitian
karakterisasi dan identifikasi simplisi adalah :Capsici fructus, Cardamoni fructus,
piper nigri fruktus, Coriandri Fruktus, Myristicae semen, Coffeae semen .

Pada praktikum kali ini di lakukan pengamatan mikroskopik sampel yang


di gunakan adalah simplisia yang tertera di atas dan menggunakan bahan cair
yaitu aquades, HCL dan Clorahidrat. Simplisia yang telah cukup 200 gram
digunakan, di ambil simplisia secukupnya dan di letakan pada kaca preparat
dilakukan pada 3 kaca peparat yang berbeda dan di teteskan cairan yang telah di
tentukan pada masing-masing kaca deglas dan di tutup dengan kaca deglas lalu
amati di bawa mikroskop .

Pada praktikum ini ada faktor ke salahan yang menyebapkan hasil yang
didapatkan kurang maksimal . Faktor kesalahan tersebut antara lain simplisia yang
di letakan pada kaca preparat kurang tipis dan pada penetesan cairan ,cairan yang
di teteskan terlalu banyak dan akibatnya timbul gelembung yang tidak di
inginkan.

VI. Kesimpulan
Dari hasil percobaan di atas dapat di tarik kesimpulan dari 8 simplisia
yang dapat di identifikasi adalah penggunaan cairan Aquads pada simplisia lebih
baik hasilnya dari pada penggunaan larutan HCl dan Clorahidrat.
Daftar Pustaka

1.I Ndarye dkk, 2011 Pedoman teknologi penanganan pasca panen


tanama obat . kementrian pertanian Diriktorat Jendran Hortikultural
Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat Di akses tanggal
15 november 2017.

2. Anonim, 2015 Simplisia fruktus https://dokumentasi/simplisia-fruktus


.html . Diaksestanggal 14 november 2017

Anda mungkin juga menyukai