Anda di halaman 1dari 63

SOAL UKAI

KELAS A

1. Seorang anak umur 4 tahun berat badan 15 kg keluhan demam, batuk, dan

terlihat kesakitan. Suhu badan 39oC diagnosis dokter infeksi saluran nafas atas,

dokter meresepkan amoxicillin sirup dan paracetamol sirup. Bagaimana dosis

obat yang saudara rekomendasikan untuk pasien tersebut?

a. Amoxicillin 2x sehari 125 mg & paracetamol 3x sehari 120 mg

b. Amoxicillin 3x sehari 125 mg & paracetamol 3x sehari 120 mg

c. Amoxicillin 3x sehari 250 mg & paracetamol 2x sehari 160mg

d. Amoxicillin 2x sehari 250 mg & paracetamol 3x sehari 160 mg

e. Amoxicillin 2x sehari 250 mg & paracetamol 3x sehari 120 mg

Jawab : A. Amoxicillin 2x sehari 125 mg & paracetamol 3x sehari 120 mg

Alasan :

Dosis Amoxican (DM : 750-1500 mg)

DM untuk 15 kg : x 750-1500

= 165 mg-330 mg

Sediaan yang ada sirup 125/5ml

Aturan pakai = 2 x sehari


2 x 125 mg =250 mg/ hari ≠ Over dosis

Dosis PCT (DM : 4 gr/hari)

Untuk 15 kg : x 4000 mg

= 882 mg/hari

Sediaan yang ada : sirup 120 mg/ 5 ml

Aturan pakai 3 x sehari

3 x 120 mg = 360 mg ≠ Over dosis

2. Seorang wanita, usia 30 tahun datang ke apotek dengan keluhan mudah

lelah, muka pucat, lemas, sakit kepala dan tidak mampu berdiri terlalu lama.

Pasien adalah penderita TB dan sedang menjalani terapi kombinasi dosis

tetap antituberkulosis sejak 2 bulan lalu yaitu, 2(HRZES) Kategori 2 antara

lain : tablet isoniazid @300 mg, kaplet rifampisin @450 mg, tablet

pirazinamid @500 mg, tablet etambutol @250 mg, dan vial streptomisin

@1,5 g. anda memperkirakan pasien mengalami gangguan hematologi

(anemia) akibat salah satu obat yang dikonsumsinya. Obat manakah yang

menyebabkan efek samping tersebut ?

a. Isoniazid

b. Etambutol
c. Rifampisin

d. Pirazinamid

Jawaban : a. Isoniazid

Alasan :

Isoniazid merupakan salah satu dari obat antituberkulosis, namun, berbeda

dari obat etambutol, rifampisin dan pirazinamid, obat isoniazid memiliki efek

samping yaitu, dapat mengakibatkan seseorang mengalami neuritis perifer,

dimana seseorang yang mengalami neuritis perifer akan mengalami

gangguan pada saraf motorik dan saraf sensorik, dimana pasien tersebut

mengalami efek samping tersebut mengalami gangguan pada saraf motorik

berupa mudah lelah, lemas, dan tidak mampu berdiri terlalu lama. Dan juga

efek samping lain yang terjadi yaitu gangguan pada reaksi hematologik

seperti anemia, dimana pasien mengalami anemia dengan keluhan mudah

lelah, muka pucat, lemas, sakit kepala dan tidak mampu berdiri terlalu lama.

Oleh sebab itu, sebenarnya pasien perlu diberikan piridoksin HCl agar dapat

mencegah atau mengobati defisiensi vitamin B6, dimana anemia adalah

salah satu akibat dari defisiensi vitamin B6, dan vitamin B6 dapat mengobati

atau mencegah neuritis perifer akibat penggunaan obat seperti isoniazid.

3. pasien perempuan, berusia 45 tahun dirawat di Rumah Sakit, dengan berat

badan 75 kg, dengan diagnosa shock Hipovolemik dan membutuhkan terapi

Dobutamin 15 mcg/kgBB/menit. Diberikan 1 ampul Dobutamin yang


mengandung 250 mg dan diencerkan menjadi 50 cc. Berapa laju infus yang

diberikan ?

Jawab :

Dosis Dobutamin : 75 kg x 15 mcg/kgBB = 1125 mcg/menit = 1,125 mg

Dobutamin diencerkan 250 mg menjadi 50 ml berarti sama dengan 5 mg/ml

1 ml sama dengan 20 tetes

= 0,25 mg

Laju infus yang diberikan = = 4,5 tetes/menit

4.

Seorang anak berumur 5 tahun (berat badan 15 kg) menderita epilepsy dan

diberikan oleh dokter Fenitoin Suspensi (25 mg/5 ml) dengan dosis 5 mg/kg

dua kali sehari. Berapa jumlah (ml) yang diminum dalam sehari oleh anak

tersebut?

a. 15 ml

b. 20 ml

c. 25 ml

d. 30 ml
Jawabanbenar: D (30 ml)

Diketahui: Anak usia = 5 tahun

Berat badan = 15 kg

Sediaan = Suspensi Fenitoin 25 mg/ 5 ml

Dosis = 5 mg/kg 2 kali sehari

Ditanyakan: Berapa jumlah (ml) yang diminum dalam sehari oleh anak

tersebut?

Penyelesaian:

Jumlah obat yang diminum untuk sekali pakai = Bobot badan x Dosis

obat

= 15 kg x 5 mg/kg

= 75 mg

Jumlah obat yang diminum untuk sehari pakai = 75 mg x 2 = 150 mg

Jumlah (ml) yang diminum dalam sehari: x 5 ml

= 30 ml (mengandung 150 mg

Fenitoin)
5. Seorang pasie (55 tahun) dating kerumah sakit dengan keluhan cepat lelah,

sesak nafas pada saat tidur, batuk batuk, nyeri lambung. Setelah mendengar

keluhan tersebut dokter mengukur tekanan darah kemudian bertanya apakah

sering minum – minuman keras, ada tumor, infeksi dsb. Setelah mengetahui

pasien hipertensi kronik, sebelum diperiksa lebih lanjut dengan EKG, USG,

kadar lemak, kadar glukosa dsb. Dokter menyimpulkan bahwa pasien ini

menderita gagal jantung kongestif. Alternative obat apakah yang paling tepat

diberikan untuk memenuhi kebutuhan obat pasien tersebut?

Dari pilihan jawaban tersebut, yang paling tepat adalah

A. Digoksin, Aspirin, Verapamil dan Furosemide

B. Digoksin, Aspirin, Amlodipine dan Furosemide

C. Digoksin, Aspirin, Isradipin dan verapamil

D. Digoksin, Aspirin, Nifedipin dan Furosemide

dari Kasus diatas dapat disimpulkan bahwa pasien ini menderita gagal

jantung kongestif, maka salah satu obat untuk terapi gagal jantung kongestif

adalah DIGOKSIN dengan mekanisme ionotropik positif, aspirin sebagai

antiplatelet (Verapamil, Amlodipine, Isradipin dan NIfedipin) merupakan

golongan CCB (calcium cannal Blocker) dan Furosemid (diuretika). Golongan

CCB generasi pertama yaitu verapamil dikontaindikasikan dengan obat

jantung, karena cenderung bersifat ionotropik negative, selain itu verapamil

berinteraksi dengan digoksin dengan mekanisme, verapamil menghambat


transporter p-glikoprotein, yang menyebabkan kadar digoksin meningkat dan

menyebabkan resiko toksisitas. Golongan CCB yang aman yaitu generasi

kedua golongan Dihidropiridin ( nifedipin, nacardipin, isradipin, felodi[in dan

amlodipin) yang bersifat vaskuloselektif, yang menghambat kanal kalsium,

sehingga mencegah masuknya kaslsium ke dalam sel, sehingga terjadi

relaksasi otot polos vascular (vasodilatasi). Namum, penggunaan CCB kerja

singkat seperti nifedipin dan isradipin memiliki potensi menyebabkan PJK

dan resiko infark miokard. Sehingga pada kasus di atas dipilih amlodipin

yang relative aman.

6. Dosis injeksi intravena dari Gentamicin yang direkomendasikan untuk

pengobatan septicaemia untuk anak berusia 1 bulan hingga 12 tahun adalah

2,5 mg/kgBB setiap 8 jam. Berpa volume dari Gentamicin 40 mg/ml yang

harus diberikan setiap 8 jam untuk seorang anak berusia 11 tahun dengan

berat badan 32 kg ?

a. 2,25 ml

b. 2,0 ml

c. 1,625 ml

d. 1,6 ml

e. 1,5 ml

Jawaban : b. 2,0 ml

Alasan : untuk anak 11 tahun BB 32 kg setiap 8 jam, sedangkan anak

berusia 1 bulan hingga 12 tahun adalah 2,5 mg/kgBB setiap 8 jam jadi :
, dari hsil 80 mg untuk Gentamicin 40 mg/ml

yang harus diberikan, volume Gentamicin yang di dapatkan untuk anak 11

tahun

7. Seorang ibu 45 tahun datang kedokter dengan sakit kepala, keluhan sukar

tidur, berkeringat pada malam hari, berat badan bertambah, bibir vaginanya

mengecil, nyeri tulang pangkal paha dan tulang belakang. Dokter

mendiagnosa ini adalah gejala menopause dan memberikan estradiol,

esilgan, suplemen kalsium, asam mefenamat untuk mengatasi keluhan

tersebut. Setelah mengkonsumsi obat tersebut pasien mengalami efek

samping nyeri payudara bila ditekan, tekanan darah meningkat, sakit kepala,

edama dan mual. Manakah obat yang menimbulkan efek samping tersebut ?

a. Asam Mefenamat

b. Suplemen kalsium

c. Esilgan

d. Estradiol

Jawaban : D. Estradiol

Estradiol merupakan estrogen alamiah. Hormon estrogen sangat

penting dalam pertumbuhan dan perkembangan organ seksual wanita,

misalnya payudara. Estrogen juga berfungsi mengatur siklus menstruasi.

Selain itu, estrogen berperan dalam menjaga kepadatan tulang dan

membantu proses metabolisme lemak. Secara alami, hormon estrogen

diproduksi oleh indung telur (ovarium). Pada keadaan tertentu misalnya

monopause atau indung telur sudah diangkat, maka jumlah estrogen di


dalam tubuh akan berkurang. Sehingga diperlukan tambahan hormon

estrogen dari luar.

Estradiol mempunyai efek samping mual, muntah, nyeri dan

bengkak pada payudara, rasa kembung, pusing, migren, peningkatan

tekanan darah, trombosis, proliferasi endometrium atau varises.

8. Seorang pasien wanita berumur 27 tahun dibawa ke UGD rumah sakit X.

Pasien tersebut mengalami muntah, mual, keringat berlebih, lesu, kehilangan

nafsu makan dan diare. Berdasarkan keterangan keluarganya, didapati

bungkus parasetamol kosong sebanyak 4 strip di dalam kamar pasien.

Diagnose dokter menyebutkan bahwa pasien keracunan parasetamol.

Apakah antidotum yang paling tepat untuk mengatasi keracunan parasetamol

pasien tersebut?

a. Norit (karbon aktif) adalah karbon yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan

yang diaktifkan dengan kuat. Daya serap yang kuat dari norit sangat baik

untuk menghilangkan gangguan-gangguan dalam perut dan keracunan

makanan. Mekanisme kerja dari norit adalah menjerap (adsorbs) toksin atau

produk bakteri yang ada dalam saluran pencernaan.

b. Sorbitol adalah sebuah gula alkohol dengan 4 kalori per gram. Zat ini

diproduksi oleh tubuh penderita diabetes mellitus yang dapat menyebabkan

kerusakan pada mata saraf.

c. Asetilsistein adalah suatu antidotum yang berfungsi mengurangi toksisitas

parasetamol dengan mengisi kembali (refilling) kuota tubuh terhadap

antioksidan glutathione.
d. Natrium bikarbonat (soda kue) adalah senyawa kimia dengan rumus

NaHCO3 digunakan sebagai obat maag (tukak lambung). Karena bersifat

basa, senyawa ini juga digunakan sebagai obat penetral asam bagi penderita

asidosis tubulus renalis (ATR)

e. Pektin adalah senyawa polisakarida kompleks yang terdapat dalam dinding

sel tumbuhan dan dapat ditemukan dalam berbagai jenis tanaman pangan.

Digunakan sebagai bahan pengental.

Dari jawaban di atas, yang merupakan antidotum adalah norit dan asetilsistein.

Namun untuk keracunan parasetamol maka lebih tepat digunakan asetilsistein

karena lebih spesifik sebagai antidotum parasetamol.

Jadi, jawaban yang tepat adalah C (asetilsistein)

9. AH. Seorang pria 50 tahun dating ke apotek untuk menanyakan interpretasi hasil

pemeriksaan data laboratorium. Hasil lab menunjukkan leukosit 9,9 x 103mm3,

Hemoglobin 14 g/dl, Hematokrit 38,3%, Trombosit 108x103/mm3, EGD

(Esophagogastroduodenoscopy) menunjukkan: Satu ulkus ditemukan di antrum

lambung berukuran diameter 3 cm, tidak ada perdarahan atau obstruksi. Hasil

penggalian informasi diketahui pasien sering mengeluh sakit seperti terbakar

pada perut. Rasa nyeri terus memburuk selama 2 minggu terakhir, terutama

pada malam hari dan setelah makan. Pasien mempunyai riwayat penyakit

osteoarthritis dan menggunakan diklofenak tablet 75 mg 2 x 1 sehari untuk

mengobatinya. Dari tanda dan gejala yang ada, pasien di atas mengarah pada

kondisi penyakit apakah?


a. Gastritis

b. UlkusPeptikum

c. Disfagia

d. Apendistis

e. Kolik

Jawaban : B

Pengkajian:

 Data Subjektif

- Pasien sering mengeluh sakit seperti terbakar pada perut

- Rasa nyeri terus memburuk selama 2 minggu terakhir

 Data Objektif

Hasil Pemeriksaan Laboratorium Nilai Normal (PriaDewasa)

Leukosit 9,9 x 103/mm3 4-10 x 103/mm3

Hemoglobin 14 g/dl 14-18 g/dl

Hematokrit 38,3% 40-48%

Trombosit 108x103/mm3 200-400 x 103/mm3

EGD menunjukkan satu Ulkus ditemukan di antrum lambung berukuran

diameter 3 cm, tidak ada perdarahan atau obstruksi.

 RiwayatPenyakitDahulu (RPD) : Osteoarthritis

 RiwayatObatDahulu (ROD) : Diklofenak tablet 75 mg 2 x 1

 Dari tanda dan gejala pasien mengalami Ulkus Peptikum


Dengan alasan sebagai berikut:

 Rasa nyeri terus menerus dan perasaan seperti terbakar

 Hematokrit 38,3%, dimana penurunan HMT dapat terjadi pada pasien yang

mengalami ulkus peptikum (penyakit tukak lambung)

 Trombosit 108x103/mm3, penurunan trombosit berpotensi terjadi perdarahan

dan hambatan pembekuan darah

 Adanya Ulkus (Luka) di antrum lambung.

 Obat analgesic anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti diklofenak dapat

menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi

prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian

obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah

lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus

atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic

ulcer.

Sedangkan Pilihan Penyakit Lain di dalam soal yang tidak memungkinkan:

- Gastritis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada

lapisan lambung.

- Disfagia adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kesulitan menelan,

biasanya dikarenakan oleh rusaknya kemampuan esophagus untuk mengangkut

makanan padat maupun cair. Disfagia terjadi ketika ada masalah pada saraf-

saraf pengendali atau struktur-struktur yang ikut serta dalam proses penelanan.

- Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan

merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering1. Apendiks disebut juga
umbai cacing. Istilah usus buntu yang selamaini dikenal dan digunakan di

masyarakat kurang tepat, karena yang merupakan usus buntu sebenarnya

adalah sekum.

Kolik=>Kolik abdomen adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan nyeris

pasmodik parah pada perut yang disebabkan oleh distensi (menegang), obstruksi

(sumbatan) atau peradangan pada organ berongga tubuh yang memiliki otot polos,

Misalnya usus, kandung empedu, ginjal, dan lain-lain.

10. Seorang pasien dengan nama Tn.Tono, masuk rumah sakit dan melakukan

pemeriksaan yang ditemukan bahwa pasien menderita hipertensi yang juga

menderita hipertropi prostate. Menurut anda seorang apoteker, antihipertensi

yang baik untuk pasien adalah ?

a. Acebutolol

b. Kaptoril

c. Hidroklorotiazid

d. Prazosin dan Reserpin

JAWAB : D. Prazosin dan Reserpin

Prostat menyebabkan terjadinya vasokontriksi ( penyempitan pembuluh pada

prostat yang disebabkan karena pembesaran prostat ) sehingga menyebabkan

terganggunya pengeluaran urin sehingga diperlukan obat yang bisa

menimbulkan vasodilatasi, salah satunya adalah obat golongan α-bloker

(antagonis alfa 1) yaitu Prazosin dan Reserpin.


α-bloker sangat baik untuk pasien dengan hipertropi prostat, karena hambatan

reseptor alfa 1 akan merelaksasikan otot polos prostat dan mengurangi spingter

uretra sehingga mengurangi retensi urin.

Prazosin adalah kelompok obat yang disebut alpha-adrenergik blockers.

Prazosin bekerja dengan mengendurkan pembuluh darah dan otot disekitar

uretra. Hal in menurunkan tekanan darah dan meningkatkan gejala urinaria yang

berhubungan dengan pembesaran prostat.

11. Seorang anak berusia 10 tahun masuk rumah sakit, orang tuanya mengeluhk

ananaknya mengalami demam dan sedikit sakit ketika bernafas. Setelah

dilakukan pemeriksaan oleh dokter dan hasil pemeriksaan lab, didiagnosis

pasien menderita pneumonia. Kepada pasien dokter meresepkan antibiotic

golongan Penicillin. Ternyata setelah beberapa hari penggunaan penicillin tidak

memberikan efek. Saudara memperkirakan pasien mengalami resistensi

antibiotic golongan penicillin sebelum masuk rumah sakit. Antibiotik apakah

pengganti Penicillin untuk penyakit pneumonia yang tidak berpotensi resistensi ?

a. Makrolida

b. Tetrasiklin

c. Kloramfenikol

d. Kotrimoksasol

Jawab : a

Alasan :
Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan bawah.

Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang.Kantong-

kantong udara dalam paru yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan

sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi berkurang.Kekurangan

oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bias bekerja. Dimana penyebab utamanya

adalah S.pneumonia (70%) atau M.pneumoniae (10-20%).Gejala penyakit ini

berupa napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak,

disertai demam yang meningkat tajam batuk produktif sputum berwarna atau

berdarah. Dari kasus diatas, didagnosis pneumonia. Kemudian diberi resep

antibiotic penisilin akan tetapi tidak memberikan efek setelah pemberian

beberapa hari. Diperkirakan pasien mengalami resistensi antibiotic golongan

Penisilin. Sehingga antibiotik yang digunakan sebagai pengganti penicillin untuk

pneumonia yang tidak berpotensi resistensi adalah antibiotic golongan makrolida

(contoh : Eritromisin, Azithromisin) .Karena antibitik ini diindikasikan sebagai

alternative untuk pasien yang alergi terhadap Penicilin untuk pengobatan pada

pneumonia .Antibiotik golongan ini bekerja bakteriostatis terhadap terutama

bakteri Gram-positif dan spectrum kerjanya mirip penisilin G. Antibiotik golongan

makrolida lebih sering digunakan Pengobatan pneumonia pada anak diatas 5

tahun .Pada kasus pneumonia, antibiotic golongan ini khusus digunakan sebagai

pilihan kedua bilamana terdapat resisensi atau hipersensitivitas untuk penisilin.

Tetrasiklin bukan jawaban yang tepat karena berhubung kegiatanan ti

bakterinya yang luas, tetrasiklin lama sekali merupakan obat terpilih untuk

banyak infeksi akibat bermacam-macam kuman, terutama infeksi campuran.


Akan tetapi, karena perkembangan resistensi dan efek sampingnya pada

penggunaan selama kehamilan dan pada anak kecil, maka dewasa ini hanya

dicadangkan untuk infeksi tertentu dan bila terdapat intoleransi bagian tibiotika

pilihan pertama.

Kloramfenikol bukan jawaban yang tepat karena berhubung resiko anemia

aplastis fatal, kloramfenikol di Negara Barat sejak tahun 1970-anjarang

digunakanl agi per oral untuk terapi pada manusia. Dewasa ini hanya dianjurkan

pada beberapa jenis infeksi bila tidak ada kemungkinan lain, yaitu pada

infeksitifus (Salmonella thypi) dan meningitis (khususakibatH.influenzae), juga

pada infeksi anerob yang sukar dicapai obat, khususnyaa bcesotakoleh

B.fragilis.

Kotrimoksasol bukan merupakan jawaban yang tepat karena lebih sering

digunakan pada infeksi saluran kemih, alat kelamin, saluran cerna, dan

pernafasan (bronchitis).

12. Seorang pasien laki-laki, usia 50 tahun, datang ke apotek mengeluhkan perut

kurang enak dan kadang-kadang diare. Satu minggu yang lalu pasien

kedokter dan di diagnose menderita DM dengan obat yang diresepkan

adalah acarbose dengan kombinasi insulin. Saudara memperkirakan akan

terjadi hipoglikemia bila obat tersebut digunakan secara terus menerus.

Pemberian apakah yang digunakan untuk mengatasi hipolgikemia yang

terjadi pada pasien tersebut ?

a. Gula pasir
b. Gula murni

c. Glukosa

d. Galaktosa

jawaban : c.Glukosa

Alasan : Ketika seseorang merasa kadar gula darah mereka terlalu rendah

biasanya disarankan untuk mengonsumsi makanan seperti jus buah, susu.

permen, gula atau madu untuk menormalkan kadar gula darahnya. Namun,

pada kasus ini pasien merupakan pasien geriatric yang mengonsumsi obat

anti-diabetes yaitu acarbose kombinasi insulin. Seseorang yang

mengonsumsi obat anti-diabetes harus tahu bahwa acarbose merupakan

gula murni (dekstrose) yang akan menaikkan kadar glukosa darah pada saat

glukosa darah rendah. Mengonsumsi makanan atau minuman diatas tidak

akan cepat menaikkan kadar gula darah karena acarbose memperlambat

pencernaan karbohidrat. Efek samping dari acarbose adalah perut kurang

enak dan kadang-kadang diare. Obat ini hanya mempengaruhi kadar glukosa

darah pada waktu makan dan tidak mempengaruhi kadar glukosa darah

setelah itu. Bila diminum bersama-sama insulin menyebabkan hipoglikemia

yang hanya dapat diatasi dengan glukosa murni, tidak dapat diatasi dengan

pemberian gula pasir. Pemberian glukosa pada penderita hipoglikemik bisa

diberikan melalui oral untuk hipoglikemik ringan dan glukosa intravena untuk

pasien koma.
13. Jika saudara diminta membuat pengenceran albumin dari 25% menjadi 5%

dalam jumlah yang besar, saudara dapat menggunakan sterile water atau NaCl

0,9% in water. Berapa jumlah larutan yang akan saudara buat ?

a. 200 ml

b. 300 ml

c. 400 ml

d. 500 ml

Jawaban :

Dik : Albumin 25% diencerkan menjadi 5% (dalam jumalh besar),

menggunakan NaCl 0,9%.

Dit : Berapa jumlah larutan yang dibuat ?

25% berarti 25 g dalam 100 ml

5% berarti 5 g dalam 100 ml

Pengenceran : V1xM1 =V2xM2

25 x 100 ml = 5 x X

5x = 2500 ml

x = 500 ml

Jadi, larutan yang akan dibuat sebanyak 500 ml.

14. Seorang pasien wanita usia 40 thn telah melakukan pemeriksaan klinis dan

laboratorium yang menunjukan BP 150/100 mmHg, DN 100x/menit, BUN 20


mg/dL, CrCl 130 mL/menit, GDP 120 mg/dL. Keluhan yang saat ini sering

dialami pasien adalah leher bagian belakang sering tegang dan sangat

mengganggu aktifitas kerjanya saat ini. Dari tanda dan gejala yang ada

menunjukan pasien mengalami hipertensi dengan komplikasi DM dan

gangguan ginjal. Apakah pilihan pertama dari pasien tersebut?

JAWAB :

C. Captopril atau Losartan

Karena Captopril termasuk obat golongan ACE Inhibitor dan Losartan

termasuk obat golongan Angiotensin Receptor Blocker (ARB) dimana ACE

Inhibitor dan ARB mempunyai efek melindungi ginjal (renoprotektif) dalam

progres ginjal diabetes maupun non diabetes. Dimana, ACE inhibitor akan

mendilatasi arteriol eferen sehingga memperlambat penurunan progresif

fungsi ginjal dan dapat mengurangi proteinuria. Juga dapat memperbaiki

sensivitas insulin dan tanpa efek pada lipid atau urat dalam serum (Gray,

dkk., 2006). Keuntungan tersebut diduga terjadi karena perbaikan

hemodinamika intrarenal, dengan penurunan tahanan arterioler eferen

glomeruler dan hasil penurunan tekanan kapiler intraglomeruler (Benowitz,

2002). Sedangkan untuk ARB sendiri akan memberikan neproproteksi pada

vasodilatasi dalam efferent arteriol dari ginjal selain itu ARB juga

meningkatkan sensitifitas insulin.

15. Seorang pria 40 tahun dengan berat badan 60 kg mengalami infeksi protozoa

dan diberikan metronidazol 500 mg po, tiap 8 jam selama 2 minggu.

Ketersediaan hayati setelah per oral adalah 100%. Volume distribusi 0,8 L/kg
dan waktu paruh eliminasi 8 jam. Berapakah kadar obat rata-rata pada

keadaan tunak?

Jawabannya : d.15,03

Penjelasannya :

Css = R = = 62,5

mg/jam

= Kel = = 0,0866 jam

= 15,03

.16. Seorang pasien datang ke dokter dengan keluhan nyeri di dada kiri sampai

lengan dan gusi, lalu dokter mengukur tekanan darah, kadar LDL, kolesterol

total, dan HDL dari keluhan pasien pada pemeriksaan laboratorium dokter

mengetahui bahwa pasien ini menderita angina pectoris. Dari kasus tersebut

golongan obat apa yang perlu diberikan pada pasien tersebut?

a. Gol HMG KoA reduktase dan antagonis kalsium nikardipin

b. Gol ACE inhibitor dan antagonis kalsium

c. Gol Beta bloker dan HMG KoA

d. Gol Biguanid dan Diuretik

e. Gol Beta Agonis dan AINS

Alasan :

Beta bloker merupakan first line terapi untuk angina pectoris. Penggunaan beta

bloker bertujuan untuk mengurangi gejala angina. Efek terapi dari beta bloker
pada angina pectoris adalah stimulasi denyut jantung dan kontraktilitas otot

jantung sehingga dapat meningkatkan supply-demand oksigen pada otot

jantung. Beta bloker lebih efektif dibandingkan calcium channel blocjer (CCB)

dalam mengurangi gejala angina. CCB dapat diberikan bila pasien kontraindikasi

terhadap beta bloker. Selain pemberian beta bloker, juga penting untuk

pemberian golongan obat antikolesterol yaitu HMG KoA reduktase dalam kasus

ini terkait dengan data lab pasien yaitu kadar LDL, kolesterol total, dan HDL.

Sehingga jawaban yang tepat adalah C.

17. Seorang pasien HIV/AIDS dengan inisial A (27 th), TB 165 cm dan BB 49 kg,

dating berobat di RS. Ia mengeluh hepatitis yang dideritanya kini bertambah

parah. Sebelumnya ia telah mengkonsumsi Ritonavir 600 mg 2 kali sehari

sejak 1 minggu yang lalu. Jnika obat tersebut harus diganti, manakah

diantara obat berikut yang kurang memiliki resiko untuk memperparah

hepatitis pasien ?

a. Nevirapine

b. Lamivudine

c. Indinavir

d. Zidovudin

Pilihan Jawaban : b. Lamivudine

Alasan Pemilihan Jawaban


Lamivudine akan meningkatkan angka serokonversi HbeAg,

mempertahankan fungsi hati yang optimal, dan menekan terjadinya proses

nekrosis-inflamasi. Lamivudine juga mengurangi kemungkinan terjadinya fibrosis

dan sirosis serta dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kanker hati. Profil

keamanan lamivudine sangat memuaskan, dimana profil keamanannya

sebanding dengan plasebo. Lamivudine diberikan per oral sekali sehari, sehingga

memudahkan pasien dalam penggunaannya dan meningkatkan keteraturan

pengobatan. Oleh karenanya penggunaan lamivudine adalah rasional untuk terapi

pada pasien dengan hepatitis B kronis aktif.

Lamivudine adalah obat antivirus yang efektif untuk penderita hepatitis B.

Virus hepatitis B membawa informasi genetik DNA. Obat ini mempengaruhi

proses replikasi DNA dan membatasi kemampuan virus hepatitis B berproliferasi.

Lamivudine merupakan analog nukleosida deoxycytidine dan bekerja dengan

menghambat pembentukan DNA virus hepatitis B. Pengobatan dengan

lamivudine akan menghasilkan HBV DNA yang menjadi negatif pada hampir

semua pasien yang diobati dalam waktu 1 bulan.

18. jika ada pasien di RS mendapat pengobatan seperti dibawah ini:

R/ Tab vit B6

Fargoxin 12,5

Ethambutol

Glucovance

Xanax 0,25
Alganax 0,5 & 0,25

Rifampicin

Codein 20

Maka kemungkinan pasien ini menderita penyakit ?

a. TBC, Hipertensi, Diabetes mellitus

b. TBC, Gangguan jantung dan diabetes mellitus

c. TBC, Gangguan jantung, hipertensi

d. TBC, Hiperlipidemia, Diabetes mellitus

Jawaban : b. TBC, Gangguan jantung dan diabetes mellitus

Berikut penjelasannya :

Dari resep dokter yang diberikan diatas sekilas terlihat pasien mengalami

3 macam penyakit yang cukup berat yaitu penyakit TBC, gangguan jantung dan

diabetes mellitus serta mengalami batuk-batuk dan pasien mengalami kegelisahan.

Penelusuran sejauh mana dan seberapa lama ketiga macam penyakit itu timbul

akan sangat membantu dalam melakukan analisa dan intervensi pengobatan

penyakit TBC bisa mempengaruhi kondisi kesehatan jantung demikian halnya

dengan taambahan penyakit diabet akan cukup menambah masalah dalam

menangani penyakitnya. Kombinasi Tab vit B6 , Ethambutol, Rifampicin merupakan

suatu kombinasi pengobatan terapi awal atau terapi ulang pada TBC & profilaksis

TBC aktif. Fargoxin 12,5 ditujukan untuk meningkatkan daya pompa jantung yang

melemah sehingga diperlukan untuk menguatkan kerjanya. Glucovance merupakan

kombinasi glibenclamid & metformin HCL terapi ini merupakan terapi tahap kedua
untuk DM type II yang tidak dapat dikontrol dengan diet, olah raga & sulfonilurea

atau metformin. Xanax 0,25 & Alganax 0,5 & 0,25 (keduanya mgd alprazolam)

digunakan untuk mengatasi ansietas, ansietas-depresi, panik dosis awal 0,75-1,5

mg 3 kali sehari sehingga masih dalam batas wajar diberikan dosis 1 mg untuk

gangguan panic 0,5-1 mg malam hari. Belum lagi dipersulit dengan penyakit batuk

yang sangat mengganggu sehingga diberi codein 20 mg

Kepanasan dan kesakitan bisa diakibatkan oleh gangguan yang terjadi dari salah

satu dari ketiga penyakit tersebut, pemberian suplemen untuk meningkatkan daya

tahan tubuh terkadang diperlukan untuk penyakit yang sudah complicated seperti

yang dialami pasien tersebut.

19. Seorang pasien berumur 40 tahun dengan tekanan darah 180/90 mmHg,

dokter meresepkan obat hipertensi. Obat ini menyebabkan penurunan

tekanan darah yang terlalu cepat dan menyebabkan pasien pingsan pada

saat pemberian awal. Menurut saudara, obat apakah yang menyebabkan

kejadian yang dialami oleh pasien tersbut ?

a. Prazosin

b. Nifedipin

c. Atenolol

d. Verapamil

Jawaban : a. Prazosin

Alasan :
Prazosin merupakan obat hipertensi golongan α – blocker yang mana

mekanisme kerja obat ini yaitu dengan cara memblok adrenoreseptor α-1

perifer, mengakibatkan efek vasodilatasi karena merelaksasi otot polos

pembuluh darah dimana efek samping dari obat-obat golongan α-blocker

yaitu dapat menyebabkan hipotensi postural, yang sering terjadi pada

pemberian dosis pertama kali

20. Pasien wanita (18 tahun) datang dan keluhan sakit pada saat berkemihdan dia

juga mengalami demam. Dari hasil pemeriksaan laboratorium menunjukka nilai

WBC 14 x 103 /mm3 dan urinya positif mengandung nitrit. Obat apakah yang

tepat bagi pasien tersebut ?

a. Clindamycin

b. Eritromisin

c. Metronidazol

d. Ciprofloxacin

Alasannya

Terapi spesifik infeksi saluran kemih atau urinary tract harus didasarkan pada

data kerentanana secara in vitro dari isolate spesifik seorang pasien. Yang

aktivitasnya melingkupi beberapa strain pathogen gram negative seprti E.coli,

Pseudomonas aeruginosa dan gram positif seperti Staphylococcus aureus, dll.

Dalam penggolongannya ciprofloxacin adalah fluoroquinolone generasi kedua

yang efektifdan levofloxacin dapat menembus jaringan bakteri dengan

sempurna.
21. Seorang pasien laki-laki berusia 55 tahun didiagnosis dokter mengalami

hipertensi (tekanan darah 155/90 mmHg). Pasien ini juga mengalami gagal

jantung. Jenis anti hipertensi apa yang tidak boleh di resep kan untuk pasien

tersebut?

a. Beta bloker

b. ACE Inhibitor

c. Calsium Canal Bloker

d. Angiotensin Reseptor Blocker

Alasannya : karna CCB bersifat inotropic negative yang dapat menurunkan kekuatan

kontraksi otot jantung dimana pada pasien gagal jantung justru dibutuhkan obat

dengan sifat inotropic positif yang bekerja dengan meningkatkan kekuatan kontraksi

otot jantung.

Contoh obat yang bersifat inotropic positif adalah digoksin sedangkan inotropic

negative adalah calcium canal bloker (verapamil, diltiazem)

22. Dilaporkan pasien laki-laki berumur 52 tahun jam 05.45 di IGD RS Y pada

tanggal 13 April 2010 dengan keluhan pasien tiba-tiba jatuh dan anggota

gerak kanan lemah sejak tanggal 9 April 2010, bicara pelo, disertai mual dan

muntah serta pusing. Pasien sebelumnya dirawat di RSUD X pada tanggal 9

April 2010 lalu dirujuk ke RS Y. Tekanan darah pada pasien 100/70 mmHg.

Berat badan pasien 85 kg, tinggi badan 160 cm. Pasien juga mengalami
insomnia. Dari tanda dan gejala yang ada, pasien di atas mengarah pada

kondisi penyakit apakah?

a. Hipotensi

b. Stroke iskemia

c. Tukak peptic

d. Osteoporosis

Jawab :

b. Stroke iskemia

Penjelasan

Dari gejala dan tanda penyakit pada pasien di atas adalah stroke iskemik.

Stroke iskemia adalah aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis

atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah.

Gejala stroke muncul akibat gangguan peredaran darah otak pada bagian

otak tertentu. Gejala yang muncul sangat tergantung pada bagian otak yang

terkena.

1. Gejala dan tanda stroke iskemia :

- Wajah perot

- Anggota gerak lemah

- Sensibilitas atau rasa raba terganggu separuh

- Bicara pelo atau bicara tidak jelas

- Afasia atau sukar berkomunikasi

- Disorientasi atau bingung mendadak

- Tiba-tiba perasaan mau jatuh saat akan berjalan


- Kadang-kadang disertai pusing, terasa berputar-putar

- Mual dan muntah

- Sakit kepala

- Kesadaran tiba-tiba menurun

2. Faktor resiko stroke iskemia yang tidak dapat dikendalikan :

Usia, jenis kelamin, riwayat keluarga

3. Faktor resiko stroke iskemia yang dapat dikendalikan :

Hipertensi, DM, hiperkolesterolemia, merokok, gangguan tidur dan

obesitas.

23. Seorang pria berusia 40 tahun, dengan berat badan 60 kg, mempunyai

keluhan sesak dan muntah. Tekanan darah 140/100 mmHg, frekuensi

pernapasan 30 kali/menit. Didapatkan edema pada kedua kaki dan

didapatkan rales pada kedua basal paru. Pemeriksaan darah menunjukkan

kadar hemoglobin 7,3 g/dl, MCV dan MCHC normal, ureum 421 mg/dl,

kreatinin 32 mg/dl. Pada pemeriksaan ultrasonografi didapatkan ukuran

kedua ginjal mengecil, densitas korteks meningkat, dan batas korteks

medulla kabur. Setelah dilakukan pemeriksaan diperoleh hasil?

Jawabannya : A. penyakit ginjal kronik stadium V

Penjelasannya :

Karena TD pasien 140/100 mmHg artinya bahwa pasien juga

mengalami hipertensi yang mana hipertensi ini merupakan faktor

predisposisi/pendukung terjadinya gagal ginjal, kemudian pasien mengalami

sesak nafas dan muntah serta edema pada kaki. Uji lab ureum dan
kreatininnya sangat tinggi sehingga mengindikasikan gagal ginjal sudah

stadium akhir 5.

24. Ibnu adalah seorang pasien yang berumur 55 tahun didiagnosa menderita

penyakit Parkinson. Dokter meresepkan levodopa untuk mengobati penyakit

pasien tersebut. Namun setelah mengkonsumsi levodopa pasien mengalami

mual lemah, tekanan darah rendah (hipotensi dan aritmia jantung). Diduga ini

adalah efek samping perifer dari levodopa. Menurut saudara obat apakah

yang dapat dikombinasikan untuk menghilangkan efek samping obat

tersebut?

a. Amantadine

b. Carbidopa

c. Entacapone

d. Ropinirole

Jawaban: b. Carbidopa

Alasan:

Carbidopa merupakan salah satuobat anti Parkinson yang biasa

dikombinasikan dengan levodopa dan termasuk dalam golongan penghambat

dekarboksilase dengan mekanisme kerja menghambat enzim dekarboksilase

asam amino aromatic dan menghambat konversi (perubahan) levodopa

menjadi dopamine secara perifer sehingga akan menurunkan efek samping

perifer seperti mual, muntah, dan aritmia jantung.


25. Seorang pasien laki-laki, berumur 32 tahun datang ke Rumah sakit

memeriksakan kesehatannya. Pasien telah menderita batuk selama lebih

dari 2 minggu disertai gejala pernapasan (sesak napas, nyeri dada,

hemoptysis) dengan gejala tambahan kurang nafsu makan, penurunan berat

badan, berkeringat di malam hari, mudah lelah. Sebelumnya pasien telah

mengonsumsi obat batuk yang beredar luas di pasaran, namun belum

memberi hasil. Setelah diperiksa, hasil BTA sputum positif, dan ditemukan

bahwa nilai CD4 pasien adalah 365. Pasien diberi OAT kategori 1 dan terapi

antiretroviral (ART), bagaimanakah sebaiknya pengobatan pasien ini?

a. Pasien memulai konsumsi OAT bersamaan dengan ART

b. Pasien memulai konsumsi OAT, setelah tidak ada keluhan efek samping

mulai konsumsi ART

c. Pasien memulai konsumsi OAT, setelah fase intensif OAT selesai baru

memulai konsumsi ART

d. Pasien memulai konsumsi OAT, setelah pengobatan OAT selesai (fase

intensif dan fase lanjutan) baru memulai konsumsi ART

e. Pasien memulai konsumsi OAT, setelah pengobatan OAT selesai (fase

intensif dan fase lanjutan), melakukan tes CD4 lagi, jika nilai CD4 masih

dibawah 500 maka mulai pengobatan ART

Alasan :

Saat pemberian obat pada TB-HIV harus memperhatikan jumlah limfosit CD4.

Dan menurut rekomendasi yang ada untuk CD4 > 350 mm2, rejimen yang

dianjurkan yaitu harus memulai terapi TB dan tunda pengobatan ART. Selain
itu, interaksi obat antara OAT dan ARV (Anti Retrovirus) akan meningkatkan

terjadinya efek toksik OAT. Contohnya pada penggunaan Rifampisin dengan

Nelfinavir. Rifampisin akan menurunkan kadar nelfinavir sampai 82%. Jadi,

pasien harus memulai konsumsi OAT, setelah pengobatan OAT selesai (fase

intensif dan fase lanjutan) baru memulai konsumsi ART.

26. Seorang pasien, usia 64 tahun ia mengalami keluhan sering batuk, pilek,

sakit kepala. Kurang lebih 3 hari sebelum masuk ke RS pasien merasa

pusing dan nyeri pada kuduk disertai mual muntah. Setelah menjalani

pemeriksaan maka didapatkan tekanan darah 160/90 mmHg, denyut jantung

85x/menit, pasien sering mengalami demam. Pasien merupakan perokok

berat, pasien biasa mengalami kesulitan dalam bernapas. Dari tanda dan

gejala yang ada, pasien diatas mengarah pada kondisi penyakit apakah?

a. Anemia berat

b. Hipertensi

c. Asma

d. Jantung

Alasan :

Karena dapat dilihat dari hasil pemeriksaan tekanan darah pasien yang tinggi

(160/90 mmHg) yang dapat digolongkan pada Hipertensi stage 2. Seseorang

yang memiliki tekanan darah yang tinggi, biasanya dapat menyebabkan sakit

kepala, pusing, nyeri pada kuduk. Sedangkan untuk gejala mual dan muntah

disebabkan oleh pusing. Gejala mual dan muntah merupakan gejala umum yang
terjadi pada kebanyakan penyakit namun pada penyakit hipertensi gejala mual

dan muntah ini agak sedikit berbeda karena pada hipertensi atau tekanan darah

tinggi, mual dan muntah ini disertai dengan pandangan menjadi kabur dan juga

napas dengan tempo yang pendek-pendek. Hal ini pula yang menyebabkan

pasien biasa mengalami kesulitan bernapas serta pasien merupakan seorang

perokok yang dapat memperparah kondisi tersebut.

27. Seorang pasien bernama Tn. Paul (46 Thn), perokok berat, memiliki riwayat

asma dan didiagnosa mengalami infeksi saluran pernafasan bagian atas,

pasien tersebut mendapatkan resep teofilin tablet 300 mg (dosis 2 x 1 dalam

sehari) dan eritromisin tablet 500 mg (dosis 2 x 1 dala sehari), setelah berapa

hari penggunaan obat tersebut pasien mengalami palpitasi, insomnia, vertigo

dan kejang-kejang yang tidak menentu. Efek samping tersebut karena ?

a. Ketidak patuhan pasien dlaam mengkonsumsi

b. Dosis teofilin dan eritromisin yang tidak tepat

c. Adanya interaksi farmakodinamik

d. Adanya interaksi farmakokinetik

Jawaban

Alasannya

Interaksi yang terjadi ketika eritromisin dan teofilin di berikan adalah interaksi

farmakokinetik pada fase metabolisme, dimana eritromisin akan mengurangi

klirens di ginjal, dan akan meningkatkan kadar teofilin dalam plasma.


Meningkatnya kadar teofilin dalam plasma otomatis akan meningkatkan pula

efek samping dari teofilin, berupa Beberapa efek samping yang bisa terjadi

akibat teofilin adalah: Mual dan muntah, Sakit atau kram perut, Detak jantung

cepat atau tidak beraturan, Gangguan tidur atau insomnia, Diare, Kehilangan

selera makan, Sering buang air kecil.Merasa pusing dan sakit kepala.

28. Betty merupakan pasien yang berumur 65 tahun dengan gagal jantung

didiagnosis mengalami kanker ovarium. Pasien ini mulai menggunakan

Cispaltin, tetapi dia mengalami mual dan muntah yang berat. Menurut anda,

obat apa yang dapat mengatasi mual dan muntah pada pasien tersebut .

a. Ondesteron

b. Dolasetron

c. Droperidol

d. Dronabinol

JAWABAN : A. Ondesteron

Alasan penggunaan Ondesteron pada pasien yang menjalani

kemoterapi dengan Cispaltin yaitu adanya peningakatan serotonin

dalam tubuh pasien yang disebabkan oleh kemoterapi, dimana

serotonin ini jika bereaksi dengan reseptor 5HT3 yang berada di usus

kecil dan otak akan menyebabkan mual. Sehingga digunakanlah obat

antagonis reseptor 5HT3 yaitu Ondesteron untuk menghambat

serotonin bereaksi dengan reseptor 5HT3, sehingga menyebabkan

pasien tidak mengalami mual dan muntah.


29. Seorang wanita berumur 65 tahun yang dating ke klinik pemeriksaan tahunan

dengan keluhan nyeri dada dan nafas pendek. Pasien sebelumnya menderita

obesitas berat dengan BMI 3,6,5 kg/m2, hipertensi selama 24 tahun dan

diagnose gula darah puasanya terganggu 1 tahun yang lalu. Hasil

laboratoriumnya LDL 167 mg/dL, TG 280 mg/dL dan kolesterol total 259

mg/dL. Dari keluhan dan hasil interpretasi nilai lab, apakah peyakit yang di

alami oleh pasien tersebut?

a. Hipertensi

b. Hyperlipidemia

c. Aritmia

d. Obesitas

Data laboratorium

- LDL 167 mg/dL nilai normalnya<130 mg/dL

- TG 280 mg/dL nilainormalnya 35 – 135 mg/dL

- kolesterol total 259 mg/dL nilainormalnya<200 mg/dL

a. Hipertensi = keadaan dimana tekanan darah>140/90 mmHg

b. Hyperlipidemia = peningkatan satu atau lebih dari komponen lemak yang

terdiri dari kolesterol, fosfolipid atau trigliserida

c. Aritmia = gangguan frekuensi irama jantung, baik itu lebih lambat atau

pun lebih cepat dari normalnya, yaitu 60-100 denyutan /menit pada saat

istirahat
d. Obesitas = kelebihan lemak dalam tubuh

30. Seorang pria mengeluh lesu dan lemas saat beraktifitas dan hari ini sedang

menjalani pengobatan dengan verapamil. Proses atau fungsi manakah

dibawah ini yang diinhibisi sebagai akibat mekanisme kerja obat tersebut ?

a. Reseptor aldosteron.

b. Influks kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan miokardium.

c. Pembentukan angitensin II pada endotel pembuluh darah.

d. Aktifitas saraf adrenergik perifer.

Jawaban :

b. Influks kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan miokardium

Alasan :

Verapamil merupakan obat antihipertensi golongan penghambat saluran kalsium

(CCB ), dimana CCB menyebabkan relaksasi jantung dan otot polos dengan

menghambat saluran kalsium yang sensitive terhadap tegangan, sehingga

mengurangi masuknya kalsium ekstraseluler ke dalam sel otot polos pembuluh

darah dan miokardium sehingga berefek vasodilatasi pada pembuluh darah dan

jug membuat jantung mengalami relaksasi.

31. Seorang pasien laki-laki berusia 42 tahun dengan penyakit DM tipe 2 dan

hipertensi datang ke klinik untuk pemeriksaan rutin. Setelah dilakukan

pemeriksaan lab diperoleh kadar glukosa darah 140 mg/dL, kadar kolesterol

sebesar 300 mg/dl, trigliserida 230 mg/dL, HDL 23,4 mg/dL, LDL 145 mg/dL.

Pasien diberikan beberapa terapi obat, salah satunya adalah atorvastatin 10


mg po 1 x sehari. Efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh obat-obat

golongan statin adalah

a. Myositis toksik

b. Gangguan tidur

c. Penurunan toleransi glukosa pada terapi jangka panjang

d. Gangguan absorpsi vitamin larut lemak

Alasan :

Karena obat-obat golongan statin dapat menginduksi terjadinya apoptosis pada

berbagai macam tipe sel, termasuk pada sel otot skeletal manusia. Sehingga

statin memiliki efek miopati (kematian pada sel otot) atau dapat dikatakan bahwa

statin memiliki efek samping miotoksik / myositis toksik.

32. Fadli merupakan pasien yang berumur 25 tahun menderita penyakit

Parkinson yang didiaagnosa beberapa bulan lalu. Dokter meresepkan obat

untuk pasien ini yang menyebabkan vasospasme perifer pada pasien.

Menurut anda, obat apa yang menyebabkan vasospasme perifer terserbut?

a. Bromocriptine

b. Carbidopa

c. Entacapone

d. Amantadine

Alasan :

Bromocriptine merupakan agonis reseptor dopamine yang dapat menyebabkan

vasospame perifer. Bromocriptine dikontraindikasikan terhadap pasien dengan


penyakit vaskular perifer. Amantandine dan Carbidopa tidak bekerja langsung

pada reseptor Dopamin.

33. Seorang wanita berumur 65 tahun menderita diabetes dan menggunakan

obat hipoglikemik oral. Dia merasa pusing dan berkeringat. Glukosa

darahnya di bawah normal. Manakah obat hipoglikemik oral di bawah ini

yang berperan penting terhadap kasus ini?

a. Metformin

b. Glipizid

c. Proglitazon

d. Acarbosa

Metformin (golongan biguanid): merupakan suatu antihiperglikemik, tidak

menyebabkan rangsangan sekresi insulin dan umumnya tidak menyebabkan

hipoglikemia. Metformin menurunkan produksi glukosa di hepar dan meningkatkan

sensitivitas jaringan otot dan adipose terhadap insulin. Efek ini terjadi karena

adanya aktifasi kinase di sel (AMP-activated protein kinase). meski masih

kontroversial, adanya penurunan produksi glukosa hepar,banyak data yang

menunjukkan bahwa efeknya terjadi akibat penurunan gluconeogenesis.

Glipizid (golongan sulfonilurea) :golongan obat ini sering di sebut insulin

secretagogues, kerjanya merangsang sekresi insulin dari granul sel-sel β

Langerhans pangkreas. Rangsangannya melalui interaksi dengan ATP-sensitive K


channel pada membrane sel-sel β yang menimbulkan depolarisasi membrane dan

keadaan ini akan membuka kanal Ca. dengan terbukanya kanal Cam aka ion Ca++

akan masuk sel β, merangsang granula yang berisi insulin dan akan terjadi sekresi

insulin dengan jumlah yang ekuivalen dengan peptide-C . kecuali itu sulfoniurea

dapat mengurangi klirens insulin di hepar. Pada penggunaan jangka panjang atau

dosis yang besar dapat menyebabkan hipoglikemia.

Proglitazon (golongan tiazolidindion) :tiazolidindion merupakan agonist potent

dan selektif PPARy, mengaktifkanPPARy membentuk kompleks PPARy-RXR dan

terbentuklah GLUT baru. Di jaringan adipose PPARy mengurangi keluarnya asam

lemak menuju otot,dan karena dapat mengurangi resistensi insulin. Pendapat lain,

aktivasi hormone adiposity dan adipokin, yang nampaknya adalah adiponektin.

Senyawa ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin melalui peningkatan AMP

kinase yang merangsang transport glukosa ke sel dan meningkatkan oksidasi asam

lemak. Jadi agar obat dapat bekerja harus tersedia insulin. Hipoglikemia pada

penggunaan monoterapi jarang terjadi. Pioglitazone dan rosiglitazone dapat

menurunkan HbA1c (1,0-1,5%) dan berkecenderungan meningkatkan HDL, sedang

efeknya pada trigliserid dan LDL bervariasi.

Acarbosa (golongan α glukooksidase) : mekanisme kerja acarbosa adalah

memperlambat absorbsi polisakarida di intestine. Dengan menghambat kerja enzim

α-glikooksidase di brush border intestine, dapat mencegah peningkatan glukosa

plasma pada orang normal dan pasien DM. karena kerjanya tidak mempengaruhi
sekresi insulin, maka tidak akan menyebabkan efek samping hipoglikemia. Acarbose

dapat di gunakan sebagai monoterapi pada DM usia lanjut atau DM yang glukosa

postprandialnya sangat tinggi. Di klinik sering di gunakan bersama antidiabetik oral

lain dan/atau insulin.

34. Seorang pasien laki-laki berumur 65 tahun datang berobat kerumah sakit

karena mengalami keluhan pusing, tegang pada bagian leher, dan perasaan

ingin jatuh saat berjalan. Setelah dilakukan pemeriksaan tekanan darah

diperoleh hasil 150/90 mmHg. Berdasarkan riwayat penyakitnya, pasien

mengalami gangguan pada ginjal selama 6 tahun. Regimen pengobatan

yang paling tepat diberikan pada pasien tersebut adalah

a. Klortalidon

b. Dilteazem

c. Metoprolol

d. Candesartan

Jawabab :D

Alasan :

o Klortalidon merupakan golongan tiazid meningkatkan ekskresi

natrium, klorida dan sejumlah air. Efek natriuresis dan kloruresis ini

disebabkan oleh penghambatan reabsorbsi elektrolit pada hulu tubuli

distal. Pada penderita hipertensi, tiazid menurun kan tekanan darah

bukan saja karena efek diuretiknya, tetapi juga karena efek langsung
terhadap arteriol sehingga terjadi vasodilatasi, memang dapat

digunakan untuk menurunkan tekanan darah pasien akan tetapi

pasien mengalami gangguan ginjal kronis sehingga tidak tepat untuk

diberikan karena dapat memperparah kerusakan ginjalnya.

o Diltiazem diindikasikan Untuk angina pectoris, menurunkan serangan

angina pada penderita variant angina.

 Candesartan merupakan prototype obat golongan ARB yang bekerja

selektif padar eseptor AT1. Pemberian obat ini akan menghambat

semua efek angiotensin II, seperti vasokontriksi, sekres ialdosteron,

ranggsangan saraf simpatis, sekresi vasopresin, rangsangan haus,

stimulasi jantung, efek renal serta efek jangka panjang berupa

hipertropi otot polos pembuluh darah dan miokard. Dengan kata lain,

ARB menimbulkan efek yang mirip dengan ACE-inhibitor. Tapi karena

tidak mempengaruhi metabolism bradikinin, maka obat ini dilaporkan

tidak memiliki efek samping batuk kering dan angioedema seperti

yang sering terjadi pada ACE-inhibitor penggunaan candesartan lebih

aman diantara semua jenis obat yang adadiatas.

o Metoprolol adalah jenis obat beta-blocker yang bekerja dengan cara

mempengaruhi tekanan syaraf dalam beberapa bagian tubuh seperti

jantung β-bloker digunakan sebagai obat tahap pertama pada

hipertensi ringan sampai sedang terutama pada pasien dengan

penyakit jantung koroner, pasien dengan aritmia supraventrikel tanpa

kelainan konduksi, pada pasien muda dengan sirkulasi hiperdinamik,


dan pada pasien yang memerlukan antidepresan trisiklik atau

antipsikotik karena efek antihipertensi β-bloker tidak dihambat oleh

obat-obatan tersebut. β-bloker lebih efektif pada pasien muda dan

kurangg efektif pada pasien usia lanjut obat ini tidak tepat karena

mengingat umur pasien sudah mencapai 65 tahun sangat

dipertimbangkan untuk digunakan.

35. seorang wanita yang sedang menjalani pengobatan tuberculosis (OAT)

datang ke apotek untuk melakukan konseling dengan poteker. Wanita

tersebut mengeluhkan obat kontrasepsi oral yang ia konsumsi tidak berefek

meskipun penggunaannya secara teratur. Menurut anda, apakah yang

menyebabkan obat kontrasepsi oral tersebut tidak berefek?

Jawaban : C. Rifampisin

Alasan : karena rifampisin adalah induser yang poten terhadap enzim

sitokrom P450, sehingga meningkatkan metabolisme etinil estradiol menjadi

senyawa tidak aktif, yang pada gilirannya menyebabkan berkurangnya pil KB

tersebut dalam tubuh dan menyebabkan efeknya berkurang.

36. Seorang wanita (37 tahun) datang ke apotek. Pasien mengeluh sakit dan

kaku pada pergelangan tangan dan kaki serta lututnya, terutama pada pagi

hari. Selain itu, pasien merasa lelah akhir-akhir ini dan berat badannya

menurun. Pasien juga mengeluh pilek dan flu. Pasien mengakui memiliki

penyakit ginjal. Sebagai apoteker yang profesional, obat apakah yang

Saudara pilihkan untuk pasien tersebut?

a. Ibuprofen
b. Kalium diklofenak

c. Kombinasi Rituximab dan Methotrexate

d. Paracetamol

Jawaban:

d. Paracetamol

Alasan:

Berdasarkan keluhan sakit dan kaku pada pergelangan tangan, kaki, serta

lutut terutama pada pagi hari yang dialami pasien, diperkirakan pasien

mengalami gangguan pada persendian atau penyakit pada persendian

(arthritis), dalam hal ini diperkirakan rheumathoid arthritis.

Ibuprofen dan Kalium diklofenak merupakan obat golongan AINS yang

bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin yang efektif sebagai

analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi, namun salah satu efek samping dari

AINS adalah nefrotoksisitas akibat penghambatan prostaglandin yang

menganggu homeostasis vasokonstriksi dan vasodilatasi pada glomerulus

ginjal dan pada jangka waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan

pada ginjal. Sehingga obat ini tidak dipilih untuk pasien tersebut di atas,

sebab diketahui pasien memiliki penyakit ginjal, dan penggunaan obat ini

dapat memperparah penyakit ginjal pada pasien.

Sedangkan Rituximab dan Methotrexate (MTX) merupakan obat yang

digunakan untuk terapi penyakit rheumathoid arthritis (RA). Rituximab adalah

obat antibodi monoklonal yang bekerja spesifik dengan menghambat sel B,

suatu sel dalam sistem imun yang bertanggung jawa pada patogenesis
penyakit RA. Sedangkan MTX merupakan obat golongan alkilasi yang

digunakan sebagai antikanker, namun saat ini telah digunakan sebagai lini

pertama terapi RA sebagai imunosupresan yang menekan produksi sitokin

proinflamasi. Namun, kedua obat ini merupakan obat keras yang hanya

dapat diperoleh dengan resep dokter dan konsultasi dengan dokter

sebelumnya serta dengan pemberian di bawah pengawasan tenaga

kesehatan, dan pemberian secara bebas di apotek tidak dapat dilakukan,

terlebih lagi obat Rituximab yang harganya sangat mahal dan harus diberikan

dengan cara injeksi.

Oleh karena itu, Paracetamol (PCT) merupakan obat yang dapat diberikan

kepada pasien di atas, sebab PCT dapat membantu mengatasi nyeri pada

sendi, serta aman bagi penderita penyakit ginjal, selain itu dapat membantu

menutunkan demam karena pasien mengeluhkan pilek dan flu. Serta, PCT

merupakan obat bebas yang dijual di apotek dan dapat diberikan secara

langsung oleh apoteker kepada pasien.

37. Seorang wanita berumur 20 tahun dengan berat badan 70 kg masuk ke RS

dengan keluhan polifagi,polidipsi,poliuria, dengan indeks massa tubuh 33,95

dan tekanan darah 159/99 mmHg. Obat yang diberikan oleh dokter adalah

Metformin, Glargin Injeksi, Captopril, Tiazid. Apakah obat yang tidak tepat

diberikan pada pasien diatas?

a. Tiazid

b. Metformin
c. Captopril

d. Glargin Injeksi

Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami diabetes tipe

2, karena pasien dengan BB 70 kg dan IMT 33,95, dapat dikategorikan

mengalami obesitas, yang belum memerlukan Insulin (Glargin Injeksi). Obat

Antidiabetik Oral yang sesuai dengan kondisi pasien dengan Obesitas

adalah Metformin. Captopril dan Tiazid digunakan untuk terapi Hipertensi

pasien

38. Pasien wanita usia 67 tahun menderita hipertensi (TD 150/110) mendapat

resep dari rumah sakit yaitu captopril 25 mg. pasien juga mengalami

osteoarthritis dan mendapatkan selekoksib 100 mg sekali sehari. Setelah 2

bulan menjalani terapi, pasien mengalami peningkatan tekanan darah

(160/110). Menurut saudara apakah penyebab peningkatan tekanan darah

pada pasien ini ?

a. Selekoksib meningkatkan esresi captopril

b. Selekoksib meningkatkan metabolisme captopril

c. Selekoksib menurunkan aliran darah ke ginjal

d. Selekoksib memacu metabolisme basal

Jawaban yang di Pilih

c.Selekoksib menurunkan aliran darah ke ginjal

Alasan Pemilihan
Celekoksib adalah golongan AINS derivat pirazol yang selektif

menghambat COX-2. Celekoksib diabsorpsi dengan baik dan sangat terikat

protein. Karena tidak menghambat COX-1 efek samping saluran cerna sangat

minimal dibanding AINS lain.

Penghambat ACE mengambat secara spesifik enzim konversi yang

memutuskan ikatan peptidildipeptida pada angiotensin I sehingga tidak terbentuk

angiotensin II. Karena angiotensin II tidak terbentuk sedangkan angiotensin I

tidak aktif maka terjadi kelumpuhan/kegagalan sistem renin-angiotensin

sehingga hilanglah efek endogen dari angiotensin II yaitu vasokonstriksi dan

stimulan sintesis aldosteron. Contoh obat-obat penghambat ACE adalah

kaptopril, enalapril, lisinopril, dll.

jika captopril ini dikombinasi dengan celekoksib maka akan terjadi

penurunan efek antihipertensi dengan cara menurunkan aliran darah ke ginjal.

karena AINS menghambat sintesis prostaglandin yang berperan penting dalam

pengaturan aliran darah ginjal dan transfort air dan garam. Akibatnya terjadi

retensi natrium dan air yang akan mengurangi efek samping semua obat

antihipertensi.

Menurut Penelitian Bukti menunjukkan bahwa hambatan aktivitas COX-2

akan menyebabkan retensi natrium. Hal ini sudah tentu dapat meninggikan

tekanan darah penderita. Lebih lanjut, kejadian edema pada penderita

osteoartritis yang mendapat sediaan AINS dengan hambatan sangat selektif

COX-2 menunjukkan bahwa makin selektif (rofecoxib, 25 mg) makin nyata


kejadian edemanya dibandingkan yang kurang selektif (celecoxib, 200 mg)

(Whelton,2001).

39.

Seorang lelaki, berusia 65 tahun, tinggi 5’11”, beratbadan 103 kg (awalnya 93

kg), tekanan darah 150/95 mmHg, dating kedokter dengan menunjukkan hasil

pemeriksaan laboratorium positif mengalami gagal jantung sistolik kelas

IV/NYHA IV setelah sebelumnya mengeluhkan peningkatan berat badan, lelah

saat menaiki tangga, sesak nafas, pembengkakan pada kaki, keringat

berlebihan, dan dyspnea. Sebelum nya pasien telah mengkonsumsi beberapa

macam obat yaitu rosiglitazone 4 mg, metformin XR 1000 mg PO, glyburide 5

mg PO, aspirin 25 mg. untuk mengatasi komplikasi gagal jantung yang lebih

parah, maka dokter meresepkan kembali obat antidiabetik. Obat antidiabetik

apa yang paling tepat diberikan kepada pasien?

a. Insulin aspart dan glargine

b. Rosiglitazone, metformin XR, dan glyburide

c. Melizide 5 mg

d. Sitagliptin

Jawaban: d. Sitagliptin

Alasan:

 Obat antidiabetik golongan sulfonylurea mempunyai efek samping obesitas,

sehingga tidak dapat diberikan pada si pasien karena berat badannya telah

bertambah.
 Obat anti diabetic golongan biguanid dapat menyebabkan kerusakan hati

yang berat atau gagal ginjal akibat asidosis laktat, namun umumnya aman

bagi penderita gagal jantung.

 Golongan thiazolidindion dapat menyebabkan retensi garam dan cairan,

sehingga meningkatkan perburukan gagal jantung dan hospitlisasi sehingga

tidak cocok untuk penderita gagal jantung.

 Penggunaan antidiabetik insulin, digunakan sebagai pilihan terakhir.

Disebabkan karena pertimbangan harga yang mahal dan tidak semua pasien

menyukai disuntik.

Sehingga dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pilihan:

a. Insulin aspart dan glargine (keduanya merupakan insulin dan alasannya

tertera diatas)

b. Rosiglitazon (golongan thiazolidindion) (alasan tercantum), metformin XR

(golongan biguanid) (dapat digunakan bila tidak ada gangguan fungsi hati

dan ginjal), dan glyburide (golongan sulfonylurea) (alasan tercantum)

c. Melizide 5 mg (golongan sulfonylurea) (alasan tercantum)

d. Sitagliptin (DPP4 inhibitor) (dapat digunakan bagi pasien dengan riwayat

penyakit DM dan gagal jantung. Dapat digunakan kombinasikan dengan

golongan biguanid (metformin)).

40. Seorang wanita usia 40 tahun yang menderita penyakit kandidiasis sistemik

dan ulkus peptikum mendatangi apotek untuk menebus resep obat tablet

Ketokonazol dan Ranitidin. Pada saat penyerahan obat, apoteker

menyarankan kepada pasien untuk meminum ketokonazol dan ranitidin


secara terpisah yaitu diberi selang waktu satu jam karena adanya interaksi

antara kedua obat tersebut. Interaksi yang terjadi antara Ranitidin dan

Ketokonazol adalah interaksi secara farmakokinetik pada fase?

a. Distribusi

b. Metabolime

c. Absorpsi

d. Eksresi

Alasan :

Ranitidin dapat mengurangi penyerapan (absorpsi) dari ketokonazol. Karena

ranitidin meningkatkan pH lambung menjadi sedikit alkalis. Sedangkan,

keasaman lambung diperlukan untuk pelarutan ketokonazol.

41. Seorang pasien masuk rumah sakit dengan keluhan batuk produktif selama

3-4 minggu dengan seputum berwarna kuning. Namun 3 hari sebelum masuk

rumah sakit batuk pasien tersebut disertai dengan adanya darah pada

seputum. Kombinasi obat apa yang dapat diberikan sambil menunggu hasil

pemeriksaan seputum pasien tersebut.

a) Ceftriaxone + injeksi streptomisin + infus ringer laktat

b) OAT kategori 1 + infus ringer laktat

c) Cefotaxim + ciproflokxacin + infus ringer laktat

d) Ceftriaxone + ciproflokxacin + infus ringer laktat

Jawaban : a

Penyebab awal dari gejala batuk 3-4 minggu dengan seputum berwarna

kuning sampai adanya darah pada seputum, biasanya disebabkan oleh


penyakit broncritis, TBC, pneumonia dan akan tetapi belum diketahui

penyebabnya karena belum ada pemeriksaan laboratorium untuk itu Kombinasi

obat yang dapat diberikan sambil menunggu pemeriksaan seputum yaitu

kombinasi obat ceftriaxone dimana obat ini mempunyai Spektrum aktivitas anti

bakteri nya luas, mencakup bakteri gram negatif dan gram positif dengan masa

kerja yang panjang dimana efek bakterisidal (membunuh bakteri) dapat

bertahan selama 24 jam dan streptomycin yang digunakan untuk membunuh

kuman yang menyebabkan penyakit tuberkulosis dan pneumonia.

42. Laki-laki 2 minggu yang lalu ke Barito Selatan. Saat di Jakarta, badan

demam, pemeriksaan laboratorium menunjukkan plasmodium vivax stadium

trofozit dan gametosit. Selain primakuin obat lainnya adalah ?

a. kina

b. piridoksin – primetasin

c. klorokuin

d. doksisiklin

jawaban : C. Klorokuin.

Kombinasi primakuin dan klorokuin merupakan lini pertama yang digunakan

untuk mengobati malaria yang disebabkan P.vivax.

43. Seorang pasien perempuan, usia 43 tahun dating keapotek dengan keluhan

mual, muntah, dan nyeri pada abdomen bagian atas. Nyeri berlangsung

selama 1 hingga 3 jam setelah makan dan biasanya rasa nyeri akan

berkurang dengan makan. Diketahui pasien sering mengkonsumsi

meloksikam dan asam mefenamat untuk mengobati nyeri sendi yang


dideritanya. Saudara memperkirakan pasien ini mengalami ulkus peptikum

karena obat AINS yang dikonsumsinya. Apakah obat pilihan pertama untuk

penyakit ulkus peptikum yang disebabkan oleh penggunaan AINS?

a. Lansoprazole

b. Ranitidin

c. Antasida

d. Misoprostol

Alasan :

Lansoprazole merupakan golongan PPI (Proton Pump Inhibitor) digunakan

sebagai first line untuk mencegah gastropati NSAID, yang bertujuan untuk

mengurangi sekresi asam dengan jalan menghambat enzim adenosine trifosfat

hydrogen kalium (pompa proton) secara efektif dalam sel parietal

lambung.Golongan PPI juga menjadi pilihan optimal karena bekerja lebih cepat

terhadap penyembuhan ulkus.

44. Seorang laki-laki usia 45 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan takut,

kadang-kadang seperti melihat keranda mayat didepannya, kadang-kadang

dalam hati ada suara “mati kamu mati kamu”, 3 minggu penderita sering tidak

masuk kerja dan kadang-kadang memegangi istrinya bila rasa takut muncul,

tensi 130/80 mmHg, nadi 80x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu 36,7oC.

Untuk menangani tidurnya pasien mengkonsumsi tablet obat tidur, namun hal

ini belum meningkatkan kualitas tidur pasien. Pengobatan yang baik untuk

pasien ini adalah ?


a. Antidepresi

b. Anticemas

c. Antipsikotik

d. Terapi Elektrokonvulsi

Jawab :

b. Anticemas

Alasannya :

Sebelumnya diketahui bahwa :

a. Depresi didefinisikan sebagai gangguan mental dengan penurunan mood,

kehilangan minat, atau perasaan senang, adanya perasaan bersalah atau

rendah diri, gangguan tidur atau penurunan selara makan, sulit konsentrasi

atau kelemahan fisik.

b. Ansietas (anticemas) adalah kondisi yang ditandai dengan kecemasan dan

kekhawatiran berlebihan atas peristiwa kehidupan sehari-hari tanpa alasan

yang jelas untuk mencemaskan/ mengkhawatirkannya.

c. Antipsikotik (juga disebut neuroleptics) adalah kelompok obat-obatan

psikoaktif umum tetapi tidak secara khusus digunakan untuk mengobati

psikosis, yang ditandai oleh skizofrenia.

d. Terapi elektrokonvulsi digunakan untuk pasien skizofrenia. Skizofrenia

adalah gangguan mental yang ditandai dengan gangguan proses berpikir

dan tanggapan emosi yang lemah.


Untuk menangani kasus ini pengobatan yang baik dan tepat untuk pasien

adalah Anticemas. Seperti dijelaskan dibawah ini.

Orang dengan gejala gangguan ansietas umum cenderung untuk selalu

mengantisipasi bencana dan tidak bisa berhenti mengkhawatirkan kesehatan,

keuangan, keluarga, pekerjaan, atau sekolah. Kekhawatiran tersebut seringkali

tidak realistis atau tidak proporsional terhadap situasinya. Kehidupan sehari-hari

menjadi suatu keadaan yang selalu menimbulkan rasa khawatir, takut, dan

cemas. Akhirnya, ansietas yang mendominasi pikiran orang tersebut akan

mengganggu fungsi sehari-hari, termasuk pekerjaan, sekolah, kegiatan sosial,

dan hubungan.

Obat anti-cemas disebut juga ansiolitik atau obat penenang, diberikan

untuk mengatasi gejala-gejala kecemasan.


Obat anti-cemas memiliki efek mengendurkan otot-otot, mengurangi

ketegangan, membantu tidur dan mengurangi kecemasan.

45. Seorang pasien, perempuan, usia 50 tahun dating ke Apotek untuk

menanyakan interpretasi hasil pemeriksaan data laboratorium. Hasil lab

menunjukkan urin berwarna kuning, keruh, pH 5,0; WBC 10-15 sel/mm3,

RBC 1-5 sel/mm3, protein 10 mg/dL, hematuria, glukosa (-), leukosit esterase

(+), nitrit (+), banyakbakteri. Hasil penggalian informasi diketahui tekanan

darah 110/60 mmHg dan suhu tubuh 39oC. Pasien sering mengalami nyeri

pada bagian ginjal, kejang, keringat dingin, nausea vomiting, dan sering

buang air kecil. Pasien menggunakan obat cotrimoxasol. Dari tanda dan

gejala yang ada, pasien di atas mengarah pada kondisi penyakit apakah?

A. Pyelonephritis

B. Cystitis

C. Urethritis

D. Urosepsis

Jawaban : A. Pyelonephritis

Alasan :

A. Pyelonephritis

Pilihan jawaban di atas adalah pyelonephritis karena

Pyelonephritis adalah jenis infeksi saluran kemih (ISK) yang mempengaruhi

satu atau kedua ginjal dan termasuk jenis penyakit ginjal yang disebabkan

karena infeksi ginjal.


Dari pemeriksaan lab didapatkan data bahwa urin keruh, WBC 10-15 sel/mm3

(4000-10000 sel/mm3) terjadi peningkatan yang menandakan adanya infeksi,

hematuria (adanya darah dalam urin), leukosit esterase (+)suatu pertanda

infeksi saluran kemih, nitrit (+) menandakan infeksi saluran kemih, banyak

bakteri, dimana ISK disebabkan oleh bakteri. Demam (39oC), nyeri pada bagian

ginjal, kejang, keringat dingin, nausea vomiting, dan sering buang air kecil. Dan

juga pasien diberi obat cotrimoxasol (bakterisid yang merupakan kombinasi

sulfametoksazol dan trimethoprim, yang diindikasikan untuk Infeksi saluran

kemih).

Dari data lab dan gejala diatas merupakan gejala dari penyakit

Pyelonephritis.

46. seorang pria berusia 40 tahun, datang keapotek mengeluhkan hidung

tersumbat, lemas, hilangnya nafsu makan dan disfungsi ereksi. Pasien

sedang menjalani terapi hipertensi dan obat yang diresepkan dokter adalah

reserpin dikombinasi dengan diuretik tiazid 2 minggu yang lalu. Reserpin

digunakan sebagai terapi hipertensi untuk meminimalkan depresinya dengan

dosis 0,05. Reserpin merupakan pengobatan lini ke berapa dalam penyakit

hipertensi ?

a. Lini Pertama

b. Lini Kedua

c. Lini Ketiga

d. Lini Keempat
Jawaban

a. Lini Pertama

Reserpin merupakan obat pertama yang diketahui dapat menghambat

SSP. Pemberian reserpin mengakibatkan penurunan curah jantung dan

resistensi perifer.

Pemakaian Reserpin dibatasi oleh sering timbulnya efek samping

sentral namun dalam dosis rendah dan dalam kombinasi dengan diuretik

merupakan obat yang efektif dengan efek samping yang relatif rendah. Dosis

harian dimulai dengan 0,05 mg sekali sehari bersama diuretik.

47. Seorang pasien wanita berusia 45 tahun datang ke apotek dengan keluhan

kencingnya berwarna kemerahan. Pasien adalah penderita tuberkulosis yang

sedang menjalani pengobatan dengan obat anti tuberkulosis sejak 3 bulan

lalu. Saudara memperkirakan pasien mengalami efek samping akibat salah

satu obat yang dikonsumsinya. Obat manakah yang dapat menyebabkan

efek samping tersebut

a. Pirazinamid

b. Rifampisin

c. Isoniazid

d. Streptomisin

Jawaban yang benar B. Rifampisin

Alasannya: Salah satu efek samping rifampisin yang paling sering terjadi

adalah urin yang berwarna kemerahan. Sebenarnya tidak hanya urin yang
menjadi kemerahan, tetapi keringat juga dapat menjadi kuning hingga

kemerahan bagi pasien yang mengkonsumsi rifampisin.

Berdasarkan mekanisme ekskresi rifampisin, metabolit rifampisin yaitu

deasetilrifampisin diekskresikan ke empedu dan urin, 6-30% rifampisin

diekskresikan dalam bentuk yang tak diubah dan 15% dalam bentuk

metabolit aktifnya.

Yang menyebabkan urin berwarna adalah karena adanya metabolit

rifampisin di dalam urin. Suatu tes terhadap urin yang mengandung metabolit

rifampisin menggunakan kloroform menunjukkan perubahan warna menjadi

kuning hingga orange. Semakin tinggi konsentrasi atau jumlah rifampisin di

urin maka warnanya akan semakin pekat.

Sedangkan efek samping dari obat lain,

- Efek samping Pirazinamid yang sering kali terjadi dan berbahaya adalah

kerusakan hati dengan ikterus (hepatotoksis), terutama pada dosis di

atas 2 g sehari. Pengobatan harus segera dihentikan bila ada tanda-

tanda kerusakan hati. Pada hampir semua pasien, pirazinamida

menghambat pengeluaran asam urat sehingga meningkatkan kadarnya

dalam darah (hiperurisemia) dan menimbulkan serangan encok (gout).

Obat ini juga dapat menyebabkan gangguan lambung-usus, menurunkan


kadar gula darah. Resistensi dapat timbul dengan cepat bila digunakan

sebagai monoterapi.

- Efek samping Isoniazid, pada dosis normal (200-300 mg sehari) jarang

dan ringan (gatal-gatal, ikterus), tetapi lebih sering terjadi bila dosis

melebihi 400 mg. yang terpenting adalah polyneuritis, yaitu radang saraf

dengan gejala kejang dan gangguan penglihatan.

- Efek samping Streptomisin, sebaiknya jangan digunakan untuk jangka

waktu lama karena efek neurotoksis terhadap saraf cranial ke-8 dapat

menimbulkan ketulian permanen.

48. Seorang pasien laki-laki, berusia 60 tahun datang ke apotek dengan keluhan

pendengaran yang kurang responsif. Pasien adalah penderita TB relaps,

saudara memperkirakan pasien mengalami hal tersebut akibat penggunaan

salah satu obat TB yang dikonsumsinya dan ingin menyarankan kembali ke

dokter. Obat manakah yang menyebabkan efek samping tersebut?

a. Rifampisin

b. Etambutol

c. Streptomisin

d. Isoniazid

Jawaban : C. Streptomisin

Alasan : berdasarkan efek samping dari beberapa obat TB yang memili efek

samping berkurangnya fungsi pendengaran adalah Streptomisin.

OBAT EFEK SAMPING


RINGAN BERAT

tidak ada nafsu makan,

mual, sakit perut, Warna Purpura dan renjatan


Rifampisin
kemerahan pada air seni (syok)

(urine)

Etambutol - Gangguan penglihatan

Gangguan keseimbangan,
streptomisin -
gangguan pendengaran

Tubuh terasa lemas,

Isoniazid kesemutan, mual dan -

muntah

49. .

Seorang pasien laki-laki, usia 33 tahun datang ke apotik dengn keluhan nyeri kepala

dan nyeri otot serta kejang-kejang . Pasien adalah penderita hipertensi dan

hiperlipidemia. Saudara memperkirakan pasien mengalami myopathy akibat

salah satu obat yang dikomsumsinya. Obat manakah yang menyebabkan efek

samping tersebut?

a. Kolestiramin

b. Kolestipol

c. Piranzikarbonat
d. Simvastatin

Jawaban : Simvastatin

 Penjelasannya :

Statin menghambat 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A(HMG-CoA)

reduktase , mengganggu konversi HMG CoA reduktase menjadi mevalonate,

tahap yang menentukan dalam menentukan biosintesis kolesterol .Dimana

terjadi pengurangan sintesis LDL dan peningkatan katabolisme LDL melalui

reseptor LDL yang menyebabkan penurunan lipid.Ketika statin digunakan

sebagai terapi tunggal , merupakan agen penurun kolesterol total dan LDL

Efek Cytochrome P450 : Subtrat CYP3A4 Menghambat CYP2C8/9, 2D6.

Penggunaan statin bersamaan dengan obat yang bekerja pada inhibitor CYPA34

tidak direkomendasikan untuk dikombinasi dengan simvastatin karena dapat

meningkatkan atau kadar simvastatin. Dimana dalam penggunaan statin dalam

kejadian tertentu dapat menyebabkan terjadinya nyeri otot parah atau “miopati”

(didefinisikan sebagai kelemahan atau sakit otot yang tidak dapat dijelaskan

dengan lebih dari 10 kali elevasi CK dalam darah) adalah 0,02 persen pada

mereka yang menggunakan simvastatin 20 mg per hari dan meningkat hingga

0,9 persen pada mereka yang menggunakan hingga 80 mg per hari.

dimana pada kejadian kerusakan parah pada sel otot atau rhabdomyolysis

(didefinisikan sebagai kerusakan otot parah dengan lebih dari 40 kali elevasi CK
dalam darah) adalah 0 persen yang menggunakan 20 mg per hari dan sekitar

0,4 persen bagi mereka yang menggunakan 80 mg/hari.

Kemungkinan miopati akan meningkat jika statin diberikan bersamaan

dengan obat jenis tertentu. Pasien yang menderita nyeri sendi (gout), yang

membutuhkan antibiotik, pasien transplantasi, pasien HIV dan wanita yang mulai

terapi pengganti hormon harus berkonsultasi dengan dokter mengenai interaksi

obat dengan statin. Sebagai perbandingan, data hasil studi tentang rosuvastatin

melaporkan kejadian miopati dari 0,2 persen hingga 0,4 persen untuk dosis lima

sampai 40 mg per hari.

Sederhananya, kemungkinan efek samping yang serius pada otot adalah

sangat jarang apabila menggunakan statin dengan dosis rendah dan tampaknya

mirip dengan kejadian yang terlihat pada saat memakai plasebo. Namun,

risikonya meningkat apabila menggunakan statin dosis tinggi dan bila digunakan

dengan obat lain yang mempunyai potensi berinteraksi dengan stati

Seperti yang kita ketahui mengenai adanya induksi statin terhadap myopati

adalah adanya induksi sel apoptosis atau kematian sel myosit terprogram

dengan mengurangi isoprenoidnya. Isoprenoid adalah lemak yang diproduksi

oleh HMG-CoA reduktase. Isoprenoid terhubung dengan protein melalui

farnesilasi. Menurut teori ini statin memblokir produksi farnesil pirofosfat dan

mencegah prenilasi ikatan protein GTP protein Ras, Rac dan Rho. Penurunan

tingkat terprenilasi ini menyebabkan peningkatan kadar kalsium sitosol yang


selanjutnya mengaktivasi enzim proteolitik capsase-3 dan capsase-9 yang

memiliki peran sentral dalam kematian sel.

Interaksi Obat Amlodipin dengan simvastatin dapat meningkatkan

konsentrasi plasma, beresiko meningkatkan miopati, meningkatkan resiko

toksisitas muskoloskletal. • Interaksi Makanan Peningkatan efek/ Toksisitas :

Jus anggur dapat meningkatkan kadar amlodipin. Hindari efedra, yohimbe dan

ginseng (dapat memperparah efek hipotensif). Hindari bawang putih (dapat

menurunkan efek antihipertensi). Penurunan efek : Makanan tinggi kalsium

dapat mengurangi efek hipotensif dari calsium chanel bloker. Konsumsi jus

jeruk sedikit dapat meningkatkan konsentrasi plasma amplodipin, mekanisme

dengan penghambatan oleh enzim CYP450 12

50. Seorang pasien perempuan usia 25 tahun membawa selembar hasil

pemeriksaan laboratorium ke Apotek dengan hasil terlampir :

Nama : Mala (P)

Umur : 25 Tahun

Hasil Pemeriksaan DDR : Plasmodium Vivax (+)

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Berat Badan : 47 Kg

Tinggi Badan : 158 cm

Pekerjaan : PNS

Jenis Pembayaran : BPJS Kesehatan


Dengan keluhan : demam tiap 3 hari (siklus 48 jam ) dalam seminggu

terakhir, pasien mengkonsumsi parasetamol tablet 500 mg 3 kali sehari pada

saat dema. Dari tanda, gejala dan hasil pemeriksaan laboratorium pasien di

diagnosa menderita malaria tertian. Regiment terapi yang digunakan adalah

obat Cloroquin 250 mg. bagaimana dosis yang tepat yang anda

rekomendasikan ?

a. 3 kali sehari 1 tablet c. 4 kali sehari 1 tablet

b. 2 kali sehari 1 tablet d. Hari ke-I : 4 tablet, Hari ke II : 4 tablet, Hari ke

III : 2 tablet

Jawab :

Regiment terapi untuk malaria dengan pemberian kloroquin untuk dosis

dewasa:

Dosis awal 600 mg, selanjutnya dengan pemberian 300 mg/ hari selama 2

hari.

Untuk Profilaksis dosis 300 mg/minggu pada hari yang sama setiap

minggunya.

Jadi Jawabannya adalah : B ( 2 kali sehari 1 tablet )

Anda mungkin juga menyukai