Anda di halaman 1dari 21

Nama : Bellya Dwi Okzarani

Nim : 191540102001

Dosen : Risa Devita,SST.M.Kes

Tugas Pertama

OBAT YANG DI ANGGAP AMAN BAGI IBU HAMIL

1. Acetylcysteine

Acetylcysteine adalah obat golongan mukolitik yang berfungsi untuk mengencerkan


dahak yang menghalangi saluran pernapasan. Oleh karena itu, obat ini tidak cocok
diberikan untuk penderita batuk kering.Dahak kental yang menempel dan menghambat
saluran pernapasan biasanya muncul akibat penyakit pada paru-paru, yang meliputi
bronkitis, tuberkulosis, pneumonia, serta cystic fibrosis. Obat ini bekerja dengan cara
mengencerkan dahak sekaligus membantu untuk melancarkan saluran pernapasan.
Selain itu, acetylcysteine juga digunakan untuk mengatasi efek keracunan akibat
konsumsi paracetamol.
Merek dagang: Acetylcysteine, Alstein, Cecyl, Fluimucil, Hidonac, Mucylin, Nalitik,
Nytex, Pectocil, Resfar

A. Dosis Acetylcysteine
Berikut dosis acetylcysteine untuk beberapa kondisi dan usia:
Kondisi: Mengencerkan dahan (mukolitik)

1. Oral
Dewasa dan anak usia >7 tahun: 600 miligram per hari sebagai dosis
tunggal, atau dibagi menjadi tiga dosis.
Anak usia 1-24 bulan: 100 mg, 2 kali sehari.
Anak usia 2-7 tahun: 200 mg, 2 kali sehari.

Kondisi: Keracunan paracetamol


2. Suntik
Dewasa dan anak dengan berat badan >40 kg: 
Sebagai dosis awal, infus 150 mg/kgBB (maksimal 16,5 g) dilarutkan dalam
cairan 200 mL, selama 60 menit.Lanjutkan dengan dosis 50 mg/kgBB
(maksimal 5,5 g) dilarutkan dalam cairan 500 mL, selama 4 jam. Selanjutnya
100 mg/kgBB (maksimal 11 g) dilarutkan  dalam cairan 1 L, selama 16 jam.
Anak dengan berat badan 20-40 kg: 
Sebagai dosis awal, 150 mg/kgBB dilarutkan dalam cairan 100 mL, selama 60
menit.Lanjutkan dengan dosis 50 mg/kg dilarutkan dalam cairan 250 mL,
selama 4 jam.Lanjutkan kembali dengan 100 mg/kg/BB dilarutkan dalam
cairan 500 mL, selama 16 jam.
Anak dengan berat badan <20 kg: 
Sebagai dosis awal, infus 150 mg/kgBB dilarutkan dalam cairan 3 mL/kgBB,
selama 60 menit.Lanjutkan dengan dosis 50 mg/kgBB dilarutkan dalam cairan
7 mL/kgBB, selama 4 jam.Selanjutnya 100 mg/kgBB dilarutkan dalam cairan
14 mL/kgBB, selama 16 jam.

B. Interaksi Obat
Jangan mengonsumsi acetylcysteine bersamaan dengan
antibiotik tetracycline. Pastikan ada jarak setidaknya dua jam sebelum dan sesudah
mengonsumsi acetylcysteine ini.
Penggunaan antitusif atau pereda batuk, seperti codeine, juga sebaiknya
dihindari selama memakai acetylcysteine, karena berpotensi memicu penumpukan
dahak.
Hindari pula penggunaan obat nitrogliserin, karena berpotensi meningkatkan
efek melebarkan pembuluh darah dari nitrogliserin.

C. Kenali Efek Samping dan Bahaya Acetylcysteine


Efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan acetylcysteine adalah:

1. Mengantuk
2. Mual
3. Muntah
4. Sariawan
5. Pilek
6. Demam

Segera temui dokter jika efek samping tidak mereda, juga bila mengalami
reaksi alergi, nyeri dada, sesak napas, sakit perut, perdarahan, atau tinja berwarna
hitam.
2. Alginid Acid

Alginic acid ( asam alginat) digunakan untuk menyembuhkan mual dan maag
Asam alginat merupakan polisakarida atau karbohidrat yang terbentuk secara
alami. Asam algina dapat diperoleh dari berbagai spesies rumput laut. Asam algina
dapat digunakan dalam obat-obatan tertentu untuk melindungi lambung. Obat-
obatan tersebut biasanya dikonsumsi bersamaan dengan antasida atau antagonis
reseptor histamin-2 untuk mengobati gastroesophageal reflux disease  (GERD).
Asam alginat akan bereaksi dengan asam lambung untuk membentuk gel kental
yang berfungsi sebagai lapisan pelindung sehingga refluks berkurang.

Alginic Acid (Asam alginat, Algin, Alginate)


Golongan Antasida
Kategori obat Obat resep
Bentuk sediaan obat Tablet
Dikonsumsi oleh Dewasa
Kategori kehamilan dan Kategori C: Penelitian pada hewan percobaan
menyusui menunjukkan efek buruk terhadap janin dan tidak
ditemukan studi yang memadai pada manusia. Namun,
mengingat efektivitasnya, penggunaannya dapat
dipertimbangkan pada wanita hamil sekalipun berisiko.
Dosis obat Setiap tablet biasanya mengandung 200 mg asam alginat,
80 mg aluminium hidroksida, 40 mg magnesium trisilikat,
dan 70 mg natrium bikarbonat. Dosis untuk orang dewasa
dengan GERD:

 1-2 tablet 4 kali sehari, digunakan dengan


kombinasi bersama antasida atau antagonis reseptor
H2
A. Aturan Pakai Obat
Obat ini biasanya diminum setelah makan. Ikuti instruksi yang diberikan
dokter dan segera konsultasi ke dokter jika ada yang tidak dimengerti. Jika
gejala masih tetap ada atau bertambah parah setelah Anda menggunakan obat
ini selama 1 minggu, segera konsultasi ke dokter

B. Efek Samping Obat

Obat ini dapat menimbulkan efek samping sebagai berikut:

 Mual
 Konstipasi
 Diare
 Sakit kepala

3. Amilorida

Amilorid adalah obat diuretik hemat kalium dengan aktivitas antihipertensi dan
antikaliuretik yang digunakan sebagai terapi adjuvan dalam tata laksana hipertensi dan
edema. Amilorid juga dapat digunakan untuk mengatasi hipertensi dan hipokalemia pada
anak yang menderita penyakit Liddle’s syndrome dan sebagai terapi alternatif pada
hiperaldosteronisme.
Mekanisme kerja amilorid adalah dengan memblokade kanal natrium pada
tubulus kontortus distal dan duktus kolektivus, sehingga terjadi hambatan reabsorpsi
natrium dari lumen. Hal ini akan mengakibatkan ekskresi natrium dan cairan tubuh,
sehingga terjadi penurunan tekanan darah dan pengurangan edema.

Amilorid dapat menyebabkan efek samping hiponatremia dan hiperkalemia.


Penggunaan pada kehamilan masuk dalam kategori B oleh FDA. Pada wanita menyusui,
amiloride diekskresikan ke ASI.

4. Amoxcillin

Amoxicillin adalah obat untuk mengatasi berbagai jenis infeksi bakteri. Obat
antibiotik ini tersedia dalam bentuk tablet maupun sirup.
Amoksisilin atau amoxicillin akan menghambat pertumbuhan bakteri yang
menyebabkan infeksi di organ paru-paru, saluran kemih, kulit, serta di bagian telinga,
hidung, dan tenggorokan. Amoxicilin tidak digunakan untuk mengatasi infeksi virus,
termasuk infeksi virus Corona atau Covid-19.
Merek dagang amoxicillin: Amoxicillin Trihydrate, Opimox Forte, Broadamox,
Kimoxil, Supramox, Dexyclav Forte, Hufanoxil, Erlamoxy, Etamox, Topcillin.

Efek Samping dan Bahaya Amoxicillin


Amoxicillin dapat menyebabkan efek samping yang bersifat ringan. Beberapa
efek samping yang dapat muncul adalah:

 Mual
 Muntah
 Sakit kepala
 Muncul ruam pada kulit
 Diare
5. Ampicillin

Ampicillin adalah obat yang dapat digunakan untuk mengatasi infeksi akibat bakteri,
seperti infeksi saluran pernapasan, saluran pencernaan, jantung (endokarditis), saluran
kemih, kelamin (gonore), dan telinga. Obat yang termasuk ke dalam golongan antibiotik
penisilin ini bekerja dengan cara membunuh bakteri penyebab infeksi.
Merek dagang: Ambiopi, Ampi, Ampicillin, Binotal, Bintapen, Corsacillin, Kalpicillin,
Opicillin, Phapin, Polypen, Sanpicillin, Standacillin, Viccillin

6. Azidtromicin
Azithromycin adalah obat untuk mengobati infeksi bakteri di berbagai organ dan
bagian tubuh, seperti saluran pernapasan, mata, kulit, dan alat kelamin. Obat ini hanya
boleh digunakan dengan resep dokter.
Azithromycin tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, suspensi, dan suntik. Obat
golongan antibiotik makrolida ini bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan
bakteri. Obat ini tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi virus.
Merek dagang Azithromycin: Azithromycin Dihydrate, Infimycin, Zithromax IV,
Zithrolan, Zistic, Mezatrin 500, Zithromax,
Zitromed, serta Zibramax. 

Efek Samping dan Bahaya Azithromycin


Beberapa efek samping yang umum terjadi setelah menggunakan azithromycin
antara lain:

 Sakit kepala
 Mual
 Muntah
 Sakit perut
 Diare
TUGAS KEDUA

OBAT YANG BOLEH UNTUK IBU MENYUSUI

1. Acetylsalicyic Acid

MINIASPI 80 MG TABLET adalah obat tablet yang mengandung Acetylsalicylic


Acid 80 mg. Acetylsalicylic acid atau dikenal juga dengan Aspirin merupakan senyawa
analgesik non steroid yang digunakan sebagai analgesik, antipiretik, antiinflamasi dan
anti-platelet. Pada dosis kecil (80 mg - 100 mg), Acetylsalicylic acid, memiliki manfaat
sebagai anti-platelet dengan cara menghambat pembentukan trombus pada sirkulasi
arteri. Obat ini digunakan untuk mencegah agregasi platelet pada kondisi angina yang
tidak stabil dan serangan iskemik otak yang terjadi sesaat. Dalam penggunaan obat ini
HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER.
2. Acyclovir

Acyclovir adalah obat untuk mengatasi infeksi virus, seperti cacar air, cacar ular,
serta penyakit herpes. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 200 mg dan 400 mg.
Acyclovir tablet tidak membunuh virus di dalam tubuh, melainkan hanya
menurunkan kemampuan virus menggandakan diri. Virus akan dibunuh oleh daya tahan
tubuh penderita sendiri.
Dengan mengonsumsi obat ini, risiko perkembangan dan penyebaran virus dapat
ditekan. Selain untuk mengatasi infeksi virus, aciclovir atau acyclovir juga digunakan
untuk mencegah infeksi virus pada orang-orang dengan daya tahan tubuh yang lemah.
Obat acyclovir sirup tidak tersedia di Indonesia. Selain obat minum dalam bentuk
tablet, acyclovir (asiklovir) juga tersedia dalam bentuk suntikan, cream, dan salep mata.
Merek dagang acyclovir tablet: Acyclovir, Zovirax, Acifar, Clinovir, Zoter

Efek Samping dan Bahaya Acyclovir Tablet


Beberapa efek samping yang biasa terjadi setelah mengonsumsi acyclovir adalah
diare, sakit perut, mual, muntah, atau kembung, serta sakit kepala atau pusing. Bila efek
tersebut tak kunjung hilang, periksakan diri ke dokter.
Selain efek samping di atas, sejumlah efek samping lebih berat juga bisa terjadi. Efek
samping tersebut meliputi:

 Sangat mengantuk.
 Volume urine berubah, urine berwarna gelap, atau ada darah.
 Sulit bicara jelas, linglung, dan berhalusinasi.
 Ruam, gatal-gatal, dan bentol atau bengkak pada kulit.
 Gangguan penglihatan, misalnya pandangan menjadi kabur.
 Kulit dan mata tampak menguning.
 Jantung berdebar dan sulit bernapas.

3. Alginid Acid

Alginic acid ( asam alginat) digunakan untuk menyembuhkan mual dan maag
Asam alginat merupakan polisakarida atau karbohidrat yang terbentuk secara
alami. Asam algina dapat diperoleh dari berbagai spesies rumput laut. Asam algina
dapat digunakan dalam obat-obatan tertentu untuk melindungi lambung. Obat-
obatan tersebut biasanya dikonsumsi bersamaan dengan antasida atau antagonis
reseptor histamin-2 untuk mengobati gastroesophageal reflux disease  (GERD).
Asam alginat akan bereaksi dengan asam lambung untuk membentuk gel kental
yang berfungsi sebagai lapisan pelindung sehingga refluks berkurang.

Alginic Acid (Asam alginat, Algin, Alginate)


Golongan Antasida
Kategori obat Obat resep
Bentuk sediaan obat Tablet
Dikonsumsi oleh Dewasa
Kategori kehamilan dan Kategori C: Penelitian pada hewan percobaan
menyusui menunjukkan efek buruk terhadap janin dan tidak
ditemukan studi yang memadai pada manusia. Namun,
mengingat efektivitasnya, penggunaannya dapat
dipertimbangkan pada wanita hamil sekalipun berisiko.
Dosis obat Setiap tablet biasanya mengandung 200 mg asam alginat,
80 mg aluminium hidroksida, 40 mg magnesium trisilikat,
dan 70 mg natrium bikarbonat. Dosis untuk orang dewasa
dengan GERD:
 1-2 tablet 4 kali sehari, digunakan dengan
kombinasi bersama antasida atau antagonis reseptor
H2

Aturan Pakai Obat

Obat ini biasanya diminum setelah makan. Ikuti instruksi yang diberikan
dokter dan segera konsultasi ke dokter jika ada yang tidak dimengerti. Jika
gejala masih tetap ada atau bertambah parah setelah Anda menggunakan obat
ini selama 1 minggu, segera konsultasi ke dokter

Efek Samping Obat

Obat ini dapat menimbulkan efek samping sebagai berikut:

 Mual
 Konstipasi
 Diare
 Sakit kepala

4. Alimemazine

Alimemazine adalah obat untuk meredakan reaksi alergi kulit kental dan gatal.
Obat ini juga digunakan sebelum prosedur bedah untuk membantu agar menjaga anak-
anak tetap tenang.
Alimemazine adalah obat jenis antihistamin, yang bekerja dengan cara
menghalangi zat histamin dalam tubuh. Pada beberapa orang, kelebihan histamin
diproduksi oleh paparan zat seperti serbuk sari, bulu hewan peliharaan, debu rumah atau
gigitan serangga, dan ini menyebabkan reaksi alergi pada kulit. Dengan memblokir
histamin, alimemazine dapat meringankan rasa gatal yang terjadi karena reaksi alergi.

Efek Samping

Seperti semua obat-obatan, Alimemazine juga dapat menyebabkan efek samping,


meskipun tidak semua orang mendapatkan efek samping dari obat ini.

Hentikan penggunaan Alimemazine dan segera ke dokter atau pergi ke rumah sakit jika
Anda mengalami salah satu dari efek samping berikut :

 Reaksi alergi. Tanda-tanda mungkin termasuk: ruam, susah menelan atau masalah
pernapasan, pembengkakan bibir, wajah, tenggorokan atau lidah
 Masalah hati yang dapat menyebabkan mata atau kulit untuk berubah menguning
(sakit kuning)
 Suhu tinggi, berkeringat, otot kaku, detak jantung cepat, napas cepat dan merasa
bingung, mengantuk atau gelisah. Hal seperti ini menjadi tanda-tanda efek samping
serius yang disebut ‘neuroleptic malignant syndrome’
 Detak jantung sangat cepat , tidak beraturan atau detak jantung kuat (palpitasi).
Anda juga mungkin memiliki masalah pernapasan seperti mengi, sesak napas, sesak
di dada dan nyeri dada
 Kejang/cocok dan gerakan yang idak dapat terkontrol, terutama lidah, mulut, rahang,
lengan dan kaki
 Anda mungkin mendapatkan infeksi lebih mudah dari biasanya seperti demam,
menggigil parah, sakit tenggorokan atau sariawan. Hal seperti ini bisa menjadi tanda-
tanda masalah darah.

5. Alprenol

Alprenolol dijual dengan nama produk seperti alfeprol, alpherol, apllobal,


aptine, aptol duriles, gubernal, regletin dan juga yobir. Obat ini umumnya digunakan
untuk penanganan kardiovascular disease. Alprenolol termasuk ke dalam kategori beta
blockers, sympatholytics, antihypertensive agents and juga antiarrhytmic agents.
Penanganan hipertensi atau tekanan darah tinggi, angina dan aritmia juga dapat
menggunakan Alprenolol.

Alprenolol dapat mengaburkan gejala-gejala penyakit seperti hyperthyroidsm


dan hypoglycaemia. Obat ini juga dapat menyebabkan psoriasis anda semakin
memburuk. Pasien yang menggunakan Alprenolol dalam jangka panjang harus
menghentikan pemakaian Alprenolol secara bertahap dalam waktu 1 sampai 2 minggu.

Efek Samping

Efek CNS (kelelahan, depresi, pusing, kebingungan, gangguan tidur); Efek CV


(gagal jantung, sumbatan jantung, kedinginan, impotensi pada laki-laki); Efek berturut-
turut (bronchospasma pada pasien yang rentan & obat-obatan dengan beta1 harus
digunakan secara selektif pada pasien ini); Efek GI (N/V, diare, konstipasi); Efek
metabolik (bisa memproduksi hiper atau hipoglikemia, perubahan dalam serum
kolesterol & trigliserid.

6. Amoxcillin

Amoxicillin adalah obat untuk mengatasi berbagai jenis infeksi bakteri. Obat
antibiotik ini tersedia dalam bentuk tablet maupun sirup.
Amoksisilin atau amoxicillin akan menghambat pertumbuhan bakteri yang
menyebabkan infeksi di organ paru-paru, saluran kemih, kulit, serta di bagian telinga,
hidung, dan tenggorokan. Amoxicilin tidak digunakan untuk mengatasi infeksi virus,
termasuk infeksi virus Corona atau Covid-19.
Merek dagang amoxicillin: Amoxicillin Trihydrate, Opimox Forte, Broadamox,
Kimoxil, Supramox, Dexyclav Forte, Hufanoxil, Erlamoxy, Etamox, Topcillin.
Efek Samping dan Bahaya Amoxicillin
Amoxicillin dapat menyebabkan efek samping yang bersifat ringan. Beberapa
efek samping yang dapat muncul adalah:

 Mual
 Muntah
 Sakit kepala
 Muncul ruam pada kulit
 Diare

7. Ampicillin

Ampicillin adalah obat yang dapat digunakan untuk mengatasi infeksi akibat bakteri,
seperti infeksi saluran pernapasan, saluran pencernaan, jantung (endokarditis), saluran
kemih, kelamin (gonore), dan telinga. Obat yang termasuk ke dalam golongan antibiotik
penisilin ini bekerja dengan cara membunuh bakteri penyebab infeksi.
Merek dagang: Ambiopi, Ampi, Ampicillin, Binotal, Bintapen, Corsacillin, Kalpicillin,
Opicillin, Phapin, Polypen, Sanpicillin, Standacillin, Viccillin

8. Atenolol
Atenolol adalah obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi (hipertensi). Dengan
normalnya tekanan darah, penderita tekanan darah tinggi dapat terhindar dari
komplikasi, seperti stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal.
Atenolol juga dapat digunakan untuk mengobati angina dan mencegah serangan
jantung berulang setelah serang jantung. Obat ini bekerja dengan menghambat kerja
zat alami tubuh, yaitu epinephrine, yang dapat meningkatkan denyut jantung dan
meningkatkan tekanan darah.
Merek Dagang: Iternolol 50, Betablok, Farnormin 50, Niften, Lotenac, Tenormin,
Tenblok, Tensinorm
TUGAS KETIGA

OBAT ANTI INFEKTIKUM

1. Amoxcilin

 Nama Dagang : Amoxicillin Trihydrate, Opimox Forte, Broadamox, Kimoxil,


Supramox, Dexyclav Forte, Hufanoxil, Erlamoxy, Etamox, Topcillin.
 Komposisi : Tiap kapsul dan tablet mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan
amoksisilina anhidrat 500 mg.
 Cara kerja obat
Amoxicillin adalah senyawa Penisilina semisintetik dengan aktivitas antibakteri spektrum luasyang
bersifat bakterisid, efektif terhadap sebagian besar bakteri gram positip dan beberapagram negatip
yang patogen. Bakteri patogen yang sensitif terhadap Amoxicillin antara lain :Staphylococci,
Streptococci, Enterococci, S. pneumoniae, N. gonorrhoeae, H influenzas, E.coli, dan P. mirabiiis.
Amoxicillin kurang efefktif terhadap species Shigella dan bakteri penghasil beta laktamase.
 Indikasi
1 .Infeksi yang disebabkan oleh kuman-kuman gram positip dan gram negatip yang peka
terhadapAmoxicillin, seperti infeksi pada saluran pernapasan bagian atas, otitis media, bronchitis
akutdan kronik, pneumonia cystitis, urethris, pyelonephritis, gonorhea yang tidak
terkomplikasi,infeksi kulit dan jaringan lunak.
2. Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: pneumonia, faringitis (tidak untuk
faringitis gonore), bronkitis, laringitis.
3. Infeksi saluran cerna: disentri basiler.
4. Infeksi saluran kemih : gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefritis.
5. Infeksi lain : septikemia, endokarditis.
 Dosis
Dosis bersifat individual. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum
mengonsumsi obat.
 Abses gigi

Dewasa: 3 gram, ulangi setelah 8 jam.

 Infeksi saluran kemih

Dewasa: 3 gram, ulangi setelah 10-12 jam.

 Gonore

Dewasa: 3 gram sebagai dosis tunggal.

 Infeksi Helicobacter pylori

Dewasa: 750 atau 1000 mg/hari.

 Infeksi saluran pernafasan

Dewasa: 3 gram.

 Aktinomikosis, infeksi saluran empedu, Bronkitis, Endokarditis,


Gastroenteritis, Gonore, Infeksi mulut, Otitis media, Pneumonia, Gangguan
limpa, Demam tifoid dan paratifoid, infeksi saluran kemih

Dewasa: 250-500 mg setiap 8 jam atau 500-875 mg setiap 12 jam.

Anak di bawah 40 kg: 40-90 mg/kgBB/hari dalam 2-3 dosis terbagi. (Maksimal 3
gram/hari)

 Faringitis, Tonsilitis

Dewasa: 775 mg setiap hari selama 10 hari.

 Gangguan ginjal

250-500 mg setiap 24 jam

 Peringatan dan Perhatian


 Amoxicillin boleh diberikan kepada wanita hamil, dimana diperkirakan tidak
berdampak buruk pada janin
 Amoxicillin dapat masuk kedalam air susu ibu dan dapat menyebabkan sensitisasi
pada infant, sehingga penggunaannya harus berhati-hati
 Sediaan tablet kunyah amoxicillin dapat mengandung fenilalanin, karenanya dapat
memberikan efek samping terhadap penderita fenilketonuria
 Dosis obat perlu dikurangi pada penderita gangguan ginjal berat
 Pemberian dosis tinggi mengakibatkan tes glukosa urine false-positif

 Efek samping :

 Diare. Untuk mencegahnya, Anda dapat minum obat setelah makan. Hindari
makanan yang dapat mengganggu pencernaan, seperti produk susu atau makanan
tinggi serat. Jika Anda mengalami diare, jangan lupa untuk minum banyak air agar
tidak dehidrasi. Suplemen probiotik biasanya juga dapat membantu mengatasi diare
akibat antibiotik.
 Sakit perut, mual.
 Sakit kepala dan pusing. Minumlah banyak air putih dan konsumsilah amoxilin
setelah makan untuk mencegahnya. Jangan lupa cukup istirahat selama berobat.
Minum obat sakit kepala juga dapat meringankan sakitnya.
 Kesulitan tidur. Insomnia akibat amoxicillin dapat berupa kesulitan untuk mulai
tidur, terlalu cepat bangun, atau bahkan terbangung lebih sering di malam hari.
 Vagina gatal atau keluar cairan keputihan
 Lidah bengkak, hitam, atau “berbulu”

 Kontra indikasi :
 Penderita yang hipersensitif terhadap Penicillin dan
turunannya.
 Bayi baru lahir dimana ibunya hipersensitif terhadap  Penicillin atau
turunannya
 Jangan digunakan untuk pengobatan meningitis atau infeksi pada
tulang sendi karenaAmoxicillin oral tidak menembus ke dalam cairan cerebrospinal
atau sinovial

 Cara penyimpanan : Simpan ditempat yang sejuk dan kering


2. Ampicillin

 Nama dagang : Ambiopi, Ampi, Ampicillin, Binotal, Bintapen, Corsacillin,


Kalpicillin, Opicillin, Phapin, Polypen, Sanpicillin, Standacillin, Viccillin
 Komposisi : Ampicillin 500 mg
 Cara kerja obat :
Ampicillin adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi
bakteri. Ampicillin atau bisa juga disebut ampisilin, termasuk dalam kelas obat
penisilin, jenis antibiotik. Ampicillin bekerja dengan menghentikan pertumbuhan
bakteri.Ampicillin hanya mengobati infeksi bakteri. Ampicillin tidak bisa
mengatasi infeksi akibat virus, misalnya, pilek dan flu. Penggunaan ampicillin yang
tidak perlu atau berlebihan dapat menyebabkan manfaat obat tidak bekerja secara
efektif.
 Indikasi

 Infeksi saluran pencernaan.

 Infeksi yang mengakibatkan terjadinya peradangan pada paru-


paru (bronkopneumonia).

 Otitis media.

 Infeksi pada ginjal (pielonefritis akut dan kronik), atau  peradangan kandung
kemih (sistitis).

 Penyakit menular seksual (gonore) yang tidak terkomplikasi.


 Infeksi atau radang pada adnexa rahim (adniksitis).

 Peradangan yang terjadi pada dinding rahim (endometritis).

 Infeksi bakteri yang menyerang saluran reproduksi perempuan (demam


puerperal).
 Dosis

Dosis bersifat individual. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum
mengonsumsi obat.

 Infeksi saluran empedu, Bronkitis, Endokarditis, Gastroenteritis, Listeriosis,


Otitis media, infeksi streptokokus perinatal, Peritonitis.

Dewasa: 0,25-1 gram setiap 6 jam.

Anak dibawah 10 tahun: setengah dosis orang dewasa.

 Demam Tifoid (tifus)

Dewasa: 1-2 gram setiap 6 jam selama 2 minggu pada infeksi akut, dan 4-12
minggu pada infeksi

 Gonore

Dewasa: 2 gram dengan 1 gram probenesid dosis tunggal.

 Infeksi saluran kemih

Dewasa: 500 mg setiap 8 jam.

 Peringatan dan perhatian

 Waspadai penggunaan ampicillin apabila Anda menderita gangguan ginjal


dan demam kelenjar.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen
dan herba.
 Beri tahu dokter apabila Anda memiliki alergi terhadap obat-obatan tertentu,
terutama antibiotik penisilin lainnya dan sefalosporin.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan ampicillin, segera
temui dokter.

 Efek samping :
Efek Samping yang mungkin terjadi adalah
 Diare
 ruam dan kemerahan pada kulit
 gatal pada mulut dan vagina.
 Mual dan muntah

 Kontra indikasi :

 Pasien yang hipersensitif terhadap penicillin dan turunannya.

 Pada infeksi yang disebabkan oleh kuman penghasil enzym penicillase.

 Cara penyimpanan : Simpan di tempat yang sejuk dan kering

Anda mungkin juga menyukai