Disusun Oleh :
Nim : 19.01.0015
Penggunaan antibiotika harus dengan anjuran dokter. Dokter akan menyesuaikan dosis
dengan kondisi pasien, memberitahukan hal-hal yang harus diperhatikan sebelum dan saat
menggunakan obat, serta efek samping yang dapat terjadi atas penggunaan antibiotik.
Hindari penggunaan antibiotik tanpa anjuran dokter, terutama bagi:
Antibiotik juga dapat diberikan sebagai langkah pencegahan infeksi bakteri atau dalam dunia
medis dikenal sebagai profilaksis. Orang-orang yang diberikan antibiotik untuk profilaksis
adalah orang yang memiliki risiko tinggi mengalami infeksi bakteri, seperti ketika orang
tersebut menjalani operasi glaukoma atau operasi penggantian sendi.
Jenis-jenis Antibiotik
Antibiotik terbagi menjadi beberapa jenis, dan masing-masing digunakan untuk mengatasi
kondisi yang berbeda. Jenis-jenis antibiotik meliputi:
Penisilin
Sefalosporin
Sefalosforin tersedia dalam bentuk suntik, tablet, dan sirop kering. Konsultasikan dengan
dokter terkait cara penggunaan obat, karena beda bentuk obat dapat berbeda pula kondisi
yang ditangani.
Beberapa kondisi yang diobati menggunakan sefalosporin, di antaranya adalah infeksi
tulang, otitis media, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih. Obat ini berpotensi
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala, nyeri pada dada, bahkan syok. Penggunaan
sefalosporin harus dengan anjuran dan pengawasan dokter.
Jenis-jenis sefalosporin meliputi:
Cefadroxil
Cefuroxime
Cefixime
Cefotaxim
Cefotiam
Cefepime
Ceftarolin
Aminoglikosida
Aminoglikosida adalah obat yang biasa digunakan untuk mengatasi banyak penyakit infeksi
bakteri, seperti otitis eksterna, infeksi kulit, dan peritonitis. Penggunaan aminoglikosida harus
dengan anjuran serta pengawasan dokter, karena obat ini berpotensi menimbulkan efek
samping berupa gangguan kesadaran.
Aminoglikosida tersedia dalam banyak bentuk, di antaranya adalah salep, tetes mata, dan
suntik. Masing-masing bentuk obat dapat diresepkan untuk kondisi yang berbeda. Sebelum
menggunakan obat, pasien disarankan untuk membaca keterangan cara penggunaan yang ada
di kemasan obat.
Jenis-jenis aminoglikosida meliputi:
Paromomycin
Tobramycin
Gentamicin
Amikacin
Kanamycin
Neomycin
Tetrasiklin
Tetrasiklin tersedia dalam berbagai macam bentuk obat, yakni salep, salep mata, kapsul, dan
suntik.
Tetrasiklin digunakan untuk mengobati berbagai macam kondisi yang muncul akibat adanya
infeksi bakteri. Beberapa di antaranya adalah sifilis, anthrax, tifus, brucellosis, dan jerawat.
Tetrasiklin tertentu tidak dapat digunakan pada anak usia di bawah 12 tahun. Jangan
menggunakan tetrasiklin tanpa anjuran dokter.
Jenis-jenis tetrasiklin meliputi:
Doxycycline
Minocycline
Tetracycline
Oxytetracycline
Tigecycline
Makrolid
Beberapa kondisi yang diobati menggunakan antibiotik makrolid adalah bronkitis, servisitis,
penyakit Lyme, pemfigus, dan sinusitis. Makrolid sendiri tersedia dalam banyak bentuk,
yakni tablet, kaplet, sirop kering, dan suntik.
Beberapa jenis makrolid tidak dapat digunakan bersamaan dengan obat seperti cisapride.
Dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan
makrolid atau mengombinasikannya dengan obat lain.
Jenis-jenis makrolid meliputi:
Erythromycin
Azithromycin
Clarithromycin
Quinolone
Quinolone memiliki bentuk yang berbeda, dan dengan indikasi yang berbeda. Bentuk obat
ini, di antaranya adalah tablet, suntik, dan kaplet.
Quinolone digunakan untuk mengatasi banyak kondisi yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Beberapa di antaranya adalah infeksi tulang, cystitis, servisitis, dan infeksi kulit. Penggunaan
quinolone dapat menimbulkan efek samping berupa gangguan pada sistem saraf pusat. Maka
dari itu, jangan gunakan obat ini tanpa anjuran dokter.
Jenis-jenis quinolone meliputi:
Ciprofloxacin
Levofloxacin
Moxifloxacin
Norfloxacin
2. Antipiretik
Analgetik dan antipiretik adalah kombinasi golongan obat yang umumnya digunakan untuk
meredakan gejala demam dan meredakan rasa nyeri yang dialami pada infeksi, peradangan
otot dan sendi, serta dysmenorrhea.
Terdapat 3 jenis obat yang masuk dalam golongan analgetik dan antipiretik, yaitu:
Peringatan
Memiliki riwayat penyakit atau rentan mengalami sakit maag, tukak lambung, asma,
dehidrasi, hipertensi, gagal jantung, gangguan ginjal, gangguan hati, dan hemofilia.
Memiliki alergi pada obat atau zat tertentu.
Akan memberikan obat ini kepada lansia atau anak-anak.
Akan menjalani tindakan operasi atau perawatan gigi.
Kecanduan alkohol.
Sedang mengonsumsi obat-obatan, seperti kortikosteroid, phenylbutazone, phenytoin,
spironolactone, antikoagulan, methotrexate, obat untuk diabetes, antasida, dan asam
valproat.
Sedang hamil dan menyusui. Paracetamol merupakan pilihan pertama untuk
dikonsumsi saat kehamilan, dibandingkan obat golongan analgetik-antipiretik lainnya.
Untuk ibu menyusui, paracetamol dan ibuprofen dianggap aman terhadap bayi.
Kondisi: Demam
Dewasa: 200-400 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal adalah 1200 mg per hari, atau
2400 mg per hari dalam pengawasan dokter.
Anak-anak (6 bulan-12 tahun): 10 mg/kgBB per kali pemberian, 2-3 kali sehari.
Dosis maksimal adalah 40 mg/kgBB per hari.
Kondisi: Osteoarthritis dan rheumatoid arthritis
Dewasa: 400-800 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal adalah 3200 mg per hari.
Kondisi: Nyeri haid
Dewasa: 200-400 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal adalah 1200 mg per hari, atau
2400 mg dalam pengawasan dokter
Naproxen
Merek dagang Naproxen: Xenifar
Ketoprofen
Merek dagang Ketoprofen: Altofen, Lantiflam, Nazovel, Pronalges, Rhetoflam, Kaltrofen,
Nasaflam, Profika, Remapro, Profenid
Etodolac
Merek dagang Etodolac: Lonene
Diclofenac
Merek dagang Diclofenac: Diclofenac potassium, X-flam, Neo rheumacyl anti inflamation,
Erphafalm, Exaflam, Diklovit, Cataflam, Mezac 50, Aclonac, Gratheos, Klotaren, Potaflam
50, Flamar, Voltadex, Kadiflam, Raost, Dicloflam, Flazen, Neuralgin rhema, Neurofenac,
Nichoflam, Zelona, Laflanac, Voltados 50, Volten, Galtaren, Fenavel, Fenaren, Kaflam,
Voren, Renadinac, Voltaren, Genflam 50, Divoltar, Miracloven, Imoren, Megatic, Scanaflam,
Scantaren 50, Flamigra, Samcofenac 50, Natrium diklofenak, Aclonac, Xepathritis, Eflagen,
Potazen, Matsunaflam 50, Kemoren 50, Nilaren, Difelin, Scantaren gel Prostanac 50,
Nadifen, Merflam, Inflam 50, Voltaflam, Anuva, Atranac, Bufaflam, Proklaf, Deflamat,
Flamenac, Kaditic 50, Valto forte, Elithris 50, Catanac, Yariflam, Voltasic, Zegren 50, Voren
Kondisi: Migrain
Dewasa: 50 mg saat terjadi serangan, dan 50 mg setelah 2 jam. Jika diperlukan, dosis
dapat diulang setiap 4-6 jam. Dosis maksimal adalah 200 mg per hari.
Kondisi: Osteoarthritis (Obat topikal)
Dewasa: Oleskan gel kandungan 1% pada daerah yang nyeri, 4 kali sehari. Dosis
maksimal adalah 32 g per hari.
Kondisi: Nyeri dan peradangan pasca operasi mata juling (Obat tetes mata)
Dewasa: Teteskan 1 tetes obat kandungan 0,1%, 1-4 kali sehari pada minggu
pertama, 3 kali sehari pada minggu kedua, 2 kali sehari pada minggu ketiga, dan bila
masih diperlukan pada minggu keempat.
Kondisi: Nyeri dan peradangan pasca operasi kornea radial keratotomy (Obat tetes
mata)
Dewasa: Teteskan obat kandungan 0,1%, 1 tetes sebelum operasi dan 1 tetes langsung
setelah operasi. Lanjutkan dengan penggunaan 1 tetes, 4 kali sehari, selama 2 hari.
Piroxicam
Merek dagang Piroxicam: Ovtelis, Novaxicam, Piroxicam, Feldene, Selmatic, Fleroxi,
Xicalom, Faxiden, Artimatic 20, Rheficam, Denicam, Scandene, Tropidene, Roxidene 20,
Licofel, Lexicam, Counterpain PXM, Lanareuma, Wiros, Kifadene, Pirofel, Omeretik,
Triadene 20, Maxicam, Miradene, Infeld, Rosic, Benoxicam 20, Feldco, Grazeo 10, Grazeo
20, Samrox 20, Rexil, Yasiden, Campain, Rodene 20
Nabumetone
Merek dagang Nabumetone: Goflex
Meloxicam
Merek dagang Meloxicam: Meloxicam, Cameloc, Flamoxi, Genxicam, Melogra, Artrilox,
Hufaxicam, Nulox forte, Oxcam, Melet, Relox, Flasicox 15, Melocid, Ostelox, Loxil,
Melicam, Hexcam, Nucoxi 7.5, Loximei, Denilox, Arimed, Futamel, Mecox, Mexpharm,
Movi-cox, Moxam, X-cam, Rhemacox, Mixlocon, Mobiflex, Mevilox, Meloxin, Moxam,
Artocox, Movix
Kondisi: Osteoarthritis
Dewasa: 7,5 mg sekali sehari, dengan dosis maksimal 15 mg per hari.
Ketorolac
Merek dagang Ketorolac: Ketorolac, Torasic, Redupain, Metopain, Toramine, Trolac,
Ketoflam, Rindopain, Erphapain, Scelto, Ketosic, Etofion, Lactopain, Lactor, Quapain,
Ketopain, Ketrobat 30, K-pain, Matolac, Xevolac, Dolac, Rativol, Teranol, Latorec, Lactorec
30, Ropain, Farpain, Rolac, Erphain, Acular, Remopain, Lantipain, Latrol, Ketrobat,
Torgesic, Quapain, Rindopain, Topidol
Asam mefenamat
Merek dagang Asam menefamat: Allogon, Datan, Femisic, Maxstan, Pehastan, Ponstan,
Tropistan, Asimat, Dogesic, Lapistan, Mefinal, Poncofen, Solasic
Infeksi
Serangan jantung
Penyakit jantung koroner
Gangguan keseimbangan elektrolit di dalam tubuh.
Golongan obat antiaritmia tersedia dalam bentuk tablet atau cairan suntik (infus). Konsumsi
tablet antiaritmia biasa digunakan untuk pengobatan jangka panjang, sedangkan cairan suntik
diberikan pada kondisi gawat darurat.
Jenis-jenis obat antiaritmia dibagi ke dalam lima golongan yaitu:
Peringatan:
Batuk
Nyeri dada
Penglihatan kabur
Hilang nafsu makan
Diare atau konstipasi
Bengkak pada lengan dan tungkai
Sensitif terhadap sinar matahari
Sakit kepala, pusing, atau ingin pingsan
Denyut jantung kian cepat atau melambat
Gangguan indera pengecap, seperti timbul rasa pahit atau rasa seperti logam.
Lidocaine
Merek dagang Lidocaine: Bioron, Extracaine, Lidocaine Compositum, Lidocaine HCL,
Lidocaine HCL (NAT) G, Lidodex, Lidox 2%, Pehacain, Vitamin B Complex (IKA),
Xylocaine.
Suntik
Dewasa: 1-1,5 mg/kgBB.
Dosis maksimal: 3 mg/kgBB. Dalam keadaan darurat, dapat diberikan 300 mg
disuntikkan ke otot bahu. Penyuntikkan bisa diberikan kembali setelah 60-90 menit
dari penyuntikkan pertama, jika dibutuhkan.
Propafenone
Merek dagang Propafenone: Rytmonorm
Tablet
Dewasa: dosis awal diberikan sebanyak 150 mg, tiga kali sehari.
Dosis bisa ditingkatkan setiap 3-4 hari sekali, dengan dosis maksimal hingga 300 mg,
tiga kali sehari.
Lansia: diskusikan dengan dokter.
Propranolol
Merek dagang Propranolol: Farmadral 10, Libok 10, Propranolol
Tablet
Dewasa: 30-160 mg per hari, dibagi ke dalam beberapa kali pemberian.
Anak-anak: 0,25-0,5 mg/kgBB, 3-4 kali sehari
Amiodarone
Merek dagang Amiodarone: Amiodarone HCL, Cordarone, Cortifib, Kendaron, Lamda,
Rexodrone, Tiaryt
Cairan suntik
Dewasa: dosis awal 5 mg/kgBB, disuntikkan selama 20-120 menit. Dosis bisa
diberikan lagi jika diperlukan dengan dosis maksimal 1.200 mg per hari.
Lansia: Dosis akan dikurangi dari dosis dewasa.
Tablet
Dewasa: dosis awal 200 mg, 3 kali sehari, untuk satu minggu. Dosis selanjutnya bisa
dikurangi menjadi 200 mg, 2 kali sehari, diturunkan perlahan hingga kurang dari 200
mg per hari.
Lansia: Dosis akan dikurangi dari dosis dewasa.
Diltiazem
Merek dagang Diltiazem: Farmabes 5, Herbesser
Cairan suntik
Dewasa: dosis awal 250 mcg/kgBB, disuntikkan ke dalam pembuluh darah vena
selama kurang-lebih 2 menit. Dosis bisa ditambahkan sebanyak 350 mcg/kgBB
setelah 15 menit jika diperlukan
Verapamil
Merek dagang Verapamil: Isoptin, Tarka, Verapamil HCL
Tablet
Dewasa: 120-480 mg per hari, dibagi ke dalam 3-4 kali pemberian.
Anak usia 2 tahun atau kurang: 20 mg, 2-3 kali per hari.
Anak usia 3 tahun atau lebih: 40-120 mg, 2-3 kali per hari
Digoxin
Merek dagang Digoxin: Digoxin, Fargoxin
Tablet
Dewasa: dosis awal 0,75-1 mg diberikan dalam 24 jam sebagai dosis tunggal atau
dibagi tiap 6 jam. Dosis pemeliharaan adalah 125-250 mcg per hari.
Bayi dengan berat badan hingga 1,5 kg: dosis awal 25 mcg/kgBB per hari, dibagi
menjadi 3 kali konsumsi Dosis lanjutan adalah 4-6 mcg/kgBB per hari, dibagi
menjadi 1-2 kali konsumsi.
Bayi dengan berat badan 1,5-2,5 kg: dosis awal 30 mcg/kgBB per hari, dibagi
menjadi 3 kali konsumsi. Dosis lanjutan 4-6 mcg/kg/BB per hari, untuk 1-2 kali
konsumsi
Bayi dengan berat badan di atas 2,5 kg dan balita usia 1 bulan-2 tahun: dosis
awal 45 mcg/kgBB per hari, dibagi tiga kali pemberian. Dosis lanjutan 10 mcg/kgBB
per hari, untuk 1-2 kali konsumsi.
Anak usia 2-5 tahun: dosis awal 35 mcg/kgBB per hari, dibagi menjadi 3 kali
konsumsi. Dosis lanjutan 10 mcg/kgBB per hari, untuk 1-2 kali konsumsi
Anak usia 5-10 tahun: dosis awal 25-750 mcg/kgBB per hari, dibagi menjadi tiga
kali konsumsi. Dosis lanjutan 6-250 mcg/kgBB per hari, untuk 1-2 kali konsumsi.
Anak usia 10-18 tahun: dosis awal 0,75-1,5 mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 3 kali
konsumsi. Dosis lanjutan 62,5-750 mcg per hari, untuk 1-2 kali konsumsi.
Infus
Dewasa: 0,5-1 mg yang diinfuskan selama 2 jam sebagai dosis tunggal