Anda di halaman 1dari 34

OBAT ANTIBIOTIKA

&
OBAT ANEMIA

Apt. Vivi Eulis Diana, MEM


ANTIBIOTIKA
 Adalah : kelompok obat yang digunakan
untuk mengatasi dan mencegah infeksi
bakteri. Obat ini bekerja dengan cara
membunuh dan menghentikan bakteri
berkembang biak di dalam tubuh.
Antibiotik tidak dapat digunakan untuk
mengatasi infeksi akibat virus, seperti flu.
 Penggunaan antibiotik harus dengan anjuran dokter. Dokter
akan menyesuaikan dosis dengan kondisi pasien,
memberitahukan hal-hal yang harus diperhatikan sebelum
dan saat menggunakan obat, serta efek samping yang dapat
terjadi atas penggunaan antibiotik.

 Hindari penggunaan antibiotik tanpa anjuran dokter, terutama


bagi :
 Ibu hamil dan menyusui.
 Tengah dalam pengobatan lain.
 Memiliki riwayat alergi antibiotik.
PENGERTIAN YANG PERLU DIKETAHUI
DALAM OBAT ANTIBIOTIKA
 Infeksi adalah proses masuknya mikroorganisme
(kuman, virus dan lain-lain) ke dalam tubuh manusia.
Meskipun mikroorganisme tersebut mempunyai
kemampuan untuk menimbulkan penyakit (patogen),
tetapi tidak selalu hal ini akan menyebabkan
seseorang menjadi sakit secara klinis.
 Terdapat berbagai faktor yang akan menentukan
apakah seseorang yang dimasuki oleh
mikroorganisme akan menjadi sakit, antara lain:
 Jumlah kuman yang masuk
 Virulensi (keganasan) kuman
 Daya tahan tubuh manusia sendiri
 ANTIMIKROBA (AM) :Obat pembasmi mikroba,
khususnya mikroba yang merugikan manusia.
 DESINFEKTAN: Zat (biasanya kimia) yang dipakai untuk
membunuh organisme patogen (kecuali spora kuman),
dilakukan terhadap benda mati.
 ANTISEPTIKA atau germisida adalah : senyawa kimia
yang digunakan untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup
seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa
 Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba
penyebab infeksi pada manusia, ditentukan harus
memiliki sifat Toksisitas selektif setinggi mungkin.
Artinya, bersifat sangat toksik bagi mikroba, tetapi
relatif tidak toksik bagi hospes/manusia.
 Pada dasarnya, infeksi bakteri yang tergolong ringan
dapat pulih dengan sendirinya, sehingga pemberian
antibiotik dirasa tidak perlu. Namun, ketika infeksi bakteri
yang diderita tidak kunjung membaik, dokter dapat
meresepkan antibiotik. Selain keparahan kondisi, terdapat
juga beberapa pertimbangan lain sebelum akhirnya
pasien diberikan antibiotik, yakni:
 Infeksi yang diderita adalah infeksi menular.
 Terasa mengganggu dan diduga membutuhkan waktu
lama untuk sembuh dengan sendirinya.
 Terdapat risiko tinggi menyebabkan komplikasi.
 Antibiotik juga dapat diberikan sebagai
langkah pencegahan infeksi bakteri atau
dalam dunia medis dikenal sebagai
profilaksis. Orang-orang yang diberikan
antibiotik untuk profilaksis adalah orang
yang memiliki risiko tinggi mengalami infeksi
bakteri, seperti ketika orang tersebut
menjalani operasi glaukoma atau operasi
penggantian sendi.
JENIS-JENIS ANTIBIOTIK
Antibiotik terbagi menjadi beberapa jenis, dan masing-masing
digunakan untuk mengatasi kondisi yang berbeda. Jenis-jenis
antibiotik meliputi:
PENISILIN, cephalosporin, bacitracin, vancomycin dan sikloserin
Digunakan untuk banyak kondisi akibat adanya infeksi bakteri,
beberapa di antaranya adalah infeksi Streptococcus, meningitis,
gonore, faringitis, dan juga untuk pencegahan endocarditis,
(Menghasilkan efek bakterisidal pada kuman yang peka).
 Terutama pada penderita atau memiliki riwayat gangguan ginjal,
akan lebih baik penggunaan penisilin melalui anjuran dan
pengawasan dokter.
 Penisilin tersedia dalam berbagai bentuk, seperti kaplet, sirop
kering, dan suntikan. Masing-masing bentuk obat dapat
digunakan untuk kondisi yang berbeda. Baca keterangan
yang ada di kemasan dan konsultasikan penggunaan obat
dengan dokter.

 Berikut adalah jenis-jenis antibiotik penisilin:


 Amoxicillin
 Ampicillin
 Oxacillin
 Penicillin G
SEFALOSPORIN
 Sefalosforin tersedia dalam bentuk suntik, tablet, dan
sirop kering. Konsultasikan dengan dokter terkait cara
penggunaan obat, karena beda bentuk obat dapat
berbeda pula kondisi yang ditangani.
 Beberapa kondisi yang diobati menggunakan
sefalosporin, di antaranya adalah infeksi tulang, 
otitis media, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih.
Obat ini berpotensi menimbulkan efek samping berupa
sakit kepala, nyeri pada dada, bahkan syok.
Penggunaan sefalosporin harus dengan anjuran dan
pengawasan dokter.
Jenis-jenis Sefalosporin
meliputi:
 Cefadroxil
 Cefuroxime
 Cefixime
 Cefoperazone
 Cefotaxim
 Cefotiam
 Cefepime
 Ceftarolin
AMINOGLIKOSIDA
 Aminoglikosida adalah obat yang biasa digunakan untuk
mengatasi banyak penyakit infeksi bakteri, seperti otitis
eksterna, infeksi kulit, dan peritonitis. Penggunaan
aminoglikosida harus dengan anjuran serta pengawasan
dokter, karena obat ini berpotensi menimbulkan efek
samping berupa gangguan kesadaran.
 Aminoglikosida tersedia dalam banyak bentuk, di antaranya
adalah salep, tetes mata, dan suntik. Masing-masing bentuk
obat dapat diresepkan untuk kondisi yang berbeda. Sebelum
menggunakan obat, pasien disarankan untuk membaca
keterangan cara penggunaan yang ada di kemasan obat.
Jenis-jenis Aminoglikosida meliputi:
Paromomycin
Tobramycin
Gentamicin
Amikacin
Kanamycin
Neomycin

TETRASIKLIN
Tetrasiklin tersedia dalam berbagai macam bentuk obat, yakni
salep, salep mata, kapsul, dan suntik.
 Tetrasiklin digunakan untuk mengobati berbagai macam kondisi
yang muncul akibat adanya infeksi bakteri. Beberapa di antaranya
adalah sifilis, anthrax, tifus, brucellosis, dan jerawat. Tetrasiklin
tertentu tidak dapat digunakan pada anak usia di bawah 12 tahun.
Jangan menggunakan tetrasiklin tanpa anjuran dokter.

Jenis-jenis Tetrasiklin meliputi:


 Doxycycline
 Minocycline
 Tetracycline
 Oxytetracycline
 Tigecycline
Makrolid,lincomycin,Chloram
phenicp
 Beberapa kondisi yang diobati menggunakan antibiotik
makrolid adalah bronkitis, servisitis, penyakit Lyme, pemfigus,
dan sinusitis. Makrolid sendiri tersedia dalam banyak bentuk,
yakni tablet, kaplet, sirop kering, dan suntik.
 Beberapa jenis makrolid tidak dapat digunakan bersamaan
dengan obat seperti cisapride. Dianjurkan untuk berkonsultasi
terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan makrolid
atau mengombinasikannya dengan obat lain.
 Menghambat sintesis protein sel mikroba
 Rifampisin, golongan kuinolon menghambat sintesa asam
nukleat sel mikroba
Jenis-jenis makrolid meliputi:
Erythromycin
Azithromycin
Clarithromycin
Quinolone
Quinolone memiliki bentuk yang berbeda, dan dengan indikasi yang
berbeda. Bentuk obat ini, di antaranya adalah tablet, suntik, dan kaplet.
Quinolone digunakan untuk mengatasi banyak kondisi yang
disebabkan oleh infeksi bakteri. Beberapa di antaranya adalah infeksi
tulang, cystitis, servisitis, dan infeksi kulit. Penggunaan quinolone dapat
menimbulkan efek samping berupa gangguan pada sistem saraf pusat.
Maka dari itu, jangan gunakan obat ini tanpa anjuran dokter.
Jenis-jenis Quinolone meliputi:
Ofloxacin
Ciprofloxacin
Levofloxacin
Moxifloxacin
Norfloxacin
Sulfa atau Sulfonamida, trimetoprim, asam para-aminosalisilat dan
sulfon
Obat antibiotik golongan sulfa bisa digunakan untuk menangani berbagai
penyakit akibat infeksi bakteri, seperti infeksi saluran kemih, bronkitis,
meningitis bakterial, pneumonia, serta infeksi mata atau telinga dan
menghambat metabolisme sel mikroba (Dengan mekanisme kerja ini
diperoleh efek bakteriostatik).
Sulfonamide tersedia dalam bentuk obat
minum, seperti tablet atau sirop.
Beberapa jenis obat golongan sulfa adalah:

Sulfamethoxazole
Sulfosixazole
RESISTENSI
Resistensi sel mikroba adalah suatu sifat tidak
terganggunya kehidupan sel mikroba oleh
antimikroba.

Dikenal 3 pola resistensi dan sensitivitas


mikroba terhadap antimikroba :
 Pola 1; Belum pernah terjadi resistensi
bermakna yang menimbulkan kesulitan di klinik.
 Pola 2 ; Pergeseran dari sifat peka menjadi
kurang peka, tetapi tidak sampai terjadi
resistensi sepenuhnya.
 Pola 3 ; Sifat resistensi mencapai taraf cukup
tinggi sehingga menimbulkan masalah di klinik.
RESISTENSI
Supaya efektif, antimikroba harus dapat mencapai dan
berikatan dengan targetnya. Bakteri dapat menjadi
resisten terhadap antimikroba karena :

A. Obat tidak dapat mencapai target-nya


Contoh:Membran sel yang impermeabel, sehingga obat
tidak dapat menembus dinding sel
B. Obat mengalami de-aktivasi (dibuat menjadi tidak aktif)
Contoh: Bakteri dapat memproduksi enzim yang ada pada
dinding sel atau di dalam sel dan menyebabkan obat
menjadi tidak aktif
C. Target mengalami perubahan
Contoh: Saluran pada dinding sel kuman yang diperlukan
sebagai tempat masuknya obat ke dalam sel tidak ada,
transpor sistem yang kurang dan lain-lain.
Cara penyebaran resistensi kuman
1. Mutasi
Suatu perubahan sifat dari kuman yang sebelumnya sensitif
menjadi resisten terhadap antibiotik tertentu. Mutasi dapat
terjadi pada protein target, protein transpor, enzim yang
menyebabkan obat tidak aktif dan lain-lain. Dapat timbul
dalam satu tingkat (one-step) atau beberapa tingkat (multiple
steps). Sifat resistensi ini dapat diturunkan secara vertikal
kepada sel-sel keturunannya secara selektif.
Contoh : Resistensi terhadap streptomycin, kuinolon dan
rifampisin ,
2. Transduksi
Terjadi dengan masuknya bakteriofag (virus yang meng-
infeksi bakteria) yang mengandung DNA bakteri pada
selubung proteinnya. Apabila DNA ini menyimpan gen untuk
resistensi obat, sel bakteri baru yang ter-infeksi dapat
menjadi resisten dan dapat meneruskan sifat resisten ini
kepada sel keturunannya.
Contoh : Resistensi kuman staphylococus aureus terhadap
penicillin, erythromycin, tetracycline atau chloramphenicol
3. Transformasi
Terjadi dengan inkorporasi / pemasukan DNA yang
mengandung informasi genetik dari lingkungan kedalam
bakteri.
Contoh : Resistensi terhadap penicillin pada
pneumococcus dan neisseria
4. Konyugasi .
Pemindahan gen dari satu sel ke sel lain melalui kontak
langsung. Kini dianggap merupakan mekanisme yang
sangat penting dalam penyebaran resistensi terhadap
antibiotik, karena dengan cara ini DNA yang membawa
sifat resisten dapat dipindahkan.
Contoh : Sifat multiresisten bakteri Shigella flexneri yang
menyebabkan disentri basiler dapat dipindahkan dengan
mudah kepada bakteri Shigella yang sensitif atau
Enterobacteriaceae yang lain.
Resistensi Silang (Cross-Resistance) :

 Keadaan resistensi terhadap antimikroba


tertentu yang juga memperlihatkan sifat
resistensi terhadap antimikroba yang lain.
 Biasanya terjadi antara antibiotika dengan
struktur kimia yang hampir sama (misal:
berbagai derivat tetracycline) atau antara
antimikroba dengan struktur kimia agak
berbeda tetapi mekanisme kerjanya hampir
sama (misalnya : lincomycin dan erythrocin).
PENGGOLONGAN OBAT ANTIMIKROBA
 Beta-laktam
 Penicillin
 Sepalosporin
 Monobaktam
 Karbapenen
 Makrolida
 Eritromisin
 Spiramicin Tugas:
Buat uraian farmakologi
 Aminoglikosida
Masing-masing obat
 Streptomisin Al: nama generik, paten,
 Neomisin Indikasi, dosis. dll
 Kanamisin-gentamisin
 Spektinomisin
 Polipeptida
 Polimiksin B
 Polimiksin E (kolistin)
 Basitrasin
 tirotrisin
 Quinolon
 AB lain (klorampecikol, Linkomisin)
Tugas Antibiotika A
No Gol. Antibiotik Nama generik Nama Paten Farmakologi Indikasi dan
Dosis
Tugas Antibiotika B
No INDIKASI Nama Nama Farmakologi Dosis
generik Paten

1 Infeksi sal
Napas

2 Infeksi alat
reproduksi

3 Infeksi Kulit

4 Infeksi
lainnya
Obat Anemia
Anemia

 Anemia adalah keadaan dimana


berkurangnya jumlah darah terutama sel
darah merah (eritrosit) dikarenakan
kekurangan vitamin juga mineral, selain itu
berkurangnya Haemoglobin (Hb) dibawah
normal yang tergantung pada usia dan
jenis kelamin.
Jenis anemia
 Anemia defesiensi zat besi: kekurangan zat besi
akan mengakibatkan kurangnya Hb darah
karena zat besi merupakan komponen utama
Hb.
 Anemia perniciosa: merupakan jenis anemia
karena kurangnya faktor intrinsik yang berguna
untuk membantu absorbsi dan pengolahan
Vit.B-12, sering bersifat turunan (herediter)
 Anemia difisiensi asam folat: ditandai dengan
berkurangnya sel darah merah dan berukuran
besar (anemia megaloblastik), penyebab;
konsumsi alkohol, malabsorbsi, gejala;
penurunan BB, diare, kurang bisa melakukan hal
berat
 Anemia Aplastik: merupakan anemia yang
paling berbahaya karena tidak ada
kemampuan sum-sum tl belakang untuk
memproduksi sel darah (eritrosit, leukosit
dan trombosit)
 Anemia hemolitik: cepat rusak sebelum
sum-sum tulang membentuk sel darah
yang baru biasanya karena kekurangan
Glukada D-6 posfat (G6PD)
 Anemia sel sabit: terjadi karena kelainan
bentuk Hb yang menyerupai bulan sabit,
yang hancurnya lebih cepat dari sel darah
normal
Ciri-ciri penderita anemia
 Rasa lelah, lemas, lesu
 Napas pendek
 Pusing
 Kulit pucat, termasuk bibir, gusi, kelopak mata, telapak
tangan
 Denyut jantung cepat
 Kulit teraba oleh dingin

Penyebab Anemia
 Kekurangan zat besi (Fe)
 Asam folat
 Vitamin B12 (Cyanocobalamin)
Cara mengatasi anemia
 Makan makanan bergizi cukup
 Dengan obat-obatan
Obat Yang Digunakan
Zat Besi (Fe)
Asam folat
Vitamin B-12
Dengan banyak sediaan baik tablet, capsul,
sirup dan ada injeksi
Tugas obat Anemia (4)

N Nama Kompo Farmak Dosis


o obat sisi ologi
paten

Anda mungkin juga menyukai