Anda di halaman 1dari 27

FARMAKOLOGI ANTIBIOTIKA

Farmakologi Dasar
.

Artha W. Utami, M.Sc., Apt.


Pengertian…???

 Antibiotik
Berasal dari bahasa yunani: Anti (lawan),Bios (hidup )
 Antibiotik adalah Suatu zat kimia yang dihasilkan oleh
bakteri ataupun jamur yang berkhasiat obat apabila
digunakan dalam dosis tertentu dan berkhasiat mematikan
atau menghambat pertumbuhan kuman dan toksisitasnya
tidak berbahaya bagi manusia.

So, What’s difference between antibiotics and


disinfectant???
Sejarah Penemuan Antibiotika
 Antibiotik awalnya ditemukan Alexander Fleming
pada 1928 dan dinamakan penicillin G.
 Awalnya secara tidak sengaja kapang tumbuh di
sediaan bakteri pada cawan petri yang lupa
dibersihkan. Di bagian tumbuhnya kapang itu bakteri
tidak ada yang berkembang, kondisi ini menstimulasi
Alexander melakukan penilitian dan dari sanalah
ditemukan antibiotik.
Frame Time Penemuan Antibiotika
Fungsi Antibiotika
Antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan
penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan
rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi
terhadap mutan atau transforman.

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BISA


DIIBARATKAN SEPERTI PISAU BERMATA DUA.
Disatu sisi antibiotik ini akan memberikan manfaat dikala
diberikan secara tepat, namun bukan hal yang tidak
mungkin pemakaiannya juga akan menimbulkan efek
negatif.
Penggolongan berdasarkan luas aktivitasnya

 Antibiotika Narrow-Spektrum (aktivitas sempit)


Obat ini terutama aktif terhadap beberapa jenis kuman saja
Misal :
 Penisilin G dan Penisilin V, eritromisin, klindamisin, kanamisin
hanya bekerja terhadap kuman Gram –positif.
 Streptomisin, gentamisin, polimiksin-B, asam nalidiksat khusus
aktif terhadap kuman Gram-negatif.
 Antibiotika Broad Spektrum (aktivitas luas)
Bekerja terhadap lebih banyak kuman baik jenis kuman Gram-
positif maupun jenis kuman Gram-negatif.
Antara lain : Sulfonamida, ampisilin, sefalosporin,
kloramfenikol, tetrasiklin dan rifampisin
Penggolongan Atas Dasar Sifatnya
Zat bakterisida, pada dosis biasa berkhasiat mematikan
kuman
 Mekanisme kerjanya dengan menghambat
pembentukan dinding sel dan membran sel maupun
menghambat pembentukan DNA atau inti sel.
1. Zat yang bekerja terhadap fase tumbuh, ex:
penisilin dan sefalosporin, polopeptida (polimiksin,
basitrasin), rifampisin, asam nalidiksat dan
kuinolon.
2. Zat yang bekerja trhadap fase istirahat, ex:
aminoglikosida, nitrofurantoin, INH,
kotrimoksazol.
Penggolongan Atas Dasar Sifatnya
Zat bakteriostatik, pada dosis biasa terutama
berkhasiat menghentikan pertumbuhan dan perbanyakan
kuman
 Antibiotik yang bersifat bakteriostatik bekerja dengan
cara menghambat pertumbuhan bakteri melalui
mekanisme hambatan sintesis protein.
Ex: sulfonamida, kloramfenikol, tetrasiklin,
makrolida, linkomisin
Klasifikasi AB berdasarkan tempat aksinya
Prinsip Penggunaan Antibiotik
1) Penyebab Infeksi
 Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai
infeksi akibat kuman atau juga untuk prevensi
infeksi
 Pemberian antibiotik yang paling ideal adalah
berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologis dan
uji kepekaan kuman.
2) Faktor Pasien
 Antara lain fungsi ginjalnya, fungsi hati, riwayat
alergi, daya tahan infeksi (saluran imunologis),
daya tahan terhadap obat, beratnya infeksi, usia,
wanita hamil/menyusui.
Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan
Dalam Penggunaan Antibiotika

 Gambaran klinis adanya infeksi yang


diderita
 Faktor sensitivitas bakteri terhadap
antibiotik
 Fungsi ginjal dan hati pasien
 Biaya pengobatan
Asumsi Dasar Pemakaian Antibiotik
 Sifat toksisitas selektif : membunuh mikroorganisme yang
menginvasi host tanpa merusak sel host.

 Toksisitas Antibiotik lebih bersifat relatif daripada absolut


 perlu kontrol konsentrasi obat secara hati-hati
sehingga dapat ditolerir tubuh.
Seleksi Obat Antimikroba - Dasar
pertimbangan (ideal) :
 Identifikasi & sensitivitas organisme,
 Tempat infeksi,
 Status pasien (umur, BB, keadaan patologis, kehamilan &
laktasi),
 Keamanan antibiotik,
 Biaya.
Seleksi Obat Antimikroba - Dalam
prakteknya :
 Terapi empirik sebelum identifikasi organisme.
 Berdasar bukti-bukti ilmiah & pengalaman, dengan
mempertimbangkan : mengutamakan obat bakterisid, memilih
obat dengan daya penetrasi baik (jaringan tubuh, sistem saraf
pusat), memilih obat dengan frekuensi pemberian rendah (drug
compliance), mengutamakan obat dengan pengikatan protein
rendah, tidak merutinkan penggunaan antibiotik mutakhir
(misalnya sefalosporin gen-3) agar terjamin ketersediaan
antibiotik yang lebih efektif bila dijumpai resistensi)
Seleksi Obat Antimikroba - Pemberian
Antibiotik :
 Dosis : kadar obat di tempat infeksi harus melampaui MIC
kuman. Untuk mencapai kadar puncak obat dlm darah, kalau
perlu dengan loading dose (ganda) dan dimulai dengan injeksi
kemudian diteruskan obat oral.
 Frekuensi pemberian : tergantung waktu paruh (t½) obat.
Bila t½ pendek, maka frekuensi pemberiannya sering.
 Lama terapi : harus cukup panjang untuk menjamin semua
kuman telah mati & menghindari kekambuhan. Lazimnya
terapi diteruskan 2-3 hari setelah gejala penyakit lenyap.
Kombinasi Obat-Obat Antimikroba
Pemberian AB tunggal lebih dianjurkan untuk :

 Organisme penyebab infeksi spesifik. 


 Menurunkan kemungkinan superinfeksi. 
 Menurunkan resistensi organisme. 
 Mengurangi toksisitas
Kombinasi Obat-Obat Antimikroba
Pemberian Antibiotik kombinasi untuk
keadaan khusus :
 Infeksi campuran. 
 Ada risiko resistensi organisme, misalnya pada TBC. 
 Keadaan yang membutuhkan AB dengan dosis besar,
misalnya sepsis, dan etiologi infeksi yang belum
diketahui.
Kombinasi Obat-Obat Antimikroba
Keuntungan Pemberian Antibiotik kombinasi :
 Efek sinergistik / potensiasi, misalnya : a) Betalaktam +
Aminoglikosid; b) Kotrimoksazol (Sulfametoksazol +
Trimetoprim); c) MDT pada AIDS (AZT + Ritonavir + 3TC).
 Mengatasi & mengurangi resistensi, misalnya : a) Amoksisilin
+ Asam klavulanat; b) Obat-obat TBC & lepra; c) MDT pada
AIDS.
 Mengurangi toksisitas, misalnya : Trisulfa + sitostatika.
Kombinasi Obat-Obat Antimikroba
Kerugian Pemberian Antibiotik kombinasi :

 Antagonisme pada penggunaan bakteriostatika &


bakterisid yang bekerja pada fase tumbuh
Resistensi Obat 

Definisi “resisten” : 
Bila pertumbuhan bakteri tidak dapat dihambat oleh
antibiotik pada kadar maksimal yang dapat ditolerir
host
Penyebab resistensi :
 Perubahan genetik,
 Mutasi spontan DNA,
 Transfer DNA antar organisme (konjugasi, transduksi,
transformasi),
 Induksi antibiotik.
Resistensi AB
Perubahan ekspresi protein pada organisme yang
resisten :
 Modifikasi tempat target,
 Menurunnya daya penetrasi obat (adanya lapisan
polisakarida, adanya sistem efluks),
 Inaktivasi oleh enzim.
Antibiotika Profilaktik
 Pemberian antibiotik untuk pencegahan infeksi, bukan
untuk pengobatan infeksi.
 Lama pemberian ditentukan oleh lamanya risiko infeksi.
 Dapat timbul resistensi bakteri & superinfeksi.
Komplikasi Terapi AB
 Hipersensitivitas, misalnya pada pemberian Penisilin berupa
reaksi alergi ringan (gatal-gatal) hingga syok anafilaktik.
 Toksisitas langsung, misalnya pada pemberian Aminoglikosid 
berupa ototoksisitas.
 Superinfeksi, misalnya pada pemberian antibiotik spektrum
luas atau kombinasi akan menyebabkan perubahan flora
normal tubuh sehingga  pertumbuhan organisme lain seperti
jamur menjadi berlebihan dan resistensi bakteri.
Kegagalan Terapi

 Bukan etiologi infeksi (kanker, fever)


 Obat tidak berpenetrasi ke tempat infeksi
 Lama terapi tidak cukup
 Dosis terlalu rendah
 Dugaan tempat kuman tidak tepat
 Resisten, super infeksi, antagonis
 Faktor penyakit pasien (diabetik)
Toksisitas Antibiotik
 Hipersensitivitas : rash, urticaria, anaphilaksis
 Sensitifitas silang : cefalosporin vs penisilin
 Ototoksisitas : aminoglikosida, eritromisin
 Nefrotoksisitas : aminoglikosida, amfoterisin
 Hepatotoksisitas : flucloxacillin, makrolida, tetrasiklin,
sulfonamida, ketokonazol
Monitoring Pasien
 Resolusi tanda gejala infeksi
 Monitoring efek samping obat (ESO) dan toksisitas
 Perubahan fungsi ginjal, penilaian kadar obat.

Anda mungkin juga menyukai