Anda di halaman 1dari 17

TERAPI OKSIGEN

TEXT BOOK READING

MUH FARID JAMAL


11120192093
PENDAHULUAN
Sejak penemuan penting mengenai molekul oksigen oleh Joseph Priestley pada
tahun 1775 dan bukti adanya pertukaran gas pada proses pernapasan oleh
Lavoisier, oksigen menjadi suatu cara pengobatan dalam perawatan pasien.
Pada studi The Nocturnal Oxygen Therapy Trial (NOTT), pemberian oksigen
selama 12jam atau 24jamsehariselama 6bulan dapat memperbaiki keadaan umum,
kecepatan motorik, dan kekuatan genggaman, namun tidak memperbaiki
emosional mereka atau kualitas hidup mereka. Namun penelitian lain
memperlihatkan bahwa pemberian oksigen pada pasien-pasien dengan hipoksemia,
dapat memperbaiki harapan hidup, hemodinamik paru, dan kapasitas Iatihan.
Keuntungan Iain pemberian oksigen pada beberapa penelitian diantaranya
dapat memperbaiki kor pulmonal, meningkatkan fungsi jantung, memperbaiki
fungsi neuropsikiatrik dan pencapaian Iatihan, mengurangi hipertensi
pulmonal,memperbaiki metabolism otot,dan diperkirakan dapat memperbaiki
impotensi.
MEKANISME HIPOKSIA
Pada saat istirahat rata-rata laki-Iaki dewasa membutuhkan kira-.kira 225-250 ml
oksigen permenit, dan meningkat sampai 10 kali saat beraktivitas.
Berdasarkan mekanismenya, penyebab hipoksia jaringan dibagi dalam 3 kategori,
yaitu:
1. Hipoksemia arteri
2. Berkurangnya aliran oksigen karena adanya kegagalan transport tanpa adanya
hipoksemia arteri
3. Penggunaan oksigen yang berlebihan dijaringan
GEJALA DAN TANDA HIPOKSIA AKUT
Sistem Gejala dan tanda
Respirasi Sesak napas, sianosis
Kardiovaskular Curah jantung meningkat, palpitasi,
takikardia, aritmia, hipotensi, angina,
vasodilatasi, syok
Sistem saraf pusat Sakit kepala, perilaku yang tidak
sesuai, bingung, eforia, delirium,
gelisah, edema papil, koma
Neuromuskular Lemah tremor, hiperrefleks,
incordination
Metabolik Retensi cairan dan kalium, asidosis
laktat
MANIFESTASI KLINIK HIPOKSIA
Manifestasi klinik hipoksia tidak spesifik, sangat bervariasi, tergantung pada
lamanya hipoksia (akut atau kronik), pada keadaan hipoksia yang sudah berat.
Manifestasi klinik dapat berupa perubahan status mental/bersikap labil, pusing,
clispneu,takipneu,respiratory distress,dan aritmia.Sianosis sering dianggap
sebagai tanda hipoksia, namun hal ini hanya dapat dibenarkan apabila tidak
terdapat anemia.
Untuk mengukur hipoksia dapat digunakan alat oksimetri (pulse oxymetry)
dan analisis gas darah‘ Bila nilai saturasi kurang dari 90% diperkirakan hipoksia,
dan membutuhkan oksigen.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Karena berbagai tanda dan gejala hipoksia bervariasi dan tidak spesifik, maka
untuk menentukan hipoksia diperlukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan yang
paling sering digunakan adalah pemeriksaan PaO2 arteri atau saturasi oksigen arteri

1. Analisis gas darah


Pada pemeriksaan analisis gas darah, spesimen darah diambil dari pembuluh darah
arteri (a.radialis atau afemoralis) dan akan didapatkan nilai PaO2, PCO2, saturasi
oksigen dan parameter lain.
2. Pulse oxymetri
Pengukuran saturasi oksigen melalui oksimetri ini tidak cukup untuk mendeteksi
hipoksemia, karena hanya dapat memperkirakan PaO2 > 60mmHg atau PaO2<6O
mmHg. Berulang kali studi dilakukan, ternyata oksimetri tidak bisa untuk
menentukan indikasi pemberian terapi oksigen jangka panjang, namun
pemeriksaan noninvasive ini efektif untuk mengevaluasi kebutuhab oksigen.
MANFAAT TERAPI OKSIGEN
 Mengoptimalkan oksigenasi jaringan dan meminimalkan asidosis repiratorik
 Memperbaiki hemodinamik paru, kapasitas latihan, cor pulmonal
 Menurunkan cardiac output
 Meningkatkan fungsi jantung
 Memperbaiki fungsi neuropsikiatrik
 Memperbaiki metabolisme otot
INDIKASI TERAPI OKSIGEN

Dalam pemberian oksigen harus dipertimbangkan apakah pasien benar-benar


membutuhkan oksigen, apakah dibutuhkan terapi oksigen jangka pendek (Short-term
Oxygen therapy)atau terapi oksigen jangka panjang (Long term Oxygen therapy).
1. Indikasi Terapi oksigen akut jangka pendek menurut The American College of Chest
Physicians dan the National Heart, lung and Blood Institute.
 Hipoksemia akut (PaO2 < 60 mmHg;Sa0Z<90%)
 Hentijantung dan henti napas
 Hipotensi (Tekanan darah sistolik <100 mmHg)
 Curahjantung yang rendah dan asidosis metabolik (bikarbonat < 18 mmol/L)
 Respiratory distress (frekuensi pernapasan > 24/ min)
Lanjutan
2. Indikasi terapi oksigen jangka panjang
Pemberian oksigen secara kontinyu :
 PaO2 istrahat < 55 mmHg atau saturasi oksigen < 88%
 PaO2 istrahat 56-59 mmHg atau saturasi oksigen 89%
 Eritrositemia (hematokrit > 56%)
 PaO2 >59 mmHg atau saturasi oksigen >89%
Pemberian oksigen tidak kontinyu :
 Selama latihan : PaO2 < 55 mmHg atau saturasi oksigen <88%
 Selama tidur : PaO2 < 55 mmHg atau saturasi oksigen < 88% dengan komplikasi
seperti hipertensi pulmoner, somnolen dan aritmia
KONTRA INDIKASI
Terapi oksigen tidak di rekomendasikan pada :
 Pasien dengan keterbatasan jalan napas yang berat dengan keluhan utama
dispneu, tetapi dengan PaO2 lebih atau sama dengan 60 mmHg dan tidak
mempunyai hipoksia kronik
 Pasien yang meneruskan merokok
 Pasien yang tidak menerima terapi adekuat
TEKNIK PEMBERIAN OKSIGEN
Sistem aliran rendah
 Aliran rendah konsentrasi rendah
 Nasal kanul
• 1 – 6 L/m dengan FiO2 (24%-44%)
• Jika > 4L/m dapat menyebabkan mukosa menjadi kering

 Aliran rendah konsentrasi tinggi


 Simple mask
• 5-10 L/m dengan FiO2 ( 40%-60%)
 Rebreathing Mask
• 6-10 L/m dengan FiO2 mencapai 80%
• Udara inspirasi sebagian bercampur dengan ekspirasi
 Non Rebreathing Mask
• 6-10 L/m deangan FiO2 Mencapai 100%
• Udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi & tidak di pengaruhi oleh udara
dari luar
Nasal Kanul Simple Mask

Rebreathing Mask
Partial
rebreathing Non rebreathing
mask mask
Lanjutan
Sistem aliran tinggi
 Venturi mask
• Aliran 3 – 15 L/m dengan FiO2 mencapai (24%-50%)
• Alat ini di gunakan pada pasien hiperkarbi yang disertai hipoksemia sedang sampai
berat
HAL – HAL YANG PERLU DI PERHATIKAN
Pada terapi oksigen jangka panjang, peningkatan PCO2 arteri biasanya kecil
dan ditoleransi baik. Namun, kadang kala berkembang hiperkapnia yang serius
sehingga harus berhati-hati melanjutkan terapi oksigen.
Penggunaan oksigen yang berlebihan pada pasien PPOK dan gagal napas
dapat menimbulkan :
 Efek toksisitas
 Retensi CO2
 Asidosis respiratorik
KESIMPULAN
Terapi oksigen merupakan sistem pengobatan yang telah dikenal sejak lama,
dapat diberikan pada pasienpasien dengan hipoksemia akut maupun kronik.
Pemberian oksigen dapat memperbaiki keadaan umum, mempermuclah
perbaikan penyakit dan memperbaiki kualitas hidup. Oksigen dapat diberikan
jangka pendek danjangka panjang
Untuk pemberian oksigen kita harus mengerti indikasi pemberian oksigen,
tehnik yang akan dipakai, dosis oksigen yang akan diberikan dan lamanya oksigen
yang akan diberikan serta waktu pemberian. Pemberian oksigen perlu dievaluasi
melalui pemeriksaan analisisgasdarah atau dengan oksirnetri, sehingga dapat
mengoptimalkan pemberian oksigen dan mencegah terjadinya retensi CO2.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai