Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KEGIATAN

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


TUBERKULOSIS ( TBC )
UPTD PUSKESMAS RASUAN
TAHUN 2022

DINAS KESEHATAN KABUPATEN OKU TIMUR


UPTD PUSKESMAS RASUAN
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting


di tingkat global, regional, nasional, maupun lokal. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit
infeksi yang menular, disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penularan
melalui udara, sumber penularan adalah pasien TBC yang dahaknya mengandung
kuman TBC.
Tuberkulosis menyebabkan 5000 kematian per hari ,atau hampir 2 juta kematian
per tahun di seluruh dunia. TB ,HIV/AIDS , dan malaria secara bersama-sama
merupakan penyebab 6 juta kematian setiap tahun. Seperempat juta (25%) kematian
karena TB berhubungan dengan HIV. Insiden global TB terus meningkat sekitar 1% per
tahun, terutama karena peningkatan pesat insiden TB di Afrika berkaitan dengan
komorbid HIV/AIDS (WHO 2009) .
Di Indonesia sendiri berada pada posisi kedua ( ke-2) dengan jumlah penderita
TBC terbanyak di dunia setelah India, diikuti China,Filipina, Pakistan, Bangladesh dan
Republik Demokratik Kongo secara berurutan. Pada tahun 2020 , Indonesia berada pada
posisi ketiga dengan beban jumlah kasus terbanyak , sehingga tahun 2021 jelasc tidak
baik. Kasus TBC di Indonesia diperkirakan sebanyak 969.000 kasus TBC (satu orang
setiap 33 detik ). Angka ini naik 17% dari tahun 2020, yaitu sebanyak 824.000 kasus.
Insiden kasus TBC di Indonesia adalah 354 per 100.000 penduduk, yang artinya setiap
100.000 orang diIndonesia terdapat 354 orang diantaranya yang menderita TBC.
Dari total 969.000 estimasi kasus TBC yang ada di Indonesia, kasus yang
ditemukan hanya sebesar 443.235 (45%) kasus saja, sedangkan 525.765 (54%) kasus
lainnya belum ditemukan dan dilaporkan. Pada tahun 2020, jumlah kasus yang belum
ditemukan adalah sebanyak 430.667 kasus, Artinya terjadi peningkatan jumlah kasus
yang belum diketemukan secara signifikan. Sedangkan capaian penemuan kasus
meningkat dari tahun 2020 yang sebanyak 393.323 kasus.
Tahun 2022 Kementrian Kesehatan bersama seluruh tenaga kesehatan berhasil
mendeteksi Tuberkulosis (TBC) sebanyak lebih dari 700 ribu kasus. Angka tersebut
merupakan angka tertinggi sejak TBC menjadi program prioritas Nasional.
Angka keberhasilan pengobatan TBC sensitif obat di Indonesia pada tahun 2022
sebanyak 85% . Sementara angka keberhasilan pengobatan TBC resisten obat di
Indonesia tahun 2022 secara umum keberhasilannya 55 %.
Sedangkan di wilyah kerja UPTD Puskesmas Rasuan Kecamatan Madang Suku 1
pada tahun 2022 estimasi insiden 112 pasien dan capaian target 21 pasien, dengan
pengobatan per 8 januari 2023 sebanyak 18 pasien ( 85% )
Dalam Strategi Nsional Eliminasi TBC yang tertuang pada Perpres nomor 67 tahun
2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis ada sejumlah strategi mengatasi TBC di
Indonesia. Mulai dari penguatan komitmen, peningkatan akses layanan TBC ,
optimalisasi upaya promosi dan pencegahan TBC, pengobatan TBC dan pengendalian
infeksi, kemudian pemanfaatan hasil riset dan teknologi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk memeriksakan
kesehatanya di Puskesmas bila ada masalah/gangguan kesehatan dan mendapatkan
tindak lanjut sedini mungkin agar tidak menularkan kepada anggota keluarga atau
masyarakat di sekitarnya.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang TBC
b. Melakukan deteksi dini Suspek dan terduga TBC
c. Memberikan pengobatan TBC
d. Melakukan pencatatan dan pelaporan TBC
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Definisi Program TBC


TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB adalah penyakit paru-paru akibat
kuman Mycobacterium, tuberculosis/ TBC akan menimbulkan gejala berupa batuk yang
berlangsung lama (lebih dari 2 minggu) ,biasanya berdahak, dan kadang
mengeluarkan darah. Kuman TBC tidak hanya menyerang paru-paru tetapi juga bisa
menyerang tulang, usus, atau kelenjar. Pemyakit ini ditularkan dari percikan ludah yang
keluar dari penderita TBC,ketika berbicara, batuk, atau bersin. Penyakit ini lebih rentan
terkena pada seseorang yang kekebalan tubuhnya rendah, misalnya penderita HIV.
TBC merupakan satu dari 10 penyebab kematian tertinggi di dunia. Dan Indonesia
Merupakan salah satu negara penyumbang terbesar kasus TBC ini. Sedangkan
Puskesmas merupakan tombak pelayanan kesehatan yang memiliki wilayah kerja dan
berhubungan langsung dengan masyarakat. Hal ini menjadikan Puskesmas memiliki
tanggung jawab yang besar terhadap masalah kesehatan di masyarakat. Namun pada
kenyataannya banyak masalah yang terjadi di lapangan termasuk dalam pelaksanaan
program TBC di Puskesmas.
Program TBC bertujuan menjaring suspek TB, menemukan kasus positif TB
memberikan pengobatan dan melakukan pencatatan dan pelaporan. Penemuan kasus di
UPTD Puskesmas Rasuan tahun 2022 adalah 21 kasus positif TBC dan 411 suspek TB,
sedangkan TB anak tidak ditemukan dan kasus resistensi obat juga tidak ditemukan.

B. Kegiatan Pokok dan Rincian kegiatan


1. Kegiatan pokok tim TB DOTS :
a. Membuat rencana kerja, menyusun dan mengevaluasi SOP TB DOTS di UPTD
Puskesmas Rasuan.
b. Mengumpulkan dan mencatat data-data pasien tersangka/suspek TB dan TB
Positif.
c. Mengevaluasi pencatatan dan pelaporan data-data pasien tersangka/suspek TB
dan Positif TB di UPTD Puskesmas Rasuan.
d. Pemberian Edukasi dan konseling serta pengobatan pasien TB positif sesuai
strategi DOTS.
2. Rincian kegiatan tim DOTS :
a. Sosialisasi pencatatan, pengobatan dan pelaporan pasien TB positif sesuai
strategi DOTS kepada seluruh karyawan UPTD Puskesmas Rasuan , pasien dan
keluarga pasien serta masyarakat sekitar UPTD Puskesmas Rasuan.
b. Melakukan koordinasi dengan semua unit pelayanan dalam pelaksanaan
pelayanan (pelayanan umum,ruang tindakan dan gawat darurat, pelayanan
lansia, pelayanan Anak dan PTM)
b. Penjaringan suspek, diagnosis, pengobatan pasien TB sesuai strategi DOTS
melalui semua unit.
c. Memberikan penyuluhan kepada penderita TBC, keluarga penderita dan
masyarakat.
d. Membuat laporan jumlah penderita TBC sebagai laporan yang akan disampaikan
ke dinas Kesehatan.

C. Sasaran Program
Sasaran populasi pada program penanggulangan tuberkulosis adalah semua
orang terduga tuberkulosis. Sedangkan intervensi penanggulangan tuberkulosis akan
difokuskan pada, populasi beresiko tinggi, yaitu :
1. perokok
2. orang yang mengalami malnutrisi
3. pasien diabetes melitus
4. kelompok lanjut usia
5. orang dengan HIV/AIDS
6. petugas kesehatan

D. Target Program
No INDIKATOR Sasaran Target

1. Jumlah Terduga TBC 543 100 %


2. Jumlah CDR/TC (treatment coverage/ angka 139 100%
penemuan kasus baru)
3. Jumlah SR (success rate/ angka keberhasilan 139 100%
pengobatan)
4. Jumlah TBC anak 10 100 %
5. Jumlah Tersangka TBC yang diperiksa HIV 21 100%
6. Jumlah Tersangka TBC resisten obat 13 100%
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Capaian Program
No INDIKATOR Sasaran Capaian Persen

1 Jumlah Terduga TBC 543 411 76 %


2 Jumlah CDR/TC (treatment 112 21 18 %
coverage/angka penemuan kasus baru)
3 Jumlah SR (success rate/angka 21 18 85 %
keberhasilan pengobatan)
4 Jumlah TBC anak 10 0 0
5 Jumlah Tersangka TBC yang diperiksa 21 16 76 %
HIV
6 Jumlah Tersangka TBC resisten obat 13 0 0

B. Analisa Capaian Program


1. Permasalahan
Masih banyak indikator TB yang belum mencapai target. Hal ini terjadi karena masih
banyak masyarakat yang belum paham manfaat skrining kesehatan suspek TB,
banyak yang belum mau memeriksakan kesehatannya walaupun kontak erat
dengan pasien TB.
2. Rencana Tindak Lanjut
a. Penyuluhan di setiap kegiatan posyandu, posbindu dan pengajian.
b. Optimalisasi kerjasama lintas sektor dan lintas program.
c. Penjaringan pasien suspek TB di Ruang pemeriksaan umum,Ruang lansia dan
a. PTM dan Ruang Anak yang memiliki gejala Batuk.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan program TB Paru tahun 2022 ini dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa indikator kinerja TB Paru yang belum tercapai. Tidak ditemukan pasien TB
anak dan pasien Resistantce obat (Pasien TB MDR).

B. Saran
1. Perlu ada kegiatan penyuluhan tentang pentingnya deteksi dini Penyakit TB paru
2. Perlu adanya kegiatan penyuluhan tentang tanda-tanda dan gejala TB Paru,
pencegahan serta pengobatannya
3. Perlu adanya pemahaman pasisen dan keluarganya tentang pentingnya minum
obat teratur bagi pasien TB Paru hingga selesai pengobatan.
4. Perlu optimalisasi kerjasama lintas sektor dan lintas progran
FOTO KEGIATAN PROGRAM TB PARU TAHUN 2022

Kegiatan Pelacakan Suspek TB Paru

Kegiatan penyuluhan TB Paru pada ibu hamil

Kegiatan penyuluhan TB paru di sekolah

Anda mungkin juga menyukai