Disusun Oleh
dr. Nadira Safa Jasmine
Pendamping
dr. Rulistina Prabawani
MINI PROJECT
PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA
PERIODE AGUSTUS 2022 – AGUSTUS 2023
Penyusun :
dr. Nadira Safa Jasmine
Pendamping :
dr. Rulistina Prabawani
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
ditargetkan pada tahun 2020 sebanyak 80%.5 Kesulitan ini juga turut dialami oleh
Puskesmas Kaligondang. Program Penanggulangan TB yang merupakan salah
satu bagian dari Program Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
sudah berjalan, namun mengalami hambatan terutama sejak pandemi COVID-19
sehingga capaian angka temuan TB beberapa desa di wilayah Kecamatan Kaligondang
belum berhasil mencapai target yang ditentukan. Berdasarkan data capaian
penemuan kasus TBC dari 10 desa di wilayah kerja Puskesmas Kaligondang pada
triwulan 2 tahun 2022, terdapat 1 penderita TB di desa Arenan, 1 penderita TB di
desa Sidanegara, 1 penderita TB di desa Pagerandong, 1 penderita TB di desa
Penolih, 3 penderita TB di desa Selanegara, dan 4 penderita di desa Selakambang.
Sedangkan, tidak ditemukan kasus TB aktif di desa Kaligondang, desa Sidareja,
desa Sinduraja, dan desa Cilapar. Oleh karena itu, kami mengangkat topik ini
untuk meningkatkan efektivitas dan keberhasilan dari Program Pencarian Suspek
TB di wilayah kerja Puskesmas Kaligondang.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi masalah rendahnya angka temuan kasus suspek TB di
wilayah kerja Puskesmas Kaligondang.
2. Untuk mencari upaya penyelesaian masalah atau alternatif agar dapat
meningkatkan angka temuan kasus suspek TB di wilayah kerja Puskesmas
Kaligondang.
1.4 Manfaat
a. Manfaat untuk Puskesmas Kaligondang
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
4
Kaligondang mengenai bahaya tuberkulosis.
2. Meningkatkan angka temuan kasus suspek TB hingga mencapai target
yang telah ditentukan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
berpotensi lebih menular pasien tersebut. Faktor yang memungkinkan seseorang
terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan
lamanya menghirup udara tersebut.6,7
Dari semua penderita yang terpapar atau memiliki kontak dengan pasien TB
hanya sekitar 10% yang akan menjadi sakit TB. Berdasarkan ARTI 1%,
diperkirakan diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi 1000 terinfeksi TB dan
10% diantaranya (100 orang) akan menjadi sakit TB setiap tahun. Sekitar 50
diantaranya adalah pasien TB BTA positif. Kelompok dengan risiko tertinggi
terinfeksi adalah anak-anak dibawah usia 5 tahun dan lanjut usia.6-8
Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang terinfeksi dan menjadi
penderita TB adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya kondisi
immunodeficiency seperti HIV/AIDS dan malnutrisi (gizi buruk). Infeksi HIV
mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh seluler (cellular
immunity) dan merupakan faktor risiko paling kuat bagi yang terinfeksi TB untuk
menjadi sakit TB (TB Aktif). Sekitar 50-60% orang dengan HIV-positif yang
terinfeksi TB akan mengalami penyakit TB aktif. Bila jumlah orang terinfeksi
HIV meningkat, maka jumlah pasien TB diperikirakan akan meningkat, dengan
demikian penularan TB di masyarakat akan meningkat pula. Hal ini juga dapat
terjadi pada kondisi medis lain di mana sistem imun mengalami penekanan seperti
pada kasus silikosis, diabetes melitus, dan penggunaan kortikosteroid atau obat-
obat imunosupresan lain dalam jangka panjang.6,8
2.2 Epidemiologi
Tuberkulosis merupakan satu dari 10 penyebab kematian di dunia dan
merupakan penyebab utama agen infeksius. Pada tahun 2017, TB menyebabkan
sekitar 1,3 juta kematian (rentang, 1,2- 1,4 juta) di antara orang dengan HIV
negatif dan terdapat sekitar 300.000 kematian karena TB (rentang, 266.000-
335.000) pada penderita dengan HIV positif. Diperkirakan terdapat 10 juta kasus
TB baru (rentang, 9-11 juta) setara dengan 133 kasus (rentang, 120-148) per
100.000 penduduk.9
7
Secara global, insiden TB per 100.000 penduduk turun sekitar 2% per tahun.
Regional yang paling cepat mengalami penurunan di tahun 2013- 2017 adalah
regional WHO Eropa (5% per tahun) dan regional WHO Afrika (4% per tahun).
Di tahun tersebut, penurunan yang cukup signifikan (4-8% per tahun) terjadi di
Afrika Selatan misalnya Eswatini, Lesotho, Namibia, Afrika Selatan, Zambia,
Zimbabwe), dan perluasan pencegahan dan perawatan TB dan HIV, dan di Rusia
(5% per tahun) melalui upaya intensif untuk mengurangi beban TB.9
8
per 100.000 penduduk.2,3
9
Gambar 2. 2 Alur diagnosis TB Paru
10
3. Adanya bukti infeksi TB (hasil uji tuberculin positif atau kontak erat dengan
pasien TB)
4. Gambaran foto toraks sugestif TB
11
Tabel 2.1. Sistem skor gejala dan pemeriksaan penunjang TB pada anak
Parameter 0 1 2 3 Skor
Kontak TB Tidak Laporan BTA (+)
jelas keluarga,
BTA (-) /
BTA tidak
jelas / tidak
tahu
Uji Tuberculin Negatif Positif (≥ 10 mm atau
(Mantoux) ≥ 5 mm pada
imunokompromais)
Berat badan / BB/TB <90% Klinis gizi
Keadaan Gizi atau BB/U buruk atau
<80% BB/TB
<70% atau
BB/U
<60%
Demam tanpa ≥ 2 minggu
sebab jelas
Pembesaran ≥1 cm, jumlah
kelenjar limfe >1, tidak nyeri
coli, aksila,
inguinal
Pembengkakan Ada
tulang/sendi pembengkakan
panggul, lutut,
falang
Foto toraks Normal/ Sugestif TB
tidak
jelas
Jumlah
12
laboratorium BTA dari sumber penularan yang bisa diperoleh dari TB 01 atau
dari hasil laboratorium
2. Penentuan status gizi:
a. Berat badan dan panjang/tinggi badan dinilai saat pasien datang (moment
opname)
b. Dilakukan dengan parameter BB/TB atau BB/U. penentuan status gizi untuk
anak usia ≤ 6 tahun merujuk pada buku KIA Kemenkes 2016, sedangkan
untuk anak usia > 6 tahun merujuk pada standar WHO 2005 yaitu grafik IMT/U
c. Bila BB kurang, diberikan upaya perbaikan gizi dan dievaluasi selama 1-2
bulan.6
13
2.5.2 Pemeriksaan Biakan
Peran biakan dan identifikasi M. tuberculosis pada penanggulangan TB
khususnya untuk mengetahui apakah pasien yang bersangkutan masih peka
terhadap OAT yang digunakan. Selama fasilitas memungkinkan, biakan dan
identifikasi kuman serta bila dibutuhkan tes resistensi dapat dimanfaatkan dalam
beberapa situasi:
1. Pasien TB yang masuk dalam tipe pasien kronis
2. Pasien TB ekstraparu dan pasien TB anak.
3. Petugas kesehatan yang menangani pasien dengan kekebalan ganda.9
14
2.6 Klasifikasi Penyakit Tuberkulosis
2.6.1 Klasifikasi berdasarkan organ tubuh terinfeksi (anatomical site)
Tuberkulosis paru. Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang
jaringan (parenkim) paru. Tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar
pada hilus.
Tuberkulosis ekstra paru. Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain
selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung
(perikardium), kelenjar limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal,
saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain.
Pasien dengan TB paru dan TB ekstraparu diklasifikasikan sebagai TB
paru.9
15
2.6.3 Klasifikasi Berdasarkan Pengobatan Sebelumnya
a. Kasus Baru
Pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan
OAT kurang dari satu bulan (4 minggu). Pemeriksaan BTA bisa positif atau
negative.
16
Tabel 2.2. Jenis, Sifat, dan Dosis OAT Lini Pertama9
17
2.7.3 Panduan OAT yang digunakan di Indonesia
a. Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Pengendalian
Tuberkulosis di Indonesia:
1) Kategori 1: 2(HRZE)/4(HR)3
2) Kategori 2: 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3. Disamping kedua kategori ini,
disediakan paduan obat sisipan (HRZE)
3) Kategori Anak: 2HRZ/4HR
4) Obat yang digunakan dalam tatalaksana pasien TB resistan obat di
Indonesia terdiri dari OAT lini ke-2 yaitu Kanamisin, Kapreomisin,
Levofloksasin, Ethionamide, sikloserin dan PAS, serta OAT lini-1, yaitu
pirazinamid and etambutol.
b. Paduan OAT kategori-1 dan kategori-2 disediakan dalam bentuk paket
berupa obat kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri
dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan
dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu paket untuk satu
pasien.
c. Paket Kombipak. Paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid, Rifampisin,
Pirazinamid dan Etambutol yang dikemas dalam bentuk blister. Paduan OAT
ini disediakan program untuk digunakan dalam pengobatan pasien yang
mengalami efek samping OAT KDT.
Paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) disediakan dalam bentuk paket,
dengan tujuan untuk memudahkan pemberian obat dan menjamin
kelangsungan (kontinuitas) pengobatan sampai selesai. Satu (1) paket untuk satu
(1) pasien dalam satu (1) masa pengobatan.8
18
Tabel 2.4. Dosis Panduan OAT Kombipak untuk Kategori
b. Kategori-2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati
sebelumnya:
1) Pasien kambuh
2) Pasien gagal
3) Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)
Catatan:
19
1) Untuk pasien yang berumur 60 tahun ke atas dosis maksimal untuk
streptomisin adalah 500mg tanpa memperhatikan berat badan.
2) Untuk perempuan hamil lihat pengobatan TB dalam keadaan
khusus.
3) Cara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan menambahkan
aquabidest sebanyak 3,7 ml sehingga menjadi 4ml. (1 ml = 250 mg).
Paket sisipan KDT adalah sama seperti paduan paket untuk tahap intensif
kategori 1 yang diberikan selama sebulan (28 hari).
Tabel 2.7. Dosis KDT untuk Sisipan
20
dalam waktu 6 bulan. OAT pada anak diberikan setiap hari, baik pada tahap
intensif maupun tahap lanjutan dosis obat harus disesuaikan dengan berat badan
anak.
Keterangan:
1) Bayi dengan berat badan kurang dari 5 kg dirujuk ke rumah sakit
2) Anak dengan BB 15-19 kg dapat diberikan 3 tablet.
3) Anak dengan BB > 33 kg, dirujuk ke rumah sakit.
4) Obat harus diberikan secara utuh, tidak boleh dibelah
5) OAT KDT dapat diberikan dengan cara ditelan secara utuh atau digerus
sesaat sebelum diminum.
21
BAB III
ANALISIS MASALAH
Sampai saat ini, Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia, walaupun upaya penanggulangannya masih
terus dilaksanakan. Program TB paru merupakan salah satu bagian dari program
di Puskesmas Kaligondang dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
menular. Program ini telah dan masih terlaksana yang sekarang dijalankan oleh
penanggungjawab program yaitu seorang perawat serta 2 orang kader TB
Kecamatan Kaligondang.
Program TB memiliki beberapa indikator untuk menilai hasil pencapaian
kinerja upaya penanggulangan TB. Indikator utama digunakan untuk menilai
pencapaian strategi nasional penanggulangan TB. Adapun indikatornya adalah:
1. Cakupan pengobatan semua kasus TB yang diobati (case detection rate/CDR)
2. Angka notifikasi semua kasus TB (case notification rate/CNR) yang diobati
per 100.000 penduduk
3. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus
4. Cakupan penemuan kasus resistan obat
5. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB resistan obat
6. Persentase pasien TB yang mengetahui status HIV
22
Dapat dilihat bahwa penemuan kasus suspek TB Paru belum mencapai
target. Sehingga diputuskan untuk memasukkan indikator presentase penemuan
penderita TB Paru BTA positif sebagai prioritas sebuah masalah.
Berdasarkan Capaian Kegiatan TBC per September 2022 Puskesmas
Kaligondang, didapatkan data capaian sebagai berikut:
SUSPEK KASUS POSITIF
No Wilayah
Target Capaian Prosentase Target Capaian Prosentase
Kaligondan
1. 428 170 39,7% 79 14 17.7%
g
Tabel 3.1. Capaian Kegiatan TBC per Bulan September 2022 Puskesmas
Kaligondang
23
24
3.1. Penyusun Rencana Penerapan
PENANGGUNG
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN TEMPAT WAKTU ANGGARAN INDIKATOR
JAWAB
Pertemuan dengan kader Sosialisasi dan Balai desa 24 Oktober Kader mengerti
3 Kader TB - Dokter internship
TB koordinasi kegiatan Selakambang 2022 materi dan tugasnya
Terbentuknya form
Mempermudah 1 November
4 Pembuatan form skrining - - Rp 5.000 skrining anak dan Dokter internship
proses skrining 2022
dewasa
Menemukan
Menemukan suspek
suspek TB lain dari Rumah masing- November Pemegang Program
5 Investigas kontak Kontak Erat TB - TB lain dari kontak
hasil investigas masing suspek 2022 TB
erat
kontak erat
25
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
26
TABEL PELAKSANAAN KEGIATAN MINI PROJECT SKRINING DINI TB
Koordinasi dengan
Poli TB 2 Septmber
1 ketua program TB di Pak Budi - - Dokter internship Tercapai
Puskesmas 2022
Puskesmas
Seluruh
Pembuatan media suspek 18 Oktober Terbentuknya media
2 Percetakan Rp 50.000,- Dokter internship Tercapai
promkes pamflet investigasi 2022 promkes TB
kontak TB
Koordinasi dengan
Dokter Poli Umum 30 Oktober Tebentuknya form
4 pembimbing - Dokter Internship Tercapai
Rulistina Puskesmas 2022 skrining TB
Internship
Seluruh
Pembuatan form suspek 1 November Terbentuknya form
5 Percetakan Rp. 5.000,- Dokter internship Tercapai
skrining investigasi 2022 skrining TB
kontak TB
6 Pertemuan dengan Kepala Desa Masing- 4-10 - Perangkat desa Dokter internship Tercapai
perangkat desa Selakambang, masing Balai November mengizinkan kegiatan
27
Sidanegara,
Sidareja, desa 2022
Sinduraja
28
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
5.1 Monitoring
Kegiatan skrining TB dilakukan di tiap rumah pasien TB aktif. Kegiatan
diawali dengan koordinasi dengan perangkat desa tiap wilayah yang akan di
kunjungi. Pada kegiatan investigasi kontak kali ini, desa yang dikunjungi adalah
desa Pagerangdong, Sidanegara, Arenan, Sidareja, dan Sinduraja.
Kegiatan investigasi kontak TB juga dilakukan dengan mengisi form
skrining yang sudah dibuat, untuk mempermudah proses skrining. Dari hasil form
dilakukan penilaian, bila hasil form ada keluarga yang memiliki gejala-gejala
yang mengarah ke penyakit TB maka ia akan dinilai sebagai suspek TB.
Selanjutnya, para suspek TB akan diberikan edukasi kembali mengenai
Tuberkulosis, pemeriksaan serta pengobatannya. Suspek TB juga dimotivasi
untuk melakukan pemeriksaan dahak.
Setelah dilakukan edukasi serta suspek TB setuju untuk melakukan
pemeriksaan dahak, suspek TB akan diberikan pot sputum, serta dijelaskan untuk
mengumpulkan dahak, jika saat ini suspek tidak dapat melakukan pengeluaran
dahak karena tidak batuk, maka suspek kemudian diedukasi tentang cara
pengeluaran dahak dan pot dahak akan diambil esok hari. Dahak yang sudah
ditampung kemudian dikirim ke Puskesmas untuk diperiksa dahaknya.
Dilakukan follow-up terhadap hasil pemeriksaan TCM terhadap sputum
suspek TB yang sudah dikirimkan ke puskesmas. Hasil pemeriksaan akan
diberitahukan oleh kader kepada para suspek TB. Bila hasil pemeriksaan (+) TB,
maka penderita TB tersebut diarahkan untuk ke Puskesmas Kaligondang agar
mendapatkan pengobatan.
Dari hasil kegiatan investigasi kontak TB di wilayah kerja Puskesmas
Kaligondang yang telah dilakukan pada bulan November 2022 didapatkan 33
orang suspek TB, yaitu :
29
Mengumpulkan
Identitas Gejala
pot dahak
30
Tn. MR (61th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
Pagerandong 2/1 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
Nn. TS (17th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
Pagerandong 2/1 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
Demam >1bulan tanpa sebab jelas, sesak Ya
Ny. K (49 ),
th
nafas, nyeri dada, penurunan nafsu makan,
Pagerandong 2/1 pernah terDX TBC, Kontak serumah
dengan pasien TB
An. G (8th), Penurunan nafsu makan, Kontak serumah Ya
Pagerandong 2/1 dengan penderita TB
Batuk berdahak >2 minggu, gejala demam Ya
Tn. SM (49 ),
th
>1bulan, sesak nafas, penurunan nafsu
Pagerandong 1/3 makan, malaise > 1 bulan, Kontak
serumah dengan penderita TB
Ny. S (43th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
Pagerandong 1/3 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
Ny. S (54th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
Sidanegara 3/6 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
Tn. FM (31th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
Sidanegara 3/6 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
Ny. HA (31th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
Sidanegara 3/6 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
An. MZ (4th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
Sidanegara 3/6 (BTA+)
Ny. DS (33th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
Sidanegara 3/6 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
An. AU (12th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
Sidanegara 3/6 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
Keringat malam (tidak sedang aktivitas), Ya
Tn. WY (40th),
nyeri dada, Kontak serumah dengan
Sidanegara 2/6
penderita TB
Ny. ES (38th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
Sidanegara 2/6 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
Nn. RA (18th), Keringat malam (tidak sedang aktivitas), Ya
Sidanegara 2/6 Kontak serumah dengan penderita TB
Batuk berdahaak >2 minggu, penurunan Ya
Tn. PP (53th), BB drastis, Keringat malam, sesak nafas,
Sidanegara 2/5 penurunan nafsu makan, malaise, Kontak
dengan penderita TB (tetangga)
Ny. K (51th), Kontak dengan penderita TB cukup lama Ya
Sidanegara 2/5 (tetangga)
31
Tn. MM (63th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
Sidanegara 2/5 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
Ny. S (60th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
Sidanegara 2/5 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
Batuk berdahak > 2minggu, keringat Ya
Tn. MK (76 ),
th
malam, Kontak serumah dengan penderita
Sidareja 16/6 TB (minimal 1 malam dalam 3 bulan
terakhir)
Ny. S (68th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
Sidareja 16/6 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
Ny. S (47th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
Sidareja 16/6 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
Nn. TH (18th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
Sidareja 16/6 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
Tn. MR (59th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
Sidareja 8/3 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
Ny. S (56th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
Sidareja 8/3 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
An. NR (13th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
Sinduraja 3/4 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
Ny. ES (32th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
SInduraja 3/4 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
Tn. AS (53th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
Sinduraja 3/4 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
An. AK (5th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
Arenan 2/7 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
Ny. P (28th), Kontak serumah dengan penderita TB Ya
Arenan 2/7 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
Batuk berdahak >2minggu, keringat Ya
Tn. HK (26th),
malam, sesak nafas, nyeri dada, pernah
Pagerandong 2/1
terDX TBC
Tidak, suspek
sudah cek
Ny. D (35th), Kontak serumah dengan penderita TB dahak 3
Sidareja 8/3 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir) minggu
sebelum IK
Tidak,menola
An. SC (16th), Kontak serumah dengan penderita TB
k memberikan
Pagerandong 2/1 (minimal 1 malam dalam 3 bulan terakhir)
dahak
32
dengan pengisian form. Setelah pot sputum diserahkan ke puskesmas selanjutnya
dilakukan follow-up terhadap hasil pemeriksaan dahak para suspek TB.
5.2 Evaluasi
Dari 32 suspek TB yang berhasil terjaring pada kegiatan skrining dini TB,
sebanyak 2 orang yaitu Tn. HK (Pagerandong 2/1) serta Ny. K (Pagerandong 2/1)
didapatkan hasil positif pada pemeriksaan TCM dahak. Sehingga kedua pasien
dianjurkan untuk melakukan pengobatan di Puskesmas Kaligondang.
Berikut rincian data para suspek TB dari hasil skrining dini TB di desa
Kaligondang :
Pemeriksaan
Identitas Gejala Hasil
Dahak
Kontak serumah dengan penderita
Tn. MR (61th), Sudah
TB (minimal 1 malam dalam 3 Negatif TB
Pagerandong 2/1 dilakukan
bulan terakhir)
Kontak serumah dengan penderita
Nn. TS (17th), Sudah
TB (minimal 1 malam dalam 3 Negatif TB
Pagerandong 2/1 dilakukan
bulan terakhir)
Demam >1bulan tanpa sebab jelas,
Ny. K (49th), sesak nafas, nyeri dada, penurunan Sudah
Positif TB
Pagerandong 2/1 nafsu makan, pernah terDX TBC, dilakukan
Kontak serumah dengan pasien TB
An. G (8th), Penurunan nafsu makan, Kontak Sudah
Negatif TB
Pagerandong 2/1 serumah dengan penderita TB dilakukan
Batuk berdahak >2 minggu, gejala
demam >1bulan, sesak nafas,
Tn. SM (49th), Sudah
penurunan nafsu makan, malaise > Negatif TB
Pagerandong 1/3 dilakukan
1 bulan, Kontak serumah dengan
penderita TB
Kontak serumah dengan penderita
Ny. S (43th), Sudah
TB (minimal 1 malam dalam 3 Negatif TB
Pagerandong 1/3 dilakukan
bulan terakhir)
Kontak serumah dengan penderita
Ny. S (54th), Sudah
TB (minimal 1 malam dalam 3 Negatif TB
Sidanegara 3/6 dilakukan
bulan terakhir)
Tn. FM (31th), Kontak serumah dengan penderita Sudah Negatif TB
Sidanegara 3/6 TB (minimal 1 malam dalam 3 dilakukan
33
bulan terakhir)
Kontak serumah dengan penderita
Ny. HA (31th), Sudah
TB (minimal 1 malam dalam 3 Negatif TB
Sidanegara 3/6 dilakukan
bulan terakhir)
An. MZ (4th), Kontak serumah dengan penderita Sudah
Negatif TB
Sidanegara 3/6 TB (BTA+) dilakukan
Kontak serumah dengan penderita
Ny. DS (33th), Sudah
TB (minimal 1 malam dalam 3 Negatif TB
Sidanegara 3/6 dilakukan
bulan terakhir)
Kontak serumah dengan penderita
An. AU (12th), Sudah
TB (minimal 1 malam dalam 3 Negatif TB
Sidanegara 3/6 dilakukan
bulan terakhir)
Keringat malam (tidak sedang
Tn. WY (40th), Sudah
aktivitas), nyeri dada, Kontak Negatif TB
Sidanegara 2/6 dilakukan
serumah dengan penderita TB
Kontak serumah dengan penderita
Ny. ES (38th), Sudah
TB (minimal 1 malam dalam 3 Negatif TB
Sidanegara 2/6 dilakukan
bulan terakhir)
Keringat malam (tidak sedang
Nn. RA (18th), Sudah
aktivitas), Kontak serumah dengan Negatif TB
Sidanegara 2/6 dilakukan
penderita TB
Batuk berdahaak >2 minggu,
penurunan BB drastis, Keringat
Tn. PP (53th), Sudah
malam, sesak nafas, penurunan Negatif TB
Sidanegara 2/5 dilakukan
nafsu makan, malaise, Kontak
dengan penderita TB (tetangga)
Ny. K (51th), Kontak dengan penderita TB cukup Sudah
Negatif TB
Sidanegara 2/5 lama (tetangga) dilakukan
Kontak serumah dengan penderita
Tn. MM (63th), Sudah
TB (minimal 1 malam dalam 3 Negatif TB
Sidanegara 2/5 dilakukan
bulan terakhir)
Kontak serumah dengan penderita
Ny. S (60th), Sudah
TB (minimal 1 malam dalam 3 Negatif TB
Sidanegara 2/5 dilakukan
bulan terakhir)
Batuk berdahak > 2minggu,
Tn. MK (76th), keringat malam, Kontak serumah Sudah
Negatif TB
Sidareja 16/6 dengan penderita TB (minimal 1 dilakukan
malam dalam 3 bulan terakhir)
Kontak serumah dengan penderita
Ny. S (68th), Sudah
TB (minimal 1 malam dalam 3 Negatif TB
Sidareja 16/6 dilakukan
bulan terakhir)
Ny. S (47th), Kontak serumah dengan penderita Sudah Negatif TB
34
TB (minimal 1 malam dalam 3
Sidareja 16/6 dilakukan
bulan terakhir)
Kontak serumah dengan penderita
Nn. TH (18th), Sudah
TB (minimal 1 malam dalam 3 Negatif TB
Sidareja 16/6 dilakukan
bulan terakhir)
Kontak serumah dengan penderita
Tn. MR (59th), Sudah
TB (minimal 1 malam dalam 3 Negatif TB
Sidareja 8/3 dilakukan
bulan terakhir)
Kontak serumah dengan penderita
Ny. S (56th), Sudah
TB (minimal 1 malam dalam 3 Negatif TB
Sidareja 8/3 dilakukan
bulan terakhir)
Kontak serumah dengan penderita
An. NR (13th), Sudah
TB (minimal 1 malam dalam 3 Negatif TB
Sinduraja 3/4 dilakukan
bulan terakhir)
Kontak serumah dengan penderita
Ny. ES (32th), Sudah
TB (minimal 1 malam dalam 3 Negatif TB
SInduraja 3/4 dilakukan
bulan terakhir)
Kontak serumah dengan penderita
Tn. AS (53th), Sudah
TB (minimal 1 malam dalam 3 Negatif TB
Sinduraja 3/4 dilakukan
bulan terakhir)
Kontak serumah dengan penderita
An. AK (5th), Sudah
TB (minimal 1 malam dalam 3 Negatif TB
Arenan 2/7 dilakukan
bulan terakhir)
Kontak serumah dengan penderita
Ny. P (28th), Sudah
TB (minimal 1 malam dalam 3 Negatif TB
Arenan 2/7 dilakukan
bulan terakhir)
Batuk berdahak >2minggu,
Tn. HK (26th), Sudah
keringat malam, sesak nafas, nyeri Positif TB
Pagerandong 2/1 dilakukan
dada, pernah terDX TBC
Kontak serumah dengan penderita
Ny. D (35th), Tidak
TB (minimal 1 malam dalam 3 -
Sidareja 8/3 dilakukan
bulan terakhir)
Kontak serumah dengan penderita
An. SC (16th), Tidak
TB (minimal 1 malam dalam 3 -
Pagerandong 2/1 dilakukan
bulan terakhir)
35
Umum Puskesmas Kaligondang, didapatkan hasil capaian penemuan suspek TB di
wilayah kerja Puskesmas dengan rincian pada bulan November sebagai berikut :
Suspek
36
B AB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari berbagai hasil kinerja dan evaluasi
puskesmas serta berbagai analisis yang telah dilakukan, telah dilaksanakan
kegiatan Penyuluhan TB serta investigasi kontak TB di wilayah kerja Puskesmas
Kaligondang. Dari hasil investigasi kontak TB di wilayah kerja Puskesmas
Kaligondang didapatkan 33 suspek TB, 2 diantaranya sudah melakukan
pemeriksaan dahak dan hasil pemeriksaan positif TB.
Pengisian form skrining dini TB sudah berjalan cukup baik, setiap suspek
yang ditanya cukup kooperatif dan mampu mejawab pertanyaan dengan baik,
namun ada sedikit kendala terhadap form skrining anak – anak,
Kemungkinan penyebab masalah :
Beberapa parameter, seperti uji tuberkulin (mantoux) dan foto toraks yang
tidak ada, sehingga form skrining anak – anak tidak dapat diakui hasilnya.
Kecuali jika dari parameter lain sudah memenuhi kriteria (skor >5) maka
6.2 Saran
Saran untuk pengembangan kegiatan yang telah dilakukan:
Penambahan jumlah kader TB, bila perlu dari semua kelompok usia agar
skrining dini TB bisa dilakukan lebih mudah
Kegiatan skrining dini TB juga dilakukan di kegiatan masyarakat seperti
pertemuan posyandu, pertemuan posbindu dan lain sebagainya
Tim puskesmas turut serta dalam kegiatan investigasi kontak TB.
37
DAFTAR PUSTAKA
38
LAMPIRAN
Nama : BB :
Usia : Alamat :
Parameter 0 1 2 3 Jumlah
Laporan keluarga,
BTA (-)
Kontak TB BTA (+)
Tidak Jelas atau BTA tidak
jelas/tidak tahu
(+) (≥10mm,
atau ≥5mm
(-) pada keadaan
Uji Tuberkulin (Mantoux)
Imunokom-
promais
Klinis gizi buruk atau
BB/TB
BB/TB
< 90%
<70% atau
Berat badan/ keadaan gizi atau BB/U <
BB/U
80%
<60%
Demam yang
tidak diketahui ≥ 2 minggu
penyebabnya ≥3
Batuk kronik
mi
Pembesaran ≥ 1 cm, Lebih
kelenjar limfe dari 1
leher, ketiak, Kelenjar,
lipat paha tidak nyeri
Ada
Pembengkakan tulang /
pembeng-
sendi panggul, lutut, jari
kakan
Normal
kelainan
Foto toraks Gambaran
tidak
sugestif TB
jelas
(……………………….)
39
Lampiran 2. Form Skrining TB Dewasa
PERTANYAAN
GEJALA UTAMA YA TID
BATUK BERDAHAK SELAMA > 2 MINGGU
PENURUNAN BERAT BADAN DRASTIS
BERKERINGAT SAAT MALAM (TIDAK SEDANG
GEJALA DEMAM > 1 BULAN TANPA SEBAB YANG JELAS
BERAKTIVITAS)
GEJALA TAMBAHAN
BATUK BERDARAH
SESAK NAFAS
NYERI DADA
PENURUNAN NAFSU MAKAN
MALAISE (MUAL, NYERI BADAN, LEMAS) > 1 BULAN
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
PERNAH TERDIAGNOSIS TUBERKULOSIS PARU TAHUN:
RIWAYAT
…………..PENGOBATAN SELAMA ± 6 BULAN
TUNTAS /TIDAK TUNTAS
SELAMA : …………………..… BULAN
ALASAN TIDAK TUNTAS :
RIWAYAT KONTAK
KONTAK SERUMAH DENGAN PENDERITA TB (MINIMAL 1
MALAM DALAM 3 BULAN TERAKHIR)
KONTAK DENGAN PENDERITA TB (LINGKUNGAN KERJA,
FASILITAS UMUM) CUKUP LAMA DALAM 3 BULAN
TERAKHIR
RIWAYAT PEMERIKSAAN TAMBAHAN
HASIL PEMERIKSAAN BTA/DAHAK ( +/- )
HASIL RONTGEN PARU MENGARAH KE TB
Hasil skrining TB :
Normal
Rujuk ke Puskesmas Kaligondang
Pemberian Pot Sputum (tanggal ……………………)
Kaligondang, ...........................
Petugas
(……………………)
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan