Anda di halaman 1dari 20

Mini Project

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG


PENCEGAHAN PENYAKIT TB DI LINGKUNGAN PUSKESMAS
KELURAHAN KRAMAT

Penyusun :
dr. Pinta Anastasia

Dokter Pendamping Peserta PIDI:


dr. Liesthia Fidelia

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER


INDONESIA TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tuberkulosis (TB) sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya penanggulangan TB telah
dilaksanakan di banyak negara sejak tahun 1995. Menurut laporan WHO tahun
2017, ditingkat global diperkirakan terdapat 10.900.000 kasus TB baru dengan 3,2
juta kasus diantaranya adalah perempuan, dan 1.400.000 juta kematian karena TB.
Dari kasus TB tersebut ditemukan 1.170.000 (12%) HIV positif dengan kematian
390.000 orang. TB Resistan Obat (TB-RO) dengan kematian 190.000 orang. Dari
9,6 juta kasus TB baru, diperkirakan 1 juta kasus TB Anak (di bawah usia 15
tahun) dan 140.000 kematian/tahun.1
Menurut hasil survey terbaru dalam Laporan Tuberkulosis Global tahun
2017 yang dirilis WHO, Indonesia berada di peringkat kedua dengan kasus TB
terbanyak di dunia setelah India, kemudian disusul oleh China, Filipina, Pakistan,
Nigeria, dan Afrika selatan. Jumlah kasus TB di Indonesia diperkirakan ada
1.020.000 kasus TB baru pertahun (399 per 100.000 penduduk) dengan 100.000
kematian pertahun (41 per 100.000 penduduk). Diperkirakan terdapat 78.000
kasus TB dengan HIV positif (10 per 100.000 penduduk), dengan mortalitas
26.000. Jumlah seluruh kasus 324.539 kasus, diantaranya 314.965 adalah kasus
baru. Secara nasional prevalensi HIV diantara pasien TB diperkirakan sebesar
6,2%. Jumlah kasus TB-RO diperkirakan sebanyak 10.000 kasus yang berasal dari
1,9% kasus TB-RO dari kasus baru TB dan ada 12% kasus TB-RO dari TB
dengan pengobatan ulang.1,2
Secara regional prevalensi TB BTA positif di Indonesia dikelompokkan
dalam 3 wilayah, yaitu wilayah Sumatera angka prevalensi TB adalah 160 per
100.000 penduduk, wilayah Jawa dan Bali angka prevalensi TB adalah 110 per
100.000 penduduk, serta wilayah Indonesia Timur angka prevalensi TB adalah
210 per 100.000 penduduk. Khusus untuk propinsi DIY dan Bali angka prevalensi
TB adalah 68 per 100.000 penduduk.3
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara
ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan
kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada
kehilangan pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20-30%. Jika ia
meninggal akibat TB, maka akan kehilangan pendapatannya sekitar 15 tahun.
Selain merugikan secara ekonomis, TB juga memberikan dampak buruk lainnya
secara sosial stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat.3
Berdasarkan data yang telah dipaparkan di atas, maka penyakit TB
merupakan suatu masalah kesehatan yang serius dan harus diperhatikan. Kerugian
yang diakibatkannya sanga besar, bukan hanya dari aspek kesehatan namun juga
dari aspek sosial maupun ekonomi. Maka dari itu, untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat secara menyeluruh maka harus dilakukan suatu
penanggulangan. Penanggulangan TB adalah segala upaya kesehatan yang
mengutamakan aspek promotif dan preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif
dan rehabilitatif yang ditujukan untuk melindungi kesehatan masyarakat,
menurunkan angka kesakitan, kecacatan atau kematian, serta memutuskan
penularan.1 Usaha ini tentunya mengharuskan semua pihak untuk dapat
bekerjasama, terutama Puskesmas sebagai lini pertama fasilitas kesehatan di
Indonesia, serta peran serta masyarakat. Oleh karena itu, untuk tercapainya target
program pencegahan dan pemberantasan TB masih diperlukan upaya
pengembangan program dengan meningkatkan pelayanan kesehatan dan
penyuluhan (promosi) mengenai penyakit TB langsung ke lapangan agar
masyarakat dapat lebih memahami penyakit TB dan turut aktif membantu dalam
pelaksanaan program ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana pelaksanaan program pencegahan dan pemberantasan TB
di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat?
2. Adakah kendala yang dialami dalam menjalankan program pencegahan
dan pemberantasan TB di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat?
3. Apakah faktor-faktor penyebab masih rendahnya angka penemuan
suspek kasus TB paru di wilayah Puskesmas kelurahan Kramat?
4. Bagaimana gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat
terhadap Tuberkulosis paru di Kelurahan Kramat Kecamatan tahun
2023?

1.3 TUJUAN KEGIATAN MINI PROJECT


1.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas pelaksanaan program pencegahan dan
pemberantasan TB di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan
penyebab masalah yang ditemukan.
2. Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat
terhadap Tuberkulosis paru di Kelurahan Kramat
1.4 MANFAAT KEGIATAN
Kegiatan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk
menambah informasi serta dapat dikembangkan untuk kegiatan
selanjutnya, khususnya dalam meningkatkan pelaksanaan program
pencegahan dan pemberantasan TB di Puskesmas Kelurahan Kramat,
Kecamatan Senen tahun 2023
BAB III
METODE KEGIATAN
3.1 Ruang Lingkup
Mini Project ini dilaksanakan di RW di dalam area Kelurahan Kramat
Kecamatan Senen , Jakarta Pusat
3.2 Desain
Mini Project ini menggunakan desain studi cross sectional untuk mengetahui
pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap penyakit Tuberkulosis.
3.3 Analisis Penyebab Masalah
Untuk membantu menentukan kemungkinan penyebab masalah dapat
dipergunakan diagram tulang ikan (fish bone). Untuk menganalisa penyebab masalah
manajemen puskesmas, digunakan pola pendekatan sistem dan pendekatan mutu.
Pendekatan sistem meliputi input ( Man, Method, Money, Machine,
Material ), proses ( P1 : Perencanaan, P2 : Penggerakkan dan Pelaksanaan, P3 :
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian ) dan lingkungan.

Tabel . Kemungkinan penyebab masalah manajemen Puskesmas dengan


Pendekatan system
INPUT PENYEBAB MASALAH
MAN  Minimnya SDM untuk melakukan screening akti funtuk
(Tenaga Kerja) menemukan suspek TB paru pada masyarakat

MONEY  Tidak ada pengalokasian dana khusus untuk penyuluhan.


(Pembiayaan) Namun hal ini tidak dirasa sebagai kendala.

METHOD  Kurangnya program Puskesmas yang berkesinambungan


(Metode) seperti penyuluhan yang menarik kepada masyarakat
mengenai pencegahan, penyebab serta pengobatan TB.
 Edukasi dan motivasi belum menjadi SOP tiap tatap
muka pasien TB
 Penyuluhan yang tidak dijadwalkan secara rutin
 Tidak ada screening khusus untuk TB, hanya
berdasarkan pasien yang datang (passive).
MATERIAL  Tidak tersedia tempat khusus untuk melakukan
(Perlengkapan) pemeriksaan laboratorium. Hal tersebut dilakukan
dengan cara mengirim pasien ke puskesmas kecamatan.
MACHINE  -
(Peralatan)

PROSES KEKURANGAN
P1  Belum adanya perencanaan berkelanjutan terhadap petugas
untuk mendapatkan pelatihan dalam kegiatan penemuan
kasus secara aktif
P2  Kerjasama antar lintas program TB dengan promkes belum
berjalan
P3  Kurangnya monitoring dan follow up bagi pasien yang di
duga suspek TB
 Tidak ada evaluasi proses tentang deteksi dini suspek TB.

PROSES KEKURANGAN
Lingkunga  Kurangnya pengetahuan warga mengenai penyakit TB
n  Kurangnya pengetahuan warga mengenai lingkungan dan
rumah sehat
 Stigma negatif masyarakat terhadap pasien TB

3.3.1 Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah


Setelah melakukan konfirmasi kepada kepala puskesmas dan koordinator
program pemberantasan penyakit menular khususnya penemuan suspek TB paru, dari
kemungkinan penyebab masalah diatas didapatkan masalah yang paling mungkin
yaitu :
1. Kurangnya pengetahuan mengenai bahaya TB yang mengakibatkan kurang
kooperatifnya masyarakat
2. Kurangnya tenaga kerja khususnya di bidang pemberantas TB di wilayah
setempat
3. Stigma negatif penyakit TB yang diketahui masyarakat
4. Kurangnya perwujudan sanitasi rumah sehat sebagai preventif.
Minimnya SDM untuk melakukan screening aktif untuk
menemukan suspek TB paru pada masyarakat.
Tidak ada pengalokasian
dana khusus untuk Kurangnya program Puskesmas yang berkesinambungan berupa penyuluhan kepada
masyarakat mengenai pencegahan dan penyebab serta pengobatan TB
penyuluhan. Namun hal ini INPUT MAN Edukasi dan motivasi belum menjadi SOP tiap tatap muka pasien TB
tidak dirasa sebagai kendala. Penyuluhan yang tidak dijadwalkan secara rutin
Tidak ada screening khusus untuk TB, hanya berdasarkan pasien yang datang.
MONEY
METHOD

MATERIAL
MACHINE -
Tidak tersedia tempat untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium

Cakupan penemuan
LINGKUNGAN Belum adanya perencanaan P1 suspek TB Paru
berkelanjutan terhadap petugas
untuk mendapatkan pelatihan
Kurangnya pengetahuan warga dalam kegiatan penemuan kasus
mengenai penyakit TB secara aktif

Kurangnya pengetahuan warga


mengenai lingkungan dan rumah
sehat
P2 Kerjasama lintas program antara promkes dan tb
Stigma negatif masyarakat terhadap
pasien TB belum berjalan
P3
Kurangnya monitoring dan follow up bagi pasien
yang di duga suspek TB
Tidak ada evaluasi proses tentang deteksi dini
suspek TB.
PROSES

Gambar . Diagram Fish Bone


3.4 Identifikasi Variabel
3.4.1 Variabel bebas:
- Pengetahuan masyarakat
- Sikap masyarakat
- Perilaku masyarakat
3.4.2 Variabel terikat:
Warga yang berdomisili di daerah rawan TB.

3.5 Definisi Operasional Variabel


Beberapa definisi dan batasan operasional yang digunakan dalam kegiatan ini
disajikan sebagai berikut.

Tabel 14. Definisi Operasional Kegiatan

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kategori Skala


.
Pengetahuan, Sikap, Perilaku Masyarakat
1. Pengetahuan Kemampuan responden Kuesioner 1. Baik Ordinal
Masyarakat untuk menjawab benar (≥60%
tentang cara pencegahan jawaban
penyakit tuberkulosis,
benar)
meliputi:
2. Kurang
1. Penyakit TB paru (<60%
(3 soal) jawaban
2. Upaya
benar)
pencegahan TB
paru (7 soal)
3. Pengetahuan
tentang
pengobatan (2
soal)
Jumlah soal sebanyak 12
pertanyaan, jika benar
skor 1 jika salah skor 0
2. Sikap Kemampuan responden Kuesioner Kategori: Ordinal
Masyarakat dalam menanggapi upaya
pencegahan penyakit TB 1. Negatif,
paru, meliputi: jika skor
antara 1-11.
1. Sikap terhadap 2. Positif,
upaya jika skor
penanggulangan antara 12-21
TB paru (2 soal)
2. Sikap terhadap
upaya pencegahan
penularan TB (5
soal)
Jumlah soal sebanyak
7 pernyataan terdiri
dari pertanyaan
favourable dan
unfavourable. Untuk
pertanyaan favourble
jika sangat setuju=3,
setuju=2, tidak
setuju=1, sangat tidak
setuju=0. Untuk
pertanyaan
unfavourable skor
adalah sebaliknya.

3. Perilaku Kemampuan responden Kuesioner 1. Prilaku Ordinal


Masyarakat untuk menjawab negatif,
pertanyaan tentang jika skor
praktik atau tindakan
<9
pencegahan
2. Prilaku
penyakit TB paru, positif
meliputi: jika skor
≥9
1. Kebiasaan orang
tua (3 soal)
2. Kebersihan
rumah (2 soal)
3. Kondisi
lingkungan
rumah (3 soal)
Jumlah soal sebanyak 8
pertanyaan terdiri dari
pertanyaan favourable
dan unfavourable. Untuk
pertanyaan favourable
jika jawaban ya skor 2,
kadang- kadang skor 1,
dan tidak skor 0. Untuk
pertanyaan unfavourable
skor adalah sebaliknya.
3.6 Subjek
3.6.1 Populasi Target
Populasi target adalah masyarakat Kelurahan Kramat, Kecamatan Senen, Jakarta
Selatan.

3.6.2 Populasi Terjangkau


Populasi terjangkau adalah masyarakat yang berdomisili di wilayah rawan TB di
Kelurahan Kramat Kecamatan Senen

3.6.3 Sampel
Sampel Mini Project merupakan populasi terjangkau yang memenuhi kriteria
inklusi dan tidak memiliki kriteria eksklusi.

3.7 Kriteria Inklusi dan Eksklusi


3.7.1 Kriteria Inklusi
- Masyarakat yang berdomisili dengan pasien terdiagnosis TB
3.7.2 Kriteria Eksklusi
- Masyarakat yang tidak bersedia mengisi kuesioner
3.8 Sampel
Sampel pada kegiatan mini project ini diambil menggunakan metode convenient
sampling, di mana sampel diambil dari populasi yang dapat direkrut. Populasi ini
harus memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk kriteria eksklusi.

3.9 Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam rangka pengambilan data mini project ini
menggunakan kuesioner. Adapun informasi yang tercakup dalam kuesioner
meliputi data dasar (nama, usia, jenis kelamin, alamat, riwayat penyakit) dan
pertanyaan yang berkaitan untuk menilai pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat/kader mengenai program TB.
3.10 Cara Pengambilan Data
3.10.1 Alur

Penyusunan proposal

Pelaksanaan

Populasi terjangkau

Seleksi berdasarkan kriteria


inklusi dan kriteria eksklusi

Sampel Tidak sesuai

Wawancara & mengisi Tidak diikutsertakan


kuesioner

Pengolahan dan analisis data

Pelaporan hasil

Gambar. Alur Kegiatan

3.10.2 Cara Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan di bulan Febuari - Maret 2023 di Kelurahan Kramat
Kecamatan Senen Jakarta Pusat. Data primer diambil dengan cara menyebarkan
kuesioner kepada masyarakat yang sedang terlibat dalam kegiatan Posbindu dan
Posyandu di wilayah rawan TB. Panduan akan diberikan kepada para pengisi
kuesioner jika mereka menemukan hal – hal yang kurang mereka pahami.
3.11 Pengolahan dan Teknik Analisis Data
3.11.1 Verifikasi Data
Kelengkapan dan kesesuaian data yang didapat dari kuesioner diperiksa setelah
dikumpulkan.

3.11.2 Entry Data


Setelah diverifikasi, data akan diklasifikasikan menurut jenisnya.

3.11.3 Analisis Data


Analisis dilakukan setelah data diverifikasi dan entry.

3.12 Jadwal Pelaksanaan Mini Project


Tabel Jadwal Pelaksanaan Mini Project

Kegiatan Waktu

Pembuatan Kuesioner Januari 2023

Pengambilan Data Februari 2023

Pengolahan Data Februari 2023

Pembuatan laporan Januari- Februari 2023


DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.


Kebijakan Program Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta:Kementrian Kesehatan
RI;2017.p.4-17

World Health Organization. Global Tuberculosis Report 2017. Available at:


www.who.int/tb/publications/global_report/gtbr2017_main_text.pdf.

Departemen Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. 2nd


ed. .Jakarta:Departemen Kesehatan RI;2018

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis Dan


Penatalaksanaan Di Indonesia. PDPI. 2013. Available at:
http://www.klikpdpi.com/konsensus/tb/tb.html.

Hadi H. Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu tentang pencegahan
penyakit TB Paru dengan kejadian TB paru anak usia 0-14 tahun, UNNES; 2011.
LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG


PENCEGAHAN PENYAKIT TB DI LINGKUNGAN PUSKESMAS KELURAHAN
KRAMAT

Nomor Responden :

Identitas:

Nama :

Tanggal lahir :

Alamat :

Pendidikan :

Pekerjaan :
Petunjuk:

 Pada bagian I dan II lingkari satu jawaban yang dirasa paling tepat
 Pada bagian III dan IV beri tanda centang (√) pada pernyataan yang
dianggap benar.

I. Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahan TB Paru

1. Apakah penyakit TB paru itu?


a. Penyakit akibat kekurangan darah
b. Penyakit yang menyerang paru-paru
c. Penyakit keturunan

2. Apa penyabab penyakit TB paru?


a. Kuman/ bakteri
b. Udara kotor
c. Asap rokok

3. Apakah penyakit TB paru adalah penyakit yang tidak menular?


a. Ya b. Tidak

4. Penyakit TB paru dapat dicegah dengan....


a. Imunisasi DPT
b. Imunisasi BCG
c. Imunisasi Hepatitis

5. Apakah orang yang tinggal serumah dengan penderita TB paru tidak akan tertular?
a. Ya b. tidak

6. Lingkungan rumah yang baik untuk pencegahan TB paru adalah........


a. Rumah yang ada ventilasi/ pencahayaan baik dan tidak padat penghuni
b. Rumah yang bersih
c. Rumah yang mewah

7. Perilaku dibawah ini dapat menurunkan risiko penularan penyakit TB paru, kecuali......
a. Kebersihan lingkungan
b. Kebersihan pribadi
c. Kebersihan peralatan makan

8. Apakah perbaikan gizi masyarakat tidak ada pengaruhnya terhadap pencegahan


penyakit TB paru?
a. Ya b. Tidak

9. Cara membuang dahak yang tidak benar adalah :


a. Meludah di kamar mandi
b. Meludah di wastafel kemudian disiram dengan air mengalir
c. Meludah sembarangan

10. Kebiasaan membuka jendela yang dianjurkan :


a. Tidak pernah membuka jendela
b. Membuka jendela saat bersih-bersih
c. Membuka jendela setiap hari sekitar jam 09.00

II. Pengetahuan Tentang Pengobatan TB di Fasilitas Kesehatan


1. Pengobatan TB dapat diperoleh di tempat-tempat berikut:
a. Puskesmas
b. Rumah Sakit
c. Semua Benar

2. Pengobatan TB dapat diperoleh secara gratis selama 6 bulan / sampai selesai


pengobatan meskipun tidak memiliki kartu JKN/BPJS
a. Benar b. Salah

II. Sikap tentang Pencegahan TB Paru

No Pertanyaan SS S TS STS

11. Upaya penanggulangan tb paru sangat


dibutuhkan masyarakat

12. Untuk menghindari penularan tb


paru, alat makan dan minum yang
digunakan penderita yang sudah
dicuci sebaiknya dijadikan satu
dengan alat makan lainnya

13. Apabila batuk atau bersin, penderita


tb paru harus menutup mulutnya,
untuk mencegah penularan kuman
TB

14. Bayi dan anak harus secepatnya di


imunisasi BCG untuk mencegah
tertularnya penyakit TB Paru

15. Untuk mencegah tertularnya


penyakit TB paru dibutuhkan
lingkungan yang bersih

16. Membuka jendela dan ventilasi


bukan upaya pencegahan TB paru
17. Pencegahan penyakit TB paru hanya
tanggung jawab Departemen
Kesehatan

SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju

S = Setuju STS= Sangat Tidak Setuju

III. Perilaku Masyarakat Tentang Pencegahan TB Paru

No Pertanyaan Ya Terkadang Tidak

18. Mengonsumsi makanan


sehat dan bergizi setiap
hari
19. Membuka jendela atau
ventilasi untuk pertukaran
udara
20. Meludah di sembarang
tempat
21. Menghindari polusi dalam
rumah, seperti asap rokok
dan asap dapur
22. Mengusahakan sinar
matahari dapat masuk ke
dalam rumah (melalui
genteng kaca, lubang
angin, dll)
23. Lantai tidak disemen atau
dikeramik
24. Kesesuaian luas lantai
dengan jumlah hunian
dalam satu kamar tidak
boleh lebih dari 3 orang
25. Tidak segera membawa ke
pelayanan kesehatan jika
anggota keluarga
megalami gejala batuk-
batuk

Anda mungkin juga menyukai