Disusun Oleh :
dr. Agness Pratiwi
dr. Karimah Ihda Husnayain
dr. Lalu Viska Suhendra
dr. Shelina Nuriyanisa
Pendamping :
dr. Wiwit Puji Arini
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan YangMaha Esa atas segala berkat,
rahmat dan karunia - Nya telah memberikan jalan bagi penulis untuk dapat menyelesaikan
penyusunan mini project yang berjudul “Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Puskesmas Serang Kota Tahun 2018”. Mini project ini disusun dalam rangka
memenuhi salah satu syarat kelengkapan dalam memenuhi kewajiban program internsip di
Puskesmas Serang Kota.
Peneliti menyadari bahwa dalam mini project ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena hal ini tidak lepas dari keterbatasan, kemampuan dan ilmu pengetahuan yang penulis
miliki. Segala saran dan kritik yang bersifat membangun peneliti harapkan dengan senang
hati, sehingga dapat bermanfaat dan berguna untuk perbaikan dan penyempurnaan tugas ini
di masa yang akan datang. Terwujudnya mini project ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, pengarahan, serta kerendahan hati pihak-pihak yang turut membantu dalam
pembuatan mini project ini. Untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan mini project ini
terutama kepada:
1. Dr. Hj. Niken Prabaningrum, MM. Kes selaku Kepala Puskesmas Serang Kota
2. Dr. Wiwit Puji Arini, selaku pendamping program internsip di Puskesmas Serang
Kota
3. Teman-teman sejawat yang turut membantu tersusunnya mini project ini
4. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu
Peneliti ucapakan terima kasih yang sebanyak-banyaknya. Semoga mini project ini
dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi semua pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Identifikasi Masalah
Bagaimana indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas
Serang Kota?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3 Manfaat
Manfaat Indeks Kepuasaan Masyarakat sebagai berikut:
1. Diketahui kelemahan atau kekurangan dari masing – masing unsur dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada publik
2. Diketahui kinerja penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang telah dilaksanakan oleh
unit pelayanan kesehatan secara periodik
3. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang perlu
dilakukan
3
4. Diketahui indeks kepuasan masyarakat secara menyeluruh terhadap hasil pelaksanaan
pelayanan kesehatan di puskesmas
5. Masyarakat dapat mengetahui gambaran tentang kinerja unit pelayanan kesehatan di
lingkungannya.
4
a. Kemudahan mendapatkan pelayanan yang berkaitan dengan kejelasan dan
kemudahan petugas yang melayani
b. Tanggung jawab yang berkaitan dengan penerimaan pelayanan dan penanganan
keluhan dari pelanggan eksternal
5. Tanggung jawab petugas pelayanan yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab
dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan. Sehubungan dengan hal di atas,
dalam sendi-sendi pelayanan prima seperti yang dikutip Warella (1997) menyebutkan
bahwa untuk menilai pelayanan publik yang berkualitas dapat digunakan kriteria-
kriteria antara lain
a. Kejelasan dan kepastian unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung
jawab dalam memberikan pelayanan
b. Keterbukaan mengenai satuan kerja/ pejabat penanggungjawab pemberi
pelayanan.
5
unsur untuk menilai kualitas jasa yaitu, Profesionalism and Skill; yang berkaitan
dengan pengetahuan dan keterampilan (intelektual, fisik, administrasi maupun
konseptual) yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah pelanggan secara
profesional. Kemudian Morgan dan Murgatroyd (1994) mengemukakan beberapa
kriteria persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan yaitu, Competence, yaitu
menyangkut pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan
pelayanan.
7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu
yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan. Sehubungan dengan hal di
atas, menurut Gaspersz (1997), atribut atau dimensi yang harus diperhatikan dalam
perbaikan kualitas pelayanan yaitu ketepatan waktu pelayanan, dimana hal yang perlu
diperhatikan berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses. Kemudian dalam
sendi-sendi pelayanan prima seperti yang dikutip Warella (1997) menyebutkan bahwa
untuk menilai pelayanan publik yang berkualitas dapat digunakan kriteria - kriteria
antara lain
a. Keterbukaan waktu penyelesaian
b. Ketepatan waktu, bahwa pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam
kurun waktu yang telah ditentukan.
9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling
menghargai dan menghormati. Sehubungan dengan hal di atas, menurut Gaspersz
(1997), atribut atau dimensi yang harus diperhatikan dalam perbaikan kualitas
pelayanan antara lain kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan
khususnya interaksi langsung. Kemudian Morgan dan Murgatroyd (1994)
mengemukakan kriteria persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan yaitu
6
Courtessy, yaitu sikap sopan, menghargai orang lain, penuh pertimbangan dan
persahabatan. Selain itu, menurut Zeithaml dkk salah satu dimensi untuk mengukur
kepuasan pelanggan antara lain:
a. Assurance yaitu kemampuan dan keramahan serta sopan sanun pegawai dalam
meyakinkan kepercayaan konsumen
b. Emphaty yaitu sikap tegas tetapi penuh perhatian dari pegawai terhadap
konsumen.
11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan
biaya yang telah ditetapkan. Sehubungan dengan hal di atas, dalam pelayanan prima
seperti yang dikutip Warella (1997) menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan
publik yang berkualitas dapat digunakan kriteria - kriteria antara lain
a. Kejelasan dan kepastian mengenai rincian biaya/tarif pelayanan dan tata cara
pembayarannya
b. Keterbukaan mengenai rincian biaya/tarif pelayanan.
12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan. Sehubungan dengan hal di atas, dalam pelayanan
prima seperti yang dikutip Warella (1997) menyebutkan bahwa untuk menilai
pelayanan publik yang berkualitas dapat digunakan kriteria berupa kejelasan dan
kepastian yaitu yang menyangkut jadwal waktu penyelesaian pelayanan. Kemudian
Carlson dan Schwartz (dalam denhardt, 2003) menyatakan bahwa ukuran
komprehensif untuk servqual sektor publik berupa Reability (keandalan) yaitu menilai
tingkat dimana pelayanan pemerintah disediakan secara benar dan tepat waktu.
13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih,
rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan.
7
Sehubungan dengan hal di atas, menurut Gaspersz (1997), atribut atau dimensi yang
harus diperhatikan dalam perbaikan kualitas pelayanan antara lain:
a. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan yang berkaitan dengan lokasi, ruang
tempat pelayanan, kemudahan menjangkau, ketersediaan informasi dan lain-lain
b. Atribut pendukung pelayanan lainnya yang berkaitan dengan lingkungan,
kebersihan, ruang tunggu, fasilitas musik dan lain-lain.
Kemudian menurut Zeithaml dkk salah satu dimensi untuk mengukur kepuasan
pelanggan adalah Tangibles yaitu berupa sarana fisik perkantoran, komputerisasi
administrasi, ruang tunggu, tempat informasi dan lain-lain. Selanjutnya di dalam
pelayanan prima seperti yang dikutip Warella (1997) menyebutkan bahwa untuk
menilai pelayanan publik yang berkualitas dapat digunakan kriteria penilaian fisik
lainnya antara lain kebersihan dan kesejukan lingkungan.
8
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Ruang lingkup pelayanan publik menurut Undang - Undang Pelayanan Publik
meliputi pelayanan barang publik dan jasa publik serta pelayanan administratif yang diatur
dalam peraturan perundang - undangan. Dalam ruang lingkup tersebut, termasuk
pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi,
lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumber daya
alam, pariwisata, dan sektor strategis lainnya. (Pasal 5 UU No 25 Tahun 2009)
Dalam melaksanakan pelayanan publik pemerintah membentuk Organisasi
Penyelenggara. Penyelenggara adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi,
lembaga independen yang dibentuk berdasarkan Undang - Undang untuk kegiatan
pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan
pelayanan publik. Penyelenggara dan seluruh bagian organisasi penyelenggara bertanggung
jawab atas ketidakmampuan, pelanggaran, dan kegagalan penyelenggaraan pelayanan.
Organisasi penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana maksud di atas, sekurang-
kurangnya meliputi:
a. Pelaksanaan pelayanan;
b. Pengelolaan pengaduan masyarakat;
c. Pengelolaan informasi;
d. Pengawasan internal;
e. Penyuluhan kepada masyarakat; dan
f. Pelayanan konsultasi. (Pasal 8 UU No 25 Tahun 2009)
9
h. Memberikan pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang diselenggarakan;
i. Membantu masyarakat dalam memahami hak dan tanggung jawabnya;
j. Bertanggung jawab dalam pengelolaan organisasi penyelenggara pelayanan publik;
k. Memberikan pertanggung jawaban sesuai dengan hukum yang berlaku apabila
mengundurkan diri atau melepaskan tanggung jawab atas posisi atau jabatan; dan
l. Memenuhi panggilan atau mewakili organisasi untuk hadir atau melaksanakan
perintah suatu tindakan hukum atas permintaan pejabat yang berwenang dari lembaga
negara atau instansi pemerintah yang berhak, berwenang, dan sah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. (Pasal 15 UU No 29 Tahun 2009)
10
terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun
tidak diminta;
5. Efisiensi, mengandung arti :
a. Persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal berkaitan langsung dengan
pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara
persyaratan dengan produk pelayanan yang berkaitan;
b. Dicegah adanya pengulangan pemenuhan persyaratan, dalam hal proses pelayanan
masyarakat yang bersangkutan mempersyaratkan adanya kelengkapan persyaratan
dari satuan kerja/instansi pemerintah lain yang terkait.
6. Ketepatan waktu, kriteria ini mengandung arti pelaksanaan pelayanan masyarakat
dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan;
7. Responsif, lebih mengarah pada daya tanggap dan cepat menanggapi apa yang
menjadi masalah, kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang dilayani;
8. Adaptif, cepat menyesuaikan terhadap apa yang menjadi tuntutan, keinginan dan
aspirasi masyarakat yang dilayani yang senantiasa mengalami tumbuh kembang.
Penilaian terhadap kualitas pelayanan tidak dapat lepas dari kemampuan pegawai
dalam pemberian pelayanan serta penyediaan fasilitas fisik. Hal ini sesuai dengan teori “The
triangle of balance in service quality: dari Morgan dan Murgatroyd (1994), bahwa perlu
dipertahankan keseimbangan dari ketiga komponen (interpersonal component, procedures
environment/process component, and technical/professional component) guna
menghasilkan pelayanan yang berkualitas.
11
pada saat mereka mengalami ganggunan kesehatan atau kecelakaan. Pelayanan
kesehatan sifatnya rawat jalan (Ambulatory Services)
12
memudahkan instansi penyedia pelayanan untuk menentukan strategi dan prioritas. Bagi
pemerintah sebagai otoritas yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan publik,
penetapan standar pelayanan untuk menjamin dilakukannya akuntabilitas pelayanan publik
sangat penting. (Silahudin,2010)
13
2.6 Kualitas Pelayanan Publik
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Fandy Tjiptono,
1997). Organisasi pelayanan publik mempunyai ciri public accuntability, dimana setiap
warga negara mempunyai hak untuk mengevaluasi kualitas pelayanan yang mereka terima.
Sangat sulit untuk menilai kualitas suatu pelayanan tanpa mempertimbangkan peran
masyarakat sebagai penerima pelayanan dan aparat pelaksana pelayanan itu. Evaluasi yang
berasal dari pengguna pelayanan, merupakan elemen pertama dalam analisis kualitas
pelayanan publik. Elemen kedua dalam analisis adalah kemudahan suatu pelayanan dikenali
baik sebelum dalam proses atau setelah pelayanan itu diberikan (Fandy Tjiptono, 1997).
Berdasarkan uraian di atas, maka kualitas dapat diberi pengertian sebagai totalitas dari
karakteristik suatu produk (barang dan/atau jasa) yang menunjang kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan. Kualitas sering kali diartikan sebagai segala sesuatu yang
memuaskan pelanggan atau sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan.
Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi
kebutuhan dan harapan masyarakat. Apabila masyarakat tidak puas terhadap suatu
pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efisien. Karena
itu, kualitas pelayanan sangat penting dan selalu fokus kepada kepuasan pelanggan.
Kepuasan pelanggan menurut Fitzimmons and Fitzimmons (2001: 2) adalah “customer
satisfaction is customers perception that a supplier has met or exceeded their expectation”.
Dari definisi tersebut dapat ditelaah bahwa kepuasan pelanggan dalam hal ini adalah
persepsi masyarakat akan kenyataan dari realitas yang ada yang dibandingkan dengan
harapan-harapan yang ada. Atau adanya perbedaaan antara harapan konsumen terhadap
suatu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan.
14
Untuk mengukur kepuasan masyarakat digunakan atribut yang berisi tentang
bagaimana masyarakat menilai suatu produk atau layanan yang ditinjau dari sudut pandang
pelanggan. Menurut Frederik Mote (2008), kepuasan masyarakat dapat diukur melalui
atribut-atribut pembentuk kepuasan yang terdiri atas:
1. Value to price relationship. Hubungan antara harga yang ditetapkan oleh badan
usaha untuk dibayar dengan nilai/manfaat yang diperoleh masyarakat
2. Product value adalah penilaian dari kualitas produk atau layanan yang dihasilkan
suatu badan usaha
3. Product benefit adalah manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsi
produk yang dihasilkan oleh badan usaha
4. Product feature adalah ciri-ciri atau karakteristik tertentu yang mendukung fungsi
dasar dari suatu produk sehingga berbeda dengan produk yang ditawarkan pesaing
5. Product design adalah proses untuk merancang tampilan dan fungsi produk
6. Product reliability and consistency adalah keakuratan dan keandalan produk yang
dihasilkan oleh suatu badan usaha
7. Range of product or services adalah macam dari produk atau layanan yang
ditawarkan oleh suatu badan usaha.
15
2.8 Kerangka Pikir
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis sejauh mana pelayanan
kesehatan yang telah diberikan kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan di
Puskesmas Serang Kota yang ditunjukkan dalam indeks kepuasan masyarakat.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan kualitas pelayanan Puskesmas Serang Kota
sudah seperti yang diharapkan oleh para pengguna jasa layanan, hal ini dilihat dari tingkat
kepuasan masyarakat yang dilihat dari 14 indikator sesuai dengan Kep. MENPAN No. 25
Tahun 2000.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
17
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yakni berupa angket. Dimana angket ini
merupakan lanjutan dari angket penelitian sebelumnya mengenai Indek Kepuasan Masyarakat
di Puskesmas Serang Kota. Terdapat 14 macam pertanyaan yang dilampirkan ke dalam angket
tersebut tentang Indeks Kepuasan Masyarakat. Selain pertanyaan yang diajukan dalam angket
tersebut, terdapat pula data demografi yang diteliti oleh peneliti.
18
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada penelitian ini, kami mengambil 400 subyek penelitian dalam menjawab kuesioner
Indeks Kepuasan Masyarakat berdasarkan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 25
tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS).
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa data responden berjumlah 400 orang
yang menggunakan pelayanan kesehatan di Puskesmas Serang Kotaberdasarkan persentase
umur. Responden dengan umur 17-25 tahun (Remaja akhir) berjumlah 76 orang (19%), umur
26-45 tahun (dewasa) berjumlah 219 orang (54,75%), umur 46-65 tahun (lansia) berjumlah 90
orang (22,5%), dan umur >65 tahun (manula) berjumlah 15 orang (3,75%).
Dengan demikian dapat diketahui jumlah pengguna pelayanan kesehatan di Puskesmas
Serang Kotalebih banyak berumur 26 – 45 tahun (dewasa) berjumlah 219 orang (54,75%) dan
paling sedikit berumur >65 tahun (manula) berjumlah 15 orang (3,75%). Berikut adalah
diagram karakteristik subjek menurut Pendidikan berdasarkan tabel.
19
3,75%
Umur
19%
22,5%
54,75%
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa data responden berjumlah 400 orang
yang menggunakan pelayanan kesehatan di Puskesmas Serang Kotaberdasarkan jenis kelamin.
Responden yang berjenis kelamin laki – laki berjumlah 128 orang (32%) dan berjenis kelamin
perempuan berjumlah 272 orang (68%).
Dengan demikian dapat diketahui jumlah pengguna pelayanan kesehatan di Puskesmas
Serang Kotalebih banyak berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 272 orang (68%).
Berikut adalah diagram karakteristik subjek menurut Pendidikan berdasarkan tabel.
20
Jenis Kelamin
32%
68%
1 SD kebawah 48 12%
2 SLTP 76 19%
4 D1-D3-D4 44 11%
5 S-1 54 13,5%
Total 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa data responden berjumlah 400 orang
yang menggunakan pelayanan kesehatan di Puskesmas Serang Kotaberdasarkan Pendidikan.
Responden dengan tingakat Pendidikan SD kebawah sebanyak 48 orang (12%), SLTP
berjumlah 76 orang (19%), SLTA berjumlah 172 orang (43%), D1-D3-D4 berjumlah 44 orang
(11%), S-1 berjumlah 54 orang (13,5%), S-2 keatas berjumlah 6 orang (1,5%).
Dengan demikian dapat diketahui jumlah pengguna pelayanan kesehatan di Puskesmas
Serang Kotalebih banyak berpendidikan SLTA, yaitu sebanyak 172 orang (43%) dan paling
21
rendah dengan tingkat Pendidikan S-2 keatas sebanyak 6 orang (1,5%). Berikut adalah diagram
karakteristik subjek menurut Pendidikan berdasarkan tabel.
Pendidikan
1,5%
13,5% 12%
11% 19%
43%
1 PNS/TNI/POLRI 21 5,25%
4 Pelajar 30 7,5%
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa data responden berjumlah 400 orang
yang menggunakan pelayanan kesehatan di Puskesmas Serang Kotaberdasarkan pekerjaan.
Responden yang memiliki pekerjaan PNS/TNI/POLRI berjumlah 21 orang (5,25%), sebagai
pegawai swasta berjumlah 57 orang (14,25%), sebagai wiraswasta sebanyak 104 orang (26%),
sebagai pelajar sebanyak 30 orang (7,5%), dan lain – lain sebanyak 188 orang (47%).
22
Dengan demikian dapat diketahui jumlah pengguna pelayanan kesehatan di Puskesmas
Serang Kotalebih banyak jenis pekerjaan lain – lain, yaitu 188 orang (47%) seperti ibu rumah
tangga, pensiun, dan buruh. Jenis pekerjaan yang paling sedikit, yaitu sebagai sebagai
PNS/TNI/POLRI sebanyak 21 orang (5,25%). Berikut adalah diagram karakteristik subjek
menurut pekerjaan berdasarkan tabel.
PEKERJAAN
5,25%
PNS/TNI/POLRI
14,25% Pegawai Swasta
47% Wiraswasta
26% Pelajar
7,5% Lainnya
23
4.2 Rerata Skoring Kuesioner setiap Pelayanan
Pelayanan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jumlah
Responden
BP 3,29 3,05 3,08 3,13 3,27 3,18 3,02 3,21 3,15 3,23 3,4 3,21 3,11 3,25 100
IGD 3,25 3,1 3,1 3,25 3,2 3,1 3,07 3,27 3,22 3,15 3,55 3,27 3,1 3,1 40
KIA 3,28 3,18 3,1 3,23 3,25 3,3 3,16 3,4 3,3 3,36 3,5 3,33 3,21 3,35 60
MTBS 3,18 3,2 3,21 3,16 3,26 3,28 2,93 3,25 3,15 3,35 3,51 3,21 3,11 3,23 60
Apotek 3,35 3,23 3,15 3,2 3,31 3,36 3,18 3,26 3,31 3,33 3,51 3,36 3,15 3,23 60
Pendaftaran 3,05 3,1 2,9 2,87 2,87 3,07 2,82 3,12 2,72 3,12 3,17 2,82 2,75 3,07 40
Gigi 3,12 3,15 3,02 3,27 3,25 3,35 3,2 3,32 3,25 3,27 3,22 3,2 3,25 3,2 40
Jumlah 3,23 3,14 3,09 3,16 3,22 3,24 3,06 3,26 3,17 3,27 3,42 3,22 3,11 3,22 400
24
Rerata Skoring Penilaian Berdasarkan Jenis Pelayanan
Puskesmas Serang Kota
4
3.5
2.5
1.5
0.5
0
BP IGD KIA MTBS Apotek Pendaftaran Gigi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
25
Berdasarkan tabel dan grafik diatas telah ditentukan skoring dari responden
terhadap masing-masing pertanyaan di setiap unit pelayanan puskesmas. Berdasarkan
tabel di atas dapat dilihat jumlah responden dari 400 orang pada setiap unit pelayanan
sebagai berikut: BP 100 orang, IGD 40 orang, KIA 60 orang, MTBS 60 orang, apotek
60 orang, pendaftaran 40 orang, dan poli gigi 40 orang. Berikut adalah diagram
persentase responden berdasarkan tabel di atas.
Pendaftaran
15% 10% BP
MTBS
10%
25% KIA
10%
Gigi
15% 15% IGD
Apotek
Penilaian BP
3.5
3.4
3.3
3.2
3.1
3
2.9
2.8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
BP
26
Berdasarkan grafik di atas maka dapat dilakukan peninjauan penilaian masing-masing
unsur kuesioner pada pelayanan di Balai Pengobatan (BP) Puskesmas Serang Kota sebagai
berikut:
Berdasarkan data di atas penilaian pasien terendah pada pelayanan di Balai Pengobatan
di Puskesmas Serang Kota terletak pada kecepatan pelayanan (3,02) dan pengetahuan
persyaratan (3,05). Namun penilaian tersebut masuk ke dalam kategori Baik. Skor rata – rata
yang diberikan oleh responden adalah 3,18 yang masuk dalam kategori Baik.
27
4.2.1.2 Instalasi Gawat Darurat (IGD)
IGD
3.6
3.5
3.4
3.3
3.2
3.1
3
2.9
2.8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
IGD
28
Berdasarkan hasil penilaian pasien pada pelayanan IGD di Puskesmas Serang Kota nilai
terendah terletak pada tingkat kecepatan pelayanan (3,075). Skor rata – rata yang diberikan
oleh responden adalah 3,19 yang masuk dalam kategori Baik.
KIA
3.6
3.5
3.4
3.3
3.2
3.1
3
2.9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
KIA
29
13 Kenyamanan lingkungan 3,22 Baik
Hasil penilaian pasien pada pelayanan KIA yang menempati posisi terendah terletak
pada poin Kepastian Petugas (3,1) dan Kecepatan Pelayanan (3,166). Skor rata – rata yang
diberikan oleh responden adalah 3,28 yang masuk dalam kategori sangat baik.
MTBS
3.6
3.4
3.2
2.8
2.6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
MTBS
30
9 Kesopanan dan keramahan 3,15 Baik
10 Kewajaran Biaya 3,35 Sangat Baik
11 Kesesuaian biaya 3,51 Sangat Baik
12 Ketepatan waktu 3,21 Baik
13 Kenyamanan lingkungan 3,11 Baik
Hasil penilaian pasien pada pelayanan MTBS pada Puskesmas Serang Kota
yang terendah terletak pada kecepatan pelayanan (2,93) dan kenyamanan lingkungan (3,11).
Skor rata – rata yang diberikan oleh responden adalah 3,22 yang masuk dalam kategori Baik.
4.2.1.5 Apotek
Apotek
3.6
3.5
3.4
3.3
3.2
3.1
2.9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Apotek
31
No Unsur Yang Dinilai Nilai Kesimpulan
1 Kemudahan prosedur 3,35 Sangat Baik
Berdasarkan hasil penilaian pasien pada pelayanan Apotek, penilaian terendah terlihat
pada tingkat kepastian petugas (3,15) dan kenyamanan lingkungan (3,15). Skor rata – rata yang
diberikan oleh responden adalah 3,28 yang masuk dalam kategori sangat baik.
4.2.1.6 Pendaftaran
Pendaftaran
3.3
3.2
3.1
3
2.9
2.8
2.7
2.6
2.5
2.4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Pendaftaran
32
Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilakukan peninjauan penilaian masing-masing
unsur kuesioner pada pelayanan di bagian pendaftaran Puskesmas Serang Kota sebagai berikut:
No Unsur Yang Dinilai Nilai Kesimpulan
1 Kemudahan prosedur 3,05 Baik
33
4.2.1.7 Pelayanan Gigi dan Mulut
Gigi
3.4
3.3
3.2
3.1
2.9
2.8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Gigi
Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilakukan peninjauan penilaian masing - masing
unsur kuesioner pada pelayanan di bagian pelayanan Gigi dan Mulut Puskesmas Serang Kota
sebagai berikut:
No Unsur Yang Dinilai Nilai Kesimpulan
1 Kemudahan prosedur 3,12 Baik
34
Berdasarkan hasil penilaian pasien pada pelayanan Gigi dan Mulut, penilaian
terendah terlihat pada tingkat kepastian petugas (3,02) dan kemudahan prosedur (3,12). Skor
rata – rata yang diberikan oleh responden adalah 3,22 yang masuk dalam kategori baik.
35
BAB V
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pasien Puskesmas Serang Kota lebih
banyak perempuan dibandingkan laki-laki dengan persentase 68% untuk perempuan dan 32%
untuk laki-laki. Pada golongan usia, didapatkan paling banyak responden berada di umur 26-
45 tahun (54,75%) dimana berdasarkan departemen kesehatan (Depkes 2009) umur ini
termasuk dalam kategori dewasa. Adapun pendidikan terakhir hingga SLTA (41,58%) dan
pekerjaan lain-lain (33,16%) menempati posisi tertinggi.
Tingkat kepuasan pelaksanaan pelayanan di Puskesmas Serang Kota secara
keseluruhan dinilai sudah baik oleh pasien. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil rata-rata setiap
pertanyaan yang berkisar di angka 3 dari skala 4 yang berarti “Baik”.
Pihak Puskesmas diharapkan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas
pelayanan terkait faktor sistem, ambience (lingkungan), hubungan antar manusia, waktu
pelayanan, dan kenyamanan. Serta diharapkan pihak Puskesmas untuk tetap melakukan survei
kepuasan pasien secara berkala dan akurat guna mengidentifikasi sejauh mana layanan
kesehatan yang diberikan telah memenuhi harapan pasien demi upaya peningkatan mutu
layanan kesehatan.
36
DAFTAR PUSTAKA
1. Denhardt, Janet V. and Denhardt, Robert B. 2003. The New Public Service: Serving, not
Steering. New York: M.E. Sharpe. Inc
2. Fitzsimmons JA and Fitzsimmons MJ. 2011. Service Management: Operations, Surgery,
Information Technology 7th edition. The McGraw Hill. International Edition
3. Gaspersz, Vincent. 1997. Manajemen Kualitas. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
4. M Silahuddin, 2015. Buku 1: Kewenangan Desa dan Regulasi Desa. Jakarta:
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik
Indonesia.
5. Morgan, Colin dan Stephen, Murgatroyd. 1994. Total Quality Management in the Public
Sector: An Interactive Perspective. Buckingham. Open University Press.
6. Pusdokkes Polri. 2008. Buku Pokok-pokok Pelayanan Kedokteran dan Kesehatan Polri.
Jakarta: Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri.
7. Tjiptono, Fandy. 2012. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Penerbit Andi.
8. Warella, Y. 1997. Administrasi Negara dan Kualitas Pelayanan Publik Pidato
Pengukuhan jabatan Guru Besar Madya ilmu Administrasi Negara. Universitas
Diponegoro. Semarang.
9. Zeithaml VA, Mary Jo Bitner and Dwayne DG. 2009. Service Marketing. Integrating
Costumer Focus Across the Firm 5th edition. McGraw Hill.
10. Kepmen PAN No. 25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.
11. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
37
38