Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

SNAKE BITE
Disusun oleh:
Devita Prima Nurmasari
102011101002

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
PENDAHULUAN
• Kasus gigitan ular termasuk kasus kegawatan yang sering
dijumpai di UGD terutama banyak dialami oleh negara di
daerah tropis adan subtropis dimana pekerjaan utamanya
adalah agrikultural. Diperkirakan sekitar 5 juta kasus gigitan
ular terjadi di seluruh dunia setiap tahunnya.
• Daerah Indonesia yang mayoritas merupakan area persawahan,
hutan, perkebunan, dan rawa merupakan habitat yang ideal
untuk ular.
• Di bagian Emergensi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung dalam
kurun waktu 1996-1998 dilaporkan sejumlah 180 kasus gigitan
ular berbisa. Sementara di RSUD dr. Saiful Anwar Malang
dalam kurun waktu satu tahun (2004) dilaporkan sejumlah 36
kasus gigitan ular berbisa.
Beda ular berbisa dan tak
berbisa
Ular berbisa Ular tak berbisa
Bentuk Segi tiga Segi empat panjang
kepala
Gigi taring 2 gigi taring Gigi kecil
besar
Bekas taring 2 luka utama Luka halus lengkung bekas gigitan
karena gigi taring
Besar ular Sedang Sangat bervariasi
Warna ular Bervariasi Tidak terlalu bervariasi
Pupil ular Elips Bulat
Ekor ular Bentuk sisik Sisik ganda
tunggal
agresifitas Mematuk 1 atau Mematuk berulang dan membelit
2 kali sapai tidak berdaya
Bisa ular
Terdiri dari bermacam polipeptida:
-fosfolipase A, hialuronidase, ATP-ase, 5 nukleotidase, kolin
esterase, protease, fosfomonoesterase, RNA-ase, DNA-ase

Destruksi jaringan lokal, toksik terhadap saraf, hemolisis,


pelepasan histamin terjadi anafilaksis
Gejala klinis gigitan ular
berbisa
• Gejala lokal : edema, nyeri tekan pada luka gigitan, ekimosis (dalam
30 menit – 24 jam), Ptekia, Bula, Nekrosis jaringan
• Gejala sistemik : hipotensi, kelemahan otot, berkeringat, mengigil,
mual, hipersalivasi, muntah, nyeri kepala, dan pandangan kabur

• Gejala khusus gigitan ular berbisa :


• Hematotoksik
• Neurotoksik
• Kardiotoksik
Klasifikasi gigitan ular berbisa
(Gennard)
• Derajat 0: • Derajat 2:
Bekas gigitan 1/banyak dan Tampak bekas taring
datar Nyeri hebat
Tidak nyeri Edema dan eritema 6-12 jam 1 dan
Eritema minimal meluas ±gejala sistemik mual,
Tanpa gejala sistemik 12 neurotoksik, syok
jam 1
• Derajat 3:
• Derajat 1: gejala sistemik hipotensi, ptekiae,
Didapatkan bekas taring ekismosis dan syok
Nyeri dan eritema sampai
12 jam 1 • Derajat 4:
Odema 1-5cm sekitar Derajat 3 dengan multiple organ
gigitan failure seperti gagal ginjal, koma,
sputum berdarah, edema distal dari
gigitan
Derajat venerasi gigitan ular
derajat venerasi Luka nyeri Odema/ Tanda sistemik
gigit eritem

0 0 + +/- <3cm/12 jam 0


I +/- + +++ 3-12 cm/12 jam 0
II + + +++ >12-25 cm/12 +, neurotoksik,
jam mual, pusing,
syok
III + + +++ >25cm/12jam ++, syok, ptekiae,
ekimosis
IV +++ + +++ >ekstremitas ++ gangguan faal
ginjal, koma,
perdarahan
PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan pada kasus gigitan ular berbisa
adalah
• Menghalangi/ memperlambat absorbsi bisa ular
• Menetralkan bisa ular yang sudah masuk ke dalam
sirkulasi darah
• Mengatasi efek lokal dan sistemik (Sudoyo, 2006)
Sebelum penderita dibawa ke
pusat pengobatan,
• Penderita diistirahatkan dalam posisi horizontal terhadap luka
gigitan
• Penderita dilarang berjalan dan dilarang minum minuman
yang mengandung alkohol
• Apabila gejala timbul secara cepat sementara belum tersedia
antibisa, ikat daerah proksimal dan distal dari gigitan. Kegiatan
mengikat ini kurang berguna jika dilakukan lebih dari 30 menit
pasca gigitan. Tujuan ikatan adalah untuk menahan aliran
limfe, bukan menahan aliran vena atau ateri.
Setelah penderita tiba di pusat
pengobatan
• Penatalaksanaan jalan napas
• Penatalaksanaan fungsi pernapasan
• Penatalaksanaan sirkulasi: beri infus cairan kristaloid
• Beri pertolongan pertama pada luka gigitan: verban ketat dan luas
diatas luka, imobilisasi (dengan bidai)
• Ambil 5 – 10 ml darah untuk pemeriksaan: waktu trotombin, APTT,
D-dimer, fibrinogen dan Hb, leukosit, trombosit, kreatinin, urea N,
elektrolit (terutama K), CK. Periksa waktu pembekuan, jika >10
menit, menunjukkan kemungkinan adanya koagulopati
• Apus tempat gigitan dengan dengan venom detection
• Beri SABU (Serum Anti Bisa Ular, serum kuda yang dilemahan)
SABU
Indikasi SABU
Derajat 0-1 tidak perlu
SABU
Derajat 2 diberikan 3-4
ampul SABU iv
Derajat 3 diberikan 5-15
ampul per infus
Derajat 4 diberikan
sampai 20 ampul
perinfus ebanyak 7 kali

(sebelum pemberian, test


terhadap hipersensitivitas)
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Tn. Sujarno
2. Umur : 31tahun
3. Jenis Kelamin : Laki - laki
4. Alamat : Semboro sidomolar jember
5. Suku : Madura
6. Agama : Islam
7. Status : Menikah
8. Pendidikan : SMA
9. Pekerjaan : Petani
11. Nomor RM : 053266
12. Tanggal MRS : 14 November 2014
Anamnesis
• Keluhan utama
Lengan bawah kiri bengkak setelah digigit ular

• Riwayat penyakit sekarang


Pasien terkena gigitan ular pada telapak tangan kiri saat sedang
memanjat pohon bambu. Pasien mengatakan bahwa ular yang
menggigit berwarna hijau dengan panjang ±15 cm dan kepala ular
berbentuk segitiga. Pasien terkena gigitan 1 kali. Kemudian pasien
merasakan panas dan kemerahan pada daerah bekas gigitan. Satu
jam kemudian jari tangan kiri pasien bengkak dan semakin lama
bengkak dirasakan pada seluruh lengan kiri pasien. Pasien juga
merasa nyeri pada lengan kiri dan disertai dengan pusing serta badan
terasa makin lemas.
JK: 12.00 WIB JD: 20.30 WIB
• Riwayat Penyakit Dahulu
disangkal

• Riwayat Penyakit Keluarga


disangkal

• Riwayat Pengobatan
disangkal
Anamnesis Sistem
• Sistem serebrospinal : Pusing (+), demam (-)
• Sistem kardiovaskular : Palpitasi (-), nyeri dada (-)
• Sistem pernapasan : Sesak (-), batuk (-)
• Sistem gastrointestinal : Mual (-), muntah (-), tidak ada
keluhan
• Sistem urogenital : BAK lancar, tidak ada keluhan
• Sistem integumentum : eritema (+), edema (+) ante
brachii sinistra dan edema manus sinistra, Terdapat 2 luka
bekas gigitan ular di pertengahan antara digiti I dan digiti II
manus sinistra.
• Sistem muskuloskeletal : tidak ada keluhan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
• Keadaan Umum : Cukup
• Kesadaran : Compos mentis
• Vital Sign : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 92x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu: 36,7 oC
• Pernapasan : Sesak (-), batuk (-),
• Kulit : eritema (+), edema (+) ante brachii
(s) dan edema manus (s), Terdapat 2 luka bekas gigitan ular di
pertengahan antara digiti I dan digiti II manus sinistra
• Kelenjar limfe : Pembesaran KGB (-),
pembesaran tiroid (-)
• Otot : Dbn
• Tulang : dalam batas normal
Pemeriksaan Khusus
a. Kepala
- Bentuk : Bulat - lonjong, simetris
- Rambut : Hitam, lurus
- Mata : Konjungtiva anemis : -/-
Sklera ikterus : -/-
Eksoftalmus : -/-
Refleks cahaya : +/+
- Hidung : Sekret (-), bau (-), pernapasan cuping
hidung (-)
- Telinga : Sekret (-), bau (-), perdarahan (-)
- Mulut : Sianonis (-), bau (-)
b. Leher
- KGB : Tidak ada pembesaran
- Tiroid : Tidak ada pembesaran
- JVP : Tidak meningkat

c. Thoraks:
Cor: I: Ictus cordis tidak tampak
P: Ictus codis tidak teraba
P: Batas jantung dbn
A: S1S2 tunggal, gallop -, murmur -
Pulmo: I: Simetris, tidak ada retraksi
P: Fremitus raba normal
P: Sonor
A: Vesikuler: +/+, Ronkhi:-/-, Wheezing : -/-
d. Abdomen: I: Flat
A: Bising usus (+) normal
P: Timpani
P: Soepel, tidak ada nyeri tekan

e. Ekstremitas: Akral hangat pada seluruh ekstremitas


dan didapatkan edem pada ekstremitas superior
sinistra
Status lokalis :

Edema dan eritema Regio manus sinistra + Regio ante brachii


sinistra
2 luka bekas gigitan ular di pertengahan antara digiti I dan digiti II
manus sinistra
• Laboratorium (14-11-2014)
Jenis Pemeriksaan Hasil Normal

Hematologi
Hb 15,5 L 13,4 – 17,7 ; P 11,4 – 15,1 gr/dL
Leukosit 14,8 L 4,3 -10,3 ; P 4,3 – 11,3 x 109 /L
Hematokrit 43,5 L 38 – 42 % ; P 40 – 47 %
Trombosit 298 150 – 450 x 109 /L
Faal Hati
SGOT 20 L 10 – 35 ; P 10 – 31 U/L (37 oC)
SGPT 13 L 9 – 43 ; P 9 – 36 U/L (37 oC)
Albumin 3,8 3,4-4,8 gr/dl
Faal Ginjal
Kreatinin Serum 1,0 L < 1,4 ; P < 1,1 mg/dL
BUN 14 6 – 20 mg/dL
Urea 31 26-43 gr/24h
Kadar Gula Darah
Sewaktu 196 < 200 mg/dL
Elektrolit
Natrium 133.1 135-155 mmol/L
Kalium 3.44 3.5-5 mmol/L
Chlorida 99.7 90-110 mmol/L
Calsium 2.28 2.15-2.57 mmol/L
Magnesium 0.74 0.73-1.06 mmol/L
fosfor 0.91 0.855-1.6 mmol/L
EKG
• Assasment:
Snake bite grade II

• Planning :
Pro cross insisi +rawat luka +spalk
Inf D5 drip 4 vial SABU
Inj. Ceftriaxon 1x2 gram
Inj. Ketorolac 3x1 a
Inj. ATS 1500 IU IM
Inj. OMZ 2x1 a
Inj. Dexamethason 3x1 a
Diit TKTP
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai