Anda di halaman 1dari 38

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

IBU DENGAN FREKUENSI DIARE PADA BALITA DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS UTP TAROGONG GARUT 2019

Dokter Internsip UPT Puskesmas Tarogong


Periode 14 Februari 2019 s/d 13 Juni 2019

Oleh : dr. Novitha Destary


LATAR
BELAKANG

• Diare penyebab utama kematian pada bayi (31,4%) dan


balita (25,5%).
• Puncak angka kejadian adalah pada anak usia 6-7 bln
• Frekuensi kejadian diare pada negara-negara berkembang
termasuk Indonesia lebih banyak 2-3 kali dibandingkan
negara maju.
• Jawa Barat prevalensi diare tertinggi berada dikabupaten
Cirebon sebesar 20,24 % diikuti kabupaten Garut sebesar
18,10 % dan diposisi ketida berada dikabupaten Cianjur
sebesar 14,2 %.
• Secara umum penyakit diare sangat berkaitan
dengan hygiene, sanitasi dan PHBS.
• Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten
Garut ditemui 52.930 kasus diare.
• Kasus diare sepanjang tahun 2018 terdapat 724
kasus disekitar daerah Puskesmas UPT
Tarogong. Sepanjang tahun 2018, terlihat pada
bulan Februari insiden diare tertinggi
mencapai 85 kasus sedangkan terendah pada
bulan Juni hanya 52 kasus.
RUMUSAN
MASALAH

Apakah ada hubungan perilaku ibu tentang


PHBS terhadap frekuensi diare pada balita?
KEASLIAN
PENELITIAN

 Sari (2012) dengan judul “Hubungan Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Ibu dengan
Kejadian Diare pada Bayi Usia 1-12 Bulan di
Kelurahan Antirogo Kabupaten Jember”

 Bintoro (2010) dengan judul “Hubungan Antara


Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare
Pada Balita Di Kecamatan Jatipuro Kabupaten
Karanganyar”
MANFAAT
PENELITIAN

Bagi peneliti

Dunia Kesehatan

Masyarakat
TUJUAN
PENELITIAN

Tujuan Umum Tujuan Khusus


BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Puskesmas UPT Tarogong

Gambaran Persebaran
umum penduduk

Jenis Alur
pelayanan pelayanan
• Definisi
Perilaku • Klasifikasi

• Definisi
Perilaku • Bentuk-bentuk
kesehatan • Faktor yg berhubungan
PHBS

DEFINISI
INDIKATOR
INDIKATOR PHBS IBU

ASI EKSKLUSIF

CUCI TANGAN &


TIMBANG BAYI
AIR BERSIH

MAKAN BUAH &


JAMBAN
SAYUR
DIARE

DEFINISI

ETIOLOGI

KLASIFIKASI
GEJALA

Tinja cair/lembek & sering BAB

Muntah dan demam

Gejala dehidrasi
PENATALAKSANAAN

ORALIT

NASEHAT ZINC

ANTIBIOTIK ASI/MAKANAN
PENCEGAHAN

AIR BERSIH YG CUKUP

• MENCUCI TANGAN DGN AIR BERSIH DAN SABUN

MENGGUNAKAN JAMBAN

• MEMBUANG TINJA DENGAN BENAR


HUB.PHBS IBU DENGAN DIARE
• waktu lahir sampai beberapa bulan bayi
belum dapat membentuk kekebalan tubuhnya
secara sempurna.
• ASI memberikan zat-zat kekebalan yang belum
dapat dibuat oleh bayi tersebut, sehingga bayi
yang minum ASI lebih jarang sakit.
• mayoritas ibu yang melakukan PHBS dengan
baik, maka anaknya tidak akan mengalami
diare dalam satu bulan terakhir.
Kerangka Teori
Perilaku Ibu

Diare

Perilaku Hidup Bersih


dan Sehat (PHBS)
Kerangka Konsep

Perilaku Ibu Frekuensi Kejadian


Tentang PHBS Diare Balita
Hipotesis

ada hubungan antara Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat (PHBS) ibu dengan
frekuensi diare pada balita.
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Bersifat observasional analitik. Rancangan
penelitian menggunakan cross sectional.

Tempat Penelitian
Wilayah kerja Puskesmas UPT
Tarogong pada bulan April-Mei 2019
Variabel Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Perilaku ibu tentang Frekuensi diare pada


PHBS balita
Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala

Perilaku Perilaku Hidup Bersih dan kuesioner Nominal


tentang Sehat (PHBS) sesuai PHBS baik = ≥ 5
PHBS ibu dengan indikator program PHBS tidak baik =
PHBS yang di sesuaian <5
dengan masalah diare
(Riskesdas, 2013).

Frekuensi BAB yang terjadi lebih Kuesioner Nominal


kejadian dari 3 kali dalam sehari Diare= > 3x
diare pada dengan konsistensi tinja Tidak Diare = 2 –
balita cair dalam 6 bulan 3x
terakhir (Riskesdas, 2013)
Populasi dan Sampel Penelitian
• Populasi
ibu yang memiliki balita yang datang ke wilayah kerja
Puskesmas UPT Tarogong Garut yang terdiagnosis diare, baik
di poli MTBS maupun di Rawat Inap pada Bulan April - Mei
2019. Jumlah populasinya yaitu sebanyak 30 balita.
• Sampel
Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik accidental sampling dimana teknik
pengambilan sampel dengan cara siapa saja yang secara
incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok
sebagai sumber data.
Kriteria Penelitian
Inklusi Eklusi

• Ibu yang memiliki balita (0-5 • Ibu yang tidak


tahun) bersedia menjadi
• Tinggal dan menetap di responden
wilayah kerja karya wanita
• Bersedia menjadi responden
• Ibu sehat fisik dan mental
Metode dan Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Pengumpulan data


• Data primer
• Data sekunder
b. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner berisi pertanyaan
tentang PHBS serta kuesioner frekuensi diare
Rencana Manajemen dan Analisis Data
a. Rencana Manajemen
• Editing (pemeriksaa)
• Coding (pengkodean)
• Entry (memasukkan data)
• Tabulating (tabulasi)
• Cleaning (merapikan data)

b. Analisis Data
Menggunakan SPSS versi 21.
Data diolah dengan metode uji
chi-square.
Jadwal penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas UPT


Tarogong Kecamatan Tarogong Kaler
Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat mulai
pada bulan April - Mei 2019.
BAB IV

HASIL
DAN
PEMBAHASAN
HASIL UNIVARIAT
No. Karakteristik f %
1 Umur ibu
17-25 tahun 22 73,3
26-35 tahun 3 10,0
36-43 tahun 5 16,7
Total 30 100%
2 Umur anak
1-6 bulan 10 33,3
7-11 bulan 13 43,3
1-6 tahun 7 23,3
Total 30 100%
3 Pendidikan
SD 14 46,7
SMP 5 17,7
SMA 7 23,3
S1 4 13,3
Total 30 100%
4 PHBS
Tidak baik 19 63,3
Baik 11 36,7
Total 30 100%
5 Frekuensi diare
Diare 19 63,3
Tidak diare 11 36,7
Total 30 100%
HASIL BIVARIAT

Frekuensi diare

Diare Tidak diare P

N % N %

PHBS ibu Baik 0 0,0 11 0,0 0,000

Tidak baik 19 100 0 100

Total 19 100,0 11 100,0


PEMBAHASAN
• Hasil penelitian pada perilaku PHBS ibu pada
penelitian ini sebagian besar termasuk dalam
kategori tidak baik sebanyak 19 orang (63,3%).
• Menurut (Arie et al, 2011).
seseorang yang memiliki perilaku hidup yang
tidak sehat memiliki resiko 3,500 kali lebih besar
menderita diare dibandingkan pada orang yang
memiliki perilaku hidup bersih dan sehat. Dan
pada penelitian ini didapatkan balita dengan
kategori diare sebanyak 19 balita (63,3%).
Pada penelitian didapatkan ada hubungan yang
bermakna antara perilaku hidup bersih dan
sehat dengan kejadian diare pada balita.

• Adisasmito (2007)  menyatakan bahwa


perilaku hidup bersih yang dilakukan ibu
mempunyai hubungan yang bermakna dalam
mencegah terjadinya penyakit diare pada bayi
dan balita.
• Arie et al (2011)  menyatakan terdapat
hubungan antara penggunaan air bersih,
pengunaan jamban sehat, kebiasaan mencuci
tangan, dan penerapan PHBS dengan penurunan
kejadian diare pada balita dikelurahan Gandus
Palembang tahun 2011
BAB V

KESIMPULAN
DAN
SARAN
KESIMPULAN
• Ada hubungan PHBS ibu dengan frekuensi diare
di wilayah kerja Puskesmas UPT Tarogong
diperoleh nilai-p = 0,000.
• Perilaku ibu yang memiliki balita tentang PHBS
yang tidak baik di wilayah kerja Puskesmas UPT
Tarogong sebanyak 19 orang (63,3%) termasuk
dalam kategori tidak baik.
• Frekuensi diare balita di wilayah kerja Puskesmas
UPT Tarogong sebanyak 19 orang (63,3) yang
merupakan kategori diare.
SARAN

• Bagi Masyarakat
• Bagi peneliti lain
• Bagi tenaga kesehatan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai