Anda di halaman 1dari 31

MINI PROJECT

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN


PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SISWA SEKOLAH
DASAR WILAYAH KECAMATAN NGLUWAR

PUSKESMAS NGLUWAR

Disusun untuk menyelesaikan Program Internsip Kementerian Kesehatan RI

dr. Christie July Prawatya

HALAMAN JUDUL
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
PUSKESMAS NGLUWAR
TAHUN 2022
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN


PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SISWA SEKOLAH
DASAR WILAYAH KECAMATAN NGLUWAR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Program Internsip Dokter Indonesia

Disusun Oleh :

dr. Christie July Prawatya

Telah disetujui dan disahkan pada


Magelang, 12 Agustus 2022

Kepala UPTD Puskesmas Ngluwar Dokter Pendamping

drg. Rina Nuryanti dr. Ning Kusdiarini


NIP. 197708102009042002 NIP. 196904072010012001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkah dan rahmat-Nya, penulis bisa menyelesaikan “Pengaruh Penyuluhan
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Siswa Sekolah
Dasar Wilayah Kecamatan Ngluwar” dengan lancer. Laporan Mini Project  ini
disusun sebagai salah satu tugas wajib untuk menyelesaikan Program Internsip
Dokter Indonesia Periode 15 Februari 2022- 15 Agustus 2022 di UPTD
Puskesmas Ngluwar, dengan harapan dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu yang
bermanfaat bagi pengetahuan penulis maupun pembaca. 
Dalam penulisan dan penyusunan Laporan Mini Project ini tidak lepas dari
bantuan dan dukungan berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih
kepada: 
1. Kepala UPTD Puskesmas Ngluwar, drg. Rina Nuryanti yang telah memberi
kesempatan kepada kami untuk menimba ilmu di UPTD Puskesmas Rendeng.
2. dr. Ning Kusdiarini selaku pendamping yang memberikan kesempatan dan
kemudahan untuk memanfaatkan berbagai fasilitas belajar.
3. Orang tua dan keluarga penulis yang memberikan doa dan dukungan demi
kelancaran penelitian ini.
4. dr. Nadifa, dr. Dienda dan dr.Yunan teman sejawat Dokter Internsip dalam
kepaniteraan Internsip rotasi Puskesmas Ngluwar periode 15 Februari 2022-
15 Agustus 2022 yang telah memberikan dukungan dan bantuannya dalam
mengerjakan penelitian ini.
5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan
Evaluasi Program ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Laporan Mini Project  yang penulis susun ini masih
jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak sangat diharapkan. Semoga Laporan Mini Project  ini dapat memberi
manfaat. 

Magelang, 12 Agustus 2022

iii
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..............................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................2

C. TUJUAN PENELITIAN...........................................................................2

D. MANFAAT PENELITIAN.......................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................3

A. PENYULUHAN KESEHATAN...................................................................3

B. PENGETAHUAN...........................................................................................5

C. KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA...................................................8

D. REMAJA..........................................................................................................9

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................11

A. PERENCANAAN PENELITIAN...............................................................11

B. PENGUMPULAN DATA............................................................................11

C. JENIS PENELITIAN....................................................................................11

D. POPULASI PENELITIAN..........................................................................11

F. VARIABEL PENELITIAN.........................................................................12

G. CARA PENGUMPULAN DATA...............................................................12

H. ALUR PENELITIAN...................................................................................12

I. INSTRUMEN PENELITIAN......................................................................12

iv
J. ANALISIS DATA.........................................................................................12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................13

A. HASIL.....................................................................................................13

B. PEMBAHASAN.....................................................................................14

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................16

A. KESIMPULAN.............................................................................................16

B. SARAN..........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

LAMPIRAN..........................................................................................................18

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Remaja awal merupakan tahap dimana seorang anak sedang
menuju pubertas baik secara fisik maupun fisiologis. Perkembangan aspek
fisik, kognitif, emosional, mental, dan sosial mereka membutuhkan cara-
cara penyampaian dan intensitas pengetahuan tentang seks dan kesehatan
reproduksi yang berbeda dengan tahap-tahap usia yang lain.1
Masalah yang rawan dihadapi oleh remaja awal adalah infeksi
menular seksual seperti HIV/AIDS, kehamilan yang tidak diinginkan
(KTD), aborsi yang tidak aman, terjadinya pernikahan usia dini, kekerasan
seksual dan pemerkosaan, serta pergaulan bebas.2 Laporan Kementrian
Kesehatan terbaru, jumlah kasus AIDS pada remaja usia 15-19 tahun
sebesar 1.717 kasus.2 Jawa Tengah menempati urutan ke-6 dengan jumlah
kasus HIV 9.032 kasus dan AIDS 3.767 kasus dengan prevalensi kejadian
HIV/AIDS sebesar 12/100.000 penduduk. Penderita HIV/AIDS di
Magelang juga semakin meningkat, Jumlah penderita AIDS yang tercatat
2016 ada 236 kasus dan meninggal 27 orang.1
Berbagai faktor telah mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan
reproduksi remaja salah satunya adalah tingkat pengetahuan remaja
mengenai kesehatan reproduksi yang rendah. Dalam laporan SDKI
BKKBN tahun 2015 Persentase remaja yang mengetahui mimpi basah
sebagai ciri akil balig laki-laki yaitu 13,8% untuk remaja perempuan dan
26,8% untuk remaja laki-laki. Persentase remaja yang menyebutkan
menstruasi sebagai ciri akil balig perempuan yaitu 69,9% untuk remaja
perempuan dan 36,5% untuk remaja laki-laki. Selain itu, pengetahuan
remaja terhadap masa subur masih sangat rendah, yaitu remaja laki-laki
sekitar 10% yang menjawab secara tepat, sedangkan remaja perempuan
sekitar 15%.3

1
2

Pengetahuan dapat ditingkatkan dengan berbagai upaya, salah satunya


adalah melalui penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah upaya
yang ditujukan untuk mengubah perilaku individu, kelompok, keluarga
dan masyarakat. Remaja awal perlu dibekali oleh pengetahuan kesehatan
reproduksi yang benar dan komprehensif untuk meningkatkan pemahaman
seseorang khususnya dalam hal berperilaku seksual sehingga tidak akan
terjadi berbagai macam penyimpangan pada remaja.4
Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan program
atau kegiatan rutin penyuluhan kesehatan reproduksi pada remaja awal
sekolah dasar di Kecamatan Ngluwar.

B. RUMUSAN MASALAH
Apakah ada pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan
kesehatan reproduksi siswa sekolah dasar wilayah Kecamatan Ngluwar?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Tujuan umum dari mini project ini adalah untuk mengetahui
pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi
siswa sekolah dasar wilayah Kecamatan Ngluwar.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
sebelum diberikan penyuluhan.
2. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sesudah
diberikan penyuluhan.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
khususnya bagi remaja awal siswa sekolah dasar tentang kesehatan
reproduksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENYULUHAN KESEHATAN
1. Definisi Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan merupakan usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan
yang dilakukan pada anak untuk menjadi dewasa secara fisik, mental,
moral, social dan emosional. Tujuannya untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di luar maupun di dalam sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Penyuluhan mengandung tiga unsur yaitu
input (sasaran dan perilaku pendidikan), proses (upaya yang
direncanakan) dan output (perilaku yang di harapkan).5
Penyuluhan kesehatan adalah upaya yang ditujukan untuk
mempengaruhi perubahan perilaku individu, kelompok dan masyarakat
sehubungan dengan pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan sehingga dapat mencapai kesehatan secara
optimal.6
2. Metode Penyuluhan Kesehatan
Faktor-faktor yang harus diperhatikan yang mempengaruhi
penyuluhan kesehatan salah satunya adalah faktor metode. Metode
penyuluhan kesehatan sendiri dibagi menjadi tiga berdasarkan
pendekatan sasaran yang ingin dicapai yaitu perorangan, kelompok
dan masa.7
a. Metode penyuluhan perorangan
Penyuluhan kesehatan metode perorangan ini bersifat individual
dan
biasanya ditujukan untuk membina perilaku baru atau membina
yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku, bentuk
pendekatannya sendiri ada dua yaitu bimbingan dan penyuluhan
serta wawancara.7
b. Metode penyuluhan kesehatan kelompok

3
4

Penyuluhan kesehatan kelompok sendiri yaitu penyuluh


berhubungan langsung dengan sasaran kelompok serta lebih
mempertimbangkan besarnyta kelompok dan tingkat pendidikan
formal dari sasaran.7
c. Metode penyuluhan kesehatan massa
Penyuluhan kesehatan massa yaitu bertujuan utnuk
menyampaikan pesan-pesan kesehatan secara umum yang bersifat
massa atau publik dengan tidak membeda-bedakan golongan umur,
jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi serta tingkat
pendidikan.
Pemilihan metode penyuluhan kesehatan disesuaikan
dengan tahapan perkembangan dari sasaran. Metode yang dapat
digunakan pada usia pra-sekolah adalah penggunaan bahasa yang
sederhana, permainan, musik dan demonstrasi. Metode yang
digunakan pada usia sekolah adalah penggunaan bahasa yang
beragam, menggunakan permainan ineteraktif, teka-teki,
mencocokan, diskusi, demonstrasi dan roleplay dan pada usia
dewasa dapat disampaikan dengan metode kuluah klasikal, diskusi,
demontrasi dan roleplay yang menekankan tingkat emosional.8
Alat peraga untuk penyuluhan kesehatan dapat diartikan
sebagai alat bantu yang dapat didengar, dilihat dan diraba untuk
menyebarluaskan materi. Terdapat beberapa jenis alat peraga yang
dapat dibagi menjadi 4 kelompok : 8
a. Benda asli : benda yang sesungguhnya, baik hidup atau mati.
Contohnya benda untuk diperdagangkan seperti pengawet dll.
b. Benda tiruan : ukuran lain dari benda sesungguhnya.
Contohnya seperti kayu, semen, plastik dll
c. Gambar/media grafis : seperti poster, leaflet, lukisan dll
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan
kesehatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu penyuluhan
kesehatan adalah sebagai berikut :8
5

a. Faktor pemberi penyuluhan, dalam pemberian penyuluhan


dibutuhkan persiapan, penguasaan materi, penampilan,
penyampaian penyuluhan dengan menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti dan dipahami.
b. Faktor sasaran yang dilihat dari tingkat pendidikan, lingkungan
sosial, kebiasaan adat istiadat kebiasaan dan kepercayaan
c. Proses dalam penyuluhan, waktu, tempat, jumlah sasaran perlu
disesuaikan dengan kegiatan penyuluhan agar proses dalam
penyuluhan berjalan dengan baik.

B. PENGETAHUAN
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari proses mencari tahu, dari yang
tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak dapat menjadi dapat.
Dalam proses mencari tahu dapat mencakup berbagai metode dan
konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan maupun pengalaman.7
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang. Dalam proses adopsi perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh seseorang
tentang suatu hal melalui panca indranya.7
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012) membagi dalam enam tingkat
pengetahuan yaitu sebagai berikut :7
a. Tahu (Know)
Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Pengetahuan yang termasuk dalam tingkat
ini adalah mengingat kembali suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.7
b. Memahami (Comprehention)
6

Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan


secara benar tentang objek ke dalam komponen-komponen, tetapi
masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada ikatan satu
sama lain.7
c. Menerapkan (Application)
Aplikasi sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.7
d. Analisis (Analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan menjabarkan materi atau
objek kedalam suatu komonen-komponen, tetapi masih di dalam
satu struktur organisasi dan saling berkaitan satu sama lain.7
e. Sintesa (synthesis)
Sintesa diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi yang ada.7
f. Evalusai (Evaluation)
Evaluasi merupakan suatu yang berkaitan degan kemampuan untuk
melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian
yang didasarkan pada suatu kinerja yang ditentukan sendiri dengan
menggunakan kreteria yang sudah ada.7

3. Sumber Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan bisa diperoleh dari : 7
a. Media massa, meliputi : televisi, radio, koran, majalah, tabloid, dan
lain-lain.
b. Pendidikan, pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal
maupun non formal.
c. Petugas kesehatan, sebagai sumber informasi dapat diperoleh
langsung dari petugas kesehatan.
d. Pengalaman, pengalaman dapat diperoleh secara langsung dari
pengalaman petugas kesehatan maupun individu.
7

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Notoatmodjo (2012) pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu :7
a. Umur
Umur seseorang semakin tua maka proses-proses perkembangan
mentalnya bertambah baik. Maka dapat disimpulkan bahwa
bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada
pertambahan pengetahuan yang diperolehnya.7
b. Intelegensi
Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan
berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam
situasi baru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan
intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat
pengetahuan.7
c. Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh
pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-
hal yang baik dan juga halhal yang buruk tergantung pada sifat
kelompoknya.7
d. Sosial Budaya
Sosial budaya memiliki pengaruh pada pengetahuan seseorang,
suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena
hubungan ini seseorang mengalami proses belajar dan memperoleh
suatu pengetahuan dari adat istiadat sosial budaya.7
e. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu kegiatan proses pembelajaran untuk
mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga
sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri.7
8

5. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
amgket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
subyek penelitian atau responden.9
Menurut Nursalam (2008), skala pengukuran pengetahuan adalah skala
ordinal dengan kriteria sebagai berikut :10
a. Tinggi (jawaban terhadap kuesioner 80-100% benar)
b. Sedang (jawaban terhadap kuesioner 51-79% benar)
c. Rendah (jawaban terhadap kuesioner ≤ 50 % benar)

C. KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA


1. Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja
Pengertian kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara
fisik, mental, emosional dan sosial secara utuh semata-mata bebas dari
penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan system, fungsi dan
proses reproduksi.11
Tujuan dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk
membantu remaja agar memahami dan menyadari ilmu tersebut,
sehingga memiliki sikap dan perilaku sehat dan tentu saja
bertanggungjawab kaitannya dengan masalah kehidupan reproduksi.
Upaya yang dilakukan melalui advokasi, promosi KIE, Konseling,
pelayanan kepada remaja yang memiliki masalah khusus serta
memberi dukungan pada kegiatan remaja yang bersifat positif.11
Menurut Widyastuti (2009), pengetahuan yang dibutuhkan remaja
meliputi :11
a. Perkembangan fisik, kejiwaan dna kematangan seksual remaja
b. Proses reproduksi yang bertanggung jawab
c. Pergaulan yang sehat antara remaja laki-laki dan perempuan serta
kewaspadaan terhadap maslaah remaja yang banyak ditemukan
d. Persiapan pra nikah
e. Kehamilan, persalinan serta cara pencegahannya
2. Organ Reproduksi Wanita dan Pria
a. Organ Reproduksi Wanita : ovarium, tuba fallopi, fimbrae, uterus,
cervix uterus, vagina.11
9

b. Organ Reproduksi Pria : penis, glans, uretra, vas deferens,


epididymis, testis, skrotum, kelenjar prostat, vesikula seminalis.11
3. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi
Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang
dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi yaitu:12
a. Faktor sosial-ekonomi dan demografi terutama kemiskinan, tingkat
pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan tentang perkembangan
seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang
terpencil. 12
b. Faktor budaya dan lingkungan, misalnya praktek tradisional yang
berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak
anak banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang
membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satu
dengan yang lain,dan sebagainya. 12
c. Faktor psikologis yaitu dampak pada keretakan orang tua dan
remaja, depresi karena ketidak seimbangan hormonal, rasa tidak
berharga wanita terhadap pria yang memberi kebebasan secara
materi.12
d. Faktor biologis yaitu cacat sejak lahir, cacat pada saluran
reproduksi pasca penyakit menular seksual.12
D. REMAJA
1. Definisi Remaja
Remaja adalah anak usia 10-24 tahun yang merupakan usia antara
masa kanak-kanak dan masa dewasa serta sebagai titik awal proses
reproduksi sehingga perlu dipersiapkan sejak dini.Masa remaja adalah
masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan
psikis.13
Batasan Usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun.
Menurut Depkes RI adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum
kawin sedangkan menurut BKKBN adalah 10 sampai 19 tahun.11
2. Penggolongan Remaja
Berdasarkan ciri perkembangannya, Widyastuti (2009)
menggolongkan masa remaja menjadi 3 tahap yaitu :11
a. Remaja awal (10-12 tahun)
b. Remaja tengah (13-15 tahun)
c. Remaja akhir (16-19 tahun)
10

3. Perubahan Fisik Remaja


Menurut Widyastuti (2009), perubahan fisik yang terjaid pada remaja
terbagi menjadi 2 yaitu :11
a. Tanda-tanda seks primer
Pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah sedangkan pada
perempuan ditandai dengan menstruasi
b. Tanda-tanda seks sekunder
Pada laki-laki ditandai dengan tumbuhnya rambut pada
kemaluan, ketiak dan wajah. Aktivitas kelenjar minyak dan
kelenjar keringat meningkat sehingga memicu timbulnya jerawat.
Otot tubuh remaja membesar dan semakin kuat. Disamping itu,
suara berubah menjadi serak dan volumenya meningkat.11
Pada perempuan juga utmbuh rambut kemaluan seiring
dengan berkembangnya pinggul dan payudara. Kulit menjadi lebih
tebal dan pori-pori membesar namun cenderung tetap lembut, otot
membesar dan kuat serta suara berubah menjadi lebih merdu.11
4. Perubahan Psikologi Remaja
Tertarik pada lawan jenis, cemas, mudah sedih, lebih perasa, menarik
diri, pemalu dan pemarah.13
BAB III
METODE PENELITIAN

A. PERENCANAAN PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di sekolah dasar wilayah kerja Puskesmas
Ngluwar
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian pada hari Senin tanggal 13 Juni 2022-Sabtu tanggal
18 Juni 2022
3. Sasaran Penelitian
Sasaran adalah seluruh siswa SD kelas 4-6 di wilayah kerja Puskesmas
Ngluwar
B. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data berupa data primer yaitu data pengukuran pengetahuan
siswa SD kelas 4-6 melalui kuisoner pretest dan posttest.
C. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian metode kuantitatif
dengan desain eksperimental kuasi dengan rancangan one group pre-
posttest design
D. POPULASI PENELITIAN
1. Populasi Target
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD kelas 4-6
di wilayah kerja Puskesmas Ngluwar
2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa SD kelas 4-6 di
wilayah Puskesmas Ngluwar yang mendapat undangan dalam
penyuluhan kesehatan reproduksi.

E. SAMPEL PENELITIAN
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
Total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana
jumlah sampel sama dengan populasi. Pada penelitian ini didapatkan

11
sebanyak 154 sampel penelitian yang terdiri dari 4 SD di wilayah kerja
Puskesmas Ngluwar.

12
12

F. VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel independent (variabel bebas)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah penyuluhan kesehatan
2. Variabel dependen (variable tergantung)
Variabel dependen di sini adalah tingkat pengetahuan siswa SD kelas
4-6 di wilayah kerja Puskesmas Ngluwar
G. CARA PENGUMPULAN DATA
1. Bahan
Dengan menggunakan pengisian biodata dan menjawab pertanyaan
pada kuisoner untuk mengetahui identitas dan pengetahuan dari setiap
siswa SD kelas 4-6 di wilayah kerja Puskesmas Ngluwar.
2. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa
pertanyaan kuisoner yang terdiri dari pretest dan posttest.
3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dikerjakan dari hasil kuisoner pretest dan posttest
yang sudah diisi oleh setiap siswa SD kelas 4-6 di wilayah kerja
Puskesmas Ngluwar.
H. ALUR PENELITIAN
1. Mengumpulkan siswa SD kelas 4-6 di wilayah kerja Puskesmas
Ngluwar
2. Melakukan pretes tentang pengetahuan terhadap kesehatan reproduksi
remaja
3. Penyuluhan terkait kesehatan reproduksi remaja
4. Melakukan post test

I. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data
mengenai pengetahuan yaitu dengan kuisioner pre test dan post test berupa
pertanyaan terkait kesehatan reproduksi remaja, sedangkan media yang
digunakan untuk penyuluhan kesehatan yaitu slide penyuluhan dengan
media laptop untuk presentasi.
J. ANALISIS DATA
Data dianalisis menggunakan program miscrosoft excel
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
Jumlah peserta siswi SD sebanyak 154 siswa, terdiri dari 4 SD/MI/sederajat di
wilayah kerja Puskesmas Nguwar yang sedang mengenyam pendidikan di
bangku kelas 4-6 SD.
Tingkat pengetahuan peserta penyuluhan kesehatan reproduksi siswa SD kelas
4-6 di wilayah kerja Puskesmas Ngluwar
Tingkat pengetahuan Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi

Rendah (≤ 50 %) 126 orang 3 orang

Sedang (51-79%) 25 orang 66 orang

Tinggi (80-100%) 3 orang 85 orang

Berdasarkan data yang telah diperoleh sebelum dilakukan intervensi,


terdapat siswa yang masuk kategori tingkat pengetahuan rendah yaitu sebanyak
126 siswa (81.81%), kategori pengetahuan sedang sebanyak 25 orang (16.23%)
dan kategori pengetahuan tinggi sebanyak 3 orang (1.94%%).
Berdasarkan data yang telah diperoleh setelah dilakukan intervensi, siswa
yang masuk dalam kategori tingkat pengetahuan rendah berkurang menjadi 3
siswa (1.94%), tingkat pengetahuan sedang menjadi 66 siswa (42.87%) dan
yang masuk kategori tingkat pengetahuan tinggi meningkat menjadi 85 orang
(55.19%).
Pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi remaja dilihat dari
hasil pretest dan posttest yang dikerjakan responden diawal dan diakhir
pertemuan. Pretest dan post test merupakan soal yang sama terdiri dari 10 soal.
Sebelum melakukan posttest, responden diberikan intervensi berupa
penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi remaja. Hasil dari pretest dan
posttest ditunjukkan pada tabel berikut.

13
14

Jenis Tes N Hasil Hasil Mean


Terendah Tertinggi
Pretest 154 10 90 37.92
Posttest 154 50 100 77.07

Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat peningkatan pengetahuan


kader yang diliat dari nilai rerata pretest kader yang awalnya 37.92 meningkat
nilai rerata posttest kader menjadi 77.07.
B. PEMBAHASAN
Kegiatan mini project ini dilaksanakan pada tanggal 13-18 Juni 2022.
Target peserta penyuluhan mini project ini adalah siswa kelas 4-6
SD/MI/sederajat di wilayah kerja Puskesmas Ngluwar yang berjumlah 4
sekolah. Mini project ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan
terhadap tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja, khususnya
remaja siswa SD kelas 4-6 di wilayah kerja Puskesmas Ngluwar.
Pada kegiatan mini project ini, diambil data kuesioner pre-intervensi dan
post-intervensi. Hasil pengambilan data tersebut menggambarkan pengetahuan
siswa SD kelas 4-6 mengenai materi kesehatan reproduksi. Pada hasil sebelum
intervensi, terdapat siswa yang masuk kategori tingkat pengetahuan rendah
yaitu sebanyak 126 siswa (81.81%), kategori pengetahuan sedang sebanyak 25
orang (16.23%) dan kategori pengetahuan tinggi sebanyak 3 orang (1.94%%).
Berdasarkan data yang telah diperoleh setelah dilakukan intervensi, siswa yang
masuk dalam kategori tingkat pengetahuan rendah berkurang menjadi 3 siswa
(1.94%), tingkat pengetahuan sedang menjadi 66 siswa (42.87%) dan yang
masuk kategori tingkat pengetahuan tinggi meningkat menjadi 85 orang
(55.19%). Hal ini menggambarkan bahwa penyuluhan akan memberikan efek
yang signifikan dalam meningkatkan pengetahuan.
Hal ini didukung Notoatmodjo (2012) bahwa penyuluhan termasuk dalam
bentuk pendidikan kesehatan dalam faktor-faktor predisposisi, yang bertujuan
menggugah kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan
sikap. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ririn tahun 2011
15

di Kebumen dengan hasil terdapat pengaruh penyuluhan dengan peningkatan


pengetahuan anak sebelum diberikan penyuluhan dan sesudah penyuluhan.
Dalam konsep pendidikan kesehatan penyampaian informasi dalam
penyuluhan merupakan faktor sangat penting, dapat berorientasi kearah
perubahan pengetahuan seseorang.5
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kegiatan yang dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa
terdapat pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan kesehatan
reproduksi remaja siswa SD kelas 4-6 di wilayah kerja Puskesmas
Ngluwar.
B. SARAN
1. Para peserta penyuluhan diharapkan menggunakan pengetahuan
kesehatan reproduksi yang telah didapat ke dalam sikap dan perilaku
yang sesuai dalam menyikapi masalah kesehatan reproduksi remaja.
2. Para peserta penyuluhan diharapkan menjadi agen perubahan dengan
mengamalkan pengetahuan kesehatan reproduksi yang telah didapat
kepada keluarga dan masyarakat sekitar sehingga meningkatkan
tingkat pengetahuan masyarakat secara umum.
3. Bagi puskesmas diharapkan berperan aktif dalam meningkatkan
pengetahuan remaja terkait kesehatan reproduksi sehingga melahirkan
sikap dan perilaku yang sesuai dalam menyikapi masalah kesehatan
reproduksi remaja.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Pusat Statistik. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kabupaten


Semarang Tahun 2014 [Internet]. 2016. Available
from:http://semarangkab.bps.go.id/link/ TabelStatis/view/id/21
2. Buzarudina F. 2013. Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja
terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa SMA N 6 Kecamatan Pontianak Timur
Tahun 2013. Universitas Tanjungpura.
3. Prihartini, Ada Rahayu dan Maesaroh. 2019. Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan dan Sikap Remaja Awal terhadap Perubahan Fisik Masa
Pubertas pada Murid Kelas VIII di SMP N 1 Plumbon Kabupaten Cirebon.
Jurnal Menara Medika
4. Benita NR. 2012. Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan
Kesehatan Reproduksi pada Remaja Siswa SMP Kristen Gergaji. Universitas
Diponegoro.
5. Maulana, H. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: PT. Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
6. Fitriani. S. 2011. Promosi Kesehatan. Ed 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.
7. Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
8. Effendi, F dan Mahfudi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas, Jakarta:
Salemba Medika
9. Budiman & Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan
Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika pp 66-69.
10. Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Jakarta: Salemba Medika
11. Widyastuti Y, Dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.
12. Taufan dan Setiawan A. 2010. Kesehatan Wanita, Gender dan
Permasalahannya. Jogjakarta: Nuha Medika.
13. Romauli,S. 2011. Buku Ajar Kebidanan Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika

17
LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner pretest/posttest kesehatan reproduksi remaja

1. Masa remaja adalah peralihan dari masa anak-anak menuju masa ... .
a. balita b. dewasa
c. usia lanjut d. bayi

2. Salah satu cara menyikapi masa pubertas yang dialami remaja adalah rajin
menjaga kebersihan tubuh. Berikut cara menjaga kebersihan tubuh yang tepat
adalah ... .
a. mandi dua kali dalam sehari
b. memakai baju yang sulit menyerap keringat
c. tidak mengganti pakaian seusai mandi
d. menggunakan satu pembalut dalam sehari saat menstruasi

3. Banyak aktivitas di masa pubertas cukup menguras energi. Agar stamina


tubuh tetap terjaga, para remaja harus menghindari pola makan yang tidak
sehat. Berikut yang termasuk pola makan yang kurang sehat adalah ... .
a. memakan makanan yang cukup mengandung serat
b. mengonsumsi makanan yang tanpa bahan pengawet
c. minum minuman yang mengandung pemanis buatan
d. memakan makanan yang mengandung cukup protein

4. Remaja harus hati-hati saat bergaul dengan lawan jenis. Hal tepat yang harus
dilakukan para remaja adalah ... .
a. bergaul dengan laki-laki atau perempuan saja
b. tidak boleh bergaul dengan lawan jenis
c. bergaul dengan lawan jenis dalam batas wajar
d. bebas bergaul dengan siapa saja tanpa batas

18
19

5. Matangnya organ reproduksi remaja perempuan ditandai dengan ... .


a. menstruasi
b. mimpi basah
c. suara menjadi berat
d. membesarnya massa otot

6. Perubahan fisik maupun psikologi pada usia remaja akibat pengaruh


perubahan ... .
a. lingkungan c. hormon
b. aktivitas d. pola makan

7. Perubahan primer yang terjadi pada anak laki-laki di masa pubertas adalah ….
A. rambut di ketiak mulai tumbuh
B. mimpi basah
C. berjerawat
D. tumbuh jakun

8. Perubahan psikologis pada masa pubertas ditandai dengan ….


A. berubahnya sikap dan emosi anak
B. bertambahnya jerawat di muka
C. terjadinya menstruasi
D. meningkatnya keringat

9. Berikut ini cara menyikapi masa pubertas yang benar, kecuali ….


A. menjaga kebersihan tubuh
B. sering menonton film dan game
C. menjaga pergaulan dengan lawan jenis
D. makan makanan sehat dan berolahraga
20

10. Perubahan psikis, fisik, sekaligus pematangan fungsi reproduksi terjadi pada
masa ....
a. balita
b. pendewasaan
c. pubertas
d. lanjut usia
21

Lampiran 2. Foto Kegiatan

Lampiran 3. Pengolahan data menggunakan Microsoft Excel


Nilai Total
No Nama Nama Sekolah
Pre test Post test
1 An.A SDN Blongkeng 1 70 90
2 An.K SDN Blongkeng 1 80 100
3 An.L SDN Blongkeng 1 70 80
4 An.G SDN Blongkeng 1 20 60
5 An.H SDN Blongkeng 1 30 90
6 An.R SDN Blongkeng 1 10 70
7 An.W SDN Blongkeng 1 20 60
22

8 An.H SDN Blongkeng 1 40 100


9 An.F SDN Blongkeng 1 30 70
10 An.T SDN Blongkeng 1 60 100
11 An.V SDN Blongkeng 1 10 60
12 An.D SDN Blongkeng 1 20 70
13 An.C SDN Blongkeng 1 60 90
14 An.L SDN Blongkeng 1 40 90
15 An.T SDN Blongkeng 1 30 100
16 An.R SDN Blongkeng 1 50 80
17 An.F SDN Blongkeng 1 50 90
18 An.R SDN Blongkeng 1 20 100
19 An.M SDN Blongkeng 1 10 70
20 An.N SDN Blongkeng 1 20 80
21 An.B SDN Blongkeng 1 40 80
22 An.H SDN Blongkeng 1 60 100
23 An.S SDN Blongkeng 1 30 70
24 An.F SDN Blongkeng 1 70 90
25 An.K SDN Karangtalun 50 80
26 An.L SDN Karangtalun 60 90
27 An.F SDN Karangtalun 50 70
28 An.O SDN Karangtalun 60 90
29 An.P SDN Karangtalun 40 100
30 An.W SDN Karangtalun 30 80
31 An.D SDN Karangtalun 10 90
32 An.C SDN Karangtalun 20 80
33 An.J SDN Karangtalun 20 70
34 An.M SDN Karangtalun 40 100
35 An.M SDN Karangtalun 60 80
36 An.K SDN Karangtalun 30 90
37 An.I SDN Karangtalun 20 80
38 An.U SDN Karangtalun 50 90
39 An.Y SDN Karangtalun 30 80
40 An.F SDN Karangtalun 40 70
41 An.G SDN Karangtalun 50 70
42 An.R SDN Karangtalun 40 90
43 An.E SDN Karangtalun 50 90
44 An.W SDN Karangtalun 60 80
45 An.B SDN Karangtalun 30 70
46 An.N SDN Karangtalun 60 80
47 An.I SDN Karangtalun 60 80
48 An.T SDN Karangtalun 40 90
49 An.R SDN Karangtalun 10 80
23

50 An.E SDN Karangtalun 40 80


51 An.L SDN Karangtalun 40 70
52 An.D SDN Karangtalun 70 90
53 An.M SDN Karangtalun 70 100
54 An.K SD Muhammadiyah Bligo 50 90
55 An.L SD Muhammadiyah Bligo 40 80
56 An.B SD Muhammadiyah Bligo 50 70
57 An.V SD Muhammadiyah Bligo 60 80
58 An.M SD Muhammadiyah Bligo 30 90
59 An.C SD Muhammadiyah Bligo 30 100
60 An.G SD Muhammadiyah Bligo 10 70
61 An.H SD Muhammadiyah Bligo 30 80
62 An.K SD Muhammadiyah Bligo 20 90
63 An.U SD Muhammadiyah Bligo 40 60
64 An.Y SD Muhammadiyah Bligo 50 60
65 An.R SD Muhammadiyah Bligo 20 70
66 An.E SD Muhammadiyah Bligo 10 80
67 An.R SD Muhammadiyah Bligo 40 60
68 An.T SD Muhammadiyah Bligo 50 60
69 An.I SD Muhammadiyah Bligo 60 70
70 An.R SD Muhammadiyah Bligo 40 60
71 An.W SD Muhammadiyah Bligo 50 60
72 An.S SD Muhammadiyah Bligo 30 90
73 An.A SD Muhammadiyah Bligo 20 50
74 An.K SD Muhammadiyah Bligo 10 50
75 An.L SD Muhammadiyah Bligo 40 60
76 An.I SD Muhammadiyah Bligo 50 70
77 An.U SD Muhammadiyah Bligo 80 100
78 An.Y SD Muhammadiyah Bligo 70 80
79 An.T SD Muhammadiyah Bligo 50 80
80 An.B SD Muhammadiyah Bligo 20 60
81 An.C SD Muhammadiyah Bligo 30 50
82 An.R SD Muhammadiyah Bligo 50 60
83 An.E SD Muhammadiyah Bligo 10 70
84 An.U SD Muhammadiyah Bligo 30 80
85 An.W SD Muhammadiyah Bligo 50 90
86 An.I SD Muhammadiyah Bligo 60 80
87 An.B SD Muhammadiyah Bligo 40 80
88 An.P SD Muhammadiyah Bligo 70 90
89 An.W SD Muhammadiyah Bligo 10 80
90 An.C SD Muhammadiyah Bligo 30 70
91 An.E SD Muhammadiyah Bligo 50 80
24

92 An.M SD Muhammadiyah Bligo 70 100


93 An.N SD Muhammadiyah Bligo 90 100
94 An.H SD Muhammadiyah Bligo 20 60
95 An.F SD Muhammadiyah Bligo 40 80
96 An.T SD Muhammadiyah Bligo 20 80
97 An.R SD Muhammadiyah Bligo 40 70
98 An.E SD Muhammadiyah Bligo 50 60
99 An.P SD Muhammadiyah Bligo 30 80
100 An.E SD Muhammadiyah Bligo 20 90
101 An.B SD Muhammadiyah Bligo 40 70
102 An.R SD Muhammadiyah Bligo 50 80
103 An.N SD Muhammadiyah Bligo 60 70
104 An.C SD Muhammadiyah Bligo 10 80
105 An.D SD Muhammadiyah Bligo 30 80
106 An.R SD Muhammadiyah Bligo 20 70
107 An.C SD Muhammadiyah Bligo 40 70
108 An.E SD Muhammadiyah Bligo 30 90
109 An.K SD Muhammadiyah Bligo 20 80
110 An.S SD Muhammadiyah Bligo 20 80
111 An.E SD Muhammadiyah Bligo 30 80
112 An.C SD Muhammadiyah Bligo 10 70
113 An.T SD Muhammadiyah Bligo 40 80
114 An.I SD Muhammadiyah Bligo 40 60
115 An.P SD Muhammadiyah Bligo 50 60
116 An.I SD Muhammadiyah Bligo 40 80
117 An.J SDN Pakunden 3 30 60
118 An.L SDN Pakunden 3 30 70
119 An.P SDN Pakunden 3 20 80
120 An.S SDN Pakunden 3 40 60
121 An.D SDN Pakunden 3 50 70
122 An.H SDN Pakunden 3 60 80
123 An.K SDN Pakunden 3 20 90
124 An.E SDN Pakunden 3 30 100
125 An.R SDN Pakunden 3 30 60
126 An.S SDN Pakunden 3 40 60
127 An.E SDN Pakunden 3 50 60
128 An.J SDN Pakunden 3 60 70
129 An.H SDN Pakunden 3 10 70
130 An.H SDN Pakunden 3 20 100
131 An.B SDN Pakunden 3 20 80
132 An.E SDN Pakunden 3 30 70
133 An.S SDN Pakunden 3 10 60
25

134 An.B SDN Pakunden 3 40 60


135 An.M SDN Pakunden 3 20 70
136 An.B SDN Pakunden 3 30 80
137 An.K SDN Pakunden 3 20 60
138 An.A SDN Pakunden 3 40 70
139 An.N SDN Pakunden 3 50 70
140 An.C SDN Pakunden 3 50 80
141 An.F SDN Pakunden 3 60 100
142 An.G SDN Pakunden 3 30 70
143 An.D SDN Pakunden 3 20 70
144 An.S SDN Pakunden 3 10 80
145 An.M SDN Pakunden 3 40 70
146 An.K SDN Pakunden 3 40 70
147 An.L SDN Pakunden 3 30 80
148 An.Y SDN Pakunden 3 50 70
149 An.R SDN Pakunden 3 60 80
150 An.E SDN Pakunden 3 40 70
151 An.W SDN Pakunden 3 20 60
152 An.T SDN Pakunden 3 30 70
153 An.U SDN Pakunden 3 10 70
154 An.M SDN Pakunden 3 40 60

Anda mungkin juga menyukai