1. IMD 1
Identitas keluarga binaan :
Ny. RW, usia 23 tahun, P2A0, post melahirkan bayi laki-laki aterm, dengan BBL
3200 gram, bayi bernapas spontan.
Latar belakang :
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses menyusu yang dimulai segera setelah
bayi lahir dengan cara kontak kulit ke kulit antara bayi dan ibunya selama minimal
1jam.
Deskripsi pelaksanaan:
Anamnesis :
Ny. RW, 23 tahun, G2P1A0, dengan usia kehamilan 39 minggu datang dengan keluha
n kencang-kencang yang teratur dan keluar lendir darah pada pukul 05.15 pagi. Keha
milan sebelumnya tahun 2019, aterm dan lahir spontan dengan berat badan 3400 ditol
ong oleh dokter dan bidan, tanpa ada komplikasi apapun. Pasien merupakan ibu ruma
h tangga tanpa ada riwayat penyakit pemberat apapun dalam kehamilan saat ini maup
un kehamilan sebelumnya
Pemeriksaan fisik :
TD : 138/ 96 mmHg Nadi : 94 kpm Suhu : 36,4 OC
TFU : 29 cm Presentasi : kepala
DJJ : 138 kpm His : 1x10’/20’’
Pemeriksaan dalam : vesika urinaria tenang, vagina licin, portio licin, pembukaan 2 c
m -> FASE LATEN
Setelah itu dilakukan observasi 4 jam berikutnya, pasien dalam kondisi stabil dengan
pembukaan 8 cm, dengan DJJ 125 kpm, selaput ketuban intak, His 3x30 detik. Pada p
ukul 12.00, pasien memasuki kala II dan bayi lahir pada pukul 12.30. Bayi menangis s
pontan, tidak ditemukan adanya cyanosis. Setelah bayi lahir, diberikan tatalaksana aw
al berupa pembersihan jalan nafas bayi, dibersihkan dan ditelungkupkan di dada ibu u
ntuk memulai inisiasi menyusu dini. Pasien disuntik oksitosin, dan 15 menit kemudia
n pasien masuk kala 3, plasenta lengkap dan langsung dilakukan masase fundus. Kont
raksi fundus baik. Bayi sambil diberikan vitamin K dan salep mata.
Bayi dibiarkan untuk mencari puting ibu secara mandiri dan mulai menyusu sampai b
ayi puas. Bayi berhenti menyusu sekitar 30 menit – 45 menit setelah menyusu. Selam
a proses IMD, ibu ditatalaksana untuk kala III (persalinan plasenta), kala IV (monitori
ng kondisi ibu dan penjahitan perineum).
Setelah proses IMD, kondisi ibu baik dan kondisi bayi baik. Sehingga, ibu dipindahka
n ke ruang nifas. Disana, ibu diberikan edukasi mengenai perawatan bayi baru lahir da
n edukasi mengenai ASI eksklusif. Fokusnya adalah mencapai pemberian ASI eksklus
if pada 6 bulan pertama setelah kelahiran dan tata cara pemberian ASI eksklusif dari k
apan saja waktu pemberian, bagaimana cara menyusu yang benar agar menyusu dapat
efektif, bagaimana mengetahui bahwa proses menyusu berjalan secara efektif. Selain
mengenai ASI eksklusif, ibu hamil juga diberikan edukasi mengenai bagaimana pera
watan diri dan bayi selama masa nifas dan pentingnya mengukur BB bayi, tanda baha
ya yang dapat ditemukan pada bayi sakit, dan menstimulasi bayi agar pertumbuhan da
Latar belakang :
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses menyusu yang dimulai segera setelah
bayi lahir dengan cara kontak kulit ke kulit antara bayi dan ibunya selama minimal
1jam.
Deskripsi pelaksanaan:
Anamnesis :
Ny. TG, 29 tahun, G2P1A0, dengan usia kehamilan 35 minggu datang dengan keluha
n ingin mengejan dan sudah keluar lendir darah pukul 16.00. Kehamilan sebelumnya t
ahun 2015, aterm dan lahir spontan dengan berat badan 2810 ditolong oleh bidan, tan
pa ada komplikasi apapun. Pasien merupakan ibu rumah tangga tanpa ada riwayat pen
yakit pemberat apapun dalam kehamilan saat ini maupun kehamilan sebelumnya. Pasi
en hanya sekali ANC dan didapati hasil sifilis positif.
Pemeriksaan fisik :
Dorangan mengeran (+), perineum tonjol (+), tekanan anus (+), vulva terbuka (+), DJJ
138 kpm, His 3x10’/30’’, pembukaan 10 cm -> FASE AKTIF
Pasien dipimpin untuk masuk Kala II.. Pasien memasuki kala II dan bayi lahir pada pu
kul 16.28. Bayi menangis spontan, tidak ditemukan adanya cyanosis. Setelah bayi lahi
r, diberikan tatalaksana awal berupa pembersihan jalan nafas bayi, dibersihkan dan dit
elungkupkan di dada ibu untuk memulai inisiasi menyusu dini. Pasien kemudian ditim
bang dan didapati BBLSR sehingga bayi langsung dibungkus plastik untuk dihangatk
an dan disuntik vitamin K serta diberikan salep mata. Kemudian bayi diobservasi terle
bih dahulu karena riwayat ibu sifilis, kelahiran preterm, dan BBLSR untuk rujukan ke
Rumah Sakit.
Pasien kemudian disuntik oksitosin, dan 15 menit kemudian pasien masuk kala 3, plas
enta lengkap dan langsung dilakukan masase fundus, namun kontraksi tidak baik sehi
ngga dilakukan kompresi bimanual untuk menghentikan perdarahan dan merangsang
kontraksi uterus. Setelah beberapa saat, kontraksi uterus baik, dan pasien masuk ke ka
la IV yaitu observasi ibu dan anak. Tidak ada robekan pada perineum.
Setelah kondisi anak dinyatakan stabil dan tidak masalah, anak menyusu pada ibu (IM
D) selama minimal 1 jam. Setelah proses IMD, kondisi ibu baik dan kondisi bayi baik
Sehingga, ibu dipindahkan ke ruang nifas. Disana, ibu diberikan edukasi mengenai pe
rawatan bayi baru lahir dan edukasi mengenai ASI eksklusif. Fokusnya adalah menca
pai pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama setelah kelahiran dan tata cara pem
berian ASI eksklusif dari kapan saja waktu pemberian, bagaimana cara menyusu yang
benar agar menyusu dapat efektif, bagaimana mengetahui bahwa proses menyusu berj
alan secara efektif. Selain mengenai ASI eksklusif, ibu hamil juga diberikan edukasi
mengenai bagaimana perawatan diri dan bayi selama masa nifas dan pentingnya meng
ukur BB bayi, tanda bahaya yang dapat ditemukan pada bayi sakit, dan menstimulasi
bayi agar pertumbuhan dan perkembangannya optimal.
Pasien kemudian disarankan untuk dirujuk karena kondisi ibu sifilis dan persalinan no
Gambaran Pelaksanaan
Pasien datang ke bagian KIA puskesmas
S/ Pasien datang dengan tujuan ingin melakukan pemasangan KB IUD. Pasien
sebelumnya sudah menggunakan suntik, namun setelah menggunakan KB suntik,
pasien merasa sering nyeri pada payudara, sehingga penggunaan KB suntik
dihentikan pada bulan Juli 2022 dan hanya menggunakan kondom setiap kali
berhubungan dengan suami sampai sekarang.
Pasien sudah memiliki 2 anak, yang terkecil berusia 15 tahun. Pasien menstruasi
terakhir pada tanggal 16 September 2022, dengan siklus menstruasi yang teratur.
Pasien terakhir berhubungan seksual sekitar 3 hari yang lalu. Pasien tidak memiliki
pasangan seksual yang lain. Pasien tidak sedang mengalami keputihan pada saat ini
maupun adanya nyeri pada perut bawah. Riwayat perdarahan diluar menstruasi
disangkal.
Pada bulan Juli lalu, pasien melakukan pemeriksaan payudara dan IVA di puskesmas
dengan hasil keduanya normal, namun ditemukan adanya benjolan pada bagian
kelamin.
A/ Pemasangan IUD
P/ pasien kontrol Kembali 1 minggu lagi
Edukasi:
- IUD ini dapat bertahan selama 8 tahun
- Pada awal setelah pemasangan IUD, mungkin akan terdapat beberapa efek
samping seperti haid jadi lebih banyak ataupun bisa ada nyeri perut bawah
seperti menstruasi
- Setelah pemasangan, disarankan untuk tidka berhubungan seksual terlebih
dahulu selama 1 minggu, atau dengan menggunakan kondom terlebih
dahulu ACC
- Nanti bisa dicek sendiri apakah benangnya masih ada
- Jika terdapat keluhan seperti: IUD terasa keluar, adanya keputihan yang
sangat banyak, saat berhubungan benang terasa pasien bisa Kembali
lagi ke puskesmas untuk ditindaklanjuti
4. KB Implant
Identitas keluarga binaan :
Ny. AR, usia 37 tahun, P2A0
Latar belakang :
Keluarga Berencana atau KB merupakan salah satu program pemerintah yang
bertujuan untuk mengendalikan pertambahan jumlah penduduk, membatasi nagka
kelhairan, dan mengatur jarak kelahiran agar tercipta keluarga yang sehat sejahtera.
Program ini diharapkan mampu untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi
karena kehamilan yang tidak diingankan.
Deskripsi pelaksanaan:
Waktu : 12.00
O/
KU: baik, compos mentis
Tanda vital: TD 117/81 mmHg; HR 97 kpm
BB : 49 kg
Hasil pemeriksaan umum:
Kepala-leher: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pembesaran limfonodi (-/-)
Thorax: SDV (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2 reguler
Abdomen: supel, nyeri tekan (-), BU (+) normal
Ekstremitas: akral hangat, edema (-/-), WPK < 2 detik
A/ Pemasangan implant
P/ pasien kontrol Kembali 1 minggu lagi
Edukasi:
- IUD ini dapat bertahan selama 3 tahun
- Pada awal setelah pemasangan implant, mungkin akan terdapat beberapa
efek samping seperti haid jadi lebih banyak/terlambat/tidak teratur
- Setelah pemasangan, disarankan untuk tidak membuka plester, terkena air,
ataupun melakukan manipulasi-manipulasi agar implant tidak keluar dan
luka bisa tertutup secara sempurna
- Jika terdapat keluhan seperti: nyeri yang amat sangat pada lokasi
pemasangan, demam, infeksi pada luka pasien bisa Kembali lagi ke
Latar belakang :
Upaya untuk deteksi penyakit TB adalah dapat dilakukan dengan beberapa prosedur,
mulai dari lewat wawancara mendalam, pemeriksaan fisik, hingga beberapa
pemeriksaan penunjang seperti Tes Tuberkulin, Rontgen Thorax, dan Tes Cepat
Molekuler. Upaya deteksi TB ini merupakan cara untuk menurunkan angka orang
yang terinfeksi TB yang berisiko menularkan ke orang lain namun belum mendapat
pengobatan.
Target Peserta : Nn. TW /21 th/ Perempuan / Suspek TB Paru Kasus Baru
Kepala : sklera ikterik (-), konjungtiva anemis (-), palpebra edema (-)
Abdomen : cembung, timpani, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-)
Pasien diberikan tabung penampung dahak dan diedukasi untuk mengumpulkan dahak
saat pagi hari setelah bangun tidur. Pasien juga diberikan obat Ambroxol 30 mg 3x1
karena pasien sulit untuk mengeluarkan dahaknya dan Salbutamol 2 mg 2x1 karena
keluhan sesak nafas. Pasien diminta untuk kontrol kembali apabila dahak sudah keluar
dan ditampung untuk dilakukan pemeriksaan TCM
6. Penapisan TB 4
Latar belakang :
Upaya untuk deteksi penyakit TB adalah dapat dilakukan dengan beberapa prosedur,
mulai dari lewat wawancara mendalam, pemeriksaan fisik, hingga beberapa
pemeriksaan penunjang seperti Tes Tuberkulin, Rontgen Thorax, dan Tes Cepat
Molekuler. Upaya deteksi TB ini merupakan cara untuk menurunkan angka orang
yang terinfeksi TB yang berisiko menularkan ke orang lain namun belum mendapat
pengobatan.
Target Peserta : Tn. SW /56 th/ Laki-laki / Suspek TB Paru Kasus Baru
Kepala : sklera ikterik (-), konjungtiva anemis (-), palpebra edema (-)
Abdomen : cembung, timpani, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-)
Pasien diberikan tabung penampung dahak dan diedukasi untuk mengumpulkan dahak
saat pagi hari setelah bangun tidur. Pasien juga diberikan obat Ambroxol 30 mg 3x1 k
arena pasien sulit untuk mengeluarkan dahaknya dan vitamin B6 tab 1x1 Pasien dimin
ta untuk kontrol kembali apabila dahak sudah keluar dan ditampung untuk dilakukan
Identitas Pasien :
Latar belakang :
Deskripsi :
Waktu : 15.00
S/
Pasien datang untuk mendapatkan KB suntik rutin setiap bulan. Pasien sudah mendap
atkan KB suntik 1 bulan semenjak Desmber 2021. Saat ini tidak ada keluhan.
O/
KU: baik, compos mentis
Tanda vital: TD 121/85 mmHg; HR 67 kpm
Hasil pemeriksaan umum:
Kepala-leher: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pembesaran limfonodi (-/-)
Thorax: SDV (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2 reguler
Abdomen: supel, nyeri tekan (-), BU (+) normal
Ekstremitas: akral hangat, edema (-/-), WPK < 2 detik
A/ Penyuntikan suntik
P/ Edukasi mengenai jadwal penyuntikan berikutnya pada bulan Desember. Edukasi
mengenai efek samping penggunaan KB suntik 1 bulan yaitu kemungkinan adanya pe
rdarahan yang tidak normal, kemungkinan pusing dan payudara terasa nyeri, adanya p
erubahan mood, dan tidak melindungi dari penyakit menular seksual. Jika pasien ingi
n memiliki anak lagi, pasien dapat konsultasi untuk berhenti KB dan biasanya kesubur
an dapat kembali dalam waktu relatif cepat sekitar 3 bulan setelah suntikan dihentikan.
8. Pengobatan TB 3
Latar belakang :
Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman tuber
kulosis yaitu Mycobacterium tuberculosis. TBC masih menjadi masalah kesehatna di t
ingkat global maupun nasional. Berdasarkan data dari Kemenkes RI tahun 2022 terkai
t dengan perkembangan kasus TB menunjukkan tren fluktuatif selama 10 tahun terakh
ir, dimana pada tahun 2020, kejadian TB di Indonesia meningkat menjadi 845.000 de
ngan mortalitas lebih dari 98.000 orang. Data ini menenmpatkan Indonesia sebagai ne
gara dengan kasus TB nomor 3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina. Tingginya
angka penderita TB di Indonesia menjadikan pemerintah serius dalam menanggulangi
TBC. Dibutuhkan perhatian besar dan komitmen yang kuat untuk konsisten dalam me
niadakan penyakit ini. TN dapat disembuhkan dengan pengobatan rutin, tanpa putus s
erta didukung dengan daya tahan tubuh yang kuat.
Deskripsi Pelaksanaan :
Tanggal : 22 November 2022
Waktu : 10.00
Tempat : Poli Khusus Pelayanan Infeksius Puskesmas Karangmojo I
Target Peserta : Tn. NTU/28 tahun/ Laki-laki/ TB pengobatan fase lanjutan
ACC
9. Pengobatan TB 4
Latar belakang :
Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman tuber
kulosis yaitu Mycobacterium tuberculosis. TBC masih menjadi masalah kesehatna di t
ingkat global maupun nasional. Berdasarkan data dari Kemenkes RI tahun 2022 terkai
t dengan perkembangan kasus TB menunjukkan tren fluktuatif selama 10 tahun terakh
ir, dimana pada tahun 2020, kejadian TB di Indonesia meningkat menjadi 845.000 de
ngan mortalitas lebih dari 98.000 orang. Data ini menenmpatkan Indonesia sebagai ne
gara dengan kasus TB nomor 3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina. Tingginya
angka penderita TB di Indonesia menjadikan pemerintah serius dalam menanggulangi
TBC. Dibutuhkan perhatian besar dan komitmen yang kuat untuk konsisten dalam me
niadakan penyakit ini. TN dapat disembuhkan dengan pengobatan rutin, tanpa putus s
erta didukung dengan daya tahan tubuh yang kuat.
Deskripsi Pelaksanaan :
Tanggal : 22 November 2022
Waktu : 10.00
Tempat : Poli Khusus Pelayanan Infeksius Puskesmas Karangmojo I
Target Peserta : Tn. RW/61 tahun/ Laki-laki/ TB pengobatan fase lanjutan
ACC
10. Pengobatan TB 5
Latar belakang :
Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman tuber
kulosis yaitu Mycobacterium tuberculosis. TBC masih menjadi masalah kesehatna di t
ingkat global maupun nasional. Berdasarkan data dari Kemenkes RI tahun 2022 terkai
t dengan perkembangan kasus TB menunjukkan tren fluktuatif selama 10 tahun terakh
ir, dimana pada tahun 2020, kejadian TB di Indonesia meningkat menjadi 845.000 de
ngan mortalitas lebih dari 98.000 orang. Data ini menenmpatkan Indonesia sebagai ne
gara dengan kasus TB nomor 3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina. Tingginya
angka penderita TB di Indonesia menjadikan pemerintah serius dalam menanggulangi
TBC. Dibutuhkan perhatian besar dan komitmen yang kuat untuk konsisten dalam me
niadakan penyakit ini. TN dapat disembuhkan dengan pengobatan rutin, tanpa putus s
erta didukung dengan daya tahan tubuh yang kuat.
Deskripsi Pelaksanaan :
Tanggal : 22 November 2022
Waktu : 10.00
Tempat : Poli Khusus Pelayanan Infeksius Puskesmas Karangmojo I
Target Peserta : Ny. IN/20 tahun/ Perempuan/ TB pengobatan fase lanjutan
ACC