Anda di halaman 1dari 31

CASE REPORT SESSION

Apendisitis Akut
Oleh:
Isna Nisrina Hardani
Jihan Mudrika Rahmi
Nabil Maulana
Ivena
Kevin Jonathan
Raihana Octaluthfiana

Preseptor:
Andy Saruan Pardede, dr., Sp.B.
Identitas Pasien
Nama : Nn. Siti Kodariah
Tanggal lahir : 4 September 2000 (19 tahun)
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Cisaranten Kidul
Status : Belum kawin
Agama : Islam
Masuk RS : 10 September 2019
Pemeriksaan : 16 September 2019
Keluhan Utama

Nyeri perut kanan bawah


Anamnesis Khusus
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut bagian kanan
bawah sejak 2 hari SMRS. Nyeri dirasakan mendadak, terus
menerus dan semakin hari semakin memberat. Nyeri semakin
memberat ketika pasien batuk, bersin, berjalan atau mengangkat
benda berat. Keluhan diawali dengan nyeri di ulu hati sejak 5 hari
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan juga disertai dengan
penurunan nafsu makan, mual namun tidak disertai muntah, perut
kembung, dan panas badan. Pasien mengeluhkan tidak bisa BAB
sejak 3 hari SMRS, masih bias buang angin, BAK lancar.
Karena keluhannya pasien dibawa ke RS Al Islam, namun
pasien dirujuk ke RSUD Kota Bandung untuk dilakukan
pemeriksaan dan tatalaksana lebih lanjut.
Pemeriksaan Fisik (POST OP)

Status generalis
● Keadaan umum: tampak sakit ringan
● Kesadaran : compos mentis
● Tanda vital
➔ Tekanan darah : 120/80 mmHg
➔ Nadi : 96x/menit
➔ Respirasi : 20x/menit
➔ Suhu : 36,3°C
Pemeriksaan Fisik (POST OP)

● Kepala : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik


● Leher : KGB tidak teraba membesar
● Toraks : bentuk dan gerak simetris
○ Jantung : S1 dan S2 normal, murmur tidak ada
○ Paru : VBS kanan = kiri, crackles -/-, wheezing -/-
● Abdomen : status lokalis
● Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 detik
Pemeriksaan Fisik (POST OP)

Status lokalis a/r abdomen kuadran kanan bawah


● Inspeksi : datar, lembut
● Auskultasi: bising usus (+) normal
● Palpasi : nyeri tekan kanan (-), nyeri lepas (-), Rovsing sign (-)
● Perkusi : pekak samping tidak ada, pekak pindah tidak ada
● Psoas sign (-), obturator sign (-)
Pemeriksaan Penunjang

Hematologi rutin (12 Sep)


● Hemoglobin : 14.0 g/dL
● Leukosit : 7.300 sel/μL
● Hematokrit : 43 %
● Trombosit : 254,000 sel/μL
Kimia Klinik

● GDS : 115 mg%


Pemeriksaan Penunjang

Thorax XRay PA (12 Sep)


Kesan:
● Tidak tampak gambaran
TB paru aktif
● Tidak tampak
kardiomegali
Pemeriksaan Penunjang

USG (11 Sep)


Kesan:
● Appendiks tidak tervisualisasi
● USG Hepatobilier, gallbladder,
limpa, pancreas, kedua ginjal,
kantung kemih, uterus, dan
adnexa dalam batas normal.
● Tak tampak pembesaran KGB
paraaorta
Pemeriksaan Penunjang

CT SCAN (12 Sep)

Dilakukan pemeriksaan MSCT/CT


Scan abdomen sampai pelvis
potongan axial. Dibuat rekonstruksi
potongan koronal dan sagittal.
Scanning tampak kontras.
Pemeriksaan Penunjang

Abdomen bawah kanan:


● Appendiks tervisualisasi dengan
ukuran +- 8,4 mm.
● Tidak tampak infiltrate. Tidak
tampak dilatasi usus.
CT-Scan tanpa kontras:
hepar, vesika felea, pancreas, ginjal
kanan-kiri dan VU tidak tampak
kelainan
Tidak tanpak koleksi cairan bebas
intraabdomen
DIAGNOSIS BANDING

- Apendisitis akut
- Pelvic inflammatory disease
DIAGNOSIS KERJA

Apendisitis akut, post appendectomy


laparotomy POD 3 (13/09/19)
TATALAKSANA

–Infus ringer lactate 20 gtt/menit


–Cefotaxime 2 x 1 gram
–Metronidazole 3 x 500 mg/100 mL
–Ketorolac 2 x 50 mg
–Ranitidine 2 x 30 mg
-Apendektomi
PROGNOSIS

Ad vitam: Ad bonam

Ad functionam: Dubia ad bonam


PEMBAHASAN
APENDISITIS AKUT
DEFINISI & EPIDEMIOLOGI

● Peradangan akut pada apendiks


● Tahun 2010 :
○ Angka kejadian meningkat menjadi 3.53%
○ Penyakit tidak menular tertinggi kedua di Indonesia pada
rawat inap rumah sakit
● Dapat terjadi pada semua usia, namun angka tertinggi terjadi
pada usia produktif (20-30 tahun)
● ♂ > ♀: 72,2% : 27,8%
PATOGENESIS
ANAMNESIS

● Migrating pain (periumbilikus ke RLQ)


● Nyeri secara terus menerus dan progresif, semakin nyeri
ketika valsava maneuver atau dunphy sign.
● Muntah atau mual
● Demam
● Kembung ketika sudah terjadi peritonitis
● Sulit buang air besar
● Anorexia atau malaise
PEMERIKSAAN FISIK

● Demam yang tidak terlalu tinggi


● Bising usus menurun/menghilang
● Nyeri tekan dan lepas (Blumberg)
pada titik McBurney
● Defans muskular
TANDA KHAS

● Rovsing sign: nyeri RLQ saat palpasi LLQ


● Psoas sign: nyeri RLQ saat ekstensi panggul kanan
(retrocecal)
● Obturator sign: nyeri RLQ pada rotasi internal panggul
kanan (pelvis)
● Dunphy sign: nyeri saat batuk
ALVARADO SCORE
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium
● Leukositosis (10000-20000 sel/mm3) dengan peningkatan neutrofil
apabila >20000sel/mm3 menandakan gangrenous/perforated
appendicitis.
● C-reactive protein
● Urinalisis untuk membedakan kelainan pada ginjal dan saluran
kemih
● Tes kehamilan untuk DD
PEMERIKSAAN PENUNJANG

● CT scan
Lumen yang membesar dan double wall thickness (>6mm), wall
thickening (>2mm), periappendiceal fat stranding, appendiceal wall
thickening, dan/atau appendicolith.
● USG
Appendix dengan diameter >5mm, nyeri saat ditekan, adanya
appendicolith, peningkatan echogenicity lemak, dan cairan
periappendiceal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS BANDING

Tergantung lokasi, proses (uncomplicated atau complicated), usia dan jenis kelamin

Bayi: stenosis pilorus, obstruksi usus

Usia anak-anak: mesenterik adenitis akut, intususepsi, divertikulitis Meckel, dan


gastroenteritis akut, inflammatory bowel disease

Usia dewasa: Kolitis, pielonifritis, divertiklitis, pankreatitis.

Perempuan usia subur: PID, ectopic pregnancy, abses tubo-ovarium, ruptur kista
ovarium.
KOMPLIKASI

● Perforasi
- Faktor risiko: usia (<5 tahun dan >65 tahun), durasi gejala (delay diagnosis)
- SS: demam, leukositosis, tanda-tanda peritonitis lebih signifikan

● Appendicular mass
- Massa/infiltrat yang terbentuk akibat mikro atau makro perforasi apendiks
yang kemudian ditutupi oleh omentum, usus halus, atau usus besar

● Appendicular abscess
- Abses yang terbentuk akibat mikro atau makro perforasi apendiks yang
kemudian ditutupi oleh omentum, usus halus, atau usus besar
KOMPLIKASI

● Peritonitis
● Sepsis
● Pylephlebitis
- Tromboflebitis septik vena porta
- SS: demam tinggi, mild jaundice
TATALAKSANA

● Konservatif (non-operatif)
Biasanya diindikasikan jika fasilitas tidak memadai.
- Tirah baring
- Pemasangan infus
- Antibiotik broad-spectrum
- Analgetik
TATALAKSANA
● Operasi apendektomi
Pre-operasi:
Hidrasi harus adekuat, ketidakseimbangan elektrolit harus dikoreksi, dan kondisi dari
riwayat sakit sebelumnya harus distabilkan dahulu.

- Apendektomi terbuka
➔ Apendisitis nonperforasi → sayatan pada abdomen kuadran kanan bawah,
dengan dua cara: McBurney (oblique) atau Rocky-Davis (transverse)
➔ Suspek apendisitis perforasi/diagnosis meragukan → laparotomi di lower
midline dapat dipertimbangkan

- Apendektomi laparoskopi
➔ + : sedikit nyeri, lama rawat lebih pendek, lebih cepat kembali ke aktivitas
normal, lebih rendah angka infeksi di tempat insisi
➔ - : risiko abses intraabdomen lebih besar, durasi operasi lebih lama, biaya
operasi lebih mahal

Anda mungkin juga menyukai