Pembimbing :
dr. Agustina P. Kayunop, Sp. THT-KL
Oleh :
Junarto Butar – Butar
Anggi I Aronggear
Imanuel Silalahi
Laporan Kasus :
IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Tn. F. M
2. Umur : 59 tahun
4. Alamat : pasir II
6. Agama : Kristen
7. Status : Menikah
8. Suku : Manado
Anamnesa
Perdarahan hidung
RPS
Seorang pasien datang dengan keluhan perdarahan hdiung sebelah kiri
kurang lebih sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Perdarahan
hidung sekali perharinya volume kurang lebih ¼ gelas berwarna merah
hitam. Peradarahan hidung muncul bila pasien beraktivitas dan sedikit
berkurang dengan beristirahat. Perdarhan hidung tidak disertai
gangguan oenciuman, nyeri hidung, dan sensai benda asing didalam
hidung. Pasien juga mengeluh mengalami penglihatan ganda pada mata
sebelah kiri, mata sulit terbuka maksimal 6sejak kurang lebih 3mimggu
sebelum masuk rumah sakit. Riwayat perdarahan spontan sebelumnya
di sangkal, riwayat penggunaan obat tertentu dalam jangka waktu yang
panjang di sangkal, riwayat trauma hidung disangkal, riwayat alergi
obat (-).
RPD
RPK
Hipertensi (-) Pasien mengatakan bahwa Riwayat life style
pada keluarganya tidak ada
DM (-) yang menderita penyakit
Polip Hidung (-) yang sama atau menderita Kebiasaan pasien
penyakit kanker lainnya. tidak merokok dan
Pasien mengatakan bahwa
Kolestrol (-) dari keluarga tidak ada yang meminum alkohol.
memiliki riwayat penyakit
kolestrol , hipertensi, polip
hidung, DM dan penyakit
sistemik lainnya
PEMERIKSAAN FISIK :
St.Generalis :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Denyut Nadi : 80 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Temperatur Axila : 36,5oC
Kanan Kiri
Pemeriksaan Penunjang :
Kesan:
Gambaran Soft tissue mass di
daerah leher nasofaring disertai
pembesaran KGB colli level Ia,
Ib, II, III suatu Ca Nasofaring?
Dg Lymphadenitis? Sinusitis
maxillaris bilateral.
Diagnosis :
Kebiasaan
Rasial
hidup Karsinoma
Nasofaring
Lingkungan
Jenis
kelamin
Pekerjaan Genetik
GEJALA KLINIS
Gejala • Epistaksis
• Sumbat hidung
Nasofaring
• Tinitus
Gejala Telinga • Gangguan pendengaran
• Rasa tidak nyaman di telinga sampai otalgia
• Diplopia
Gejala Mata • Neuralgia trigeminal
dan Saraf • Sindrom Jackson
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnese
fisik penunjang
CT-Scan
Rinoskopi Tes Serologi
Gejala klinis
posterior Biopsi
HISTOPATOLOGI
• Karsinoma sel skuamosa berkeratinisasi
• Karsinoma non-keratinisasi
• Karsinoma tidak berdiferensiasi
STADIUM
(SISTEM TNM MENURUT UICC 2002)
• T = Tumor Primer.
• To= Tidak tampak tumor.
• T1= Tumor terbatas di nasofaring.
• T2= Tumor meluas ke jaringan lunak.
T2a : Perluasan tumor ke orofaring dan atau rongga hidung tanpa
perluasan ke parafaring*.
T2b : Disertai perluasan ke parafaring.
• T3= Tumor menginvasi struktur tulang dan/ atau sinus paranasal.
• T4= Tumor dengan perluasan intrakranial dan/ atau terdapat keterlibatan
saraf cranial, fossa infratemporal, hipofaring,orbita atau ruang masticator.
M = Metastasis jauh
Mx = Metastasis jauh tidak dapat dinilai
Mo =Tidak ada metastasis jauh
M1 =Terdapat metastasis jauh
STADIUM
Stadium 0 T1s N0 M0
Stadium I T1 N0 M0
Stadium IIA T2a N0 M0
Stadium IIB T1 N1 M0
T2a N1 M0
T2b N0,N1 M0
Stadium III T1 N2 M0
T2a,T2b N2 M0
T3 N2 M0
Stadium IVa T4 N0,N1,N2 M0
Stadium IVb semua T N3 M0
Stadium IVc semua T semua N M1
DIAGNOSA BANDING
• Angiofibroma nasofaring
• Kelainan hiperplastik nasofaring
• TB kelenjar limfe leher
PENATALAKSANAAN
1. Radioterapi
2. Kemoterapi
3. Operasi
PENATALAKSANAAN
• Stadium I Radioterapi
• Stadium II Kemoradiasi
• Stadium IV N< 6 cm Kemoradiasi
• Stadium IV N> 6 cm Kemoterapi
dosis penuh dilanjutkan kemoradiasi
Operasi
Reseksi leher
Nasofaringektomi
PROGNOSIS
• Sangat mencolok perbedaan prognosis ( angka
bertahan hidup 5 tahun) dari stadium awal
dengan stadium lanjut, yaitu 76,9% untuk
stadium I, 56,0% untuk stadium II, 38,4%
untuk stadium III, dan hanya 16,4% untuk
stadium IV.
Prognosis diperburuk oleh beberapa faktor, seperti :
• Stadium yang lebih lanjut.
• Usia lebih dari 40 tahun
• Laki-laki dari pada perempuan
• Ras Cina dari pada ras kulit putih
• Adanya pembesaran kelenjar leher
• Adanya kelumpuhan saraf otak adanya kerusakan
tulang tengkorak
• Adanya metastasis jauh
PENCEGAHAN
1. Vaksinasi
2. Mengubah kebiasaan hidup yang
salah
3. Melakukan tes serologic IgA anti
VCA dan IgA anti EA secara massal
PEMBAHASAN
Apa faktor risiko KNF pada pasien ini?
Virus
Epstein-
Barr
Letak
Usia
geografis
Kebiasaan
Rasial
hidup Karsinoma
Nasofaring
Lingkungan
Jenis
kelamin
Pekerjaan Genetik
Apa dasar diagnosis KNF pada pasien ini?
Mata
• Diplopia
• Ptosis
Telinga
CT-Scan dan
biopsi • Tinitus
• Otalgia
Ruang Hidung
Parafaringeal • Epistaksis
• Trismus
• Ad Vitam : bonam
• Ad Functionam : malam
• Ad Sanationam : dubia malam
Apa yang diharapkan dari
pengobatan KNF pada kasus ini?
Analgetik Antibiotik
(As. Mefenamat) (Cefixime)
1. Radioterapi
2. Kemoterapi
Rujuk
3. Operasi
Antihemorrhagik Antioksidan
(As. Tranexamat) (Vit. C)