Anda di halaman 1dari 35

Pembimbing:

dr. Ibrahim Puteh, Sp. KJ

Di susun oleh :
Nama : T. Jaja Amarullah
NIM : 1607101030033
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BAGIAN / SMF KEDOKTERAN JIWA RSJ
BANDA ACEH
2019
PENDAHULUAN
Menurut data World Health Organization (WHO), masalah
Menurut data World gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi
Health Organization masalah yang sangat serius. WHO memperkirakan ada sekitar 450
(WHO), masalah juta orang di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa.
gangguan kesehatan
jiwa di seluruh
dunia memang
Skizofrenia
sudah menjadi
merupakan
masalah yang sangat
gangguan jiwa yang
serius. WHO
paling banyak
memperkirakan ada
dialami oleh
sekitar 450 juta
beberapa orang
orang di dunia
dibandingkanpender
mengalami
ita gangguan jiwa
gangguan kesehatan
lainnya. Data WHO
jiwa.
pada tahun 2004
menunjukkan
bahwa terdapat 26,3
juta penderita
Skizofrenia di dunia
Definisi
Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, schizein yang berarti terpisah
atau pecah, dan phren yang artinya jiwa. Pada skizofrenia, terjadi pecahnya
atau ketidakserasian antara afeksi, kognitif, dan perilaku.
Skizofrenia paranoid sendiri memiliki gejala berupa halusinasi dan atau
waham harus menonjol, seperti suara-suara halusinasi yang mengancam pasien
atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa
bunyi pluit, mendengung, atau bunyi tawa, ataupun waham dapat berupa
hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control),
dipengaruhi (delusion of influence), atau passivity (delusion ofpassivity), dan
keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam adalah yang paling khas.
Epidemiologi
• Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering.

• Hampir 1% penduduk di dunia menderita skizofrenia.

• Data WHO pada tahun 2004 menunjukkan bahwa terdapat 26,3


juta penderita Skizofrenia di dunia.

• Sedangkan di Indonesia, berdasarkan data dari 33 Rumah Sakit


Jiwa (RSJ) di seluruh Indonesia disebutkan bahwa jumlah
penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang.

• Jenis skizofrenia terbanyak terdapat pada skizofrenia paranoid


sebanyak 40,8%.

• Aceh merupakan salah satu daerah yang memiliki angka


skizofrenia tinggi di Indonesia.
Etiologi
Skizofrenia tidak disebabkan oleh penyebab yang tunggal,
tetapi dari berbagai faktor. Sebagaian besar ilmuwan
meyakini bahwa skizofrenia adalah penyakit biologis yang
disebabkan oleh:
▫ faktor genetik,
▫ ketidakseimbangan kimiawi di otak,
▫ abnormalitas struktur otak,
▫ atau abnormalitas dalam lingkungan prenatal
Manifestasi Klinis
Pasien skizofrenia biasanya menunjukkan gelala positif, negatif
dan terdisorganisasi.
• Gejala positif terdiri dari fenomena yang tidak muncul pada individu
sehat: halusinasi dan waham
• Gejala negatif merujuk pada hilang atau berkurangnya fungsi mental
normal: penurunan ketertarikan sosial atau personal, anhedonia,
penumpulan atau ketidaksesuaian emosi, dan penurunan aktivitas.
• Gejala terdisorganisasi yang terdiri dari pikiran, bicara dan perilaku
yang kacau.
Klasifkasi
DSM-IV-TR mengklasifikasi skizofrenia berdasarkan presentasi
klinisnya menjadi 5 subtipe.
Penegakan Diagnosis
Diagnosis skizofrenia dilakukan secara klinis dengan
anamnesis gejala. Penegakan diagnosis jenis skizofrenia tetap
harus memenuhi kriteria skizofrenia itu sendiri.

Skizofrenia Paranoid
• Ciri utama skizofrenia paranoid adalah adanya waham yang
mencolok atau halusinasi auditorik dalam konteks terdapatnya
fungsi kognitif dan efek yang relatif masih terjaga.

• Skizofrenia tipe ini ditandai dengan preokupasi terhadap satu


atau lebih waham atau halusinasi auditorik yang sering serta
tidak adanya perilaku spesifik yang sugestif untuk tipe
hebrefrenik atau katatonik.
Pasien skizofrenia paranoid biasanya mengalami episode
pertama penyakit pada usia yang lebih tua dibanding pasien
skizofrenia hebefrenik dan katatonik.
Kriteria diagnostik untuk skizofrenia tipe paranoid :
1. Preokupasi dengan satu atau lebih waham atau sering
mengalami halusinasi auditorik.
2. Tidak ada ciri berikut yang mencolok : bicara kacau, motorik
kacau atau katatonik, efek yang tak sesuai atau datar.
Penatalaksanaan
Skizofrenia merupakan penyakit kronis yang mempengaruhi hampir semua
aspek kehidupan penderitanya, karenanya prinsip terapi pasien skizofrenia
memiliki tiga tujuan : 1) menurunkan atau menghilangkan gejala, 2)
memaksimalkan kualitas hidup dan fungsi adaptif, 3) meningkatkan dan
mempertahankan pemulihan dengan membantu pasien dalam mencapai tujuan
kehidupan pribadi seperti pekerjaan dan hubungan sosial.
Strategi pengobatan tergantung pada fase penyakit apakah akut atau kronis.
Setelah empat sampai delapan minggu, pasien masuk ke tahap stabilisasi.
Setelah enam bulan, pasien masuk fase rumatan (maintenance) yang bertujuan
untuk mencegah kekambuhan.
Non Farmakologi
• Terapi psikososial
Dengan terapi psikososial dimaksudkan penderita agar
mampu kembali beradaptasi dengan lingkungan sosial
sekitarnya.
• Terapi psikoreligius
Terapi keagaman terhadap penderita skizofrenia ternyata
mempunyai manfaat misalnya, gejala-gejala klinis gangguan
jiwa skizofrenia lebih cepat hilang. Terapi keagamaan yang
dimaksudkan adalah berupa kegiatan ritual keagamaan seperti
sembahyang, berdoa, memanjatkan puji-pujian kepada Tuhan,
ceramah keagamaan dan kajian kitab suci.
• Terapi fisik berupa olahraga.
• Berbagai kegiatan seperti kursus atau les.
Farmakologi
• Obat antipsikotik pada umumnya membuat tenang dengan
mengganggu kesadaran dan tanpa menyebabkan eksitasi
paradoksikal.
• Golongan obat antipsikotik ada 2 macam yaitu:
1. Golongan antipsikotik tipikal : chlorpromazine, fluperidol,
haloperidol, loxapine, molindone, mesoridazine, perphenazine,
thioridazine, thiothixene, trifluperezine.
2. Golongan antipsikotik atipikal : aripiprazole, clozapin,
olanzapine, quetiapine, risperidone, ziprasidone.
• Nama : Tn. M
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Umur : 36 tahun
• Alamat : Lampeneret, Aceh Besar
• Status Pernikahan : Belum menikah
• Pekerjaan :-
• Pendidikan Terakhir : SMP
• Agama : Islam
• Suku : Aceh
• TMRS : 18 Mei 2019
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Mengamuk

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dibawa oleh keluarganya karena mengamuk dan


memukul keluarganya. Hal ini dirasakan sejak dua hari terakhir. Pasien
juga tidak mau makan dan merasa lemas. Keluarga pasien juga mengatakan
bahwa pasien sudah tidak tidur malam sejak beberapa hari ini.
Pasien sebelumnya pernah menjalani perawatan di RSJ Banda
Aceh dengan keluhan yang sama namun sudah boleh dipulangkan dan
melakukan rawat jalan poli klinik. Pasien mengaku mengalami halusinasi
sejak 17 tahun yang lalu. Awal nya terjadi ketika pasien kehilangan cincin
kesayangannya yang menurut pasien diambil oleh kakak kandungnya
sendiri. Saat ini kakaknya tersebut sudah meninggal dunia. Pasien juga
memakai anting yang menurut pasien anting tersebut dapat mendengar
semua percakapan yang ada di dunia ini.
Pasien mengaku ingin merasa mati karena menurut pasien
dengan mati maka pasien akan masuk surga. Pasien juga mengaku awal
Pasien
sakitnya menderita
karena sindrom
dipukul oleh nefrotik sejak usia
ustad tempat 4 tahun. dulu saat MIN
mengajinya
pada tahun 1997. Pasien mengatakan bahwa semua amal ibadah
hukumnya sunah dan pahala pasien sudah disurga dicuri oleh seseorang.
Pasien mengaku ada yang merasa iri terhadapnya dan ingin
menyakitinya. Pasien pernah memukul kakak kandungnya sendiri sampai
telinga
Tidakkakaknya mengeluarkan
ada keluarga pasien yang darah. Hal hal
mengalami tersebut
sama. dilakukan pasien
karena ada yang berbisik ditelinganya dan menyuruh untuk memukul
kakaknya. Pasien mengaku tidak bisa mengontrol dirinya. Pasien susah
untuk bergaul dan lebih suka menyendiri.
Riwayat Penyakit
Sebelumnya
Pasien sudah pernah dirawat di RSJ sebelumnya dengan keluhan
yang sama. Pasien terakhir kontrol ke poliklinik RSJ Banda Aceh pada
tanggal 6-5-19 namun pasien tidak mau meminum obatnya.
Riwayat Penyakit
Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang juga mengalami gangguan jiwa

Riwayat Penggunaan
Obat
Pasien tidak mau minum obat setelah pulang dari RSJ pada tanggal 6 Mei
2019

Riwayat Penggunaan Zat

Riwayat penggunaan NAPZA dan alcohol disangkal. Pasien


merupakan perokok berat.
PEMERIKSAAN FISIK

Compos
72 kali 22 kali/ 37,0°C
mentis 110/80
/menit menit (Aksila)
(GCS 15)
PEMERIKSAAN FISIK
• Wajah : Simetris, edema (-), deformitas (-), pucat (-)
• Mata : Konjunctiva palpebra inferior pucat (-/-), ikterik
(-/-), sekret (-/-), edema -
• Telinga/Hidung/Mulut : dalam batas normal
• Leher : Simetris, Pembesaran KGB (-)
• Thorax :

• Jantung : BJ I > BJ II , reguler (+), bising (-)


• Abdomen : distensi, peristaltik (+), laserasi (-), nyeri tekan - , asites -
• Ekstremitas : Edema (-/-), Sianosis (-/-), akral dingin (-/-)
STATUS MENTAL
• Deskripsi Umum
Penampilan : Tidak rapi
Kebersihan : Kurang bersih
Kesadaran : Compos mentis
Perilaku & Psikomotor : Agitasi/Gelisah
Sikap terhadap Pemeriksa : kooperatif
• Mood dan Afek
Mood : Disforik
Afek : Tumpul
Keserasian Afek : Inappropriate Afek
• Pembicaraan
Pembicaraan spontan, inkoheren
STATUS MENTAL
• Pikiran
Arus pikir : Inkoheren (+)
Isi pikir : Waham kejar(+), Asosiasi longgar (+)
Bentuk Pikir : Non realistic/derealistik (-), Illogical
thought(-), Autistik(-)
• Persepsi
Halusinasi :Auditorik (+)

• Pengendalian Impuls
Terganggu

• Tilikan
T3

• Taraf Kepercayaan
Tidak dapat dipercaya
DIAGNOSIS
• F20.0 Skizofrenia Paranoid
DIAGNOSIS BANDING
• F20.0 Skizofrenia Paranoid
•F22.0 Gangguan Waham Menetap
•F25 Gangguan Skizoafektif
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Axis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
Axis II : Tidak ada diagnosis
Axis III : Tidak ada diagnosis
Axis IV : Tidak ada diagnosis
Axis V : GAF 40-31
Tatalaksana
• Haloperidol 5 mg 2x1
• THF 2 mg 2x1

Terapi Psikososial
• Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya dan
menjelaskan mengenai penggunaan obat yang tidak
boleh putus.
• Memotivasi untuk minum obat secara teratur
• Memberitahukan kepada pasien jika ada suara-suara
jangan diperdulikan.
• Mencoba mengalihkan pikiran-pikiran negatif dengan
mengisinya dengankegiatan positif yang bermanfaat
• Terapi kelompok
Kasus Teori
• Skizofrenia adalah penyakit
• Telah diperiksa Tn. M, seorang kejiwaan serius yang ditandai
laki-laki berusia 36 tahun yang dengan munculnya gejala
dibawa oleh keluarga ke RSJ positif, negatif dan kognitif
dengan keluhan mengamuk yang mempengaruhi hampir
sejak 2 hari terakhir, sering semua aspek aktivitas mental,
memukuli kakak kandungnya termasuk persepsi, perhatian
sendiri. Pasien sudah sering (atensi), ingatan serta emosi.
dirawat di RS Jiwa dengan
diagnosis skizofrenia
paranoid.
Kasus Teori
• Pada pemeriksaan status • Berdasarkan teori, Skizofrenia
tipe paranoid ditandai dengan
mental, laki-laki sesuai usia, preokupasi terhadap satu atau
tidak rapi, aktifitas psikomotor lebih waham atau halusinasi
: agitasi, sikap terhadap auditorik yang sering serta tidak
adanya perilaku spesifik yang
pemeriksa: kooperatif, mood: sugestif untuk tipe hebrefrenik
irritable, afek: tumpul, atau katatonik.
keserasian afek: inappropriate
afek, pembicaraan: spontan, • Secara klasik, skizofrenia tipe
inkoheren, disertai disartria, paranoid terutama ditandai
dengan adanya waham kejar
arus pikiran: inkoheren, atau kebesaran. Pasien
waham: kejar, halusinasi skizofrenia paranoid biasanya
auditorik (+). tegang, mudah curiga, berjaga-
jaga, berhati-hati, dan terkadang
bersikap bermusuhan atau
agresif, namun mereka kadang-
kadang dapat mengendalikan
diri mereka secara adekuat pada
situasi sosial. Inteligensi mereka
dalam area yang tidak
dipengaruhi psikosisnya
cenderung tetap utuh.
Kasus Teori
• Kriteria diagnostik untuk
skizofrenia tipe paranoid :
Preokupasi dengan satu atau lebih
waham atau sering mengalami
halusinasi auditorik dan Tidak
ada ciri berikut yang mencolok :
bicara kacau, motorik kacau atau
katatonik, efek yang tak sesuai
atau datar.
Kasus Teori
• Pada pasien ini mendapatkan • Berdasarkan teori, Haloperidol
terapi Haloperidol 2x5mg, merupakan salah satu obat
Trihexipenidyl 2x2mg, golongan anti psikotik atipikal.
Merlopan 1x2 mg, Seroquel 50 Mekanisme Kerja Antipsikotik
mg 1x1 dan Psikoterapi. menghambat (agak) kuat
reseptor dopamine (D2) di
sistem limbis otak dan di
samping itu juga menghambat
reseptor D1/D2 ,α1 (dan α2)
adrenerg, serotonin, muskarin
dan histamin. Haloperidol
sendiri bekerja dengan cara
menghambat reseptor
dopamin D1 dan D2 di otak,
menekan retikukar activating
system, dan menghambat
pelepasan hormon pada
hipotalamus dan hipofisis.
Kasus Teori
• Pada pasien ini mendapatkan • Lorazepam (Merlopam)
terapi Haloperidol 2x5mg, termasuk antikonvulsan
Trihexipenidyl 2x2mg, golongan benzodiazepine yang
Merlopan 1x2 mg, Seroquel 50 sering digunakan untuk terapi
mg 1x1 dan Psikoterapi. pasien agitasi akut atau
insomnia. Obat ini bekerja
dengan cara meningkatkan
efek unsure kimia tertentu di
dalam otak yaitu , asam
gamma-aminobutirat (GABA).
Kasus Teori
• Pada pasien ini mendapatkan • Trihexipenidil merupakan
terapi Haloperidol 2x5mg, antikolinergik yang sering
Trihexipenidyl 2x2mg, digunakan untuk mengurangi
Merlopan 1x2 mg, Seroquel 50 efek ekstrapiramidal yang
mg 1x1 dan Psikoterapi. merupakan efek samping
pemberian antipsikotik.

• Pemberian antipsikotik
bekerja dengan mem-blockade
reseptor dopamine sehingga
dapat muncul gejala
ekstrapiramidal
Kesimpulan
Jenis skizofrenia tersering adalah skizofrenia
paranoid, sedangkan prevalensi skizofrenia di Indonesia
tertinggi pada Aceh sebesar 2,7%. Faktor– faktor yang
berperan terhadap timbulnya skizofrenia adalah faktor
genetik, usia, jenis kelamin, penyakit autoimun, dan
neuroinflamasi serta lingkungan, seperti pekerjaan,
status perkawinan, status ekonomi, dan faktor psikosial.
Pasien skizofrenia dapat mengalami kekambuhan yang
dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan keluarga.
Terapi skizofrenia menggunakan antipsikotik tunggal
maupun kombinasi yang masing-masing dipilih
berdasarkan indikasi tertentu.

Anda mungkin juga menyukai