Monitoring:
Observasi tanda-tanda vital Ibu
Observasi HIS, DJJ, pengeluaran, dan pembukaan
Non Stress Test (NST)
KIE:
Bed rest total
Perjalanan persalinan
29 Februari 2020 (03:00 wita)
S : Ibu mengatakan keluar air dari jalan lahir (+) tanpa dapat ditahan, gerak janin (+) baik
O : Status Present
Terapi oral:
Amoxicillin 500 mg (PO)
Asam mefenamat 500 mg (PO)
Sulfas Ferosus 200 mg (PO)
Laktasit
Observasi 2 jam post partum
Cont…
29 Februari 2020 (13:05 wita)
Evaluasi 2 jam post partum
S : nyeri jalan lahir (+) minimal, ASI (+/+) minimal, BAB (+), BAK (+), mobilisasi (+)
O : Status Present
KIE : konsumsi obat secara teratur, ASI eksklusif, menjaga kebersihan diri.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa kasus, pasien didiagnosa sebagai Partus
Prematurus Imminens. Partus Prematurus Imminens adalah ancaman
terjadinya persalinan yang terjadi pada usia kehamilan sebelum 37
minggu. Banyak factor yang dapat menyebabkan terjadinya Partus
Prematurus Imminens. Dalam kasus ini, kemungkinan disebabkan
oleh adanya pertumbuhan janin terhambat oleh karena penurunan
fungsi plasenta. Kriteria diagnosis Partus Prematurus Imminens
dibuat berdasarkan usia kehamilan <37 minggu, adanya his ≥2 kali
dalam 10 menit disertai adanya pembukaan dan penipisan serviks.
Tatalaksana untuk mempertahankan kehamilan dilakukan dengan
pemberian tokolotik seperti nifedipine 20 mg per 3 jam, pemberian
dexamethasone untuk mempercepat pematangan paru, tirah baring ke
sisi kiri, dan monitoring kontraksi uterus serta DJJ diperlukan.