Anda di halaman 1dari 5

ACUTE LIMB ISCHEMIC (ALI)

PENGERTIAN
Acute limb ischemia adalah penurunan perfusi ekstremitas secara mendadak yang dapat menyebabkan
potensi ancaman terhadap viabilitas ekstremitas tersebut.

PENYEBAB
- Embolism
- Thrombosis

TANDA DAN GEJALA


6P: pain, pulselessness, pallor, paresthesia, paralysis dan poikylothermia.

DIAGNOSIS
- Adanya 6P (pain, pulselessness, pallor, paresthesia, paralysis dan poikylothermia)
- Ankle blood pressure ≤ 50 mmHg
- Acutely white leg or arm muncul pada ALI akibat emboli, sementara ALI akibat trombosis tidak,
melainkan hadirnya gejala klaudikasio yang memburuk dan nyeri saat istirahat.
- Adanya deficit sensorik dan motoric disertai rigiditas otot mengarah pada tanda end-stage dari
ALI.
- Duplex ultrasonography digunakan untuk mengevaluasi level dari oklusi arteri yang disebabkan
oleh emboli. Computed tomographic arteriography (CTA) paling sering digunakan karena
tersedia luas dibanyak rumah sakit. Arteriography adalah pilihan terbaik bila masalah dapat
diatasi secara endovascular.
TATALAKSANA
- Heparin therapy IV (50–100 units/kg) diberikan sebagai tatalaksana awal
- Metode penanganan ALI termasuk surgical treatment (thromboembolectomy dan bypass
surgery), endovascular treatment (catheter-directed thrombolysis [CDT], percutaneous thrombus
aspiration, dan stent placement), dan hybrid treatment yang mengkombinasikan kedua terapi.
- Pada kategori IIb, surgical revascularization segera diindikasikan untuk mengeliminasi ischemia
sesegera mungkin. Untuk kategori I dan IIa, terdapat relative banyak waktu luang, sehingga
endovascular treatment dapat menjadi pilihan sebagai inisial terapi.
- Pada ALI kategori III, dipertimbangkan untuk dilakukan amputasi oleh karena iskemia yang
irreversible.

Hideaki O, Kentaro M, Yuko K. Acute Limb Ischemia. Jpn J Vasc Surg 2018; 27: 109–114. Doi: 10.3400/avd.ra.18-00074.
Michael M, Junior U. Acute Limb Ischemia. Surg Clin N Am 98 (2018) 1081–1096. https://doi.org/10.1016/j.suc.2018.05.002
CHRONIC VENOUS INSUFFICIENCY (CVI)

PENGERTIAN
Chronic venous insufficiency (CVI) menggambarkan sebuah kondisi yang mempengaruhi system vena
ekstremitas bawah termasuk tanda dan gejala seperti nyeri, edema, terasa berat, nocturnal kram,
hiperpigmentasi, eczema vena, dan ulserasi pada tahap lanjut.

PENYEBAB
Hipertensi vena memainkan peran penting dalam perkembangan CVI. Hal ini dapat disebabkan oleh
inkompetensi valvular vena, venous obstruction, atau kombinasi dari mekanisme-mekanisme tersebut.
Beberapa factor resiko multiple dari CVI yaitu: kehamilan, usia lanjut, obesitas, berdiri lama, perempuan,
genetik, congenital absence of valves, adanya DVT sebelumnya atau trauma.

TANDA DAN GEJALA


Clinical classes of the CEAP classification.
- C0 No visible signs of venous disease
- C1 Spider veins, telangiectases or reticular veins (< 3 mm)
- C2 Varicose veins (> 3 mm) without clinical signs of CVI
- C3 Varicose veins with edema
- C4 Varicose veins with trophic skin lesions
- C4a Pigmentation, purpura, eczema
- C4b Lipodermatosclerosis, atrophie blanche
- C5 Healed venous ulcer
- C6 Active venous ulcer

DIAGNOSIS
- Anamnesis  Terdapat keluhan kaki terasa berat, bengkak, vena melebar, nyeri pada kaki, iritasi
kulit, gatal, tingling, kram otot dan perubahan kulit pada kaki.
- Pemeriksaan Fisik  Pasien diperiksa dalam posisi berdiri. Terdapat telangiectases, reticular
veins atau varicose veins. Perubahan pada kulit seperti hiperpigmentasi, dermatitis, atrophie
blanche (jaringan skar putih dengan sedikit pembuluh kapiler), atau lipodermatosclerosis. Edema
dan keparahannya juga harus dinilai serta adanya active atau healed ulserasi.
- Duplex ultrasound adalah gold standart terkini.

TATALAKSANA
Conservative Management
- Compressive Leg Garments
- Wound and Skin Care
- Pharmacologic Therapy
- Exercise Therapy
Interventional Management
- Sclerotherapy
- Endovenous Ablative Therapy
- Endovenous Deep System Therapy
Surgical Management
- Surgery for Truncal Vein or Venous Tributaries
- Perforator Vein Surgery
- Valve Reconstruction
Robert T, Joseph D. Chronic Venous Insufficiency. Circulation. 2014;130:333-346. DOI: 10.1161/CIRCULATIONAHA.113.006898
ABDOMINAL AORTIC ANEURYSM (AAA)

PENGERTIAN
Abdominal aortic aneurysm (AAA) adalah dilatasi aorta abdominalis ≥ 3 cm.

PENYEBAB
Aneurisma aorta terutama merupakan akibat dari arteriosklerosis, yang menyebabkan lemahnya dinding
aorta sehingga tekanan di dalam mendorong dinding menggembung keluar. Faktor resiko antara lain:
- laki-laki
- merokok
- Usia ≥ 65 tahun
- coronary artery disease
- hypertensi
- infark myocardial sebelumnya
- peripheral arterial disease, dan
- riwayat keluarga AAA.

TANDA DAN GEJALA


Mayoritas asimptomatik atau bersifat silent
sampai kemudian rupture.
- Pada palpasi ditemukan massa
berdenyut disekitar umbilicus.
- Pada auskultasi dapat ditemukan bruit.
- Ekstremitas bawah dapat terjadi edema akibat kompresi inferior vena cava
- Rupture AAA, dikarakteristikkan dengan hypotensi, nyeri punggung dan adanya massa berdenyut
di abdomen.

DIAGNOSIS
- Abdominal USG dianggap sebagai modalitas screening pilihan untuk AAA sebab sensitivitas
95% sampai 100% dan spesifisitas hampir 100%. Thrombus atau kalsifikasi echodense pada
dinding aorta dapat terlihat dan cukup umum.
- CT scan mengevaluasi abdomen lebih detail. Dapat menilai bentuk aneurisma dengan detail
anatomic dari arteri mesenterika dan iliaca dan memberikan gambaran yang lebih baik dari
aneurisma surprarenal.
PENATALAKSANAAN
 Berhenti merokok, statins, antihypertensi, dan antibiotic.
 Ukuran 3 - 4 cm harus dimonitor setiap dua sampai tiga tahun sekali.
 Ukuran 4 - 5,4 cm harus dimonitor dengan USG atau CT setiap 6-12 bulan.
 Ukuran > 5 cm, sering pecah sehingga memerlukan pembedahan.
o Surgical repair (transabdominal or retroperitoneal route)
o EVAR (Endovascular aortic repair)  Memasang stent aorta secara transluminal
melalui a. femoralis.

Brian K, Chuck C. Abdominal Aortic Aneurysm. American Family Physician, 2015, Volume 91, Number 8.
DEEP VEIN THROMBOSIS

PENGERTIAN
Pembentukan bekuan darah pada vena dalam di tungkai bawah.

PENYEBAB
Triad Virchow
- venous stasis
- vascular injury
- hypercoagulability

DIAGNOSIS
- Anamnesis  kaki bengkak, nyeri,
terdapat riwayat thrombosis pada
keluarga.
- Pemeriksaan fisik  edema tungkai,
eritema, teraba hangat, nyeri, dapat
diraba pembuluh darah superfisial,
tanda Homan (+)
- Peningkatan D-dimer
- Penunjang Venous Ultrasonography,
Contras venography, MRI

TATALAKSANA Algorithm diagnosis DVT


- Antikoagulan  Heparin atau Warfarin
- Trombolitik  Steptokinase, urokinase, plasminogen activator
- Filter vena cava

Jonathan S, Patrick H. Deep vein thrombosis: pathogenesis, diagnosis, and medical management. Cardiovasc Diagn Ther
2017;7(Suppl 3):S276-S284

Anda mungkin juga menyukai