Anda di halaman 1dari 30

PRESENTASI KASUS

ENDOFTALMITIS
William Andreas 17673
Arini Tribudi 18240
Stefanie Kusuma 17725
Fahrina Fahrunnisa 17749
Galih Ramadhan 17714
Harkinton A. Hulu 17716
Deskripsi Kasus
Identitas Pasien

• Nama : S
• Jenis kelamin : Perempuan
• No. RM : 01.89.xx.xx
• Tgl lahir : 15/ 08/ 1954
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Alamat : Jogonalan, Klaten
Keluhan Utama
Mata merah
Differential Diagnosis
Riwayat Penyakit Sekarang
1 BSMRS Pasien melakukan operasi katarak pada mata sebelah kanan di
RSPAU Hardjolukito. Keluhan pasien pun menghilang sehingga
dapat kembali beraktivitas dengan normal.
2 MSMRS Pasien mengeluhkan nyeri pada mata kanan disertai dengan
mata berair (nrocos). Pasien juga merasakan ada yang
mengganggu pandangan. Pasien pun dirawat inap selama 3 hari
di RSPAU Hardjolukito dan kemudian dipulangkan.
1 MSMRS Keluhan mata merah disertai nyeri dan berair pun kembali.
Penglihatan pasien pun semakin menurun pada mata sebelah
kanan.
HMRS Keluhan pasien menetap dan kemampuan penglihatan pasien
pun memburuk.
Pemeriksaan Fisik

• KU : compos mentis • Kepala : dbn


• TTV • Leher : dbn
• TD : 130/90 mmhg
• Thorax : dbn
• Nadi : 90 x/menit
• RR : 19 x/menit • Cor : dbn
• Suhu : 36 0C
• Pulmo : dbn
• BB/TB : 48kg // 155cm
• GCS :E4M5V6 • Abdomen : dbn
• Ekstremitas : dbn
Status Ophthalmologi
OD OS

LP J/B Visus 1/60

Spasm Palpebra Tenang

CI (+), PCI (+) Konjungtiva Tenang

Edema Kornea Jernih

Dalam COA Dalam

tddn Iris/Pupil Bulat, c, d 3 mm RC +/+

tddn Lensa Jernih

tddn Papil BT, CD 0,3

tddn Retina a/v 2/3

tddn Makula Ref (+)

26 TIO 16

Bebas MBO Bebas


Diagnosis

• Dx : OD Endophtalmitis
Differential Diagnosis
Tata Laksana
• Atropin Sulphate 1% 3xOD
• Vigamox /3 jam OD
• Timol 2xOD
Pembahasan
Endoftalmitis
• Peradangan struktur internal bola mata mulai dari jaringan uvea dan retina yang
kemudian diikuti dengan pembentukan exudate di dalam aqueous humor dan
vitreous humor
Epidemiologi

• Kejadian endoftalmitis paska bedah katarak dilaporkan berkisar antara


0,07-0,33%, penetrating keratoplasty 0,11%, dan vitrektomi pars plana
0,05%
• Insiden endoftalmitis postraumatik berkisar antara 2,4% hingga 8%
Etiologi
• Infective
• Organisme penyebab → bacterial (S. epidemidis 70% dan S. aureus 10%), fungal
(aspergillus, fusarium, candida)

• Eksogen → trauma penetrasi pada mata, perforasi ulkus kornea, infeksi post-operatif
mata

• Endogen → infeksi pada jaringan tubuh yang terbawa melalui aliran darah mata

• Non-infective → peradangan oleh karena substansi toksik misalnya post-operatif, post-


trauma, tumor intraocular
Patogenesis
Endoftalmitis Eksogen

• Endoftalmitis infeksi paling sering terjadi secara eksogen:


• endoftalmitis pasca operasi

• endoftalmitis post trauma.


Exogenous Post Traumatic

• Endophthalmitis merupakan komplikasi dari cedera bola mata terbuka.

• Sekitar 25% dari kasus endophthalmitis adalah akibat dari trauma okular.

• Faktor risiko yang meningkatkan untuk terjadinya endophthalmitis setelah cedera mata
adalah:
• luka kotor,

• pecahnya kapsul lensa,

• usia yang lebih tua,

• presentasi awal dengan penundaan lebih dari 24 jam,

• adanya benda asing intraokular.

• Dapat juga terjadi akibat penyebaran infeksi dari luka kornea, sklera, atau yang berdekatan.
Exogenous Post Operative

• Penggunaan clear corneal incision yang berlebih → bentuk luka bekas incisi kurang stabil, →
memungkinkan fluktuasi tekanan intraokular → berpotensi masuknya bakteri melalui luka yang
kurang tertutup sempurna.

• Penetrasi keratoplasti, trabekulektomi, implantasi drainase glaukoma memiliki risiko endophtalmitis


lebih tinggi daripada operasi katarak.

• Bakteri yang sering menyebabkan endoftalmitis pasca operasi adalah Propionibacterium acne,
Staphylococcus, Corynebacterium sp., Actinomyces, dan Nocardia

• Endoftalmitis pasca operasi :


• Akut : <2 minggu pasca operasi
• Kronik : >2 minggu pasca operasi
Acute Post Operative
• Paling banyak terjadi dalam 1-2 minggu, biasanya 3-5 hari setelah operasi.
• Gejala awal: progresif cepat, termasuk nyeri, mata merah, keluarnya mata, dan kabur
• Tanda-tanda umum: penurunan ketajaman visual, pembengkakan tutup, edema
konjungtiva dan kornea, sel ruang anterior + fibrin, hypopyon, peradangan vitreous,
retinitis, dan tumpul refleks merah
• Periphlebitis retina merupakan tanda paling awal
Chronic Post Operative
• Rasa sakit atau tidak nyaman mungkin tidak ada.
• Peradangan pada awalnya bisa responsif terhadap steroid tetapi berulang setelah
penurunan dosis steroid
• Infeksi jamur semakin memburuk dengan steroid
• Frank hypopyon sering absen
• Uveitis granulomatosa dengan endapan besar pada kornea atau IOL
• Plak intracapsular putih dengan P acnes
• Infiltrat putih dan "bulu halus" atau "mutiara pada tali" di dekat sisa kapsular merupakan
karakteristik tetapi tidak bersifat patognomonik untuk jamur
Patogenesis
Endoftalmitis Endogen
• Endoftalmitis yang terjadi melalui penyebaran bakteri lewat aliran darah atau jamur saat
septikemia (infeksi sekunder)

• Mikroorganisme dalam aliran darah masuk ke mata, melintasi retinal blood barier dan
menginfeksi jaringan okular. Karena aliran darah yang lebih tinggi, choroids dan ciliary
body menjadi fokus utama infeksi pada mata dengan keterlibatan retina dan vitreous
secara sekunder.
• Penyebab paling umum adalah Streptococcus dari infeksi endokardium,
Staphylococcus aureus dari infeksi kulit, Bacillus pada penggunaan obat-obatan
intravena, N. meningitidis, H. influenza dan E. coli
Faktor Risiko Endophthalmitis Endogen

Imunosupresi atau prosedur yang meningkatkan risiko infeksi yang ditularkan melalui darah:

• Penyakit imunosupresif, seperti diabetes mellitus, infeksi HIV, kanker, gagal ginjal yang
memerlukan dialisis, penyakit jantung,

• penggunaan jangka panjang antibiotik spektrum luas, steroid dan obat imunosupresif lainnya,

• pembedahan besar, terutama pembedahan intra-abdominal, hiperalimentasi intravena,

• kateter intravena yang menetap,

• penyalahgunaan obat intravena.


Penegakan Diagnosis
Anamnesis KU: Mata Merah Visus Turun
Nyeri dan riwayat operasi dan trauma sebelumnya serta penyakit sistemik yang mendasari.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan segmen anterior:
- Pembengkakan dan spasme kelopak mata;
- Konjungtiva hiperemis (injeksi konjungtiva dan silier), kemosis, sekret
- Edema kornea;
- Bilik mata depan: sel (+), flare (+), fibrin dan hipopion
Pemeriksaan segmen posterior:
- Kekeruhan vitreus;
- Nekrosis retina
- Edema papil
- Retina edema
Cont’d
Pemeriksaan Penunjang
Biakan kuman dari vitrus dan/atau aqueous humor untuk mencari etiologi infeksi
dan sebagai panduan tatalaksana antimikroba yang tepat.
Diagnosis Banding

1. Panophtalmitis

2. Uveitis

3. Sterile inflammation

4. Retained lens material

5. Rebound inflammation after sudden decrease in postoperative steroids

6. Toxic anterior segment syndrome (TASS; acute postoperative anterior chamber


reaction and corneal edema due to contaminants from surgical instruments, intraocular
[IOL] solutions, or IOL implant) – usually within 1-2 days post-surgery
Tatalaksana
1. Endoftamiltis pasca-operasi dan pasca-trauma
Injeksi antimikroba (antibiotik atau antifungi) intravitreal tergantung etiologi dan
vitrektomi.

2. Endoftamiltis endokrin
Antimikroba (antibiotik atau antifungi) sistemik, vitrektomi, dan antimikroba
intravitreal.
Prognosis

• Prognosis endophthalmitis seringkali buruk,

• Endophthalmitis → berpotensi menghancurkan dan hanya menyisakan fungsi


visual yang sangat terbatas pada pasien.

• Diagnosis dan pengobatan dini dengan terapi antimikroba sangat penting untuk
mengoptimalkan hasil visual.

• Pentingnya mengidentifikasi metode profilaksis yang efektif untuk meningkatkan


keselamatan bedah dan mengurangi kejadian endophtalmitis.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai