Di susun oleh :
dr. Novalina R. Rumbino
Pembimbing
dr. Alva Djitmau, Sp.PD
Riw. Kebiasaan
Merokok (-)
Minum Alkohol (-)
Riwayat Sosial :
Pasien bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga
Lanjutan Anamnesa…
Status Generalis
STATUS GENERALIS Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Kompos Mentis (E4V5M6)
TTV : TD : 140/90 mmHg
N : 120 x/m
RR : 24 x/m
SB : 36,7
SpO2 : 97% spontan
Kepala
Mata Konjungtiva Anemis (-/-)
Sklera Slera Ikterik (-/-)
Pupil Isokor (+/+)
Hidung dalam batas normal
Mulut dalam batas normal
Telinga dalam batas normal
Leher Pembesaran KGB (-)
Thorax Simetris, Sonor (+/+), Suara Napas Vesikuler, Rho (+/+) basal pulmo D/S Whe (-/-)
BJ I-II regular
Abdomen I : Cembung (+),
A : BU (+) Normal,
P : Nyeri tekan (-), Splenomegali(-), Hepatomegali (+) 3 jari BAC
P : Redup di semua regio abdomen, Shiffting dullness (+) Undulasi (+)
Ekstremitas Akral Hangat, CRT <2”, udem (-)
Susp. Asites
DIAGNOSIS KERJA IGD Hipertensi gr. II
Interpretasi :
Cor Membesar
Pulmo : Fibrosis di
Basal Pulmo Sinistra
Kesimpulan :
Bronchopneumonia
(Potongan Coronal)
(Potongan Axial)
(Potongan Axial)
Interpretasi CT-Scan :
Di lakukan CT Scan abdomen sampai pelvis potongan axial dengan slice interval 5,0 mm. Di
buat rekonstruksi coronal dengan slice interval 5,0 mm. scanning tanpa dan memakai kontras
oral dan I.V :
Hepar : Ukuran membesar, eksogenitas parenkim inhomogen, tampak lesi hipodems
inhomogen batas tegas, tepi ireguler berukuran lk 10 x 6,83 cm di segmen IV dan VI hepar
lobus kanan berkurang enhanchment pada massa. Vena porta, vena hepatikadan vena cava
inferior tidak melebar. Duktus biliaris intrahepatal tidak melebar. Tampak koleksi cairan di
sekitarnya..
Kantung empedu :ukuran tidak membesar, dinding tidak menebal, regular. Tidak tampak
massa/batu. Duktus biliaris esktrahepatal tidak melebar
Limpa : ukuran tidak membesar, densitas homogen. Vena lienalis tidak melebar
Pankreas : Ukuran tidak membesar, densitas homogen. Duktus pankreatikus tidak melebar
Ginjal Kanan – Kiri : Ukuran tidak membesar, struktur parenkim homogen, kaliks melebar,
tidak tampak batu
Vesika urinaria : dinding tidak menebal. Ireguler, tidak tampak batu / massa
Utreus : Ukuran tidak membesar, tampak lesi kistik berukuran lk 4,98 x 4,58 cm di
parametrium kanan, Tampak koleksi cairan di sekitarnya
.
Kesimpulan : Hepatomegali di sertai hepatoma
Ascites
Kaliektasis ginjal bilateral
Cyst Ovarium Kanan
Metabolisme karbohidrat
Metabolisme lemak
Metabolisme protein
Sintesis Protein Plasma
Lain-lain :
Sebagai tempat penyimpanan vitamin, dan zat besi dalam bentuk ferritin,
membentuk zat yang digunakan
Koagulasi faktor Pembekuan Darah
Detoksifikasi obat dan toksin
Fagositosis mikroorganisme, eritrosit, dan leukosit ya ng sudah tua atau rusak.
Sekresi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorbsi lemak.
Hepatocellular Carcinoma (HCC)
SINONIM Kanker Hati Primer
Hepatokarsinoma
DEFINISI Tumor ganas hati primer yang berasal dari sel hepatosit.
Diibagi menjadi lima kategori: sangat awal, awal, menengah, lanjutan, dan terminal
Tujuan untuk memprediksi hasil dan perawatan yang tepat pada penderita HCC.
Lanjutan Diagnosis…
SKRINING DAN
PENCEGAHAN
Sebagian pasien HCC dengan atau tanpa sirosis kadang di temukan tanpa gejala
sehingga untuk mendeteksi dini HCC diperlukan strategi khusus terutama bagi
pasien sirosis hati dengan HBsAg atau anti-HCV positif.
Reseksi Hepatik
Transplantasi Hepar
Terapi Non Bedah (Transarterial embolization/chemoembolization /TACE)
Terapi Sistemik
PROGNOSIS
Sebaliknya, penderita karsinoma hepatoseluler fase lanjut mempunyai masa hidup yang
lebih singkat. Kematian umumnya disebabkan oleh karena koma hepatik, hematemesis
dan melena, syok yang sebelumnya didahului dengan rasa sakit hebat karena pecahnya
karsinoma hepatoseluler.
PENCEGAHAN PRIMER
SEKUNDER
2) USIA
populasi yang telah terinfeksi virus hepatitis B
yaitu laki-laki setelah berusia 40 tahun, dan
3) FAKTOR RESIKO
Terinfeksi HBV dan HCV. Hepatitis virus
merupakan penyebab utama yang dapat
berlanjut menjadi HCC dan Sirosis
4) GEJALAS KLINIS
Berhubungan dengan proses keganasan yang sudah berlangsung lama dan gejala karena adanya
pertumbuhan tumor termasuk malaise , anoreksia , penyusutan otot ,nyeri perut kuadran kanan
atas, dan adanya distensi perut. Gejala pada saluran pencernaan : perut kembung, serta konstipasi
atau diare biasanya terjadi karena adanya kolestasis atau adanya produksi zat-zat aktif, seperti
prostaglandin, yang dihasilkan oleh tumor. Rasa nyeri bersifat konstan, seringkali terasa sangat
hebat dan kadang memburuk setelah makan.
(Jika ruptur dapat menjadi haemo-peritoneum sehingga pasien merasakan nyeri perut yang luar
biasa. )
5) PEMERIKSAAN FISIK
Pembesaran atau distensi perut akibat adanya pembesaran hati dengan atau tanpa asites. Asites
ditemukan pada setengah dari seluruh jumlah pasien di mana kadar protein sangat tinggi dan
ditemukan sel ganas
6) PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Bedasarkan teori nilai-nilai laboratorium abnormal yang di temui pada pasien HCC yaitu
Eriitrositosis, hiperkalsemia, hipoglikemia , peningkatan kadar alfa-fetoprotein >1000
mg/ml.
7) KOMPLIKASI
komplikasi fatal pada HCC adalah pecahnya tumor di mana pasien akan mengalami hipotensi,
iritasi peritoneum, dan nyeri perut yang parah. Salah satu gejala paraneoplastik yang
dimanifestasikan dalam HCC adalah nyeri tulang yang terkait dengan hiperkalsemia, yang
disebabkan oleh metastasis osteolitik; gejala-gejala lain termasuk erythrocytosis, hypoglycaemia,
dan sindrom tidak sensitive androgen
8) PEMERIKSAAN PENUNJANG UNTUK DIAGNOSIS
Berdasarkan EASL Clinical Practice Guidelines: Management of hepatocellular carcinoma (European
Association for the Study of the Live) yaitu diagnosis dapat berdasarkan pada :
kriteria non-invasif dan / atau patologi.
Diagnosis
HCC?
Sirosis Non-Sirosis
Nodul >1 cm
Nodul >3 cm Patologi
s/d <3 cm
1) USG 1) USG
2) CT SCAN 2) CT SCAN kontras
3) MRI
4) AFP
American Association for the Study of Liver Disease (AASLD)
9) PEMERIKSAAN PENUNJANG CT Scan
CT Scan Kontras pada pasien HCC dengan kontras IV digunakan untuk hasil diagnostik yang lebih
baik. Dibagi menjadi fase arteri, fase portal, dan fase tertunda. Tampak berubah menjadi lesi
hipervaskular, ada kehilangan pasokan darah vena porta dan pembentukan arterialisasi
kolateral. Ketika bahan kontras dimasukkan secara intravena, ada peningkatan peningkatan
arteri diikuti oleh penundaan fase 'pencucian' vena.
(Pola ini adalah tanda karakteristik untuk diagnosis HCC)
CT menunjukkan sensitivitas yang lebih baik daripada USG tetapi sensitivitas lebih buruk
daripada MRI..
Pada kasus telah di lakukan pemeriksaan CT Scan dengan kontras di dapatkan ukuran membesar,
eksogenitas parenkim inhomogen, tampak lesi hipodems inhomogen batas tegas, tepi ireguler
berukuran 10 x 6,83 cm di segmen IV dan VI hepar lobus kanan berkurang enhanchment pada
massa kesimpulannya Hepatomegali di sertai hepatoma , dan ascites
Pre Injesi Kontras (Potongan Coronal)
Pre Injeksi Kontras
(Potongan Axial)
Contras Delayed
(Potongan Axial)
10) PENATALAKSANAAN
Di bagi berdasarkan atas ada atau tidaknya sirosis, jumlah dan ukuran tumor,
serta derajat pemburukan hepatik. Untuk menilai status klinis, sistem
menggunakan skor Barcelona dan kemudian dapat juga ditentukan terapinya
Pada pasien setelah di hitung menggunkan scoring barcelon pasien termaksud dalam stage D (end
stage) sehingga terapi yang di berikan yaitu symptomatic, terapi symptomatic yang di berikan pada
pasien saat di rawat yaitu IVFD Assering 12 tpm; Ambroxol 3x4 mg (po) sebagai mukolitik karena
pasien mengeluhkan batuk lendir; Inj. Omz 40 mg/12jam/IV, dan Sucralfat syr 3xI C (po) untuk
menggurangi mual dan muntah, , Inj. Cefotaxime 1 gr/8 jam/IV untuk mencegah Spontaneous Bacterial
Peritonitis adalah infeksi cairan asites oleh satu jenis bakteri tanpa ada buktiinfeksi sekunder
intraabdominal. Biasanya pasien ini tanpa gejala, namun dapat timbul demam dan nyeri abdomen. ,
Punksi Asites untuk mengurangi dan mneghindari dan menggurangi sesak serta menggurangi resiko
peritonitis bacterial. Spontaneous Bacterial Peritonitis dapat disebabkan karena perforasi usus yang
dapat menyebabkan masuknya organisme patogen ke dalam ronggaperitoneum. Spironolakton 10mg-
0-0 (po) merupakan jenis obat diuretic hemat kalium di beri untuk membantu peningkatan jumlah
natrium dan air untuk dibuang, sementara kalium dipertahankan.Hal ini sudah sesuai dengan teori.
PROGNOSIS
Berdasarkan teori prognosis pada penderita HCC tergantung dari
invasifnya, di mana jika sudah berada pada fase lanjut maka penderita
mempunyai masa hidup yang lebih singkat.
Pada kasus pasien memiliki prognosis dubia ad malam karena selain berdasarkan system scoring
pasien termaksud dalam stadium akhir, tetapi juga pada pasien telah terjadi beberapa komplikasi
di mana pasien telah mersakan nyeri perut yang hebat yang di curigai Spontaneous Bacterial
Peritonitis di mana infeksi cairan asites oleh satu jenis bakteri tanpa ada bukti infeksi sekunder
intraabdominal kemudian hingga kemudian pasien mengalami syok septic dan akhirnya
meninggal pada tanggal 18/8 2019 di RS Bhayangkara di duga karena syok septic.
KESIMPULAN
Karsinoma hepatoseluler adalah suatu tumor ganas primer pada hati yang paling sering
ditemukan. Hepatoma lebih sering terjadi pada laki – laki di banding perempuan.
Faktor risiko karsinoma hepatoseluler adalah infeksi hepatitis B, infeksi hepatitis C, alkohol,
aflatoxin B1, dan sirosis.
Berdasarkan teori usia penderita HCC yang berisiko tinggi yaitu terjadi pada populasi yang
telah terinfeksi virus hepatitis B yaitu hepatitis B yaitu wanita usia > 50 tahun.
Gejala klinis dan pemeriksaan yang muncul pada pasien HCC berhubungan dengan keganasan
yang sudah berlangsung lama dan gejala karena adanya pertumbuhan tumor termasuk
malaise , anoreksia , penyusutan otot , nyeri perut kuadran kanan atas, dan adanya distensi
perut. Gejala pada saluran pencernaan seperti anoreksia, perut kembung, serta konstipasi
atau diare.
Pemeriksaan fisik abnormal yang dapat di temui pada HCC yaitu pembesaran atau distensi
perut akibat adanya pembesaran hati dengan atau tanpa asites.
Pemeriksaan karsinoma hepatoseluler terdiri dari laboratorium, biopsi, radiologi imaging
berupa USG, CT Scan, dan MRI.
Pengobatan karsinoma hepatoseluler meliputi tindakan bedah hati, transplantasi hati,
tindakan non bedah hati seperti injeksi lokal dan kemoterapi.
Untuk menilai status klinis, sistem skor Barcelona dan kemudian dapat juga di tentukan
terapinya.
Komplikasi fatal pada HCC adalah pecahnya tumor di mana pasien akan mengalami
hipotensi, iritasi peritoneum, dan nyeri perut yang parah hingga terjadi syok septic.
Prognosis pada penderita HCC tergantung dari invasifnya, di mana jika sudah berada
pada fase lanjut maka penderita mempunyai masa hidup yang lebih singkat. Kematian
umumnya disebabkan oleh karena koma hepatik, hematemesis dan melena, syok septic
yang sebelumnya didahului dengan nyeri hebat pada abdomen yang dikarenakan oleh
pecahnya karsinoma hepatoseluler.
SARAN