HIPERTIROID
Pendamping
dr. Yohana
dr. Darfius
PENDAHULUAN
Di kawasan Asia dikatakan prevalensi lebih tinggi disbanding yang non Asia (12% versus
2.5%).Penyakit Graves merupakan penyebab utama dan tersering tirotoksikosis (80-
90%), sedangkan yang disebabkan karena tiroiditis mencapai 15% dan 5% karena toxic
nodular goiter.
IDENTITAS
Nama : Ny M
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 34 Tahun
Alamat : Simpang Lagoi
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Agama : Islam
No. MR : 010256
Laporan Kasus
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sejak 2 hari terakhir pasien juga mengeluh BAB cair sebanyak 2x
Sekarang tanpa darah dan lendir, disertai badan terasa panas dan banyak
berkeringat, pasien juga mengaku nafsu makannya meningkat
namun badan tetap kurus dan tekanan darah yang sering tinggi
Laporan Kasus
Anamnesis
Riwayat Penyakit Pasien pernah mengalami keluhan yang sama sejak 5 tahun lalu,
Dahulu tahun 2011 pernah berobat ke dokter penyakit dalam di tanjung
dengan keluhan yang sama, dan tahun 2013 pasien berobat lagi dan
setelah diperiksa pasien dikatan menderita hipertiroid dan harus
rutin berobat.
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
STATUS PRESENT
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
Leher :
Tekanan Vena Jugularis : Tidak meningkat
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
Toraks :
Dinding dada/paru :
Inspeksi : Bentuk : simetris
Retraks : tidak ada
Dispneu : tidak ada
Pergerakan : simetris
Palpasi : Fremitus fokal : simetris
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : Suara Napas Dasar :Vesikuler di parenkim paru
Suara Napas Tambahan : Rhonki kering (-/-),
Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
Jantung :
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Apeks teraba di ICS IV II jari medial linea midklavikula,
Intensitas normal, pelebaran (-),irama reguler dan thrill (-)
Perkusi : Batas Atas : ICS II linea parasternal sinistra
Batas Kanan : ICS IV linea parasternal dekstra
Batas Kiri : ICS IV 2 jari medial linea midklavikula
sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung : M1 > M2, M1 > T1 , A2 >A1,
P2 >P1, A2>P2
Suara Tambahan : Tidak Ada
Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
Abdomen :
Inspeksi : Bentuk : normal
Pergerakan : Simetris
Palpasi : Dinding Perut : Soepel
Hati : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Massa : tidak ada
Perkusi : Timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Pemeriksaan Penunjang
Hematokrit 38,6 % 40 - 50 %
Resume
Seorang wanita 32 tahun, datang dengan keluhan dada berdebar dan tangan gemetar sejak
1 minggu ini, 2 hari terakhir pasien juga mengeluh buang air besar cair sebanyak 2x disertai badan
terasa panas dan banyak berkeringat, pasien juga mengaku nafsu makannya meningkat namun badan
tetap kurus dan tekanan darah yang sering tinggi, pasien mengaku terdapat benjolan di leher namun
tidak membesar. Pasien pernah mengalami keluhan yang sama sejak 5 tahun lalu. Riwayat
mengkonsumsiobat PTU dan Bisoprolol .
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/90 mmHg, HR 114x/menit, RR 24x/menit, T
37,8oC, CM, kedua mata eksoftalmus, kelenjar tiroid teraba benjolan bilateral difus, simetris kanan-
kiri, permukaan rata, konsistensi kenyal, ikut jika menelan, nyeri tekan negatif, ukuran sekitar 3x1
cm, kedua tangan gemetar dan telapak tangan tampak basah berkeringat.
Pemeriksaan lab dalam batas normal
Laporan Kasus
Diagnosis Banding
1.Grave’s disease
2.Gondok multinodular toxic
3.Ca.tiroid
Diagnosis Kerja
Terapi
Oral :PTU 3 x 1
Bisoprolol 1x5mg
CTM 3x1
Prognosa
Follow Up
Tanggal 03/02/2015
Follow Up
Tanggal 04/02/2015
Follow Up
Tanggal 05/02/2015
Diskusi kasus
Analisis Symptom
1.Wanita 32 tahun
wanita beresiko 4x> pria, usia antara 20-40
2. Dada berdebar-debar
pengaktifan simpatis yang berlebihan
5. Sering berkeringat
pengaruh tingginya metabolisme dalam tubuh shg terjadi akumulasi panas dalam tubuh (intoleransi
panas)panas dikeluarkan melalui evaporasi (keringat)
Laporan Kasus
Diskusi kasus
Analisis Symptom
Diskusi kasus
Hasil perhitungan index wayne pada pasien ini adalah 28 yang termasuk dalam hipertiroid.
Diagnosis hipertiroid pada kasus ini ditegakkan hanya berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis yang
mengarah ke hipertiroid, tanpa dilakukan pemeriksaan T3, T4, dan TSH karena peralatan laboratorium
yang kurang memadai.
Terapi yang diberikan pada pasien ini, di antaranya pemberian infus RL sebagai terapi awal.
Selain itu, diberikan PTU 100 mg 3 x 1 awal yang berfungsi sebagai antitiroid. Penyekat beta yaitu
bisoprolol diberikan untuk menurunkan takikardia, kegelisahan dan keringat yang berlebihan akibat
aktifitas simpatis yg berlebihan, selain itu beta bloker juga menghambat perubahan tiroksin perifer
menjadi triyodotironin. Pasien juga diberikan injeksi norages untuk mengurangi panas badan serta sakit
kepala yang dikeluhkan pasien, injeksi ondansetron dan ranitidin diberikan sebagai anti mual dan
penetralisir asam lambung pada pasien.
Tinjauan Pustaka Anatomi Kelenjar Tiroid
Aliran darah ke kelenjar tiroid diperkirakan 5 ml/gram kelenjar/menit, dalam keadaan hipertiroidisme
aliran ini akan meningkat sehingga dengan stetoskop terdengar bising aliran darah dengan jelas di ujung
bawah kelenjar
Tinjauan Pustaka Definisi Hipertiroid
Hipertirodisme di gambarkan sebagai suatu kondisi dimana terjadi kelebihan sekresi hormon
tiroid. Tirotoksikosis mengacu pada manifestasi klinis yang terjadi bila jaringan tubuh di
stimulasi oleh peningkatan hormon ini
Tirotoksikosis mengacu pada manifestasi klinis yang terjadi bila jaringan tubuh di stimulasi oleh
peningkatan hormon ini. Hipertirodisme merupakan kelainan endokrin yang dapat di cegah.
Seperti kebanyakan kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan yang sangat menonjol pada
wanita. Kelainan ini menyerang wanita empat kali lebih banyak dari pada laki-laki terutama
wanita muda yang berusia antara 20 tahun dan 40 tahun.
Tinjauan Pustaka Etiologi
Grave Disease
Nodul Tiroid
Tiroiditis Subakut
Tiroiditis Silent
Tinjauan Pustaka Patofisiologi
Hipertiroidisme mungkin karena overfungsi keseluruhan kelenjar atau kondisi yang kurang
umum, mungkin disebabkan oleh fungsi tunggal atau multipel adenoma kanker tiroid. Juga
pengobatan miksedema dengan hormon tiroid yang berlebihan dapat menyebabkan
hipertiroidisme. Bentuk hipertiroidisme yang paling umum adalah penyakit graves (goiter
difustoksik) yang mempunyai tiga tanda penting, pertama hipertiroidisme, kedua pembesaran
kelenjar tiroid (goiter) dan ketiga eksoptalmos (protrusi mata abnormal). Penyakit Graves
merupakan kelainan auto imun yang di mediasi oleh anti bodi IgG yang berkaitan dengan
reseptor TSH aktif pada permukaan sel-sel tiroid. Penyebab lain hipertiroidisme dapat
mencakup goiter nodular toksik, adenoma, toksik (jinak), karsinoma tiroid, tiroiditis subakut
dan kronis, ingesti TH.
Tinjauan Pustaka Patofisiologi
Patofisiologi di balik manisfestasi penyakit hipertiroid Graves dapat dibagi ke dalam dua
kategori, pertama sekunder akibat rangsangan berlebih system saraf adrenergik dan yang kedua,
merupakan akibat tingginya kadarTH yang bersirkulasi.
Hipertiroidisme ditandai oleh kehilangan pengontrolan normal sekresi hormon tiroid (TH).
Karena kerja TH pada tubuh adalah merangsang, maka terjadi hipermestabolisme, yang
meningkatkan aktivitas system saraf simpatis. JumlahTH yang berlebihan menstimulasi system
kardiak dan meningkatkan jumlah reseptor beta-adrenergik. Keadaan ini mengarah pada
takikardia adan peningkatan curah jantung, volume sekuncup, kepekaan adrenergik, dan aliran
darah perifer.
Tinjauan Pustaka Patofisiologi
Tinjauan Pustaka Manifestasi Klinis
Optalmopati (50%) edema pretibial, kemosis, proptosis, diplopia, visus menurun, ulkus korne
Dermopati (0,5-4%)
Akropaki (1%)
Tinjauan Pustaka Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : TSHs, T4 atau fT4, T3 atau fT3, TSH Rab, kadar leukosit (bila timbul infeksi
pada awal pemakaian obat antitiroid)
Sidik Tiroid/thyroid scan : terutama membedakan penyakit Plummer dari penyakit Graves
dengan komponen nodosa
EKG
Foto Thoraks
Tinjauan Pustaka Diagnosis Banding
Diagnosis suatu penyakit hampir pasti diawali oleh kecurigaan klinis. Untuk ini telah dikenal
indeks klinisWayne dan New Castle yang didasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik teliti.
Kemudian diteruskan dengen pemeriksaan penunjang untuk konfirmasi diagnosis anatomis,
status tiroid dan etiologi
Tinjauan Pustaka Diagnosis
Tinjauan Pustaka Diagnosis
Tinjauan Pustaka Diagnosis
Tinjauan Pustaka Penatalaksanaan
Obat Antitiroid
PTU
GolonganTionamid
Imidazol
Regimen umum terdiri dari pemberian PTU dengan dosis awal 100-150 mg setiap 6 jam.
Setelah 4-8 minggu, dosis dikurangi menjadi 50-200 mg , 1 atau 2 kali sehari.
Methimazole mempunyai masa kerja yang lama sehingga dapat diberikan dosis tunggal sekali
sehari. Terapi dimulai dengan dosis methimazole 40 mg setiap pagi selama 1-2 bulan,
dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 5 – 20 mg perhari.
Tinjauan Pustaka Penatalaksanaan
Obat golongan penyekat beta, seperti propranolol hidroklorida, sangat bermanfaat untuk mengendalikan
manifestasi klinis tirotoksikosis (hyperadrenergic state) seperti palpitasi, tremor, cemas, dan intoleransi
panas melalui blokadenya pada reseptor adrenergik. Di samping efek antiadrenergik, obat penyekat beta
ini juga dapat -meskipun sedikit- menurunkan kadar T-3 melalui penghambatannya terhadap konversi T-4
keT-3. Dosis awal propranolol umumnya berkisar 80 mg/hari.
Tinjauan Pustaka Penatalaksanaan
Iodine Radioaktif
RAI menjadi pilihan utama dokter di Amerika Serikat. Pada metode ini digunakan isotop iodine,
yang paling umum digunakan adalah I131 dalam tubuh RAI akan di-uptake oleh kelenjar
tiroidRAI beraksi dengan cara mencegah sintesis hormon tiroid sehingga dapat menurunkan
kadar hormon tiroid yang berlebihan
Tinjauan Pustaka Penatalaksanaan
Pembedahan
Tiroidektomi subtotal merupakan terapi pilihan pada penderita dengan struma yang besar.
Sebelum operasi, penderita dipersiapkan dalam keadaan eutiroid dengan pemberian OAT
(biasanya selama 6 minggu). Disamping itu , selama 2 minggu pre operatif, diberikan larutan
Lugol atau potassium iodida, 5 tetes 2 kali sehari, yang dimaksudkan untuk mengurangi
vaskularisasi kelenjar dan mempermudah operasi. Sampai saat ini masih terdapat silang
pendapat mengenai seberapa banyak jaringan tiroid yangn harus diangkat.
Tinjauan Pustaka Penatalaksanaan
Pembedahan
Tiroidektomi total biasanya tidak dianjurkan, kecuali pada pasein dengan oftalmopati Graves
yang progresif dan berat. Namun bila terlalu banyak jaringan tiroid yang ditinggalkan ,
dikhawatirkan akan terjadi relaps. Kebanyakan ahli bedah menyisakan 2-3 gram jaringan tiroid.
Walaupun demikan kebanyakan penderita masih memerlukan suplemen tiroid setelah
mengalami tiroidektomi pada penyakit Graves.
Komplikasi
Penyakit Graves : Penyakit jantung hipertiroid, oftalmopati graves, dermopati graveinfeksi kare
na agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid
Kecurigaan akan terjadi krisis apabila terdapat
terdapat triad.
triad.
oMenghebatnya tanda tirotoksikosis
Tinjauan
oKesadaran Pustaka
menurun
Hipotermia oHipotermia.
KRISIS TIROID
Krisis tiroid adalah tirotoksikosis yang amat membahayakan, meskipun jarang terjadi. Hampir
semua kasus diawali oleh faktor pencetus.
Faktor risiko krisi tiroid: surgical crisis (persiapan operasi yang kurang baik, belum eutiroid),
medical crisis (strees apapun, fisik serta psikologik, infeksi dan sebagianya