Anda di halaman 1dari 50

PORTOFOLIO

HIPERTIROID

Oleh: dr. Eka Sri Wahyuni

Pendamping
dr. Yohana
dr. Darfius
PENDAHULUAN

kondisi berupa peningkatan kadar hormon tiroid


yang disintesis dan disekresikan oleh kelenjar
Hipertiroidisme tiroid

tirotoksikosis ialah manifestasi klinis kelebihan


hormon tiroid yang beredar dalam sirkulasi
PENDAHULUAN

Di kawasan Asia dikatakan prevalensi lebih tinggi disbanding yang non Asia (12% versus
2.5%).Penyakit Graves merupakan penyebab utama dan tersering tirotoksikosis (80-
90%), sedangkan yang disebabkan karena tiroiditis mencapai 15% dan 5% karena toxic
nodular goiter.

Prevelensi hipertiroidisme 4 kali lebih sering pada wanita dibanding pria


Laporan Kasus

IDENTITAS

Nama : Ny M
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 34 Tahun
Alamat : Simpang Lagoi
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Agama : Islam
No. MR : 010256
Laporan Kasus

Anamnesis

Keluhan Utama Dada berdebar dan tangan gemetar

Pasien datang dengan keluhan dada berdebar dan tangan gemetar


yang dirasakan terus menerus sejak 1 minggu ini.

Riwayat Penyakit Sejak 2 hari terakhir pasien juga mengeluh BAB cair sebanyak 2x
Sekarang tanpa darah dan lendir, disertai badan terasa panas dan banyak
berkeringat, pasien juga mengaku nafsu makannya meningkat
namun badan tetap kurus dan tekanan darah yang sering tinggi
Laporan Kasus

Anamnesis

Riwayat Penyakit Pasien pernah mengalami keluhan yang sama sejak 5 tahun lalu,
Dahulu tahun 2011 pernah berobat ke dokter penyakit dalam di tanjung
dengan keluhan yang sama, dan tahun 2013 pasien berobat lagi dan
setelah diperiksa pasien dikatan menderita hipertiroid dan harus
rutin berobat.

Pasien mengaku terdapat benjolan di leher namun tidak membesar


Laporan Kasus

Anamnesis

Riwayat mengkonsumsi obat PTU dan Bisoprolol namun pasien


Riwayat Penggunaan
tidak teratur minum obat. Pasien mengaku tidak cocok dengan
Obat
obat propanolol

- Riwayat Diabetes Melitus tidak ada


-Riwayat Hipertensi tidak ada
Riwayat Penyakit
-Riwayat keluhan yang sama tidak ada
Keluarga
Laporan Kasus

Pemeriksaan Fisik

STATUS PRESENT

Keadaan umum :Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos Mentis
PengukuranTanda vital
Tekanan Darah : 160/90 mmHg
Nadi : 114 kali/menit , irama reguler, kuat angkat
Suhu : 37,8° C
Respirasi : 24 kali/menit
Laporan Kasus

Pemeriksaan Fisik

STATUS GENERALIS

Kulit :Warna : sawo matang


Sianosis : tidak ada
Turgor : cepat kembali
Pucat : tidak ada
Kepala :Bentuk : normosefali
Rambut : Warna : hitam
Tebal/tipis : tebal
Distribusi : merata
Mata Eksoftalmus : ada (+/+)
Alis & bulu mata : tidak mudah dicabut
Konjungtiva : pucat (-/-)
Sklera : normal
Pupil : Diameter : 3 mm/3 mm
Simetris : isokor, normal
Reflek cahaya : (+/+)
Kornea : jernih/jernih
Laporan Kasus

Pemeriksaan Fisik

STATUS GENERALIS

Telinga : Bentuk : simetris


Sekret : tidak ada
Serumen : minimal

Hidung : Bentuk : simetris


Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Epistaksis : tidak ada
Sekret : tidak ada

Mulut : Bentuk :simetris


Bibir : kering
Gusi : pembengkakan (-), riwayat berdarah (-)
Gigi-geligi : normal

Tonsil : Warna : kemerahan


Pembesaran : tidak ada
Abses/tidak : tidak ada
Laporan Kasus

Pemeriksaan Fisik

STATUS GENERALIS

Leher :
Tekanan Vena Jugularis : Tidak meningkat

Kelenjar Limfe : Tidak teraba membesar

Tiroid : Teraba benjolan bilateral difus, simetris kanan-kiri, permukaan rata,


konsistensi kenyal, ikut jika menelan, nyeri tekan negatif, ukuran
sekitar 3x1 cm.
Laporan Kasus

Pemeriksaan Fisik

STATUS GENERALIS

Toraks :
Dinding dada/paru :
Inspeksi : Bentuk : simetris
Retraks : tidak ada
Dispneu : tidak ada
Pergerakan : simetris
Palpasi : Fremitus fokal : simetris
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : Suara Napas Dasar :Vesikuler di parenkim paru
Suara Napas Tambahan : Rhonki kering (-/-),
Laporan Kasus

Pemeriksaan Fisik

STATUS GENERALIS

Jantung :
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Apeks teraba di ICS IV II jari medial linea midklavikula,
Intensitas normal, pelebaran (-),irama reguler dan thrill (-)
Perkusi : Batas Atas : ICS II linea parasternal sinistra
Batas Kanan : ICS IV linea parasternal dekstra
Batas Kiri : ICS IV 2 jari medial linea midklavikula
sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung : M1 > M2, M1 > T1 , A2 >A1,
P2 >P1, A2>P2
Suara Tambahan : Tidak Ada
Laporan Kasus

Pemeriksaan Fisik

STATUS GENERALIS

Abdomen :
Inspeksi : Bentuk : normal
Pergerakan : Simetris
Palpasi : Dinding Perut : Soepel
Hati : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Massa : tidak ada
Perkusi : Timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal

Ekstremitas : udem -/-


hangat +/+
Laporan Kasus

Pemeriksaan Penunjang

Tanggal 2 Februari 2016 Nilai Normal

Hemoglobin 13,9 g% 12 - 16 gr%

Leukosit 4.800 / mm3 4.000 - 10.000 / mm3

Eritrosit 5,19 juta/ mm3 3,5 - 5,5 juta/ mm3

Trombosit 129.000 / mm3 100.000 - 400.000/ mm3

Hematokrit 38,6 % 40 - 50 %

GDS 75 mg/dL < 200 mg/dL

Ureum 25,6 mg/dL 10 – 50 mg/dL

BUN 11,9 mg/dL 4,7 – 23,4 mg/dL

Creatinine 0,5 mg/dL 0,9 – 1,1 mg/dL


Laporan Kasus

Resume

Seorang wanita 32 tahun, datang dengan keluhan dada berdebar dan tangan gemetar sejak
1 minggu ini, 2 hari terakhir pasien juga mengeluh buang air besar cair sebanyak 2x disertai badan
terasa panas dan banyak berkeringat, pasien juga mengaku nafsu makannya meningkat namun badan
tetap kurus dan tekanan darah yang sering tinggi, pasien mengaku terdapat benjolan di leher namun
tidak membesar. Pasien pernah mengalami keluhan yang sama sejak 5 tahun lalu. Riwayat
mengkonsumsiobat PTU dan Bisoprolol .
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/90 mmHg, HR 114x/menit, RR 24x/menit, T
37,8oC, CM, kedua mata eksoftalmus, kelenjar tiroid teraba benjolan bilateral difus, simetris kanan-
kiri, permukaan rata, konsistensi kenyal, ikut jika menelan, nyeri tekan negatif, ukuran sekitar 3x1
cm, kedua tangan gemetar dan telapak tangan tampak basah berkeringat.
Pemeriksaan lab dalam batas normal
Laporan Kasus

Diagnosis Banding

1.Grave’s disease
2.Gondok multinodular toxic
3.Ca.tiroid

Diagnosis Kerja

Tirotoksikosis ec. susp Grave’s disease


Laporan Kasus

Terapi

Infus : RL + cernivit 20 tpm


Injeksi : Inj.Ondansetron 3x4mg IV
Inj.Ranitidin 3 x 50 mg IV
Inj. Norages 3x1 ampul IV
Inj. Metylprednisolon 3x125 mg IV

Oral :PTU 3 x 1
Bisoprolol 1x5mg
CTM 3x1

Prognosa

Quo ad Vitam : Dubia ad bonam


Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam
Laporan Kasus

Follow Up

Tanggal 03/02/2015

S : Demam (+); nyeri kepala (+); berdebar(+);muntah(+),BAB cair(+)


O : TD : : 150/90 mmHg RR : 20x / menit
HR : 110x/ menit Temp :37,8 oC
A : Hipertiroid
P :
Infus RL + cernivit 20 tpm
Inj. Norages 3x1 amp IV
Inj. Ranitidin 3 x 50mg IV
Inj.Ondansentron 3x4mg IV
Inj.Metylprednisolon 3x125mg IV
Sucralfat syr 3x2cth PO
Bisoprolol 1x5mg PO
PTU 3x1tab PO
Laporan Kasus

Follow Up

Tanggal 04/02/2015

S : Demam (+); nyeri kepala (+); berdebar(+);muntah(-),BAB cair(-);


O : TD : 120/80 RR : 20x / menit
HR : 98x/ menit Temp :37,6 oC
A : Hipertiroid
P :
Infus RL + cernivit 20 tpm
Inj. Norages 3x1 amp IV
Inj. Ranitidin 3 x 50mg IV
Inj.Ondansentron 3x4mg IV
Inj.Metylprednisolon 3x125mg IV
Sucralfat syr 3x2cth PO
Bisoprolol 1x5mg PO
PTU 3x1tab PO
CTM 3x1 tab PO
Laporan Kasus

Follow Up

Tanggal 05/02/2015

S : Demam (-); nyeri kepala (-); berdebar(-);muntah(-),BAB cair(-


O : TD : 140/90 RR : 20x / menit
HR : 92x/ menit Temp :36,5 oC
A : Hipertiroid
P :
Infus RL + cernivit 20 tpm
Inj. Norages 3x1 amp IV
Inj. Ranitidin 3 x 50mg IV
Inj.Metylprednisolon 3x125mg IV
Sucralfat syr 3x2cth PO
Bisoprolol 1x5mg PO
PTU 3x1tab PO
CTM 3x1tab PO
Laporan Kasus

Diskusi kasus

Analisis Symptom
1.Wanita 32 tahun
wanita beresiko 4x> pria, usia antara 20-40

2. Dada berdebar-debar
pengaktifan simpatis yang berlebihan

3. Mata tampak Melotot (exoptalmus)


terjadi penumpukan glikosaminoglikandiinfiltrasi oleh limfosit, sel mast dan sel-sel plasma

4.Tangan terus bergetar (tremor)


bertambahnya kepekaan sinaps saraf didaerah medula yang mengatur tonus otot

5. Sering berkeringat
 pengaruh tingginya metabolisme dalam tubuh shg terjadi akumulasi panas dalam tubuh (intoleransi
panas)panas dikeluarkan melalui evaporasi (keringat)
Laporan Kasus

Diskusi kasus

Analisis Symptom

6. Merasa cepat lapar


meningkatkan laju metabolisme basalmeningkatny katabolisme

7. Tekanan darah 160/90 mmHg


Terjadi peningkatan ketanggapan jantung terhadap katekolamin dalam darah meningkatkan
kecepatan denyut jantung dan kekuatan kontraksi jantung sehingga curah jantung meningkatTD
meningkat

8. Suhu tubuh 37,8


Karena metabolisme naik dan tertimbunnya panas tubuh yang semakin lama semakin berlebih,
sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh

9. Pembesaran kelenjar tiroid


 Mrpkn tanda terdapatnya hiperaktivitas kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid.
Laporan Kasus

Diskusi kasus

Hasil perhitungan index wayne pada pasien ini adalah 28 yang termasuk dalam hipertiroid.
Diagnosis hipertiroid pada kasus ini ditegakkan hanya berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis yang
mengarah ke hipertiroid, tanpa dilakukan pemeriksaan T3, T4, dan TSH karena peralatan laboratorium
yang kurang memadai.
Terapi yang diberikan pada pasien ini, di antaranya pemberian infus RL sebagai terapi awal.
Selain itu, diberikan PTU 100 mg 3 x 1 awal yang berfungsi sebagai antitiroid. Penyekat beta yaitu
bisoprolol diberikan untuk menurunkan takikardia, kegelisahan dan keringat yang berlebihan akibat
aktifitas simpatis yg berlebihan, selain itu beta bloker juga menghambat perubahan tiroksin perifer
menjadi triyodotironin. Pasien juga diberikan injeksi norages untuk mengurangi panas badan serta sakit
kepala yang dikeluhkan pasien, injeksi ondansetron dan ranitidin diberikan sebagai anti mual dan
penetralisir asam lambung pada pasien.
Tinjauan Pustaka Anatomi Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid mulai terbentuk pada janin


berukuran 3,4-4 cm, yaitu pada akhir bulan
pertama kehamilan. Kelenjar tiroid berasal
dari lekukan faring antara branchial pouch
pertana dan kedua. Kelenjar tiroid terletak
dibagian bawah leher, terdiri atas dua lobus,
yang dihubungkan oleh ismus yang
menutupi cincin trakea 2 dan 3
Tinjauan Pustaka Anatomi Kelenjar Tiroid

Pada orang dewas beratnyab berkisar antara


10-20 gram. Vaskularisasi kelenjar tiroid
termasuk amat baik.

A tiroidea superior berasal dari a.karotis


komunis atau a.karotis eksterna, a.tiroidea
inferior dari a.subklavia dan a.tiroid ima
berasal dari a.brakiosefalik salah satu cabang
dari arkus aorta

Aliran darah ke kelenjar tiroid diperkirakan 5 ml/gram kelenjar/menit, dalam keadaan hipertiroidisme
aliran ini akan meningkat sehingga dengan stetoskop terdengar bising aliran darah dengan jelas di ujung
bawah kelenjar
Tinjauan Pustaka Definisi Hipertiroid

Hipertirodisme di gambarkan sebagai suatu kondisi dimana terjadi kelebihan sekresi hormon
tiroid. Tirotoksikosis mengacu pada manifestasi klinis yang terjadi bila jaringan tubuh di
stimulasi oleh peningkatan hormon ini

Tirotoksikosis mengacu pada manifestasi klinis yang terjadi bila jaringan tubuh di stimulasi oleh
peningkatan hormon ini. Hipertirodisme merupakan kelainan endokrin yang dapat di cegah.
Seperti kebanyakan kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan yang sangat menonjol pada
wanita. Kelainan ini menyerang wanita empat kali lebih banyak dari pada laki-laki terutama
wanita muda yang berusia antara 20 tahun dan 40 tahun.
Tinjauan Pustaka Etiologi

Grave Disease

Nodul Tiroid

Peyebab Hipertiroid Tiroiditis

Tiroiditis Subakut

Tiroiditis post partum

Tiroiditis Silent
Tinjauan Pustaka Patofisiologi

Hipertiroidisme mungkin karena overfungsi keseluruhan kelenjar atau kondisi yang kurang
umum, mungkin disebabkan oleh fungsi tunggal atau multipel adenoma kanker tiroid. Juga
pengobatan miksedema dengan hormon tiroid yang berlebihan dapat menyebabkan
hipertiroidisme. Bentuk hipertiroidisme yang paling umum adalah penyakit graves (goiter
difustoksik) yang mempunyai tiga tanda penting, pertama hipertiroidisme, kedua pembesaran
kelenjar tiroid (goiter) dan ketiga eksoptalmos (protrusi mata abnormal). Penyakit Graves
merupakan kelainan auto imun yang di mediasi oleh anti bodi IgG yang berkaitan dengan
reseptor TSH aktif pada permukaan sel-sel tiroid. Penyebab lain hipertiroidisme dapat
mencakup goiter nodular toksik, adenoma, toksik (jinak), karsinoma tiroid, tiroiditis subakut
dan kronis, ingesti TH.
Tinjauan Pustaka Patofisiologi

Patofisiologi di balik manisfestasi penyakit hipertiroid Graves dapat dibagi ke dalam dua
kategori, pertama sekunder akibat rangsangan berlebih system saraf adrenergik dan yang kedua,
merupakan akibat tingginya kadarTH yang bersirkulasi.

Hipertiroidisme ditandai oleh kehilangan pengontrolan normal sekresi hormon tiroid (TH).
Karena kerja TH pada tubuh adalah merangsang, maka terjadi hipermestabolisme, yang
meningkatkan aktivitas system saraf simpatis. JumlahTH yang berlebihan menstimulasi system
kardiak dan meningkatkan jumlah reseptor beta-adrenergik. Keadaan ini mengarah pada
takikardia adan peningkatan curah jantung, volume sekuncup, kepekaan adrenergik, dan aliran
darah perifer.
Tinjauan Pustaka Patofisiologi
Tinjauan Pustaka Manifestasi Klinis

Gejala Serta Tanda Hipertiroidisme Umumnya dan pada Penyakit Graves2


Sistem Gejala dan Tanda Sistem Gejala dan Tanda
Umum Tak tahan hawa panas, Psikis dan saraf Labil. Iritabel, tremor,
hiperkinesis, capek, psikosis, nervositas,
BB turun, tumbuh paralisis periodik
cepat, toleransi obat, dispneu
youth fullness
Gastrointestinal Hiferdefekasi, lapar, Jantung hipertensi, aritmia,
makan banyak, haus, palpitasi, gagal
muntah, disfagia, jantung
splenomegali
Muskular Rasa lemah Darah dan limfatik Limfositosis, anemia,
splenomegali, leher
membesar
Genitourinaria Oligomenorea, Skelet Osteoporosis, epifisis
amenorea, libido cepat menutup dan
turun, infertil, nyeri tulang
ginekomastia
Kulit Rambut rontok,
Tinjauan Pustaka Patofisiologi

Spesifik untuk penyakit Graves ditambah dengan5 :

Optalmopati (50%) edema pretibial, kemosis, proptosis, diplopia, visus menurun, ulkus korne
Dermopati (0,5-4%)
Akropaki (1%)
Tinjauan Pustaka Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium : TSHs, T4 atau fT4, T3 atau fT3, TSH Rab, kadar leukosit (bila timbul infeksi
pada awal pemakaian obat antitiroid)

Sidik Tiroid/thyroid scan : terutama membedakan penyakit Plummer dari penyakit Graves
dengan komponen nodosa

EKG

Foto Thoraks
Tinjauan Pustaka Diagnosis Banding

Metastasis karsinoma tiroid fungsional, struma oavarii, mutasi reseptor


TSH, obat : kelebihan iodium (fenomena Jod Basedow)

Tiroroksikosis tanpa hipertiroidsme : tiroiditis subakut, tiroiditis silent,


destruksi tiroid (karena amiodarone, radiasi, infark adenoma), asupan
hormon tiroid berlebihan (tirotoksikosis factitia)

Hipertiroidsime sekunder : adenoma hipofisis yang mensekresiTSH,


sindrom reisistensi hormon tiroid, tumor yang mensekresi HCG,
tirotoksigosis gestasional
Tinjauan Pustaka Diagnosis

Diagnosis suatu penyakit hampir pasti diawali oleh kecurigaan klinis. Untuk ini telah dikenal
indeks klinisWayne dan New Castle yang didasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik teliti.
Kemudian diteruskan dengen pemeriksaan penunjang untuk konfirmasi diagnosis anatomis,
status tiroid dan etiologi
Tinjauan Pustaka Diagnosis
Tinjauan Pustaka Diagnosis
Tinjauan Pustaka Diagnosis
Tinjauan Pustaka Penatalaksanaan

Obat Antitiroid

PTU
GolonganTionamid
Imidazol

Regimen umum terdiri dari pemberian PTU dengan dosis awal 100-150 mg setiap 6 jam.
Setelah 4-8 minggu, dosis dikurangi menjadi 50-200 mg , 1 atau 2 kali sehari.

Methimazole mempunyai masa kerja yang lama sehingga dapat diberikan dosis tunggal sekali
sehari. Terapi dimulai dengan dosis methimazole 40 mg setiap pagi selama 1-2 bulan,
dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 5 – 20 mg perhari.
Tinjauan Pustaka Penatalaksanaan

Obat Beta Bloker

Obat golongan penyekat beta, seperti propranolol hidroklorida, sangat bermanfaat untuk mengendalikan
manifestasi klinis tirotoksikosis (hyperadrenergic state) seperti palpitasi, tremor, cemas, dan intoleransi
panas melalui blokadenya pada reseptor adrenergik. Di samping efek antiadrenergik, obat penyekat beta
ini juga dapat -meskipun sedikit- menurunkan kadar T-3 melalui penghambatannya terhadap konversi T-4
keT-3. Dosis awal propranolol umumnya berkisar 80 mg/hari.
Tinjauan Pustaka Penatalaksanaan

Iodine Radioaktif

RAI menjadi pilihan utama dokter di Amerika Serikat. Pada metode ini digunakan isotop iodine,
yang paling umum digunakan adalah I131 dalam tubuh RAI akan di-uptake oleh kelenjar
tiroidRAI beraksi dengan cara mencegah sintesis hormon tiroid sehingga dapat menurunkan
kadar hormon tiroid yang berlebihan
Tinjauan Pustaka Penatalaksanaan

Obat – Obatan Lain

Obat-obat seperti iodida inorganik, preparat iodinated radiographic contrast,


potassium perklorat dan litium karbonat, meskipun mempunyai efek
menurunkan kadar hormon tiroid, tetapi jarang digunakan sebagai regimen
standar pengelolaan penyakit Graves. Obat-obat tersebut sebagian digunakan
pada keadaan krisis tiroid, untuk persiapan operasi tiroidektomi atau setelah
terapi iodium radioaktif.
Tinjauan Pustaka Penatalaksanaan

Pembedahan

Tiroidektomi subtotal merupakan terapi pilihan pada penderita dengan struma yang besar.
Sebelum operasi, penderita dipersiapkan dalam keadaan eutiroid dengan pemberian OAT
(biasanya selama 6 minggu). Disamping itu , selama 2 minggu pre operatif, diberikan larutan
Lugol atau potassium iodida, 5 tetes 2 kali sehari, yang dimaksudkan untuk mengurangi
vaskularisasi kelenjar dan mempermudah operasi. Sampai saat ini masih terdapat silang
pendapat mengenai seberapa banyak jaringan tiroid yangn harus diangkat.
Tinjauan Pustaka Penatalaksanaan

Pembedahan

Tiroidektomi total biasanya tidak dianjurkan, kecuali pada pasein dengan oftalmopati Graves
yang progresif dan berat. Namun bila terlalu banyak jaringan tiroid yang ditinggalkan ,
dikhawatirkan akan terjadi relaps. Kebanyakan ahli bedah menyisakan 2-3 gram jaringan tiroid.
Walaupun demikan kebanyakan penderita masih memerlukan suplemen tiroid setelah
mengalami tiroidektomi pada penyakit Graves.

Hipoparatiroidisme dan kerusakan nervus laryngeus recurrens merupakan komplikasi


pembedahan yang dapat terjadi pada sekitar 1% kasus.
Tinjauan Pustaka

Komplikasi

Krisis tiroid : mortalitas

Penyakit Graves : Penyakit jantung hipertiroid, oftalmopati graves, dermopati graveinfeksi kare
na agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid
Kecurigaan akan terjadi krisis apabila terdapat
terdapat triad.
triad.
oMenghebatnya tanda tirotoksikosis
Tinjauan
oKesadaran Pustaka
menurun
Hipotermia oHipotermia.

KRISIS TIROID

Krisis tiroid adalah tirotoksikosis yang amat membahayakan, meskipun jarang terjadi. Hampir
semua kasus diawali oleh faktor pencetus.

Faktor risiko krisi tiroid: surgical crisis (persiapan operasi yang kurang baik, belum eutiroid),
medical crisis (strees apapun, fisik serta psikologik, infeksi dan sebagianya

Kecurigaan akan terjadi krisis apabila terdapat triad.


Menghebatnya tanda tirotoksikosis
Kesadaran menurun
Hipotermia.

Anda mungkin juga menyukai